Share

Ajakan Mandi

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-10-15 13:29:24

“Mengapa aku harus ke kamarnya?” tanya Moreau lambat. Bagaimanapun dia tak ingin setuju tanpa syarat. Abihirt bisa memerintahkan siapa pun, yang pria itu pekerjakan, tetapi dia tidak termasuk. Tak ingin disuruh dan tak mau selalu menurut.

“Saya juga tidak tahu, Nona. Tapi sebaiknya Anda pergi temui tuan, karena sepertinya beliau tidak sedang dalam mood yang bagus.”

Sebelah alis Moreau terangkat tinggi. Bertanya – tanya kapan Abihirt pernah memiliki suasana hati yang bagus, maksudnya yang benar – benar tidak pernah pria itu tunjukkan. Bukankah memang selalu ada yang ingin disembunyikan? Itu kalau dia tak salah mengambil simpul, tetapi Moreau tidak akan berpikir terlalu jauh. Emma mungkin benar. Abihirt punya kebiasaan tak terduga. Dia tak ingin menghadapi ayah sambungnya yang mendadak dalam perubahan drastis dan menjengkelkan.

“Kau akan menemaniku ke kamarnya?”

Lagi. Kali ini Moreau mencoba peruntungan. Dia berharap Emma akan setuju, tetapi wanita paruh baya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Di Kamar Mandi

    Abihirt meminta supaya dia mandi, tetapi Moreau tidak pernah mengira bahwa sebenarnya pria itu punya tujuan tertentu, membuat tubuh mereka membasah di bawah percikan air. Rasanya masih begitu tiba – tiba jika harus mengingat peristiwa terdahulu. Dia bahkan masih memanjat di tubuh kokoh pria itu, seolah berpegangan erat telah menjadi simbolik utuh mengenai hal – hal di luar pemikiran. Mereka berciuman. Saling menginginkan. Merampas. Merasakan sensasi baru dari lumatan panas dan guyuran yang berjatuhan untuk menambahkan sensasi lainnya. Semacam klausa menantang. Dingin mendadak tersamarkan oleh gairah yang meledak. Ini tidak akan menjadi sesuatu yang baru. Moreau menatap Abihirt sayu. Rencana ayah sambungnya hanya sekadar benar – benar menyelesaikan kebutuhan primitif mereka. Kebutuhan di mana tanpa peringatan kain di tubuh Moreau telah tersingkirkan. Menyisakan bra dan sensasi membakar dari sentuhan intim ... kulit ke kulit, hingga bagaimana otot tubuh Abihirt terasa keras, seakan in

    Last Updated : 2024-10-15
  • Perjanjian Terlarang   Bercinta

    Telapak tangan Moreau merekat di dinding kamar mandi dengan kebutuhan memalingkan separuh wajah, menunggu Abihirt menyingkirkan satu kain tersisa di tubuh sendiri, setelah pria itu bahkan membuatnya bertelanjang utuh. Tampak begitu terburu hingga Moreau tak sadar bahwa telapak tangan Abihirt, sekarang, persis ingin membungkus tangannya yang jauh lebih kecil. Pria itu sedang menyiapkan sesuatu. Sesaat mengurut kejantanan yang begitu kokoh. Betapa terasa keras di bawah celah kaki Moreau. Dia menelan ludah kasar merasakan penetrasi intim. Mengigit bibir tanpa sadar saat secara tentatif Abihirt telah memasukinya. Pria itu bergerak pelan, ditambahkan agenda di mana jemari mereka menunjukkan reaksi murni untuk saling bertaut. Kali ini rasanya Moreau benar – benar tak bisa menahan diri. Air – air masih memercik seperti hujan deras, tetapi hujaman demi hujaman seperti banjir bandang, membuatnya mengerang kenikmatan hingga tak berdaya di bawah cengkeraman Abihirt. Pria itu

