Ernest menghela nafas panjang, kemudian dia tetap membantu Hiraya memakai veil tanpa mengatakan apa-apa. Sedangkan perempuan itu juga terpaksa diam, berada di dekat pria itu membuat jantungnya berdetak kencang. Entah perasaan apa yang dia rasakan sekarang, tapi yang jelas Hiraya berusaha menepisnya.
Setelah pemberkatan keduanya langsung melanjutkan resepsi, acara sandiwara itu benar-benar dikerjakan dengan baik. Hwang Dong Hae mempersiapkan ini semua seolah pernikahan ini nyata, padahal apa yang terjadi sekarang adalah rekayasa yang dia buat."Bersikaplah anggun layaknya gadis terhormat dan jangan mempermalukan aku!" Ernest berkata ketus ketika mereka berdiri berdampingan di pelaminan menyambut para tamu."Kamu pikir aku gadis kampungan yang tidak tahu sopan santun? Seenaknya menghinaku seperti itu," jawab Hiraya lirih dengan tangan sibuk mengalami para tamu.Hiraya memakai gaun midnight blue bertabur Swarovski yang menampilkan kesan mewah untuknya, sedangkan Ernest memakai setelan jas warna Navy yang senada dengan Hiraya.Hwang Dong Hae kemudian tiba untuk menyalami kedua pengantin pura-pura itu. Ketika bersalaman dengan Ernest dia berbisik lirih."Setelah ini lakukan konferensi pers dengan media yang meliput acara pernikahan kalian, mereka sudah menunggu di luar." Hwang Dong Hae tersenyum terpaksa setelah mengatakannya. Ernest pun mengangguk paham.Ernest melirik ke arah Hiraya yang tampak tidak nyaman dengan gaun yang dia kenakan. Gaun itu cukup berat untuknya, apalagi gadis itu harus berdiri menyambut tamu lebih dari tiga jam."Apa kamu ingin mengganti pakaian dulu nanti?" Ernest bertanya khawatir membuat Hiraya menaikkan sebelah alisnya terkejut.Pria disampingnya ini memang aneh, dia bisa merubah sikapnya dalam hitungan menit saja."Hah dasar aktor! aku cukup terkesan dengan kemampuan aktingmu itu!" Hiraya tersenyum palsu melihat Ernest yang masih saja diam setelah mengucapkan kalimatnya.Yoshi datang dan menyalami mereka berdua sekaligus membantu Hiraya turun dari pelaminan karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Acara resepsi pernikahan mereka akan segera diselesaikan."Apa kamu baik-baik saja Hiraya? kamu tampak begitu lelah." Yoshi memberikan minuman untuk Hiraya."Ya aku baik, tapi tidak masalah. Karena setelah melakukan konferensi pers aku akan segera pulang dan melepas gaun berat ini." Hiraya mengibaskan tangannya karena merasa gerah."Kamu akan pulang ke rumah bukan?" Yoshi bertanya hati-hati."Dia akan mulai menginap bersamaku mulai sekarang dia adalah istri sah Yoon Jee Yeon!"Kini bukan Hiraya yang menjawab tapi Ernest, dia sudah berdiri dibelakang Yoshi dengan aura mendominasi."Ingat Erm8ini hanya sandiwara, jadi biarkan aku kembali ke rumah!" Hiraya melotot tidak suka seolah sedang mengibarkan bendera perang untuk pria yang kini berstatus suaminya itu."Justru karena ini sandiwara jadi kamu harus ikut denganku, pulang ke rumah atau menginap di hotel ini. Semua tergantung padaku," ucap Ernest penuh percaya diri.Lee Hyun kemudian datang dengan tergopoh-gopoh mendekati ketiganya yang tengah terlibat perdebatan sengit."Ernest," panggil Lee Hyun sambil terengah-engah."Ada apa?" Ernest mengalihkan pandangannya pada asisten pribadinya."Tuan Hwang Dong Hae meminta Kalian untuk segera menemui media," ucap Lee Hyun menyampaikan pesan yang dititipkan padanya.Ernest hanya mengangguk kemudian tangannya terulur untuk membantu Hiraya berdiri, gadis itu hanya menatapnya tidak mengerti dan memilih untuk berdiri sendiri."Aku bisa sendiri!" Hiraya ketus memandangi Ernest mengejek.Tidak mau kalah Ernest justru menarik tangan Hiraya agar mau menggandeng tangannya dan sedikit mencubitnya keras."Kita akan menemui media, jadi bersikaplah natural layaknya pasangan suami istri