Share

Bab 3756

Penulis: Anggur
“Aku lumayan ingin pergi ke sana sebenarnya,” ujar Olivia. Dia sungguh ingin pergi jalan-jalan ke kota asalnya Yohanna. “Tapi sayangnya aku lagi mengandung. Kalaupun aku bisa tahan capek, kalian pasti nggak mungkin mengizinkan aku pergi. Perginya nanti saja kalau anak sudah lahir, sekalian aku mau lihat kayak apa penampilan calon adik iparku. Oh ya, Stefan, kita masih belum honeymoon, lho. Kamu janji mau bayar utang honeymoon jalan-jalan selama satu sampai dua bulan pas anak sudah lahir.

Olivia masih ingat dengan utang janji Stefan yang mau mengajaknya jalan-jalan dalam rangka bulan madu.

“Tenang saja, aku nggak lupa. Nanti kalau anak kita sudah lahir dan genap satu bulan, aku pasti ngajak kamu pergi jalan-jalan. Tapi anak kita mau diajak juga atau nggak? Kalau nggak diajak, apa kamu rela nitip anak kita ke pengasuh di rumah?”

Stefan berani bertaruh Olivia pasti tidak akan rela. Bahkan dia sendiri juga tidak rela menyerahkan anaknya yang baru saja lahir ke pengasuh. Anak pertama ada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3759

    “Pak Setya, kita masuk ke dalam saja, yuk. Di luar dingin,” kata Yuna. Deddy melihat sekeliling halaman dan menyadari kehadiran Ivan dan adik-adiknya juga. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata kepada Yuna, “Yuna, dua hari lagi kita pulang, yuk. Sebanyak apa pun kenangan yang aku punya di tempat ini, mama kamu nggak mungkin bisa hidup lagi.” Deddy ingin tinggal di sini beberapa hari lagi untuk mengenang masa lalunya. Namun mereka tidak ada rencana untuk menetap permanen. Kediaman utama keluarga Gatara hanya diberikan khusus kepada kepala keluarga dan keluarganya tempati. Secara tradisi, posisi kepala keluarga diwariskan oleh ibu kepada anak perempuan, maka itu mereka dan garis keturunannya akan selalu tinggal di rumah yang sama selamanya. Patricia menjadi kepala keluarga dengan membunuh kakak adiknya, yang secara langsung mematahkan tradisi keluarga yang sudah berjalan sekian lama. Ketika tradisi itu ingin diluruskan kembali, maka tentu saja keluarganya Patricia harus diusir, kec

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3758

    Sebesar apa pun keinginan Patricia untuk memiliki segalanya, jauh di lubuk hatinya, dia masih menghormati warisan keluarga. Tak peduli sebesar apa pun keributan yang Ivan dan dua adiknya buat, pintu utama kediaman keluarga Gatara tidak akan pernah dibuka untuk mereka. Ivan melihat Yuna dan suaminya sedang menemani Deddy berjalan-jalan di halaman rumah, tetapi mereka tidak pernah menghiraukan Ivan. sekarang Ivan baru tahu seperti apa rasanya kehilangan ibu mereka. Ketika Patricia masih ada, sekalipun tidak menyandang marga Gatara, Ivan dan dua adiknya masih dianggap sebagai bagian dari keluarga Gatara dan bisa menjalani hidup yang nyaman di rumah itu. Mereka bisa bebas keluar masuk sesuka hati. Ivan merasa ini adalah rumah mereka. Mereka lahir dan besar di sana, lantas mengapa sekarang sudah bukan lagi menjadi rumah mereka. Bahkan ketika sudah menikah dan dibelikan vila kecil sebagai rumah untuk tinggal dengan istri, Ivan dan adik-adiknya masih lebih suka tinggal di rumah asal mereka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3757

    Olivia hanya mengiyakan ucapan Stefan dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan. Hanya dalam hitungan detik, Olivia sudah masuk ke alam mimpi. Tak kunjung mendapatkan tanggapan, Stefan melihat Olivia dan mendapati ternyata istrinya sudah tertidur lelap. “Cepat juga tidurnya,” ucap Stefan dengan suara lirih sambil tersenyum tipis. Dia cukup iri dengan Olivia yang bisa tidur kapan pun dia ingin tidur. Di saat Stefan ingin tidur, ketika baru berbaring di atas kasur saja pasti banyak pikiran-pikiran acak yang masuk ke kepalanya. Makin dipikir, makin hilang pula rasa kantuknya. Biasanya Stefan membutuhkan waktu hingga satu jam lebih untuk bisa tertidur, kecuali dia mengonsumsi alkohol sebelum tidur. Ketika tidak banyak pikiran pun, dia tetap membutuhkan waktu setidaknya setengah jam untuk bisa pulas. Stefan mengusap wajah Olivia dengan lembut. Dilihat berapa kali pun, Stefan merasa tidak pernah cukup ataupun puas menatap Olivia. “Olivia, aku sayang kamu, selamanya,” Stefan berbisik di telin

