Share

Chapter 21

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-06-01 13:55:03

Menunggu dengan cemas…

Akhirnya seorang muncul di balik pintu ruang BK.

Arsen merapikan jasnya sebentar sebelum masuk ke dalam.

“Tu-tuan Arsen…” Pak Bhanu mempersilahkan Arsen masuk ke dalam.

“Kenapa kau tidak bilang wali bajingan ini adalah Arsen presdir Skyline?” bisik Ayah Brayson pada putranya.

“Dad bilang tidak peduli siapa orang tuanya karena Dad yang lebih berkuasa. Dad bilang perusahaan Dad tidak terkalahkan,” balas Brayson.

“Ini berbeda. Ini Arsen, Presdir Skyline. Bagaimana Dad bisa menghadapinya sekarang…” bisiknya lagi.

Brayson mengernyit. Ia tidak peduli—sesungguhnya ia masih begitu kesal dengan Bastian yang memukulinya.

“Ehem!” Arsen sudah duduk di samping Bastian. Menghadap ayah dan anak itu.

“Jadi masalahnya adalah karena adik saya—” Arsen menoleh pada Bastian. “Memukul putra anda?” tanya Arsen.

“Benar.” Ayah Brayson mengangguk. “Karena adik anda. Putra saya harus dirawat di rumah sakit dan menjalani perawatan intensif.”

Arsen tersenyum samar. “Ja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 234

    Susah payah Bastian membawa Eve masuk ke dalam rumah wanita itu. Apartemen yang tidak begitu luas namun sangat bersih dan rapi. Bastian membawa Eve ke dalam salah satu kamar yang ada di sana. Lalu membaringkan tubuh wanita itu ke atas kasur. “Tidurlah dengan nyaman.” Bastian menyelimuti Eve sebatas leher. Eve menggeliat pelan sebelum membuka mata—ia terdiam sebentar. Menatap Bastian yang berada di hadapannya. Tangannya menarik lengan kemeja Bastian. “Kau…” lirihnya. “Kenapa? kau ingin marah lagi?” tanyanya. Eve menggeleng. kemudian mendekat. “Baumu enak hihi…” ucapnya. Mendekat—memeluk Bastian. berusaha membawa Bastian ke dalam pelukannya seperti halnya sebuah guling. Bastian mengepalkan tangannya. Seharusnya ini adalah tindakan yang salah kan… Tapi otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia membiarkan Eve menariknya—tubuhnya juga dengan sadar dan senang dipeluk. Eve semakin mendekat—mengendus dada Bastian pelan. “Jangan lakukan itu!” Bastian memejamkan

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 323

    “Akh!” Eve mengaduh sebentar. kemudian mendongak. Ia menatap pria yang berada di hadapannya. Kedua tangannya melingkari tubuhnya tanpa menyentuh. Juga tatapan tajam pria itu yang seolah menusuk seluruh tubuhnya. Eve terpanah. Dalam cahaya yang remang beserta lampu-lampu yang berisik ke sana ke mari. Wajah tampan itu mengalahkan suara ataupun silau lampu di sini. “Sudah puas?” tanya Bastian. Eve memejamkan mata. “Kau lagi.” Meminum kembali minumannya—namun sayang, hanya tersisa satu tetes saja. Bastian merebutnya. “Sudah habis. Ayo keluar. kau sudah mabuk. Kau bisa dimarahi tunanganmu.” “Apa pedulimu? Nic saja tidak melarangku hahah…” tertawa pelan. Eve menunjuk dada Bastian dengan jarinya. “Kau bukan siapa-siapa. kau pergilah—” “akh!” lagi-lagi terdorong orang di belakangnya. Eve membentur dada Bastian. ia terdiam sebentar—menghirup aroma yang sudah lama tidak ia cium. “Masih sama,” lirihnya. Eve mendekat—tidak sadar bahwa yang dilakukannya adalah hal yang

