Share

Malam Keramat

"Mas, lepas!" tolakku sembari terus menekan dadanya. Entah kenapa aku merasa tidak suka diperlakukan seperti ini.

"Mas, tolong jangan begini. Apa maumu? bukankah kamu pernah bilang bahwa kamu paham jika aku belum siap melakukannya?" Aku terus berupaya mendorong tubuh kekarnya yang menindihku.

Bukannya beringsut pergi, Mas Wira justru bertindak semakin menggila. Ia kini mencumbuku. Kedua tanganku dinaikkannya keatas. Membuatku sangat ketakutan dan tubuhku gemetar hebat. Trauma itu datang lagi.

"Kamu sudah sembuh Yessi. Walau bagaimana pun aku ini lelaki normal," bisiknya disela cumbuannya.

Mas Wira menuntut haknya. Aku menggeleng pedih. Aku belum sembuh, Mas. Tidakkah kau bisa merasakan betapa gemetarnya tubuhku saat ini? Oh, Ya Tuhan, apakah kebanyakan lelaki seperti ini? hanya mementingkan egonya sendiri dan tak peduli dengan kondisi pasangannya sama sekali?

Akhirnya, malam keramat itu pun terjadi. Aku melaluinya dengan penuh kepasrahan di sela desahan napasnya yang terdengar menggeb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status