Share

Bab 8

(Berhasil Ditaklukan)

“Kenapa? Apa kalian takut kepadaku?” tanya Kiai haji Solehudin kepada khodam-khodam yang saat ini sedang menguasai tubuh santri putra yang bernama Fauzan.

“Takut? Untuk apa kami takut kepadamu? Dasar manusia lemah!” hina khodam-khodam itu kepada sang kiai sembari tersenyum miring.

“Oh, jadi kalian tidak takut kepadaku, baiklah kalau begitu lawan aku sekarang juga!” Pria yang sudah mulai renta itu menantang Fauzan.

Santri putra tersebut kemudian mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan meraung seperti macan. Setelah itu, ia menyerang pemilik pesantren tempatnya mondok.

Semua santri putra dan santri putri yang ada di sana pun seketika menjerit, saat melihat guru ngaji mereka diserang oleh pemuda bertubuh tegap itu.

Syifa dan Sarah yang sudah berhasil meruqiyah Deri juga terlihat panik, karena mereka takut Kiai haji Solehudin yang sudah berusia lanjut tersebut akan terluka.

Sarah kemudian bergegas menghampiri sang kakek, tetapi ibunya malah langsung mencegahnya. “Nak, dia bukan tandingan kamu, jadi lebih kamu jangan gegabah.”

“Tapi aku ingin membantu Abah, Ummi.” Sarah tampak cemas.

“Iya, ayok kita tolong Abah, tapi bukan dengan cara berkelahi seperti itu,” ucap perempuan berkulit putih tersebut.

“Lalu bagaimana cara menolongnya?” Sarah melipat kening.

“Kita sadarkan Fauzan dari pengaruh jin yang sedang menguasai tubuhnya dengan cara membaca ayat suci Alquran dan meminta pertolongan kepada Allah SWT,” jawab Syifa dengan garis bibir yang melengkung ke atas.

“Baiklah, Bu, aku mengerti,” sahut sang anak sembari mengangguk.

“Ya udah, ayok cepet ajak semua santri untuk membaca ayat suci Alquran bersama kita!” titah perempuan yang berumur sekitar empat puluh tahunan itu.

“Iya, Bu, tunggu sebentar.” Sarah langsung bergegas berlari kecil ke arah para santri yang berdiri di depan masjid.

Mereka sedang melihat Kiai haji Solehudin yang berusaha menaklukan Fauzan. Sarah lalu mengajak para santri untuk membaca ayat suci Alquran bersama atas perintah sang ibu.

Semua santri yang ada di sana pun langsung menuruti perintah Syifa, termasuk Deri. Mereka berdiri di belakang putri kiai tersebut dan mulai membaca penggalan ayat suci Alquran dengan kompak.

Fauzan yang terus menyerang Kiai haji Solehudin akhirnya merasa sangat terganggu karena mendengar suara mereka semua.

Tubuh pemuda berambut sedikit ikal tersebut juga mendadak terasa panas seperti terbakar oleh kobaran api yang begitu besar.

“Argh ...!” teriak Fauzan.

Suara santri putra itu terdengar seperti seekor macan yang sedang meraung kesakitan. Ia lalu menutup telinga dengan kedua lengannya.

Kiai haji Solehudin kemudian memanfaatkan situasi tersebut untuk menaklukan pemuda yang baru sehari mondok di pesantrennya itu.

Sang kiai dengan cepat melipat sebelah tangan Fauzan ke belakang punggung dan menahannya agar tidak memberontak atau kembali menyerang.

“Lepaskan aku, dasar tua bangka!” sergah jin-jin nasab yang menguasai tubuh Fauzan dengan napas yang tersenggal-senggal.

“Fauzan, ayok kendalikan dirimu, jangan sampai kamu dikuasai oleh jin-jin yang levelnya jauh di bawah kita. Kamu adalah manusia yang derajatnya lebih tinggi daripada mereka, ayok cepat lawan jin-jin itu sekarang!” tegas pria berjanggut putih tersebut.

"Argh ...!” Fauzan malah kembali berteriak dan menunjukkan giginya yang mendadak memiliki taring runcing seperti hewan buas.

“Ayok, ikuti saya. Baca istighfar dalam hati!” titah sang kiai.

Kemudian, ia mengucapkan kalimah istighfar di dekat daun telinga Fauzan, agar pemuda berhidung mancung itu mengikuti ucapannya.

“Astagfirullahaladzim.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status