Share

Bab 4. Atharazka

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-24 12:06:37

"Athar." Syifa terkejut melihat sahabat yang sudah tak lama pulang ke kampung kini ada di hadapannya.

Terakhir kali Athar pulang ke kampung itu saat Syifa menikah dengan Ryan. Setelah itu pria tampan tersebut tak lagi datang ke kampung, hanya berkomunikasi dengan Syifa melalui chat dan telepon.

Pria bernama lengkap Atharazka itu masih punya ayah, tetapi ibunya sudah meninggal sejak ia kecil. Saat Athar kecil dulu ibu tiri Athar kerap kali memperlakukan Athar dengan tidak baik bahkan Athar tidak pernah di beri uang jajan dan makan saat ayahnya tak ada, di saat seperti itu Syifa yang selalu berbagi makanan pada Athar.

Setelah Syifa menikah dan memiliki kehidupan dengan suaminya, tak ada lagi orang yang ingin Athar temui di kampung tersebut, ia hanya rutin mengirimkan uang bulanan kepada ayahnya saja. Namun, tadi malam ia bermimpi melihat Syifa menangis di sudut ruangan, ia mencoba menghubungi nomor Syifa ternyata nomor tersebut tidak aktif. Jadi Athar memutuskan untuk cuti kerja dan pulang kampung memastikan keadaan Syifa.

"Ceritakan padaku, apa yang membuatmu menangis di sini?" tanya Athar.

"Aku tidak menangis, ini hanya kelilipan," ucap Syifa seraya mengusap air matanya.

"Aku kenal kamu dari kecil, Syifa. Matamu bengkak pasti kau habis menangis," ucap Athar.

"Ini hari kerja kan, bukan tanggal merah? Kok kamu bisa ada di sini?" tanya Syifa mengalihkan pembicaraan.

Belum sempat Athar menjawab pertanyaan sahabatnya itu, Sherly keluar dari rumah mencari keberadaan Syifa karena di panggil oleh mertua mereka.

"Mbak Syifa, di panggil mama," ucap Sherly.

"Oh iya, aku akan segera masuk. Kamu duluan aja," jawab Syifa.

Sherly mengangguk, ia menatap lelaki tampan yang berada di hadapan Syifa dengan penuh tanda tanya. Setelah itu ia masuk kedalam rumah tersebut.

"Siapa dia? Rasanya aku tidak pernah melihatnya. Suamimu tidak punya saudara perempuan kan?" tanya Athar.

Syifa menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa pertanyaan Athar. Ia belum siap menceritakan pada Athar tentang keadaan rumah tangganya, apalagi Athar baru sampai ke kampung itu dan pasti dalam keadaan lelah.

"Syifa, lagi ngapain sih kamu di suruh masuk kok lama banget?!" Dina keluar dari rumah mencari keberadaan Syifa karena tak sabar menunggu Syifa datang.

"Oh jadi ini kelakuan kamu, anakku kerja kamu malah asik selingkuh," ucap Dina seraya berdecak pinggang.

"Aku gak selingkuh, Mah. Athar baru datang dan menyapa aku, selama ini kan dia kerja di kota," jawab Syifa.

"Udah jangan banyak bicara, cepat masuk terus masak. Aku sudah lapar!" ucap Dina.

Athar mengeratkan giginya melihat perlakuan mertua Syifa yang tidak baik, tapi Syifa pamit masuk kedalam pada Athar karena tidak ingin mendengar ocehan sang mertua lebih banyak.

"Syifa, aktif kan ponselmu!" ucap Athar sebelum pergi dari rumah Syifa.

Syifa menganggukkan kepala lalu berjalan masuk, Athar pun memasuki mobilnya menuju rumah sang ayah. Kepulangan Athar yang tiba-tiba tentu saja membuat ibu tirinya terkejut, anak yang dulu ia perlakukan tidak baik kini sukses hidup di kota.

"Athar, kamu pulang gak kasih kabar dulu," ucap Bagas.

"Iya, ini juga dadakan, Yah," jawab Athar lalu berjalan menuju kamarnya.

Bagas yang sedang menikmati kopi di ruang tamu kini berjalan menyusul Athar kedalam kamarnya, ia merasa heran anaknya yang sudah dua tahun tak pulang kini pulang tanpa memberi kabar apapun sebelumnya.

"Kamu tiba-tiba pulang, apa ada hal penting yang ingin kamu urus?" tanya Bagas.

"Emangnya aku gak boleh pulang?" tanya Athar.

