Share

Bab 270

Author: Vannisa
Landon panik dan buru-buru mengaktifkan mode senyap. Begitu mengangkat kepala, dia langsung bertemu tatapan dingin Easton.

"Hapus."

Satu kata sederhana dari Easton itu membuat Landon langsung patuh. "Hapus, aku hapus! Sudah kuhapus!"

"Yang kamu kirim di grup juga tarik." Easton terus menatapnya.

Keringat dingin muncul di kening Landon. Dia langsung melakukannya, lalu membalikkan layar ponsel agar Easton bisa memeriksa.

Maggie melepaskan kemeja hitam dari tubuh Easton, menggantinya dengan kemeja putih bersih, lalu memakaikannya kardigan tebal.

Easton justru bekerja sama tanpa protes. Dia mengangkat lengan, menjulurkan tangan. Sudut bibirnya bahkan terangkat sedikit, seolah-olah dia sangat menikmati perlakuan itu.

Padanan kemeja putih berkerah tegak dengan kardigan abu-abu membuat mata Maggie sedikit berbinar. Selama ini, Easton selalu berpenampilan formal, selalu memakai setelan khusus buatan desainer, sepatu kulit yang mengilap ….

Ini pertama kalinya Maggie melihat Easton memakai warna
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 271

    Alvian tersenyum tipis. Bibirnya tersenyum, tetapi matanya tidak. Dia lalu melepas sarung tangan kulit dombanya. "Easton sangat rendah hati. Pengantinnya juga bukan orang dari kalangan kita.""Kamu sudah mau pergi?" Timmy menyerahkan tongkat kepada staf di sampingnya. Orang di samping segera peka dan menyerahkan sebotol air yang sudah dibuka.Tatapan Timmy perlahan berhenti pada wanita di sudut itu. Dagunya sedikit terangkat. "Nggak panggil Jossie ke sini untuk menyapaku? Kelak kita pasti sering bertemu. Biar aku bisa jagain dia juga."Lucano akhirnya tak tahan. Dia mengepalkan tangan dan maju selangkah, tetapi tiba-tiba ada tangan yang menarik sikunya. Alvian menggeleng pelan padanya, memberi isyarat agar jangan gegabah."Kalian berdua jangan setegang itu. Aku juga nggak bilang kalian nggak boleh pergi." Timmy mengangkat alisnya, terkekeh-kekeh dengan maksud yang sulit ditebak. Dia melambaikan tangan. "Hati-hati di jalan ya."Jossie sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di antara me

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 270

    Landon panik dan buru-buru mengaktifkan mode senyap. Begitu mengangkat kepala, dia langsung bertemu tatapan dingin Easton."Hapus."Satu kata sederhana dari Easton itu membuat Landon langsung patuh. "Hapus, aku hapus! Sudah kuhapus!""Yang kamu kirim di grup juga tarik." Easton terus menatapnya.Keringat dingin muncul di kening Landon. Dia langsung melakukannya, lalu membalikkan layar ponsel agar Easton bisa memeriksa.Maggie melepaskan kemeja hitam dari tubuh Easton, menggantinya dengan kemeja putih bersih, lalu memakaikannya kardigan tebal.Easton justru bekerja sama tanpa protes. Dia mengangkat lengan, menjulurkan tangan. Sudut bibirnya bahkan terangkat sedikit, seolah-olah dia sangat menikmati perlakuan itu.Padanan kemeja putih berkerah tegak dengan kardigan abu-abu membuat mata Maggie sedikit berbinar. Selama ini, Easton selalu berpenampilan formal, selalu memakai setelan khusus buatan desainer, sepatu kulit yang mengilap ….Ini pertama kalinya Maggie melihat Easton memakai warna