    Last Updated : 2024-10-15
  • Perjanjian Terlarang   Menginap

    “Kau yakin untuk memintaku tinggal semalam di sini? Bajuku basah dan sekarang aku harus mengenakan kaos milikmu sementara waktu.” Moreau tak bisa memindahkan perhatian sejak Abihirt terlihat sibuk memilih helai kain dari lemari pria itu. Seperti suatu tindakan tidak adil ketika ayah sambungnya telah berpakaian utuh, sementara dia masih dengan lilitan handuk; sesekali terasa akan lepas, melonggar; kemudian harus digenggam dengan erat. Memang tak dimungkiri ... setelah adegan mandi yang liar, sekarang mereka terjebak di satu kamar berdua. Moreau sempat merasa bingung saat menemukan perangkat khusus kepunyaan Barbara. Sebuah alat pengering rambut. Ntah bagaimana dapat tertinggal dan wanita itu seolah tak pernah ingat untuk mengambilnya,. Paling tidak, benda tersebut cukup membantu. Moreau tak perlu khawatir sekadar memikirkan rambut panjang membasah yang telah separuh mengering. Dia dan ayah sambungnya hanya akan menghadapi beberapa situasi. Mungkin pe

    Last Updated : 2024-10-16
  • Perjanjian Terlarang   Makan Malam

    Jantung Moreau terasa karam ketika iris biru terangnya memperhatikan bahu kokoh Abihirt di meja makan. Pria itu sibuk dengan ponsel di tangan, yang segera dihentikan setelah mendeteksi, mungkin, derap kaki seseorang mendekat. Wajah tampan Abihirt separuh berpaling, nyaris menghentikan Moreau dari satu keputusan begitu dekat. Namun, dia berusaha supaya terus melanjutkan. Ragu – ragu mengambil posisi duduk saling berhadapan, ya, persis mengurut pada satu kursi yang Emma tarik untuk menyambutnya. Belum ada percakapan. Hanya wanita paruh baya yang berpamitan pergi, sedangkan Abihirt memulai satu suapan dengan tenang. Moreau mengedarkan pandangan sambil menelan ludah kasar. Sebuah agenda makan malam tanpa Barbara adalah pengkhianatan kali kesekian. Dia tidak dapat memperhitungkan bagaimana wanita itu mungkin akan terlalu marah, tetapi ibunya tidak pernah tahu, menambahkan ironi lain yang harus dipelajari lebih serius. “Kau buru – buru meminta

    Last Updated : 2024-10-16
  • Perjanjian Terlarang   Dicari

    “Abi.” Kali itulah ... perlu menambahkan hal yang sama sekali tidak akan menjadi pilihan terbaik. Moreau seperti mendambakan momen percuma. Harus memahami lebih serius bahwa ayah sambungnya tidak mudah terdesak dalam situasi tertentu. Bahkan, tidak tersirat sedikitpun sentilan yang menjadi dampak dari reaksi pria itu. Moreau diam – diam mengembuskan napas ke udara. Cara terbaik supaya terlihat tidak dalam masa tekanan adalah berusaha berbaur. Kebetulan ... ketenangan mereka sedikit dipengaruhi oleh dering dari seluler genggam di atas nakas. Ponselnya. Moreau menoleh ingin tahu, tetapi dia mengalami krisis kesulitan. Akhirnya memutuskan untuk mengulur sebelah lengan, panjang – panjang menggapai benda yang masih menyala. Hanya pesan singkat dari ibunya meski memberi Moreau perasaan tak terduga. [Kau ke mana saja? Mengapa belum pulang?] “Ibumu?” Suara serak dan dalam Abihirt menambahkan setelah bisu yang cuku

