Share

Memutuskan untuk Mengalah

last update Last Updated: 2025-08-17 23:46:28

"Ma, sudah." Ayah Nadira menenangkan sang istri.

"Pa, apa Papa tega melihat Nadira seperti itu tanpa Reiner?" Ibu Nadira kembali menatap Reiner.

"Tante tidak masalah kalau Nadira bukan prioritas kamu. Tapi, tidak bisakah kamu tidak meninggalkan Nadira?"

"Maafkan saya, Om, Tante. Yang Nadira butuhkan adalah psikiater. Bukan saya. Suara Reiner rendah, tetapi penuh ketegasan. Reiner lantas menganggukkan kepala.

"Saya permisi. Setelah ini, mohon maaf kalau saya tidak merespons setiap kali Nadira menelepon saya.”

Setelahnya, Reiner menatap Nadira dengan tatapan iba. Wanita itu pernah mengisi hari-hari Reiner selama bertahun-tahun. Bahkan menjadi cinta pertamanya.

"Maafkan aku, Nad. Kamu harus berjuang untuk sembuh. Abdan akan mendampingimu, karena dia yang kamu butuhkan," ujar Reiner dengan suara rendah. "Aku pergi."

**

Reiner menghela napas lega, seolah-olah terlepas dari beban berat yang selama ini menggelayuti hatinya.

Dia berusaha menekan perasaan bersalahnya pada Nadira. Karena bagaim
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Kalian Punya Hubungan apa?

    Alisa lantas menatap Jasmine dan perut besarnya. Dia tersenyum. "Jadi ini istrimu?" tanya Alisa sambil menjulurkan tangan pada Jasmine. "Kenalkan, Alisa.""Jasmine," balas Jasmine tersenyum sambil menjabat tangan Alisa yang menggenggamnya sangat erat. Jasmine merasa ada yang berubah dengan raut muka Reiner sejak kedatangan Alisa. Dan Jasmine pun tidak suka pada cara Alisa menatap Reiner."Lagi hamil berapa bulan?" tanya Alisa lagi.Reiner yang memperhatikan mereka pun merasa tidak nyaman. Dia menatap Feli seolah-olah ingin berkata 'bawa Alisa pergi’ lewat tatapannya. Beruntung, Feli pun peka. Apalagi melihat Jasmine yang tampak kurang nyaman dengan pertanyaan yang terus dilontarkan Alisa."Sa, kita ketemu anakku dulu, yuk!" ajak Feli."Oh. Oke."Reiner bernapas lega saat Alisa sudah pergi. Dia menatap Jasmine dengan lekat dan membetulkan rambut Jasmine yang jatuh ke wajahnya. "Maaf ya, kamu pasti tidak nyaman sama wanita itu.""

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Kedatangan Seseorang tak Diduga

    "Aunty ...!"Kimberly dan Ernest sama-sama berseru begitu melihat kedatangan Reiner dan Jasmine. Lebih tepatnya, sih, Jasmine yang lebih dulu mereka tuju.Hari ini sedang berlangsung perayaan hari ulang tahun Kimberly di sebuah ballroom hotel."Hai ... duh kok kalian lari-lari sih. Tidak takut jatuh memangnya?" Jasmine meringis membayangkan Kimberly yang berpakaian ala princess dan high heels itu seandainya terjatuh saat menghampirinya.Mereka hanya tertawa tanpa menghiraukan pertanyaan Jasmine. Kimberly dan Ernest sama-sama memeluk Jasmine di sisi kiri dan kanan tubuhnya."Hei anak-anak, hati-hati!" seru Reiner memperingatkan supaya kedua anak itu tidak merangkul Jasmine terlalu erat."Aku kangen sama Aunty. Ke mana aja sih?" Kimberly mengerucutkan bibirnya lucu,"Iya. Aku juga," timpal Ernest, "Uncle Reiner juga pernah bilang sama aku, katanya Uncle rindu banget sama Aunty Jasmine. Sampai-sampai Uncle hampir gila."Jasmine te

