Ronny dengan cepat memprotes neneknya dengan berkata, “Bukannya Nenek memintaku untuk menemani Nenek?”“Kenapa Nenek tiba-tiba saja memanggil teman-teman Nenek untuk mengobrol dan bermain kartu ketika kita baru saja sampai?”Kemudian Olivia ikut berkata, “Nenek bisa saja menghabiskan uang tabungan yang teman-teman Nenek kumpulkan dengan susah payah karena taruhan kartu kalian.”Nenek langsung tertawa seraya berkata, “Nenek nggak akan mengambil uang mereka. Orang yang kalah akan dicoret wajahnya sampai mereka berubah menjadi kucing.”Semua orang langsung terdiam. Mereka semua tidak memahami dunia orang-orang usia senja, jadi biarkan saja mereka sibuk dengan dunia mereka. Tidak lama kemudian, Reiki datang bersama Junia dan diikuti oleh kedua orang tua Reiki. Kedatangan mereka semua membuat suasana di vila semakin ramai. “Rizal, apa kakakmu dan keluarganya sudah pulang dari Malinjo?” tanya Nenek setelah melihat Rizal Ardaba. “Kakakku bilang, mereka akan pulang sebelum tahun baru,” jawa
“Nenek mau ke mana?” tanya Reiki setelah melihat Nenek berjalan keluar rumah. “Aku sudah lama nggak pulang ke sini, makanya aku mau ke kaki gunung untuk bertemu teman-teman lamaku. Aku mau mengobrol dan bermain kartu bersama mereka.”Nenek selalu memberikan aura muda di mana pun dia berada. Dia juga berteman dengan para pekerja tua di kaki gunung. Para perempuan tua itu senang bergosip bersama Nenek. “Kalian mengobrollah, Nenek mau keluar dulu. Kalian juga nggak usah memanggilku kalau hot potnya sudah jadi. Kalian suruh orang saja untuk membawa hot potnya ke kaki gunung. Aku mau memakannya bersama teman-temanku di sana. Kalau bisa kalian tambahkan barbeque juga agar terasa lebih lezat.”Olivia kemudian berkata, “Nenek sudah tua, jadi harus mengurangi masakan yang dibakar.”“Oke, aku nggak akan makan apa yang kamu larang,” balas Nenek. “Kenapa kalau aku yang melarang Nenek marah? Tapi, Nenek justru patuh ketika Olivia yang melarang Nenek,” keluh Stefan dengan sengaja. Ada yang bilan
Fenny kembali menutup jendela mobil dan menyuruh sopir untuk melaju setelah selesai berteriak. “Nenek benar-benar seperti anak kecil,” gumamnya. Rosalina langsung tersenyum lalu berkata, “Nggak apa-apa, selama Nenek bahagia.”“Dia selalu bahagia setiap harinya. Dia mengatakan kalau hidup itu hanya beberapa puluh tahun saja, jadi kita harus bahagia agar kehidupan kita terasa berharga.”Fenny sangat mengagumi sikap Nenek dalam menjalani kehidupan. Salah satu alasan Fenny bersedia menikah dengan suaminya adalah karena dia menyukai sifat mertuanya. Tradisi yang dimiliki keluarga Adhitama membuatnya tidak ragu untuk menjadi bagian dari keluarga ini. Faktanya, dia memang tidak menikah dengan orang yang salah. Fenny tidak pernah mengalami ketidakadilan selama puluhan tahun menjadi anggota keluarga Adhitama. Bahkan mertuanya memperlakukan para menantunya lebih baik daripada putra-putranya sendiri. Mereka juga tidak perlu khawatir dengan anak-anak mereka setelah lahir karena mertuanya sendi