    Last Updated : 2024-10-16
  • Perjanjian Terlarang   Barbara Datang

    “Aku mau pulang.” Moreau sudah tidak peduli bagaimana dia akan meninggikan suara, tetapi ... pada kenyataan selalu dipukul oleh segala bentuk jaminan dari ayah sambungnya. “Dengan pakaianmu yang seperti itu? Sebaiknya katakan kepada ibumu kalau kau bermalam di hotel.” Abihirt benar bahwa justru akan meninggalkan hal ganjil jika dia bersikeras pulang. Moreau sadar bagaimana nanti pelbagai macam pertanyaan tak terduga datang menyelimutinya. Sambil menunduk. Napas kasar Moreau segera berembus mengikuti kebutuhan menambahkan teks sebagai balasan singkat kepada Barbara. Dia menatap Abihirt tak pecaya, lalu memutuskan untuk berbaring membelakangi pria itu. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semua selesai. Mereka perlu tidur. Melanjutkan rutinitas di pagi hari, dan ketika pulang ke rumah; perlu bersikap baik – baik saja. Ya, semoga saja semudah memikirkan hal itu. Ironinya—rahasia di hari esok tidak memiliki jadwal rutin. Sesuatu

    Last Updated : 2024-10-17
  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Hebat

    Abihirt menyerahkan perintah. Sangat jelas bahwa pria itu lebih mengerti situasi yang mereka hadapi. Moreau tidak mengatakan apa pun untuk membantah. Dia bahkan membuka pintu lainnya, meski tak mengerti mengapa justru ayah sambungnya yang mengambil tindakan pergi ke kamar mandi. Sesuatu dapat menjadi dampak tak terduga. Seharusnya Moreau tidak melupakan pakaian semalam masih tertinggal di sana. Dia berusaha memahami bahwa Abihirt ingin menghilangkan jejak, kemudian tangannya hati – hati menutup pintu balkon untuk menghindari neraka. Mengintip. Itu yang Moreau lakukan dari balik tirai panjang. Samar sekali dia menyaksikan tubuh jangkung Abihirt menyisir ke pintu utama kamar. Pemandangan nyaris begitu tanpa petunjuk langsung menyiratkan bagaimana Barbara menerobos ke dalam. Wanita tersebut terlihat sedang menahan amarah. “Mengapa lama sekali?” Selain itu, menambahkan nada bicara yang tidak biasa. Moreau rasa akan ada sedikit perdebatan, da

    Last Updated : 2024-10-17
  • Perjanjian Terlarang   Tindakan Nekat

    Bukan ide bagus jika melompat tanpa persiapan khusus. Moreau takut sekaligus khawatir terhadap apa yang akan terjadi kepadanya nanti. Dia menelan ludah kasar. Berjuang keras menahan debaran menyakitkan. Talu di jantungnya benar – benar melonjak brutal. Ini terlalu riskan. “Tidak ada siapa pun di balkon!” Seolah pernyataan tegas Abihirt ingin memberi Moreau siraman pengetahuan. Dia menoleh ke arah pintu. Tidak ada pilihan selain memanjat dan menghadapi segala bentuk kemungkinan paling dekat. Hitungan dari depan telah dimulai. Kelopak mata Moreau memejam kuat ketika belaian angin seperti berusaha merayu, tetapi tubuhnya terus terjatuh tanpa pernah tahu bentuk risiko—seperti apa, akan merenggut situasi di sana dan di mana dia benar - benar hampir tidak terselamatkan. Untunglah ketika membuka pintu—tidak ada siapa pun yang dapat ditemukan Barbara mengedarkan seluruh perhatian. Tidak ada jejak tersisa di mana pun saat dia melangkahkan kaki menyusuri