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3756

    “Aku lumayan ingin pergi ke sana sebenarnya,” ujar Olivia. Dia sungguh ingin pergi jalan-jalan ke kota asalnya Yohanna. “Tapi sayangnya aku lagi mengandung. Kalaupun aku bisa tahan capek, kalian pasti nggak mungkin mengizinkan aku pergi. Perginya nanti saja kalau anak sudah lahir, sekalian aku mau lihat kayak apa penampilan calon adik iparku. Oh ya, Stefan, kita masih belum honeymoon, lho. Kamu janji mau bayar utang honeymoon jalan-jalan selama satu sampai dua bulan pas anak sudah lahir. Olivia masih ingat dengan utang janji Stefan yang mau mengajaknya jalan-jalan dalam rangka bulan madu. “Tenang saja, aku nggak lupa. Nanti kalau anak kita sudah lahir dan genap satu bulan, aku pasti ngajak kamu pergi jalan-jalan. Tapi anak kita mau diajak juga atau nggak? Kalau nggak diajak, apa kamu rela nitip anak kita ke pengasuh di rumah?” Stefan berani bertaruh Olivia pasti tidak akan rela. Bahkan dia sendiri juga tidak rela menyerahkan anaknya yang baru saja lahir ke pengasuh. Anak pertama ada

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3755

    Mendengar Olivia mengatakan itu, Stefan tahu istrinya tidak begitu suka dengan nama yang dia pilih. “Iya, kita masih punya waktu beberapa bulan. Coba kita pikirin lagi pelan-pelan beberapa nama yang bagus. Nanti Papa Mama dan Nenek juga pasti kasih usul nama yang bagus. Gimanapun juga ini kan cucu dan cicit mereka.” Biasanya anak pertama pasti anak yang yang paling disayang, karena memang baru ada satu anak saja. “Urusan nama anak kita, aku serahkan ke kamu saja. Biar kamu yang cari, aku nggak mau mikir lagi. Aku payah kalau disuruh pikirin nama.” “Oke, kamu nggak usah pusing soal nama,” kata Stefan seraya mencium wajah Olivia. Lalu dia kembali berbicara dengan lembut, “Yang penting kamu senang. Aku nggak mau kamu capek.” “Kalau ada kamu, mau capek pun nggak sempat. Sayang, mau istirahat sebentar, nggak? Kamu tiduran saja dulu di kamar, aku mau ke bawah lihat Russel dan Liam.” “Aku nggak capek dan masih belum ngantuk. Tadi aku sudah tidur sebentar di pesawat. Tapi kalau kamu mau

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3754

    “Nggak usah buru-buru. Nanti saja baru kita pikirkan lagi pelan-pelan kalau sudah satu bulan sebelum kelahiran,” kata Stefan. “Coba kita pikirkan juga nama anak perempuan, siapa tahu ada keajaiban anak kita ternyata perempuan. Baru sebentar nggak ketemu, Audrey kelihatan makin lucu saja. Archie kalau lagi nggak nangis juga lucu. Mata mereka berdua bulat besar dan bercahaya. Sungguh, hatiku rasanya seperti meleleh setiap kali melihat mereka. Aku jadi iri sama Yose. punya anak satu cowok satu cewek yang menggemaskan. Sekarang aku kenapa mata Nenek langsung berbinar setiap ketemu Audrey dan nggak sabar mau meluk dia.” Olivia bersandar di bahu Stefan. Dia berkata, “Kita nggak usah mikir nama cewek lagi. Waktu pemeriksaan, aku kan ikut ke grup ibu-ibu hamil. Mereka bilang bisa tahu anak cowok atau cewek dari gerakan semasa di janin. Memang nggak bisa jamin 100%, tapi omongan mereka bisa jadi referensi juga. Aku yakin 90% anak kita pasti cowok. Kamu tetap mikir nama anak cowok, tapi nama an

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status