sungguhan," bisik Ernest tepat ditelinga Hiraya.Hal itu sontak memancing perhatian dari para awak media yang berdiri tidak jauh dari mereka. Salah satu dari mereka juga memotret keduanya dengan sengaja."Kamu lihat, hanya kontak fisik seperti ini saja membuat rasa penasaran awak media naik." Ernest menggandeng Hiraya untuk menemui awak media.Senyum manis terpaksa Hiraya tampilkan untuk mengelabuhi media. Beberapa kamera langsung menyorot kedatangan mereka, silau dari flash yang digunakan membuat perempuan 27 tahun itu tidak nyaman.Ernest yang mengetahui hal itu memberi kode, berupa gerakan tangan pada media untuk berhenti memotret."Berhenti tolong jangan memotret lagi." Ucap Ernest memberi jeda pada kalimatnya. Dia menoleh pada perempuan yang kini telah resmi menjadi istrinya.Hiraya hanya miliknya sekilas, matanya terasa sakit karena flash itu."Istriku tidak nyaman dengan semua ini," imbuhnya sambil melirik Hiraya sekilas.Hiraya susah payah tersenyum menimpali sikap manis Ernest, dia mulai yakin kalau pria disampingnya ini tidak bisa dipercaya."Apa pernikahan ini sudah disiapkan sejak lama Ernest? Dan kenapa kamu memilih calon istri bukan dari kalangan artis?" Tanya awak media yang mulai menjalankan tugas mereka"Bagaimana dengan skandal itu Ernest, apa pernikahan ini hanya pengalihan untuk memperbaiki namamu saja?"Pertanyaan salah satu wartawan membuat Ernest membulatkan matanya sempurna, dia sangat terkejut."Kenapa keluarga nona Hiraya tidak datang ke sini, apakah pernikahan ini tidak direstui oleh mereka?"Bla Bla bla....Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan media untuk mereka, Hiraya sangat jengah dengan itu semua. Tapi dia harus menahannya demi uang 4 juta won yang akan dia terima."Aku sudah lama memiliki niat menikah dengannya, tapi belum sempat terlaksana dan kemarin malah berita buruk datang menimpa kami. Jadi menghindari pemberitaan yang tidak-tidak maka kami memajukan rencana pernikahan ini." Ucap Ernest sambil menggenggam tangan Hiraya erat-erat."Dan kenapa keluarga ku tidak datang, itu karena saat ini ayahku tengah sakit. Tapi bukan berarti mereka tidak memberikan restu, keluargaku setuju aku menikah dengan Ernest," jawab Hiraya sambil tersenyum manis ikut menjawab pertanyaan yang diberikan untuknya."Lagi pula, Skandal itu tidaklah benar, sekali lagi aku dan istriku tidak melakukan hubungan bebas sebelumnya. Dan dari foto-foto yang telah tersebar hanya ada satu foto yang benar. Hiraya memapah ku malam itu karena aku mabuk berat, tidak lebih." Ernest memberi jawaban yang tidak sesuai seperti yang diminta oleh Hwang Dong Hae.Padahal Hwang Dong Hae meminta agar Ernest memanfaatkan pernikahan kontrak ini dengan baik, tanpa menyangkal pemberitaan apapun. Cukup dengan menikahi Hiraya sang road manager, maka orang-orang akan langsung bungkam dengan rumor itu. Publik akan diam karena ternyata sang aktor memang memiliki hubungan khusus dengan sang road managernya sendiri. Itu kemauan Hwang Dong Hae sebelumnya.Sang Direktur Utama yang mendengar jawaban itu dari Ernest mendecak sebal, kenapa artis itu justru membuatnya dalam masalah besar. Setelah ini media pasti akan berlomba-lomba untuk mencari kebenaran dari skandal itu. Terutama bagaimana seorang aktor yang popularitasnya diatas rata-rata justru mudah terkena skandal.Apa sebenarnya yang dilakukan agensinya?Pertanyaan itu tentu akan menjadi boomerang baginya.Hiraya tersenyum tulus dengan jawaban yang Ernest berikan, setidaknya publik tidak akan berpikiran buruk tentangnya. Dia adalah gadis asal Indonesia, meskipun dia punya darah Korea Selatan dari sang ayah. Tapi publik mengenal gadis Indonesia dengan moral dan etika yang baik, dia tidak mungkin mencemarkan namanya serta negaranya sendiri.Setelah konferensi pers selesai Ernest membawa Hiraya keluar gedung hotel yang telah dipenuhi karangan bunga berisi ucapan selamat serta doa dari para teman-teman artisnya. Mobil Lamborghini Aventador hitam milik Ernest membelah jalanan Seoul yang lengang malam ini menuju salah satu vila mewah dipinggir kota.Dia sengaja membawa Hiraya ke sana untuk memberikan kesan manis untuk memperkuat sandiwara mereka. Setelah sampai dia membukakan pintu mobil untuk Hiraya."Dimana kita sekarang?" Hiraya melihat sekeliling, tempat ini begitu indah dan menakjubkan. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengangumi semuanya, dia sedang bersama dengan Ernest itu artinya dia juga harus berhati-hati."Salah satu Vila ternama di Seoul, aku sengaja menyewanya untuk kita tempati malam ini." Ernest berjalan mendahului Hiraya masuk ke dalam Vila.Karena mengenakan gaun yang cukup panjang Hiraya kesusahan untuk berjalan, Ernest menolehkan kepalanya karena 'istrinya' tertinggal jauh.Ernest yang tidak sabaran mendadak menggendong Hiraya ala bridal style tanpa persetujuan darinya. Hiraya yang tidak siap memberontak, tapi tenaganya tidak cukup untuk melawan Ansen."Berhentilah memberontak atau akan ku banting tubuhmu!" Ernest berkata dingin tanpa melihat Hiraya dan hanya fokus pada jalannya."Jangan macam-macam denganku, ingat kita hanya melakukan sandiwara saja!" Hiraya berteriak di telinga Ernest, bermaksud agar pria itu menurunkannya."Justru itu akan aku melakukan hal yang tidak-tidak, jika kau terus mengingatkannya padaku!"Lee Hyun tengah diinterogasi oleh pria yang tidak asing lagi bagi Hiraya, yaitu Seung Jo. Sementara di luar ruangan, tepatnya di tempat dia berdiri ada Ernest dan juga Hae Sun yang tengah melihat semuanya. Ruangan itu memang dipisahkan oleh sekat berupa kaca, sehingga memungkinkan proses interogasi itu disaksikan oleh orang lain. "Hiraya kau harus dengar apa yang dikatakan Lee Hyun sekarang!" Perintah Hae Sun. Sementara Ernest yang ada di sampingnya hanya diam, memandang ke arah Hiraya dengan tatapan yang sulit diartikan. Hiraya pun menurut dan memperhatikan ke depan, tepat di mana Lee Hyun dan Seung Jo. Brak!Seung Jo menggebrak meja yang menghalanginya dan Lee Hyun. Tatapannya tajam begitu melihat mantan asisten sahabatnya itu. "Kau tahu apa yang sudah kau lakukan itu keterlaluan Lee Hyun! Sekarang jelaskan kenapa kau menjebak Ernest!"Lee Hyun malah menyungging senyum miring saat mendengar pertanyaan Seung Jo yang jelas-jelas mengandung kebencian. "Itu tidak keterlaluan Seu
Di sisi lain, Seung Jo tengah menatap garang ke arah dua orang detektif bayaran yang disewa Hiraya. Saat ini aktor bermarga Kang itu memang tengah berada di rumahnya. Dia sengaja memanggil Hae Sun dan Lee Rang untuk dia interogasi. "Apa kalian yakin kalau bukti-bukti memang mengarah pada Ernest?" Tanya Seung Jo dengan nada yang dingin. Lee Rang dan Hae Sun menundukkan kepalanya, mereka tengah duduk bersebelahan. Sementara Seung Jo ada didepan mereka. "Be-benar Tuan Kang! Semua itu memang mengarah pada Ernest, jadi kami juga tidak bisa apa-apa." Hae Sun memberanikan diri untuk menjawab. Seung Jo manggut-manggut, kemudian dia memeriksa beberapa bukti yang ditemukan. Salah satunya adalah pakaian, serta mobil yang dikendarai oleh 'pelaku' saat menyabotase mobil Nam Gil Hyeon di rumahnya sebelum kecelakaan itu terjadi. "Pakaian ini memang sama seperti milik Ernest, aku pernah melihatnya beberapakali. Dan mobil ini juga mobil yang sama dengan miliknya, tapi apa kalian tidak merasa cur
