Share

BAB 45

Silia membiarkan Roby yang masih menangis di pelukannya. Untung saja mereka berada di ruangan VIP, jadi tak ada pasien selain mereka.

Roby seolah menumpahkan semua air matanya. Tanpa ada rasa malu.

Bagi pemuda itu, Silia adalah satu-satunya orang yang bisa menjaga rahasia.

“Maaf. Seharusnya aku tak begini. Kau sedang sakit, tapi aku malah membebani pikiranmu dengan bertingkah seperti ini.” Roby melepas pelukan dan menghapus air matanya.

“Tidak apa-apa, Roby. Aku tak mempermasalahkannya. Kemarin di saat aku sedih, kau yang menghiburku.” Silia tersenyum.

“Apa aku terlihat menyedihkan?” tanya Roby.

“Tidak sama sekali. Kau justru tampak lebih membaik setelah menangis,” puji Silia.

Mereka berdua sama-sama terdiam.

“Jadi, apa satu hal yang mau kau minta padaku?” Silia menatap Roby yang duduk di samping ranjang.

Roby diam sejenak sebelum akhirnya menjawab meski terlihat sangat ragu. “Aku ingin tahu, apakah kau bisa membantuku? Kau tahu sendiri, kalau harga diriku telah diinjak-injak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status