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Terasa Semakin Kuat

    Jasmine menggeleng. "Sekarang tidak terlalu, Reiner."Ya, Jasmine tidak perlu merasa takut berlebihan. Ada Reiner di sampingnya yang selalu berhasil menenangkannya.Seberat apa pun kisah Jasmine di masa lalu, Jasmine yakin dia akan mampu menghadapi kenangan buruk itu bersama Reiner.Selama ini Jasmine selalu menghindari kenangan itu. Tapi sekarang perlahan demi perlahan Jasmine akan mulai membuka diri dan menerima kenangan itu sebagai bagian dari masa lalunya.Jasmine tidak menolak saat Reiner melingkarkan sebelah tangannya di pinggang. Mata Jasmine memperhatikan Reiner yang tengah membuka penutup botol air mineral dengan tangan yang lain, lalu meneguknya.Jasmine tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari jakun Reiner yang bergerak naik turun seiringan dengan masuknya air ke tenggorokannya.Deg!Jantung Jasmine mendadak berdebar-debar saat ekor mata Reiner bergerak, menangkap basah Jasmine yang tengah memperhatikannya.Seulas se

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tidak Takut Sekarang?

    Tapi saat ini Reiner terpaksa melakukannya. Yaitu menekan-nekan kombinasi angka tempat tanggal lahir Luna pada digital smart lock yang menempel di pintu. Reiner masuk ke dalam unit Luna saat kuncinya terbuka. Tapi sayang sekali Luna tidak ada di dalam. Sialan."Mas, cari Nadira, ya?" tanya seorang pria penghuni unit sebelah yang sudah kenal dengan Reiner karena seringnya Reiner datang ke tempat ini."Iya. Kamu tahu di mana dia?""Tadi pagi sih sempat lihat dia keluar bawa koper. Sepertinya mau pergi ke Jepang lagi."Arrghh! Sial. Reiner memaki dalam hati. Sepertinya Luna tahu kalau Reiner akan datang. Dan Reiner tidak mungkin pergi ke Jepang cuma buat memberi peringatan wanita itu. Buang-buang waktu."Ya sudah, Di. Terima kasih ya."**Keesokan harinya Jasmine datang ke perusahaan Reiner untuk pertama kali setelah mereka menikah. Dulu Jasmine pernah ke sini saat akan meminta pertanggung jawaban Reiner.Tadi pagi Reiner berangka

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bukan Pilihan Reiner

    Begitulah judul yang tertera dalam artikel tersebut. Perasaan Jasmine berkecamuk, tangannya mendadak bergetar saat membaca nama korban ternyata ayah dan ibu tirinya. Dan anak kecil yang diselamatkan oleh mereka adalah Jasmine."Ayah?" gumam Jasmine dengan bibir bergetar.Air mata Jasmine tanpa bisa dicegah akhirnya terjatuh. Bayangan masa lalu yang telah susah payah Jasmine lupakan kini terlihat lagi dengan jelas. Meski samar-samar, tapi Jasmine ingat bahwa memang dialah penyebab kematian mereka saat itu.Jasmine lantas membuka lipatan kertas yang lain dan berisi catatan tangan seseorang yang ditulis oleh tinta warna merah.'Pembunuh! Baca berita ini baik-baik supaya kamu sadar siapa dirimu sebenarnya. Dasar pembunuh?’Sontak, Jasmine berteriak histeris sambil menjatuhkan benda di tangannya ke atas lantai. Dia

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Paket untuk Jasmine

    Jasmine berteriak, kemudian terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah dan peluh bercucuran di dahi juga pelipis. Wajahnya nampak pucat pasi karena mimpi buruk yang baru saja dialaminya."Tidak ... aku bukan pembunuh ... aku tidak membunuh," gumam Jasmine sambil menarik-narik rambutnya agar bayangan mimpi buruk itu menghilang dari kepalanya. Mimpi itu terlalu nyata."Jasmine kamu kenapa?" tanya Reiner panik. Teriakan Jasmine beberapa detik yang lalu telah membuat Reiner bangun seketika. "Ada yang sakit dengan perutmu?"Reiner mengecek seluruh tubuh Jasmine untuk memastikan tidak ada sedikit pun yang terluka. Tapi melihat wajah Jasmine yang pucat pasi dan berkeringat, membuat Reiner yakin istrinya ini baru saja bermimpi buruk."Reiner ... aku ... aku takut," ucap Jasmine dengan bibir gemetar.Dengan spontan Reiner meraih tubuh Jasmine dan mendekapnya sambil mengelus-elus punggungnya untuk menenangkannya."Tidak perlu takut, Jasmine i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status