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 322

    “Akh!” Eve sangat terkejut saat keluar dari toilet. Bastian berada di depan toilet, dengan santai. bersandar dan merokok seperti menunggu seseorang. Bastian menoleh—memandang Eve sebentar. “Kau pasti habis muntah.” Mengeluarkan sapu tangannya. baru saja tangannya ingin mengusap sudut bibir Eve yang masih terdapat air. Tapi Eve menepisnya kasar. “Tidak usah pedulikan aku.” Bastian menghela napas pelan—ia mencekal pergelangan tangan Eve. “Ayo bicara sebentar.” “Aku tidak mau!” Eve menyipitkan mata. Terlihat begitu kesal pada Bastian. “Everlyn,” panggil Bastian dengan nama panjang Eve. “Dengarkan aku dulu.” Bastian tidak mau melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan Eve. Eve memejamkan mata sebentar. ia berhenti memberontak. “Katakan,” ucapnya. “Kita tidak mungkin terus bermusuhan seperti ini—” “Kau yang dulu mengajakku bertengkar,” potong Eve. ia tidak terima karena seolah musuhan mereka disebabkan oleh dirinya. “Aku minta maaf..” ucap Bastian pada

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 321

    “Hari ini siapa yang tidak minum?” tanya Ernando. “Pokoknya aku minum hari ini.” kekehnya. “Aku!” Willie mendengus. “Kalian minum saja, aku yang akan memastikan kalian pulang dengan aman!” “Bagus!” Vando memberikan jempolnya. “Cheers!” “Cheers!” Eve menyipitkan mata. rasa terbakar yang hanya sesaat ia rasakan. Setelahnya rasa candu dan segar. “Eve, Kenapa kau tidak ikut pulang Nicholas saja?” tanya Brayson. “Kau mengusirku?” tanya Eve berdecak. “kau bilang kau sahabatku tapi kau mengusirku.” Mendengus. “Bukan begitu, Eve. Tapi berbahaya kalau kau tetap di sini.” “Tenanglah. Aku akan memastikan kalian aman,” ucap Willie. “Tetap dalam jangkuanku, Eve. Jangan pergi ke mana-mana tetap di sini.” Eve mengangguk. “Sudah lama aku tidak bertemu dengan kalian…” lirih Eve. sepertinya mulai mabuk hanya dengan tiga kali minum. “Setiap hari aku berada di rumah sakit. Setiap hari aku melihat darah..” memejamkan mata. “Aku senang akhirnya bisa sedikit bebas dengan bertemu kalian

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 320

    ‘Kau dimana? Acaranya sudah mulai!’Bastian berdecak diteror pesan oleh temannya. Seharusnya memang hari ini adalah hari libur. Tapi karena akademinya sebentar lagi akan mengadakan turnamen basket anak. Ia harus mengurus beberapa hal di kantor. Sampai akhirnya ia terlambat untuk pergi ke acara. Baru saja melangkah masuk—dirinya yang diseret ke panggung. Bastian berusaha tenang dan memperkenalkan diri. Ketika bibirnya selesai berbicara, pandangannya tertuju oleh wanita yang saat ini duduk bersama seorang pria. Untuk sesaat Bastian lupa bahwa mereka adalah orang asing. Perpisahan menyakitkan 10 tahun yang lalu tidak bisa diabaikan begitu saja. Meski sebenarnya ia juga rindu—ini kedua kalinya ia menatap wajah cantik itu.Pinggang mungil wanita—dipeluk oleh tangan pria lain. Bastian menggeleng pelan—setelah itu ia segera menghampiri teman-temannya. Bersalaman ria—berusaha biasa saja. “Kau ke mana saja? Kau tidak ingin bertemu kami?” tanya Gwen. “Hebat Bastian. setelah kau suk

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 319

    Sebuah restoran yang bertema outdoor menjadi tempat reuni sekolah. Eve menggandeng tangan Nicholas ketika masuk ke dalam. Mereka berpandang dengan mesra sebelum masuk ke dalam. Acara reuni yang dihadiri tidak lebih dari 50 orang. Mereka adalah alumni yang bisa dibilang sukses, mereka yang bekerja di bidang berbeda. Namun, dari banyaknya teman-teman yang ada di sana. Mereka berenam… Tetap duduk bersama. Eve menarik mengajak kekasihnya untuk duduk bergabung dengan teman-temannya. Ada Vando dan Gwen yang berada di hadapan mereka. mereka yang begitu langgeng masih menjalin hubungan sampai saat ini. “Siapa yang akan menikah lebih dulu?” tanya Willie. Menunjuk Gwen dan Eve bergantian. “Sepertinya Eve!” Gwen menunjuk Eve. Eve tersenyum. mengangkat tangannya dan menunjukkan jari manisnya yang sudah terpasang dengan cincin. “Whooh…” Willie bersorak heboh. “Jadi kalian sudah bertunangan…” Eve mengangguk. “Dua bulan lalu.” dengan tangan yang menggandeng lengan Nichola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status