Share

Bab 7

Author: Julie
last update Last Updated: 2025-06-12 10:10:59

"Jaga sikapmu, Calvin Adelio Darwish. Jangan sampai aku bertindak lewat batas melihat sikapmu ini."

"Aku sudah menjaga sikapku, Tuan Alex Darwish. Bukankah aku sudah mengatakan jika aku tidak setuju dengan semua rencanamu itu? Jadi jangan salahkan aku jika keadaannya akan seperti ini."

"CALVINNN!"

Keduanya saling bersitegang dengan mata yang saling menatap untuk menantang. Keadaan seperti ini bukan baru pertama kali melainkan sudah sering terjadi.

"Sudah! Berhentilah saling beragurmen seperti itu. Apakah kalian tidak mau bertengkar dihadapan orang banyak? Didepan menantu kita? Kalian Ayah dan Anak yang seharusnya saling mencintai dan bukan saling bertengkar didepan anggota keluarga yang baru." Nyonya Sabrina berdiri diantara suami dan putranya.

"Hentikan ini, Calvin. Disini ada Aruna, ajak dia berkeliling rumah kita dan tunjukkan dimana kamarmu." Nyonya Sabrina menarik lengan Calvin untuk mundur.

Nyonya Sabrina juga memberi kode kepada Aruna untuk membawa Calvin menjauh dari sana. Aruna mengajak Calvin pergi dari hadapan Ayahnya. Calvin menuruti perkataan Ibunya, dia membawa Aruna langsung ke kamar pribadi Calvin yang ada dirumah besar itu.

Sampai di kamar, Calvin membuka dasi yang terpasang rapi di kerah kemejanya dengan paksa sambil duduk di pinggir kasur.

"Brengsek! Dia tidak pernah berubah sama sekali. Selalu saja memaksakan kehendaknya. Aku ini bukan boneka yang bisa di aturnya untuk semua keputusan bodoh yang dibuatnya." Calvin terus mengomel dengan sikap Ayahnya.

"Jika dia ingin kekuasaan maka harusnya dia sendiri yang menikah bukan memaksaku menikah seperti boneka."

Aruna hanya diam mendengarkan dan melihat Calvin melampiaskan amarahnya. Aruna tidak tahu ada masalah apa antara Ayah dan anak itu sampai mereka saling berlawanan seperti tadi.

Aruna masih berdiri di dekat pintu memperhatikan Calvin. Calvin memilih meneguk minuman keras untuk menghilang semua masalahnya dan meredam emosi yang terus membuatnya panas.

Sudah tiga gelas Calvin meneguknya, Aruna mulai tidak tega melihat Calvin semakin larut dengan kemarahannya. Aruna mendekati Calvin dan mengambil gelas berikutnya untuk diminum.

"Hentikan! Jangan meminumnya lagi."

"Jangan melarangku. Aku ingin melupakan semuanya. Jadi jangan ikut campur apa yang terjadi dirumah ini."

"Aku tahu kamu marah dan kesal dengan keadaan yang terjadi. Tapi jangan sampai kamu merusak dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan tadi sedikit salah karena bagaimanapun dia orang tuamu."

Mendengar itu Calvin bangkit dan menarik leher Aruna untuk mendekatinya. "Jangan menasehatiku jika kamu tidak tahu apa yang terjadi."

Calvin melepaskannya yang membuat Aruna sedikit terdorong ke belakang. Aruna tidak marah tapi dia tetap menasehati Calvin.

"Aku memang tidak tahu tembok apa yang ada diantara kalian, tapi aku juga tidak bisa berpihak kepadamu atau juga kepada Ayahmu. Hanya saja jangan sampai masalah ini membuatmu seperti ini. Jadi berhentilah minum, kamu boleh berteriak sekeras mungkin atau ingin menangis untuk melepaskan kekesalanmu tapi jangan rusak dirimu, Calvin."

Aruna mengambil gelas yang hendak di teguk Calvin kembali. Calvin hanya bisa menatap Aruna yang sudah berani bertindak lebih kepadanya.

Calvin terduduk kembali di atas kasur sambil menundukkan kepalanya. Aruna mendekati ingin memberi dukungan. Tanpa disadarinya, Calvin menarik dan memeluk pinggang Aruna. Calvin menyandarkan kepalanya diperut Aruna sambil mencoba menurunkan amarah.