"Bukan gak boleh, ayah hanya heran kamu kan udah dua tahun gak pulang. Ayah pikir kamu pulang tiba-tiba karena ingin mengurus sesuatu misalnya ingin menikah gitu," ucap Bagas.

Athar menggelengkan kepalanya, tidak ada keinginan untuk menikah bahkan dekat dengan wanita pun tidak. Ia hanya mengkhawatirkan keadaan Syifa karena mimpinya.

"Yah, apa selama ini Bu Dina memperlakukan Syifa dengan tidak baik?" tanya Athar.

"Sejak kedua orang tua Syifa meninggal Dina makin jahat dan menunjukan sifat aslinya," jawab Bagas.

Orang tua Syifa meninggal dalam kecelakaan satu bulan setelah Syifa dan Ryan menikah, Dina pikir toko furniture dan rumah peninggalan orang tua Syifa akan di wasiatkan untuk Ryan. Namun, warisan itu hanya untuk Syifa dan Ryan hanya di minta mengelola toko furniture saja, hal itu membuat Dina kesal dan mulai memperlakukan Syifa dengan tidak baik.

"Tadi aku lewat rumah Syifa, ada wanita muda di rumah Syifa. Setahu aku Ryan dan Syifa sama-sama anak tunggal, ayah tahu siapa wanita muda itu?" tanya Athar.

"Itu istri barunya Ryan, semalam rame pada ngomongin di warung depan rumah Syifa," ucap Ros ibu tiri Athar yang berdiri di depan pintu kamar Athar.

"Istri baru?" tanya Athar terkejut.

"Iya, katanya karena Syifa belum hamil jadi Dina mencarikan istri baru untuk Ryan. Baru sebulan nikah eh udah hamil, awalnya pernikahan di rahasiakan dari Syifa, tapi karena perempuan itu hamil jadi di bawa pulang sama Ryan dan Ryan minta Syifa menerima istri baru dan calon anaknya," jawab Ros.

Athar mengepalkan tangan dan mengeratkan giginya saat mendengar hal itu, pantas saja tadi malam ia bermimpi Syifa menangis di sudut ruangan. Ternyata ada hal yang sangat melukai hatinya dan Athar yakin hal itu yang membuat wanita cantik itu menangis saat ia temui tadi.

Di sisi lain, Syifa baru saja selesai masak dan makanan di hidangkan di meja makan. Dina tersenyum dan membawa Sherly duduk di depan meja makan untuk menikmati masakan buatan Syifa.

"Kamu harus makan yang banyak, biar cucu ibu tumbuh sehat di perut kamu!" ucap Dina.

"Jangan banyak-banyak, Mah. Aku masih kenyang tadi sudah sarapan dengan Mbak Syifa dan mas Ryan," ucap Sherly.

"Yaudah mama sendokin sedikit, tapi nanti kalau kamu laper makan lagi ya! Ibu hamil itu harus makan yang banyak dan beragam," ucap Dina.

Syifa menghela nafas dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu, hatinya perih melihat sang mertua begitu baik dan perhatian pada menantu barunya. Sementara selama ini tidak pernah baik apalagi perhatian terhadap Syifa.

Wanita cantik itu masuk ke dalam kamar dan memeriksa ponselnya, "Ternyata lowbat."  Syifa kemarin syok karena kedatangan Sherly sehingga tidak ingat dengan benda yang selama ini menjadi alat komunikasi dengan sahabatnya, Syifa pun langsung mengisi daya pada ponsel tersebut.

Beberapa saat kemudian ponsel bisa menyala kembali dan terlihat banyak pesan masuk juga panggilan gak terjawab dari Athar. Syifa tersenyum membaca banyaknya pesan masuk dari Athar yang menanyakan keadaanya.

"Apa kamu tahu dan merasakan kalau hatiku sedang tidak baik-baik saja, Athar. Hingga kamu mengirim banyak pesan seperti ini," gumam Syifa.