“Terima kasih, Bu Yura,” ujar Rosalina sopan. Kemudian Yura kembali berkata kepada Fenny, “Suara menantumu ini juga sangat merdu. Aku senang mendengarnya.”“Kalian pasti sangat gembira karena sudah memiliki menantu, sedangkan aku belum punya menantu sama sekali,” ujar Yura sambil melirik anak laki-laki dan perempuannya.Anak laki-laki bungsunya baru berusia awal dua puluhan, jadi dia tidak terlalu memedulikan anaknya itu. Namun, anak laki-laki sulung dan anak perempuannya yang sudah masuk usia matang menikah, belum juga menikah sampai saat ini. Putri Yura yang bernama Rebecca adalah sahabat Amelia. Yura adalah perempuan yang sangat pandai menempatkan diri, jadi tidak heran jika dia bisa dekat dengan keluarga Sanjaya dan keluarga Adhitama. Rebecca pernah memiliki kekasih sebelumnya. Namun, dia selalu menyembunyikan identitas aslinya yang merupakan anak keluarga kaya raya. Akhirnya, kekasihnya itu meninggalkannya untuk perempuan lain agar kekasihnya itu bisa mendapatkan kehidupan yang
Rosalina sudah terlatih hingga memiliki hati baja. Dia tidak akan tersinggung hanya karena sebuah rumor kecil. Lagi pula, kedua bibinya serta Giselle sudah berusaha dengan segala cara untuk menghancurkan reputasi Rosalina. Namun, tidak ada satu pun yang berhasil. Satu-satunya kelemahan Rosalina adalah seseorang sekarang selalu berada di sisinya mendukungnya apa pun yang terjadi, jadi apa lagi yang bisa menyakitinya?“Benar sekali! Kita memang tidak perlu memedulikan perkataan orang-orang di luar sana. Kamu pasti tahu kan tentang Amelia yang sering sekali dirumorkan buruk di luar sana.”“Menurutmu, Amelia tidak seperti apa yang orang-orang itu katakan, kan? Mereka semua mengatakan hal buruk tentangnya karena mereka iri sama Amelia.”Rosalina lalu berkata, “Benar, mereka hanya iri. Karena Amelia adalah sasaran mudah bagi mereka.”Untung saja, Amelia memiliki sifat ceria yang tidak peduli dengan apa yang orang katakan padanya. Orang-orang itu hanya iri kepada Amelia karena dia cukup beran
Rebecca berkata dengan nada minta maaf, “Rosalina, kamu diantar sama pelayanku, ya. Karena aku ingin menyapa Bu Lisa Brata dulu.”Rosalina melirik ke arah mertuanya yang sudah masuk ke dalam rumah dan disambut di ruang utama yang indah oleh Yura Wally dan orang-orang di sekitar mereka. Sayangnya, Rosalina tidak mengenal mereka semua. Oleh karena itu, dia pun berkata kepada Rebecca, “Apa kamu tidak keberatan kalau aku ikut menyapa Bu Lisa Brata bersamamu?”“Aku hanya kenal sedikit orang di sini,” tambah Rosalina. Rebecca pun tersenyum lalu berkata, “Boleh, kok. Ayo, aku mau lihat siapa sih orang yang bernama Lisa Brata itu. Karena aku belum pernah mendengarnya sama sekali.”Rebecca belum pernah mendengar ada keluarga bernama Brata di kalangan kelas atas Mambera. Bahkan ibu dan teman-teman ibunya juga belum pernah mendengar nama itu. Oleh karena itu, Rebecca sangat penasaran dengan sosok Lisa Brata. “Aku pernah bertemu dengan orang yang bernama Lisa Brata sebelumnya. Tapi, aku juga ti
Angka kelahiran akan menurun seiring menurunnya angka pernikahan. Walaupun pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk meningkatkan tingkat pernikahan dan kelahiran, tetap saja semua itu tidak berhasil mendorong para generasi muda untuk menikah dan memiliki keturunan. Kedua perempuan itu terus mengobrol sambil berjalan, sampai akhirnya mereka tiba di pintu masuk vila. Para pelayan sedang sibuk mengarahkan mobil para tamu untuk diparkirkan di pintu masuk atau pinggir jalan vila karena halaman vila tidak bisa menampung semua mobil dari para tamu yang hadir. “Bu Rebecca,” panggil seorang pelayan ketika melihat Rebecca keluar. Rebecca menyapa para tamu yang baru hadir dan menyuruh para pelayan untuk mengantar mereka masuk lalu bertanya kepada seorang pelayan, “Di mana Bu Lisa Brata?”“Beliau masih berada di dalam mobil. Mobilnya baru saja selesai parkir,” ujar si pelayan sambil menunjuk ke arah sebuah mobil yang berada tidak jauh dari mereka. Giselle menatap ke arah Rosalina dan Rebec