"Cobalah untuk tenang. Aku ada disini untuk menemanimu. Jika kamu ingin menangis maka lakukanlah, aku tidak akan mengganggumu."

Aruna hendak mengusap kepala Calvin tapi dia merasa tidak enak untuk melakukannya. Tapi mendengar suara helaan nafas Calvin maka Aruna tidak segan lagi melakukannya karena dia tahu jika Calvin perlahan sudah lebih tenang.

Namun, tiba-tiba keduanya seperti tersadar dari mimpi indah. Mereka saling menatap dengan mata yang melebar, seolah-olah baru menyadari bahwa mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa. Calvin langsung melepaskan pelukannya dari Aruna, sementara Aruna menarik tangannya dari kepala Calvin.

Mereka berdua berdiri dengan jarak yang lebih jauh, seolah-olah ada tembok tak terlihat di antara mereka. Keduanya menundukkan kepala, tidak berani menatap mata satu sama lain. Suasana menjadi canggung dan sunyi, seolah-olah mereka berdua sedang menyembunyikan rahasia besar.

"Hmm!"

Calvin mengambil air mineral dan meneguknya untuk menghilangkan rasa gugup. Suasana hening karena keduanya tidak saling bicara. Calvin merasa semakin tidak nyaman dan hendak bicara.

"Katakanlah!" Ucap Calvin.

"Tidak! Kamu saja." Aruna memberikan kesempatan kepada Calvin.

"Sebaiknya kita pulang sekarang. Aku tidak mau berlama-lama dirumah ini."

"Terserah padamu saja."

"Soal tadi, maaf jika kamu merasa tidak nyaman. Ayahku memiliki sikap yang keras dan dia hampir saja melukaimu."

"Tidak masalah. Aku tidak membencinya sama sekali. Aku tahu dia melakukannya karena kecewa." Calvin menganggukkan kepala dan mengajak Aruna berjalan keluar dari kamar.

Di ruang tengah Nyonya Sabrina sedang berbicara dengan Tuan Alex. Mereka terlibat perdebatan yang cukup serius soal kejadian tadi.

"Bisakah kamu sedikit lebih lunak kepadanya? Kenapa kamu selalu bersikap keras dan berkata kasar. Dia putramu, Alex. Jadi kamu tidak bisa memaksakan semuanya seperti Ayahmu memaksa soal perjodohan kita."

"Tidak bisa! Itu adalah tradisi keluarga dan ini juga sangat menguntungkan bagi kita. Perusahaan akan semakin kuat, semua orang akan menghormati dan menyanjung kita dengan semua kekuasaan dan kekayaan yang kita punya."

"Tapi Calvin tidak menyukai semua itu. Kita perlu menghargainya keputusannya. Tradisi keluarga kita tidak perlu terjadi padanya, Alex."

"Cukup Sabrina! Ini semua salahmu. Kamu selama ini terlalu memanjakannya dan mengabulkan semua keinginannya. Lihat apa yang terjadi saat ini, dia semakin melawanku dan melakukan semuanya sesuka hatinya."

Nyonya Sabrina ingin menjawab tuduhan suaminya, dia melihat Calvin dan Aruna ada ditangga untuk turun menemui mereka. "Bersikaplah tenang dan jangan berkata apapun, Alex." Minta Sabrina dengan suara pelannya.

"Kalian mau kemana?" Sambil memberikan senyuman manis kepada putra dan menantunya.

"Kami akan pulang, Ibu. Jadi kami ingin berpamitan denganmu." Tatapan mata Calvin masih tertuju pada Ayahnya yang berdiri dibelakang Sabrina.

"Jangan pulang! Ibu masih ingin bersama denganmu dan juga Aruna. Ibu ingin tahu lebih dekat lagi dengan menantu Ibu. Jadi menginaplah disini beberapa malam. Ibu mohon Calvin." Aruna menatap Calvin yang berdiri disampingnya.

"Jangan ambil hati dengan perkataan Ayahmu. Dia hanya malu dengan kejadian tadi, tapi Ibu yakin kalau nanti amarahnya pasti reda, dia tidak akan bersikap seperti itu."

"Ibu...."

Belum selesai Calvin bicara, Tuan Alex pergi begitu saja meninggalkan istri dan anaknya.