Pukul delapan malam Ernest sudah bersiap dan menunggu kedatangan Hiraya di tempat yang sudah mereka sepakati. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Hiraya datang dengan wajah yang datar mendekati Ernest. Mereka akhirnya memilih untuk duduk ditepi kolam renang yang ada di hotel tersebut."Katakan apa yang ingin kau katakan Ernest, jangan berlama-lama membuang waktuku!" Tegas Hiraya begitu mereka duduk di tepi kolam renang. Keduanya memang duduk berdampingan, tapi dengan jarak yang cukup jauh. Sekitar satu meter jarak antara keduanya. Mendengar ucapan tegas dari Hiraya, Ernest hanya bisa patuh. Lagi pula untuk saat ini hanya penjelasan seperti ini saja yang bisa dia berikan pada Hiraya. "Jadi Hiraya, aku tidak tahu menahu soal kecelakaan yang dialami orang tuamu. Saat kejadian, aku memang berada di kawasan yang sama dengan mereka yakni Itaewon-ro, Yongsan-gu."Ada jeda di kalimat Ernest, dia masih ingat betul apa yang dia lakukan saat itu. Sebab dia juga sedang syuting drama yang cukup berk
Tepat setelah mengatakan kalimatnya, Ernest merobek surat perjanjian itu didepan wajah Hiraya. Buka hanya satu kali, pria itu justru merobeknya berkali-kali hingga menjadi kepingan. "Kita tidak membutuhkan surat ini lagi karena bagiku pernikahan kita berlaku untuk selamanya. Aku mencintaimu Hiraya Carlisle, kau milikku sekarang dan selamanya!" Hiraya membulatkan matanya sempurna ketika mendengar perkataan Ernest. Tidak seperti gadis lain yang akan sangat bahagia mendapatkan cinta dari artis tampan nan mapan sepertinya. Hiraya justru ogah-ogahan mendengarkannya"Apa kau sedang mempermainkan aku? Kamu tiba-tiba mengatakan hal seperti ini, untuk apa?" Hiraya mengerutkan keningnya tidak menjelaskan jalan pikiran sang suami. "Hiraya aku sungguhan mengatakan hal ini, jadi biarkan aku bicara dan tolong percayalah." Ernest melipat dua tangannya memohon pada Hiraya. Gadis itu diam, Ernest kemudian menghela nafas panjang. Mungkin dia harus mengatakannya dengan pelan-pelan, dengan begitu pa
"A-apa maksud mu nona, aku hanya melakukan hal yang benar kan?" Seok Hyeon bertanya hati-hati, jujur dia paling takut kalau road managernya itu marah. Meski laki-laki dan lebih tua dari Yoshi, pria itu tidak berani dengan gadis keturunan Jepang-Korea Selatan yang kalau marah sangat susah dikendalikan. Seok Hyeon tidak mau menjalani hari-hari dengan omelan Yoshi untuk satu minggu kedepan."Hal yang benar ya? Apa menurutmu benar ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lain! Mereka itu sudah dewasa jadi untuk apa kamu ikut campur. Ingat Seok Hyeon kamu punya hidup sendiri yang harus diurus juga!" Yoshi melotot dan mengeraskan suaranya satu oktaf dari sebelumnya. Seok Hyeon hanya diam dan menundukkan kepalanya, memang kemarahan Yoshi adalah ketakutan terbesarnya dalam industri hiburan. "Jangan merasa kamu bisa menyelesaikan masalah mereka, sampai-sampai kamu lupa mengurus kehidupanmu sendiri. Karena ikut campur dengan mereka kamu hampir saja melupakan jadwal mu," imbuh Yoshi masih
Beberapa menit sebelumnya, tepat di bandara internasional Incheon. Hiraya merasa kepalanya sangat berat dan memutuskan untuk ke kamar mandi sebentar, karena itulah dia justru ketinggalan pesawat. "Ah apa yang harus aku lakukan, Hiraya Carlisle kenapa kamu ceroboh!" Hiraya kesal pada dirinya sendiri. Dia tengah duduk di terminal dengan pasrah, saat ini dia membutuhkan seseorang untuk bersandar. Hiraya benar-benar merindukan kedua orang tuanya sekarang. Biasanya disaat-saat yang berat seperti sekarang, Hiraya pasti akan bersandar pada bahu keduanya. Tapi sekarang gadis itu harus bisa menahan semuanya sendiri. Setidaknya untuk saat ini, sampai dia kembali ke Indonesia esok hari. Terpaksa Hiraya harus kembali memesan tiket untuk pulang ke Indonesia, tapi sayangnya tidak ada jam penerbangan ke Indonesia lagi hari ini. "Bagaimana ini, aku harus menunggu sampai besok jika ingin pulang. Ah sebaiknya aku pergi untuk menginap di hotel saja," gumam Hiraya sambil menarik kopernya keluar are