Giselle menyapa dengan ramah sambil tersenyum lalu menjabat tangan Rebecca. Kemudian dia menoleh ke arah Rosalina. Rebecca memperkenalkan Rosalina seraya berkata, “Beliau adalah Rosalina Siahaan. Beliau adalah anggota keluarga Siahaan sekaligus menantu keluarga Adhitama.”Giselle tersenyum lalu berkata, “Ternyata kamu adalah menantu keluarga Adhitama. Sepertinya, kita pernah bertemu sebelumnya, benar kan?”Rosalina tersenyum lalu berkata dengan lembut, “Kita memang pernah bertemu sebelumnya. Aku bisa mengingat Bu Lisa Brata dengan mudah karena suaramu terdengar sangat familier bagiku.”Giselle sedikit panik setelah mendengar pernyataan Rosalina. Seperti yang dia duga sebelumnya, Rosalina memang merasa familier dengan suaranya. Sekarang, Giselle harus bersikap tenang dan jangan sampai menunjukkan celah untuk menambah kecurigaan Rosalina. Lota Brata pasti akan sangat murka kalau sampai Rosalina berhasil mengetahui identitas aslinya. Dia tidak boleh takut! Giselle berusaha meyakinkan di
Bayi cepat lapar tapi juga cepat kenyang. Setelah perut kenyang, dia pun berhenti menangis. Aksa menyerahkan si bayi kepada Tiara dengan hati-hati. Kemudian, dia menelepon Bram dan menanyakan apakah Bram mendapat informasi tentang asisten itu.“Kami sudah cari sekian lama, tapi masih belum dapat informasi apa pun. Pak Aksa, aku rasa orang yang kalian cari sudah meninggal,” kata Bram dengan tidak enak hati.Banyak orang tua yang berusia 70 atau 80 tahun. Namun, jarang orang yang bisa hidup sampai usia 90 tahun. Orang tua yang dicari Yuna usianya hampir seratus tahun. Bram menduga orang itu sudah tidak hidup lagi. Selain itu, kejadian itu terjadi puluhan tahun yang lalu. Bram hanya mendapat sedikit informasi.Itu juga menjadi masalah besar bagi mereka untuk mencari orang. Yuna bahkan sudah tidak mengingat siapa nama orang itu. Dia hanya ingat saat dia masih kecil, dia selalu memanggil orang itu paman. Namun, Yuna tidak tahu namanya. Bagaimana Bram bisa mencari orang itu?Keluarga Ardaba
“Sayang, siapa yang telepon pagi-pagi begini?”Tiara mendengar suara dering ponsel. Dia membalikkan tubuhnya, lalu bangun dan duduk. Kemudian, dia membungkuk untuk menggendong anaknya yang menangis.“Jangan gendong dia, Sayang. Kalau kamu gendong dia, dia nggak akan mau minum susu yang aku buatkan.”Aksa segera menghentikan istrinya menggendong anak mereka. “Kecil-kecil dia sudah pintar sekali. Begitu cium aroma tubuhmu, dia nggak akan mau minum susu formula lagi.”Tiara melihat Aksa yang sudah mulai membuat susu. Dia pun tidak jadi menggendong anaknya. Tidak masalah bayi menangis sebentar.“Pengurus rumah tangga yang menelepon. Katanya ada bapak-bapak tua datang ke sini cari Mama. Mereka bilang mereka orang yang selama ini Mama cari.”Aksa menjawab pertanyaan istrinya sambil membuat susu. “Nggak tahu benar atau bukan. Aku suruh dia jamu mereka dulu. Habis kasih susu ke anak, aku baru turun.”“Orang yang selama ini Mama cari adalah orang kepercayaan Nenek saat Nenek masih hidup, kan?”