"Baiklah jika Ibu sudah memintanya maka aku tidak akan pernah bisa menolaknya." Calvin merangkul Ibunya dan mengecup kepala Nyonya Sabrina.

Aruna dan Calvin kembali ke dalam kamar, keduanya kembali canggung karena ini pertama kali bagi mereka tidur dalam kamar yang sama. Beberapa kali Calvin mencuri pandangan ke arah Aruna untuk mengatakan sesuatu.

"Jika kamu ingin membersihkan diri, disana kamar mandinya."

"Baiklah! Tapi aku tidak membawa baju ganti sama sekali."

"Baju ganti?" Calvin sampai kehilangan akal untuk menjawabnya. "Aku akan menghubungi Vivi untuk membawakannya untukmu."

"Jangan! Ini sudah malam. Apa di dalam lemarimu ada pakaian?"

"Ada!" Calvin membuka lemarinya dan melihat baju yang ada disana. Calvin kebingungan baju yang mana akan dipinjamkan kepada Aruna.

"Biar aku pilih sendiri." Ucap Aruna yang berdiri disamping Calvin sambil melihat isi lemarinya.

"Hanya ini?" Tanya Aruna dengan wajah kaget melihat Calvin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 8

    "Memangnya kenapa? Aku hanya punya pakaian ini didalam lemariku."Aruna melihat isi lemari Calvin yang hanya dipenuhi oleh kemeja kerja dan juga jas tergantung rapi. Aruna sampai bingung, apakah dia akan menggunakan kemeja Calvin untuk tidur."Bagaimana dengan pintu ini? Apakah isinya juga pakaian kerjamu?""Buka saja. Aku tidak ingat apakah masih ada pakaian yang tertinggal disini."Aruna membuka pintu yang lain dan melihat deretan pakaian yang tersusun rapi. Aruna sampai menyerah dan pasrah untuk memakai kemeja Calvin untuk tidur tapi dia melihat warna yang berbeda dideretan pakaian putih yang terlipat rapi."Bagaimana dengan ini? Sepertinya ini bisa aku gunakan.""Terserah padamu saja."Aruna mengambil sebuah baju kaos dengan ukuran yang cukup besar jika digunakannya. Aruna langsung masuk ke dalam kamar mandi dan melepas semua pakaiannya.Aruna mencoba mencari peralatan mandi yang bisa digunakannya. Disana hanya ada peralatan mandi milik Calvin. Aruna menyentuh dan mencium aroma da

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 7

    "Jaga sikapmu, Calvin Adelio Darwish. Jangan sampai aku bertindak lewat batas melihat sikapmu ini.""Aku sudah menjaga sikapku, Tuan Alex Darwish. Bukankah aku sudah mengatakan jika aku tidak setuju dengan semua rencanamu itu? Jadi jangan salahkan aku jika keadaannya akan seperti ini.""CALVINNN!"Keduanya saling bersitegang dengan mata yang saling menatap untuk menantang. Keadaan seperti ini bukan baru pertama kali melainkan sudah sering terjadi."Sudah! Berhentilah saling beragurmen seperti itu. Apakah kalian tidak mau bertengkar dihadapan orang banyak? Didepan menantu kita? Kalian Ayah dan Anak yang seharusnya saling mencintai dan bukan saling bertengkar didepan anggota keluarga yang baru." Nyonya Sabrina berdiri diantara suami dan putranya."Hentikan ini, Calvin. Disini ada Aruna, ajak dia berkeliling rumah kita dan tunjukkan dimana kamarmu." Nyonya Sabrina menarik lengan Calvin untuk mundur.Nyonya Sabrina juga memberi kode kepada Aruna untuk membawa Calvin menjauh dari sana. Aru

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 6

    "Perkenalkan! Dia istriku. Dia Nyonya Calvin Adelio Darwish."Semua yang ada di pesta memandang ke arah Calvin dan Aruna. Aruna yang merasa di lihat oleh puluhan mata menjadi tidak nyaman. Dia semakin mengeratkan genggaman tangannya di lengan Calvin. Calvin tahu jika Aruna merasa tidak nyaman.Semua orang mulai berbisik-bisik membicarakan Calvin dan pertunangannya dengan Stevani serta wanita yang diakui oleh Calvin sebagai istrinya.Wajah Tuan Alex, Ayah Calvin memerah menahan amarah dan juga malu dengan pengakuan putranya. Stevani yang berdiri dengan cantik di samping orang tuanya juga kaget sekaligus emosi mendengar pengakuan Calvin yang secara tiba-tiba."Calvin! Jangan bercanda! Hari ini kita bertunangan dan kamu membawa seorang wanita lain dan mengakuinya istrimu. Berhentilah membuat kejutan, sayang." Stevani berusaha membuat suasana tida tegang dan menyangkal kalau Calvin sedang mengerjainya."Ini tidak bercanda Stevani. Wanita ini adalah istriku. Aku dan dia sudah menikah dan k