"Syiifaa ...!" teriak Dina membuat Syifa terkejut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 115. Bahagia

    "Iya, aku sudah mempersiapkan semuanya termasuk mahar pernikahan," ucap Athar."Kapan kamu mempersiapkannya, mengapa semua terasa sangat singkat untukku?" tanya Sabrina."Setelah aku berbicara di rumah ini, esok harinya aku langsung memesan sebuah benda untuk aku jadikan mahar," ucap Athar.Sabrina benar-benar tidak pernah berpikir jika Athar sudah mempersiapkan semuanya dalam waktu sesingkat itu. Sabrina tidak pernah tahu pikiran Athar tidak pernah tenang setelah kejadian Ryan mengganggunya, ia yakin akan ada lelaki lain yang nantinya akan menganggu Sabrina sehingga lelaki itu sangat ingin segera menghalalkan Sabrina dan mempersiapkan segala halnya dengan cepat.Satria menyadari langkah Athar dalam mempersiapkan itu, ia benar-benar merasa salut dengan asistennya itu. Bukan hanya masalah perkejaan saja yang cepat, dalam mengejar wanita nya pun Athar bergerak cepat. Itu sebabnya hari ini Satria ingin membuat mereka melakukan ijab kabul hari ini juga."Penghulu sebentar lagi datang, kal

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 114. Lamaran.

    "Athar, perempuan yang akan kamu lamar anak orang kaya?" tanya Gina.Athar tersenyum dan mengangguk, lalu meminta keluarganya mengeluarkan barang-barang dari mobil box untuk dibawa kepada pihak wanita yang sudah berjejer menyambut.Keluarga Athar pun menggambil barang-barang dari dalam mobil box dan mereka berikan kepada pijak keluarga perempuan yang menyambut, setelah semua barang dari mobil box sudah di berikan pada pihak wanita. Keluarga Athar pun dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut."Mah, Sabrina nya mana?" tanya Banyu."Masih di kamar, Pah. Tadi Mama cek Vsedang pakai kerudung, Mama 9. panggil lagi ya!" ucap Amalia."Iya, panggil sekarang keluarga calon suaminya sudah datang," ucap Banyu.Amalia pun berjalan meninggalkan para tamu untuk memanggil anaknya di kamar, sementara anggota keluarga Athar masih terkesima dengan kemewahan rumah calon mertua Athar. Mata mereka memutari seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya dua orang wanita cantik turun dari ta

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 113. Materialistis

    "Emang kenapa kalau orang miskin?" tanya Athar."Kalau bisa kamu nikah sama anak orang kaya. Kan sekarang kamu sudah jadi lelaki sukses, masa nikah sama perempuan miskin gak maju-maju dong!" ucap Ros."Bu, jangan ngatur-ngatur Athar. Sama siapapun dia mau nikah yang penting dia bahagia, Athar seorang lelaki seperti apapun istrinya nanti dia yang akan menafkahinya!" tegur Gilang.Athar menghela nafas dan menggelengkan kepala, jika bukan karena hal penting seperti lamaran Athar tak ingin bertemu apalagi berbicara dengan ibu tirinya itu.Sejak Athar kecil Ros tak pernah menjadi ibu sambung yang baik, ia selalu memandang orang tak punya sebelah mata dan tidak memikirkan perasaan orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri."Ayah, tolong ajarkan pada kedua adikku jangan memandang harta adalah segalanya karena Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi ayat 56. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sis

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 112. Keluarga Athar

    "Aku mau secepatnya, kalau bisa Jumat ini Ayah datang dan hari minggunya kita lakukan lamaran," ucap Athar masih melalui sambungan telepon.Sungguh lelaki itu tak ingin menunda lagi untuk segera menghalalkan wanita yang selama ini ia cintai dalam diam, cintanya tak bertepuk sebelah tangan jika tidak segera di sahkan ia takut ada lelaki lain yang menganggu hubungan mereka."Siapa saja yang harus ikut untuk acara lamarannya?" tanya Gilang."Keluarga inti. Ayah, ibu, dan adik-adik ayah serta suami dan istrinya," ucap Athar."Banyak dong sekitar sepuluh orang, ayah harus sewa mobil kalau gitu," ucap Gilang."Nanti aku akan kirim 2 mobil beserta supirnya dari sini. Ayah tinggal komunikasikan saja dengan om dan tante yang mau ikut berapa orang," ucap Athar.Gilang menghela nafasnya, ia adalah anak tertua di keluarganya dan memiliki 4 orang adik, 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Namun, ekonomi mereka semua sama-sama pas-pasan.Mereka jarang pergi keluar kampung, hanya Gilang yang seo