    Last Updated : 2024-10-17

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Mengejutkan

    Barbara tidak bisa terus – terusan berada di sini. Bagaimanapun, dia harus bisa mencari cara melarikan diri. Ada keuntungan memberi tahu Samuel untuk melakukan apa pun yang pria itu mau kepada Moreau. Sekarang, Abihirt mungkin tidak akan memiliki waktu lebih banyak; tidak akan sampai di sana tepat sebelum Samuel menjalankan aksi kejam. Suaminya akan menyaksikan sendiri bagaimana pelacur kecil pria itu tidak selamat. Lihat saja .... *** “Lepaskan tanganmu. Aku tidak mengizinkanmu berbuat hal buruk di sini!” ucap Moreau memberontak hebat. Nyaris tidak memikirkan keberadaan pisau dapur, yang dia tahu bisa menjadi bahaya mengancam. Samuel bisa saja mengambil keputusan lebih menyakitkan ketika keinginan pria itu tidak tercapai. Samuel melakukan seks lebih sering bersama Barbara. Apakah pria itu tidak puas? Moreau mungkin tidak begitu tahu tentang hubungan keduanya. Dia hanya .... Menyadari keberadaan Samuel jelas bukan kebetulan semata. Apakah Barbara dalan

  • Perjanjian Terlarang   Nyaris Balas Dendam

    Mendadak, sisa napas di kerongkongan Barbara menyempit. Dia meringis kesakitan, sementara urat – urat tangan Abihirt mencuak sangat mengerikan, seolah pria itu sudah tidak peduli apa pun, selain kebutuhan mencekiknya dengan kuat. “Kau bisa katakan semua yang kau inginkan di neraka.” Tiba – tiba segerombolan udara menyergap nyaris menyerbuk rongga dada Barbara. Dia terbatuk keras, tetapi belum sepenuhnya memahami situasi di sekitar ... tangan kasar Abihirt, yang menjambak di rambutnya segera mengambil andil. Abihirt seperti memiliki rencana lain; tidak peduli bagaimana pria itu menyeret langkah mereka ke ruang lainnya, sementara Barbara harus menahan rasa sakit dan mati – matian menyeimbangkan porsi perjalanan menuju tempat—mungkin lebih mengerikan. Suara Barbara menyerupai cicit ketika dia diseret jatuh terjerembab, hingga berhenti persis di depan dinding dengan sebuah figura besar sedang tergantung di sana. Pelbagai pemikiran di benak Barbara menyiratkan ba

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    “Aku akan masuk. Kau janji tidak akan lama?” tanya Moreau. Terlalu lama berdiam diri di dalam mobil bukan prospek bagus. Mereka memang tiba sesaat setelah Juan mengajukan pertanyaan. “Aku janji tidak akan lama. Hanya mengambil beberapa pakaian dan keperluanku saja.” Benar. Moreau meminta Juan untuk menginap lagi. Menemaninya sampai merasa lebih baik dan bisa melakukan segala aktifitas sendiri. Mobil yang Barbara katakan sudah siap dari proses perbaikan ... memang sudah di kirim ke rumah ini. Hanya saja, dia sudah terbiasa bersama Juan yang selalu menyetir. “Kalau begitu hati – hati di jalan. Jangan ngebut, kau mengerti?” “Ya, Amiga. Tidak perlu khawatir.” Moreau tersenyum tipis, kemudian memutuskan untuk membuka sabuk pengaman. Dia melambaikan tangan setelah menginjakkan kaki di halaman depan rumah. Menunggu sampai mobil Juan hilang dari tikungan, baru melanjutkan langkah membuka pintu yang tampak sedikit ... aneh. Kening Moreau mengernyit, mengin

  • Perjanjian Terlarang   Partner Baru

    “Jadi kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam Abihirt persis begitu dekat. Lagi – lagi Barbara menelan ludah kasar, bahkan segera tersentak saat ruang untuk beranjak mundur telah habis dibatasi dinding kamar. Napas Barbara segera tercekat diliputi tangan kasar Abihirt yang mencekiknya dengan hebat. Pria itu kalap. Hampir tidak pernah ada tindakan mengerikan seperti ini, dan Barbara tidak bisa melakukan apa pun ... selain berharap Abihirt akan segera sadar. “Aku yakin kau juga sudah tahu kalau keputusan untuk menikahimu hanyalah ajang pembalasan dendam. Sekarang kau akan merasakan semua akibat dari perbuatanmu di masa lalu.” Di mata kelabu itu, sungguh tidak ada ampun. Barbara bisa melihat dengan sangat jelas bahwa Abihirt luar biasa membencinya. Ternyata begitu banyak topeng penyelematan, meski saat ini ... semua akan diselesaikan hingga tuntas. Barbara memejam sebentar. Cengkeraman Abihirt masih cukup memberinya kesempatan bicara. Dia mati – matian men

  • Perjanjian Terlarang   Kebenaran Tertunda

    Ujung tenggorokan Barbara seakan tercekat membayangkan pernikahan ini adalah ajang balas dendam. Dia tidak sedang mengenakan kostum penyesalan. Apa yang terjadi 20 tahun lalu adalah murni atas ketertarikan seseorang terhadap seseorang lainnya. Dia memang ... tahu bahwa Soares Villur Alcaraz telah memiliki istri. Begitu pula dengan mendiang suaminya, Jeremias Riveri. Namun, kematian Vanesia adalah gambaran tidak terpikirkan. Dia merasa .... ketika Soares akan memilihnya, itu merupakan bentuk keajaiban yang pantas. Mereka sempat merencanakan pernikahan setelah kematian Vanesia, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Rasa bosan ... hal tersebut dapat dipahami. Lagi pula, bersama Soares, Barbara sudah mendapat apa yang dia inginkan. Kemudian, dia mulai mengejar Jeremias. Semua terjadi seperti itu. Abihirt .... Barbara tidak bisa diam begitu saja. Perhatiannya mengedar ke pelbagai arah. Dia sebaiknya menggeledah supaya menemukan petunju

  • Perjanjian Terlarang   Setengah Kebenaran

    “Nyonya, Tuan sedang tidak di rumah. Dan atas perintah spesifik dari beliau, Anda tidak diizinkan menginjakkan kaki di tempat ini.” Barbara segera menoleh saat Emma mulai bicara. Ada ketakutan di balik suara wanita paruh baya itu. Sesuatu jelas telah dipahami bahwa dia akan melakukan hal di luar kendali. “Siapa kau melarangku?” tanya Barbara sembari menatap wanita di hadapannya penuh penghinaan besar. “Saya hanya menjalankan tugas, Nyonya.” Emma segera menunduk. Betapa Barbara muak menghadapi saat – saat seperti ini. Dia sedang ingin melampiaskan banyak hal. Barangkali bukan gagasan buruk jika melakukan satu hal memuaskan di sini. Dengan sudut bibir berkedut sinis, Barbara kemudian berkata, “Tugasmu hanya membersihkan apa pun yang terlihat kotor. Oh—atau kau merasa sudah melakukan pekerjaan-mu, maka kau bisa menggoyang kaki dengan tenang? Mari kutunjukkan kepadamu apa yang perlu kau lakukan. Sekarang, ambil kunci gudang!” Pernyataan Barbara diakh

  • Perjanjian Terlarang   Surat Perceraian

    Terbangun dengan kondisi sekujur tubuh mengalami pemberatan murni, membuat Barbara meringis setiap kali dia berusaha melakukan gerakan lain; kelopak matanya mengerjap, sedikit diliputi usaha mengingat kali terakhir hal yang dihadapi, tetapi kemudian menyadari bahwa dia tidak berada di mana pun di kediaman Abihirt. Siapa yang membawanya pulang? Benak Barbara bertanya – tanya tak mengerti. Jelas waktu telah berlalu jauh dan dia banyak melewatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka. Tidak apa – apa jika Abihirt ingin melampiaskan segala bentuk kemarahan kepadanya, asal pria itu tidak mengajukan satu hal yang benar – benar tidak Barbara inginkan. Napasnya memburu berat hanya dengan memikirkan hal tersebut. Jari – jari yang terasa gemetar berusaha menyisir helai rambut—terurai berserak di sekitar wajah. Berharap dia bisa segera bersiap. Sial. Sesuatu menghentikan Barbara ketika sorot matanya membidik satu titik di atas nakas. Semacam sebuah berkas yang

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status