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 5

    "Silahkan Nyonya."Aruna masih melihat sekitarnya, dia tidak tahu kenapa mobil mereka berhenti disana. Aruna yakin disana bukan sebuah pemukiman tempat tinggal atau gedung apartemen."Apa kita sudah sampai?""Belum Nyonya. Tuan meminta kita mampir ke sini sebentar untuk membeli sesuatu yang bisa Nyonya kenakan."Aruna melirik ke luar dan melihat nama brand ternama yang terpampang jelas di depan toko. "Untukku? Kenapa dia tidak mengatakan apapun?"Aruna terus mengomel sambil turun dari mobil. Calvin sendiri sudah turun lebih awal tanpa mengatakan apapun kepada Aruna.Aruna masuk ke dalam sebuah butik ternama dan dia melihat deretan pakaian yang di gantung di samping Calvin. Aruna melihat Calvin sudah duduk disofa dengan ponsel ditangannya. Aruna mendekat dan duduk disamping Calvin sambil berbicara pelan agar tidak didengar oleh orang-orang yang ada disana."Untuk apa kita kesini? Bukankah baju yang aku bawa sudah cukup banyak?""Coba saja! Coba semuanya dan tunjukkan kepadaku." Calvin

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 4

    "Kemarilah cantik. Ayo kesini! Aku ingin menikmati tubuhmu.""Jangan mendekat! Aku tidak mau disentuh olehmu. Aku juga tidak mengenalmu.""Tidak penting kami mengenalku apa tidak, yang pasti aku sudah membayar untuk tubuhmu itu dengan harga yang mahal."Pria hidung belang itu terus memaksa Aruna untuk dilayani. Tapi Aruna terus menolak bahkan berusaha melemparnya dengan beberapa benda yang bisa dijangkaunya. Aruna mendorong pria itu hingga tubuh mereka tidak saling menempel. Aruna berlari menuju pintu kamar hotel. Tapi sayang pria itu berhasil menangkap Aruna dan menarik lengan baju Aruna.Lengan baju Aruna robek dan pundaknya terlihat jelas oleh pria itu. Matanya langsung berbinar karena melihat pundak yang mulus dan putih."Pemandangan yang begitu indah." Ucapnya sambil mengeluarkan lidah.Aruna di dorong ke atas kasur. Aruna kembali bangkit dan berlari ke sisi kamar hotel untuk menjauh. Aruna berada di depan sebuah mini bar yang lengkap dengan semua makanan disana. Aruna melihat ad

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 3

    "Apa? Menikah?" Aruna sangat kaget jika syarat yang disampaikan oleh Calvin adalah untuk menikah dengannya. "Jangan bercanda Tuan. Aku tidak akan menikah denganmu. Aku tidak mengenal dirimu dan aku tidak tahu apa niatmu ingin menikahiku. Pokoknya aku tidak setuju." Aruna langsung berjalan dan berniat pergi meninggalkan tempat itu. Calvin sampai menutup matanya beberapa detik karena dia kewalahan menghadapi Aruna. Calvin memberi kode kepada asistennya untuk menghalangi Aruna dengan berdiri didepan Aruna. "Minggir! Aku tidak mau menikah. Aku tidak akan pernah setuju dengan semua rencana kalian." "Kamu yakin tidak mau menikah denganku? Apakah kamu lupa apa yang sudah kamu lakukan dan apa yang aku lakukan untuk menyelamatkanmu?" Calvin berjalan mendekati Aruna dan memperlihatkan ponselnya kehadapan Aruna. "Apa ini?" Tanya Aruna. "Lihat dan dengarkanlah." Aruna menyimak sebuah video yang ditunjukkan oleh Calvin. Sebuah video berita yang mengabarkan kalau seorang pengusaha terbunuh d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status