Pada saat ini, anak Aksa sedang menangis. Aksa menggendong putranya dan berjalan mengelilingi ruangan sambil membujuknya. Tiara bertanya bahkan tanpa membuka matanya, “Lagi lapar atau popoknya sudah harus diganti?”“Mungkin karena lapar. Sayang, kamu tidur saja. Biar aku yang bujuk. Aku buatkan susu dulu. Habis minum susu, dia bisa tidur sampai jam sembilan lewat.”Tiara bergumam pelan. Dia membalikkan badan dan tidur lagi. Ada pengasuh di rumah, tapi si kecil hanya bisa digendong oleh pengasuh saat tidur. Saat bangun, dia akan menangis dalam waktu dua menit jika digendong oleh pengasuh. Karena dia tidak mencium aroma ibunya.Oleh karena itu, Tiara harus mengurus anaknya sendiri hampir sepanjang hari. Untung saja mertua dan adik iparnya mau bantu. Si kecil juga sangat bekerja sama. Kalau tidak, Tiara pasti akan sangat lelah.Amelia sering memuji keponakannya karena sudah bisa mengenali orang. Kalau keluarga yang gendong, dia tidak akan menangis. Sekali digendong pengasuh, dia pasti men
Setya berkali-kali ingin kembali untuk membalaskan dendam, tapi Panca dan yang lainnya menghentikannya. Mereka bilang jika Setya kembali dan bisa membalaskan dendam, lantas siapa yang akan menjadi kepala keluarga Gatara? Kecuali Setya telah menemukan putri kepala keluarga sebelumnya.Setya baru mendapat kabar tentang putri kepala keluarga sebelumnya tahun ini. Itu juga berkat si Rubah Perak. Setelah mengetahui keberadaan putri kepala keluarga Gatara sebelumnya, Cipta ingin segera menemuinya. Apa daya, kondisi kesehatannya yang buruk membuatnya tidak bisa bepergian jauh.Panca butuh waktu lama untuk mengobati Setya, itu pun hanya sedikit lebih baik. Setya juga merasa dia sudah semakin tua. Dia berharap bisa segera menemui putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya ingin memberitahu semuanya serta menyerahkan sebagian bukti kecil yang ada di tangannya.Setya merasa bersalah kepada kepala keluarga Gatara sebelumnya karena gagal membalaskan dendamnya. Dia hanya bisa menyerahkan tanggun
“Aku baik-baik saja.” Si pria yang batuk berkata dengan suara pelan. “Cuma karena kita kejar perjalanan terus, aku sudah nggak sanggup lagi.”“Hei, cepat bukakan pintu untuk kami. Kamu nggak lihat kami sudah nggak sanggup lagi? Nggak usah peduli siapa kami. Karena kami datang ke sini, berarti kami tamu. Keluarga Sanjaya nggak tahu bagaimana cara menjamu tamu?”Pria tua yang berkata kalau dia bisa mendobrak pintu memiliki suara yang sangat keras, serta sifat yang agak kasar. Dia memelototi si pengurus rumah tangga, mendesaknya untuk membuka pintu. Seandainya dia tidak ditahan oleh yang lain, dia pasti sudah merobohkan gerbang pagar.“Putu.”Pria tua yang menopang pria tua yang batuk memanggil pria tua yang kasar itu dengan suara berat. Pria tua yang bernama Putu itu langsung terdiam.“Anak muda, kakak tertua kami ini adalah orang yang selalu dicari majikanmu. Tenang saja, kami bukan orang jahat.”“Tolong bukakan pintu untuk kami. Biarkan kami masuk dan minum segelas air hangat. Kakak te
Keesokan harinya, hujan masih turun. Namun, hujannya tidak sederas kemarin. Hanya hujan gerimis. Suhu di Kota Mambera turun sampai ke titik terendah tahun ini, hanya tujuh derajat.Pada pagi hari di musim dingin yang begitu dingin, keluarga Sanjaya justru kedatangan beberapa tamu asing. Saat bel pintu berbunyi, pengurus rumah tangga spontan bergumam, “Siapa juga yang datang pagi-pagi begini.”Para karyawan belum mulai bekerja. Karena cuaca dingin ditambah hujan pula, tukang kebun yang bertanggung jawab mengurus halaman rumah jadi masuk kerja sekitar pukul delapan. Kemarin turun hujan deras. Pengurus rumah tangga meliburkan mereka selama satu hari.Pengurus rumah tangga mengira yang datang adalah Jonas yang tinggal di sebelah. Jonas adalah calon menantu keluarga Sanjaya. Dia sering datang pagi-pagi buta hanya untuk menemani Amelia sarapan.Pengurus rumah tangga keluar dari rumah dan berjalan ke gerbang sambil membawa payung. Dia pun melihat lima pria tua berdiri berjajar di depan gerban
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam