Namun ketika Giselle menanyakan hal itu, raut wajah Lota langsung berubah. Dengan nada sinis Lota mengatakan lebih baik Giselle tidak perlu banyak tanya. Makin banyak yang Giselle tahu, maka makin pendek pula umurnya. Giselle yang ketakutan pun tidak berani bertanya lagi, tetapi kecurigaan di hatinya makin mendalam. Giselle takut jika dia tahu jawaban atas pertanyaannya itu, Lota akan mencekiknya sampai mati. “Nggak apa-apa, aku cuma penasaran saja karena sudah lama nggak lihat dia.” Giselle tentu saja tidak bisa dengan terus terang tujuan dia datang ke sini adalah untuk bertemu dengan Olivia. Jika begitu, bisa-bisa Junia curiga. Di antara orang-orang terdekat Olivia, tidak ada satu pun yang bodoh. Mereka semua sangat cerdas dan tidak mudah untuk dikelabui. “Kerjaan dia lagi sibuk, aku sendiri juga jarang ketemu dia,” jawab Junia. Mendengar Junia menjawab seperti itu, Giselle tahu kalau Junia berbohong. Giselle juga sadar semua orang terdekat Olivia tidak ada yang percaya kepadany
Malam itu pun berlalu dengan tenang.Keesokan paginya setelah sarapan, Stefan dan pengawalnya diantar oleh Ricky ke bandara untuk mengejar pesawat yang akan menuju ke Aldimo. Sebelum naik pesawat, Stefan mengabari istri tersayangnya kalau dia di hari itu akan terbang ke Aldimo. Di sisi lain, Odelina mengajak Daniel bertamu ke kediaman keluarga Arahan untuk bertemu dengan Rhoma. Kelak mereka akan menjadi saudara. Berhubung Daniel sudah datang, sekalian saja mereka bertemu. Di Mambera, sekolah sedang libur musim dingin. Seperti biasa, Junia kembali ke toko bukunya karena bosan jika hanya berdiam diri di rumah. Pintu toko buku tetap terbuka lebar meski sedang tidak beroperasi. Setidaknya dia masih bisa mengobrol dengan pemilik toko sebelah. Beberapa dari mereka juga menutup toko untuk pulang ke kampung halaman selama libur tahun baru, tetapi ada juga yang masih tetap di Mambera karena tidak ingin pulang. Junia sudah mengandung satu bulan lebih dahulu dari Olivia. Beruntung selama ini a
Setelah melanjutkan jalan-jalan mereka selama kurang lebih setengah jam, sepasang kekasih itu pun kembali ke hotel. Tak disangka saat baru memasuki hotel, mereka berpapasan dengan Stefan dan adiknya yang juga baru saja pulang. “Eh, Daniel. Datang juga kamu,” ujar Stefan, lalu dia pun tidak lupa menyapa. “Halo, Kak Odelina.” Ricky juga mendekat dan bergurau dengan Daniel, “Tadi aku baru saja ngomong sama Kak Stefan. Dalam dua hari ini Daniel pasti datang. Nggak enak kan setiap hari kangen sama seseorang.” “Kamu juga pernah ngerasain,” balas Daniel seraya tertawa, dan seketika membuat Ricky terdiam. Ricky pun, juga pernah merasakan hal yang sama seperti apa yang Daniel alami. “Kalian berdua habis belanja banyak banget,” tutur Ricky seraya mengamati semua barang-barang Daniel bawa, termasuk beberapa barang yang dia taruh di lantai. “Russel punya banyak mainan baru, nih.” “Iya, aku habis beli beberapa baju sama mainan baru untuk Russel. Dulu aku cuma kasih dia kincir angin, jadi sekar
Karena faktor pekerjaan, setiap hari Odelina merias diri seadanya agar terlihat lebih menarik. Terkadang ketika melihat cermin, Odelina tidak percaya sosok pantulan yang ada di cermin itu adalah dirinya sendiri. Sejak bercerai dua tahun yang lalu, Odelina mengalami perubahan yang sangat drastis. “Karena malam ini aku temani kamu saja, aku bisa makan sembarangan. Tapi lain kali aku tetap harus jaga makan nggak mau jajan di malam hari. Diet itu sengsasarabanget, aku nggak mau harus diet lagi untuk kedua kalinya.” Kalau Odelina kembali gemuk seperti dulu, akan berat sekali baginya untuk menurunkan berat badan. Karena sekarang suasana hatinya sedang baik saja, dia tidak keberatan untuk memanjakan Daniel. Yang jelas Odelina tidak ingin harus mengulangi hari-hari di mana dia harus menurunkan berat badannya lagi. Dia harus tetap menjaga porsi makan dan rutin aktivitas fisik setiap hari untuk menjaga tubuhnya. “Aku dengar dari mereka, di sini juga banyak orang yang tertarik sama kamu, ya. M
“Ngapain kamu sampai urus begituan segala. Kita cuma perlu mendaftarkan pernikahan kita dan bikin acara kecil-kecilan saja. Maksudku, nggak perlu sampai yang pesta besar-besaran. Tapi mengingat ini pernikahan pertama kamu, mungkin nggak ada salahnya juga bikin pesta resepsi.” Daniel takut keinginannya akan membuat Odelina tidak nyaman, tetapi Odelina juga takut Daniel akan kerepotan mengurus pernikahan mereka. Ini akan menjadi pernikahan yang kedua bagi Odelina, sementara bagi Daniel ini adalah yang pertama. Dia juga anak keluarga Lumanto, jika pernikahannya tidak dirayakan dengan pesta, mungkin dia akan merasa kecewa. Daniel mengangkat tangan Odelina lalu mencium tangannya. Dengan tatapan mata penuh cinta Daniel menatap Odelina. “Aku nggak mau satu pun dari kita ada yang merasa kecewa. Pokoknya apa pun yang orang lain punya, kita juga punya. Dan apa yang kita punya, belum tentu orang lain punya. Aku pernah bilang, aku mau hidup kamu jadi dambaan banyak orang.” “Sekarang pun hidupku
Sekarang Odelina baik-baik saja, tetapi kali ini Daniel masih tidak bisa berada di sisinya. Meski ada banyak orang yang melindungi dan membantunya, Daniel tetap takut dan cemas, tetapi di satu sisi dia juga tidak bisa bergerak dan hanya bisa menunggu kabar baik darinya. Untunglah, semuanya berlalu tanpa bahaya. Tidak … bahaya tetap ada. Ketika Patricia hendak menjadi orang sebagai sanderanya, orang pertama yang Patricia targetkan adalah Odelina. Alasan utama tentu adalah karena Odelina tidak menguasai ilmu bela diri, menjadikan dia target yang mudah. Kedua, karena Odelina adalah penerus yang direkomendasikan oleh Yuna, yang secara langsung menjadi saingannya Felicia. Di samping itu, Odelina termasuk orang yang memiliki peran paling penting. Sehingga jika Patricia berhasil menyandera Odelina, mereka tidak akan berani bergerak sembarangan. Beruntung sekali Kellin dengan cekatan menarik Odelina sehingga Odelina tidak jatuh ke tangan Patricia. Jika tidak, mungkin semua tidak akan berjala