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 269

    Maggie menekan bibirnya dengan keras. Rona merah aneh di pipinya membongkar isi hatinya. Dengan malu dan kesal, dia mengangkat tangan dan meninju dada Easton. Tidak keras, tetapi juga tidak terlalu ringan.Begitu menyentuh tulang rusuk keras dan otot dada pria itu, Maggie baru sadar apa yang barusan dia lakukan, tetapi sudah terlambat.Easton berpura-pura terbatuk beberapa kali. Dia menutup dada sambil membungkuk dan mendekat. Kemudian, dia menurunkan kelopak mata menatap Maggie. Suaranya penuh makna. "Kamu mau membunuh suamimu sendiri?"Landon berlari terburu-buru ke pintu rumah sakit dan langsung melihat adegan itu. Dia sudah tidak punya tenaga untuk mengomentari, hanya memutar bola mata. "Kamu bukannya lagi demam tinggi? Kamu suruh aku atur jadwal. Aku nunggu dari tadi, tapi nggak lihat batang hidungmu. Ternyata kamu di sini ...."Landon sengaja tidak melanjutkan omongannya. Pandangannya terus menyapu dan menilai keduanya. Nada suaranya sarkastis. "Kelihatannya kamu nggak sakit-saki

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 268

    Hujan masih turun. Maggie membuka payung, mengitari mobil, lalu membuka pintu di sisi Easton. Angin dingin menerobos masuk, langsung mengusir hawa hangat di dalam mobil. Bibir Easton yang pucat bergetar ringan karena kedinginan. Dia berusaha turun dari mobil dengan susah payah, sementara selimut jatuh di kursi belakang.Maggie berjinjit, memayungi Easton, takut air hujan membasahinya. Easton melihat rambut panjang di belakang Maggie terangkat oleh angin. Hujan yang turun miring mengenai tubuh Maggie. Easton pun mengerutkan kening, lalu menarik Maggie ke dalam pelukannya.Maggie sama sekali tidak siap. Tubuhnya terjatuh menabrak Easton. Bibir panas pria itu secara tidak sengaja menyapu keningnya yang dingin. Dia tertegun, berdiri kaku di tempat. Diiringi suara hujan yang terus-menerus turun, terdengar suara serak rendah di atas kepalanya. "Kamu begitu suka kehujanan?"Nadanya penuh ejekan. Maggie panik, kembali berjinjit. Perbedaan tinggi badan yang terlalu besar memaksanya berjinjit sa

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 267

    Maggie membungkuk dan masuk ke mobil. Hawa hangat perlahan menyusup ke setiap pori-porinya. Dia refleks menggosok kedua tangannya. Hujan awal musim semi di Kota Jostam lembut tetapi dingin. Meskipun hanya berjalan sebentar, tetap membuatnya kedinginan.Easton menutup payung, membawa serta udara dingin saat duduk di sampingnya. Dia menyerahkan sebuah kantong kulit pada Maggie. Maggie menunjukkan wajah bingung, ragu-ragu menerimanya.Di dalamnya ada selimut tebal. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menyelimutkan diri. Kehangatan mulai meresap ke tubuhnya.Di sisi lain, Easton tiba-tiba menoleh dan bersin keras. Maggie langsung mengerutkan kening, baru teringat bahwa dia sebenarnya masih sakit. Semalam saja masih demam."Kita pulang." Dahi Easton mulai panas. Kemejanya yang masih basah dan dingin menempel di tubuhnya. Sudut bibirnya memutih. Begitu membuka mulut, suaranya langsung serak.Sopir menatap lurus tanpa berkata apa-apa, lalu diam-diam menaikkan suhu pemanas dan menambah kecepa

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 266

    Ekspresi Maggie langsung berubah. Sebuah emosi kompleks meliputi hatinya dan sulit diusir."Jangan terlalu mengkhawatirkan sesuatu, pelan-pelan saja pulihkan tubuhmu." Romi mendorong dua lembar resep dengan tulisan rapi ke hadapan Maggie, lalu berkata dengan makna mendalam, "Ada seseorang yang bahkan lebih memperhatikan kesehatanmu daripada dirimu sendiri."Maggie menangkap maksud tersiratnya. Dia perlahan menunduk, menekan dua lembar kertas yang tintanya belum kering itu."Baiklah. Penyakit juga sudah diperiksa, aku nggak akan memaksa kalian makan di sini." Romi melambaikan tangan. "Resepnya serahkan ke Sarah yang berada di bawah. Dia akan membantu kalian meracik obatnya."Easton mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada kakek itu dengan sungguh-sungguh."Sudahlah. Demi memintaku kembali ke ibu kota, kamu sudah menghabiskan banyak tenaga dan usaha. Aku nggak akan melupakan semua itu." Romi tampaknya benar-benar lelah. Setelah menyesap sedikit teh panas, dia melangkah ke kursi rot

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status