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 111. Syarat Banyu

    "Mah, Pah, kenapa harus pakai syarat segala?" tanya Sabrina."Setelah belasan tahun kamu hilang, lalu baru dipertemukan dengan kami. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ingin membawamu pergi, mana mungkin kami izinkan begitu saja tanpa memberi syarat," ucap Banyu.Satria menganggukan kepala setuju dengan ucapan sang papa, mereka baru menikmati kebersamaan dan bila di katakan belum puas pastinya belum puas. Namun, mereka tidak ingin melarang Athar untuk menikahi Sabrina karena takut nantinya Sabrina malah jatuh ke tangan lelaki yang tidak tepat.Sabrina mulai khawatir sang papa memberikan syarat yang memberatjan Athar, sehingga lelaki itu akhirnya tidak bisa menyanggupi dan akhirnya pernikahan mereka dibatalkan.Athar malah menganggukan kepala, ia akan berusaha menyanggupi apapun syarat dari Banyu, asalkan ia bisa menikah dengan Sabrina nyawa pun dia sanggup berikan."Apa syaratnya, Om?" tanya Athar."Syarat pertama setahun pernikahan kalian harus berada di rumah ini, aku tidak ingin kam

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 110. Meminta Restu

    "Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 109. Tak Sabar

    Sabrina begitu terkejut saat masuk ke dalam ruangan Athar, lelaki itu sedang tidak memakai baju dan memeriksa bekas lukanya. Ia berjalan cepat dan duduk di samping Athar, meringis melihat bekas luka yang di tutup perban itu."Apa jahitannya bermasalah?" tanya Sabrina."Enggak, cuma sedikit gatal aja," ucap Athar seraya menarik kemeja berusaha untuk memakai nya kembali."Jangan bohong, sini aku lihat! Mungkin perbannya harus di ganti," ucap Sabrina."Memang iya, nanti setelah pulang kerja aku akan ke rumah sakit untuk ganti perban," ucap Athar."Kalau masih sakit harusnya gak masuk dulu, kamu bandel sih!" ucap Sabrina.Athar tersenyum mendengar ocehan wanita cantik tersebut, ia sama sekali tidak marah justru senang karena ocehan itu menandakan jika Sabrina mengkhawatirkan dirinya."Besok gak usah kerja dulu, aku akan bilang ke kak Satria," ucap Sabrina."Tapi banyak file penting yang harus aku bereskan, Syifa!" ucap Athar."Bisa di kerjakan di rumah kan! Nanti berkasnya juga bisa di ki

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 108. Curhat

    Sabrina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Lidya, sementara Lidya yang tidak tahu jika Sabrina sedang membicarakan diri sendiri masih merasa santai."Saya yah kalau belum punya suami, terus pak Athar melamar saya. Gak akan banyak pikir saya pasti terima," ucap Lidya."Alasannya?" tanya Sabrina."Kenapa tanya alasan lagi, bukannya udah jelas terlihat pak Athar itu udah perfect banget, dia itu lelaki idaman semua wanita. Ganteng, punya jabatan yang oke, gak genit sama perempuan, gak sombong, Soleh, kalau jadi suami pasti bisa bikin bahagia," ucap Lidya."Sesempurna itu Athar di mata kalian, dia itu manusia biasa yang punya kekurangan," ucap Sabrina."Ya semua manusia gak ada yang sempurna dan punya kekurangan juga kelebihan, tapi kekurangan pak Athar sedikit dan hampir tak terlihat, sementara kelebihannya banyak dan membuat para wanita dengan mudah terpesona padanya," ucap Lidya.Telinga Sabrina merasa panas saat Lidya terus memuji orang yang kini selalu ada dalam pikirannya, Sabrina

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 107. Pengejar Athar

    Keesokan harinya, Athar sudah diperbolehkan untuk pulang karena sebenarnya ia tidak terlalu luka terlalu parah, lelaki itu masih diberi kesempatan untuk istirahat oleh Satria. Namun, karena tidak terbiasa berdiam diri di rumah akhirnya ia pun masuk kerja. "Kamu ini gimana sih, bukannya istirahat malah kerja. Apa kak Satria yang masak kamu buat kerja?!" tanya Sabrina.Wanita cantik itu langsung datang ke perusahaan saat tahu Athar bekerja, ia khawatir jika kondisi Athar masih lemah. Namun, dipaksa untuk bekerja oleh kakaknya. "Aku udah baik-baik aja, Syifa. Bukan Satria yang maksa, dia justru memberikan aku kesempatan untuk istirahat. Akan tetapi, aku nggak betah di rumah nggak ngapa-ngapain jadi lebih baik kerja," ucap Athar."Tapi kan kamu habis dioperasi, Athar! Gimana nanti kalau sakit lagi," ucap Sabrina."Kan yang dioperasi cuma bagian perut yang ditusuk, yang lainnya nggak sakit. Lagi pula aku bawa obat dari dokter kok, jadi nggak usah khawatir ya, Sayang!" ucap Athar.Sabrin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status