Share

Maven

Author: eri desianto
last update Last Updated: 2022-03-22 11:02:32

Suara pekikan dan tawa bergantian memenuhi ruangan kelas. Lucas berdongeng seperti biasanya. Betapa dia telah terpukau kepada gadis yang ditemuinya di dalam bus, Gadis yang menutup kepala dan sebagian wajahnya menggunakan Scarf tampak begitu misterius, dengan lagak seorang pendongeng handal Lucas mendekatkan wajahnya yang berjerawat kepada wajah Maven.

"Kamu tidak tahu gadis itu, dia benar-benar menantang!" Lucas berbisik namun terdengar seperti angin yang bergerak lambat. 

"Jangan dengar bualan gila itu Maven!" Loa menyela, "dasar pemimpi gila!" Loa tertawa begitu keras hingga memperlihatkan gigi gerahamnya yang paling akhir. Lucas tak terima, ia memutar balik wajahnya dan memasang muka menyeringai seperti hendak menelan Loa hidup-hidup. 

Suasana kelas semakin panas, ledekan Loa menimbulkan kekacauan luar biasa, suara ejekan satu sama lain terdengar memekakkan telinga di selingi suara tawa yang tak memiliki ujung. Maven hanya tersenyum, ia tahu betul Lucas sahabatnya memiliki kepribadian yang teramat berapi-api. 

Maven tak menanggapi kesenangan yang di lakukan teman-teman kelasnya, buku berwarna biru tua di genggamnya begitu erat, kemudian kembali ia buka dan tersenyum tertahan, menahan geli hati nya yang berbunga-bunga. 

Ketidakpercayaan nya kepada Lucas tentang gadis menantang yang ia sebut, membuat Maven tak sengaja menyindir dengan memainkan bibir bawahnya. Maven percaya dengan segala bentuk dan persepsi Lucas tentang hal apapun, tapi tidak dengan gadis. Lucas memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan tak segan berbagi kepada Maven, akan tetapi perihal gadis Lucas jauh di bawah rata-rata, meski pamor Lucas yang memiliki segala yang ia inginkan, Lucas tak pernah beruntung jika itu tentang seorang gadis. Betapa Maven ingat, perempuan bermata indah yang disebut Lucas sedang mengintipnya di toilet sekolah, namun ternyata perempuan itu tak pernah ada dan itu adalah ulah Loa teman sekelasnya yang ingin mengerjai Lucas. 

Apa yang diharapkan Maven tentang seorang gadis telah tercermin sepenuhnya pada gadis bermata coklat indah yang meruntuhkan hatinya. Gadis yang tak sengaja ia temui di balik papan pengumuman siswa baru. Gadis yang tak pernah lepas dalam senyum dan wajahnya yang selalu ceria, serta gadis yang tak pernah ia tahu bernama siapa. 

Maven merangkai kata-kata yang tak sepenuhnya ia mengerti, tangannya seolah tak mau berhenti mengungkapkan isi hatinya kepada gadis itu lewat tulisan-tulisan pendek, tak heran jika Lucas sering memanggilnya pujangga gila. 

''Menjadi cinta adalah dirimu dan aku adalah penikmatnya." 

"Bilang pada orang tuamu, aku mencintaimu."

Loa tertawa keras mendapati Maven sedang kasmaran tak henti-henti, pernah sekali Loa bertanya tentang siapa gadis itu, namun Maven hanya menjawab layaknya orang sedang dimabuk cinta. 

"Gadis itu nyata dan tetap nyata disini." Maven menunjuk dadanya, memperlihatkan tempat gadis itu tepat di hatinya. Loa menggelengkan kepala, betapa Maven telah gila pikirnya. 

Maven tak begitu peduli dengan ucapan teman-temannya, gadis itu yang membuat ia tak pernah membuka hati pada gadis manapun. Gadis yang telah merebut kehangatan Maven terhadap gadis-gadis lain. Tak heran jika Maven terkenal dengan sebutan Lelaki tampan tak berhati pada sekolah lamanya. Meski memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang tegap serta bersifat lembut dan ramah, tidak berlaku untuk para gadis, ia hanya ramah pada tetangga dan teman-teman lelakinya.

Lucas menggoda Maven yang sedang duduk membaca coretan-coretan gilanya. Sifat Lucas yang terlalu ramah membuat Maven sedikit merasa jengkel, ia hanya ingin menikmati perasaannya sendiri, "mau aku kenalkan dengan perempuan di dalam bus itu?"Lucas mengedipkan mata seolah menggoda. 

"Tidak, Terimakasih." Maven menjawab dengan memalingkan wajahnya cepat. Lucas membetulkan seragamnya sembari menepuk pundak Maven, seolah ia tampak sedang menenangkan Maven, lagaknya seolah seperti orang tua yang sedang menasehati anaknya yang putus cinta. 

"Kamu ga perlu khawatir Maven, aku bakal bawa gadis tercantik di kota ini untuk menemanimu." Lucas berdiri, dan menahan gelitik geli di perutnya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Gavin Kembali

    Lima baris kursi telah disiapkan keluarga Samos untuk menyambut kedatangan Maven beserta keluarganya, senyum mengembang di setiap insan yang berada disana.Desas-desus gadis seratus juta menjadi buah bibir hangat bagi ibu-ibu bermulut besar di kampung itu."Kau tahu? Gadis itu dilamar lagi!""Yah, aku juga mendengar itu, lebih nya mereka menyiapkan uang seratus juta full!!!""Kasihan sekali, mereka tak tahu bahwa gadis itu sudah tak suci."Obrolan-obrolan panas yang dibuat wanita-wanita kampung di sela-sela ramai dan khidmat nya acara lamaran Rona

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Bantuan Radi

    Sesaat setelah Maven kembali kerumah, Radi langsung menanyakan perihal pelayarannya kali ini, setelah dua bulan mereka tak pernah berbincang sedikitpun."Bagaimana dengan pelayaranmu kali ini?""Lumayan melelahkan, ombak Februari masih terbilang tinggi,'' Maven menjawab seadanya."Apa kamu mau menikah?"Pertanyaan Radi begitu mendadak membuat Maven terdiam sejenak, kemudian menjawab dengan cepat, "yah""Baguslah, umurmu sudah masuk dua puluh lima tahun, Ayah harap kamu sudah cukup matang untuk menikah""Tapi, aku belum punya apa-apa."

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Lamaran Cal

    "Maaf Rona aku harus kembali ke Makassar, aku tidak enak kalau terlalu lama ditempat ini, sesuatu yang mau kupastikan sudah terjawab, aku mohon tunggu aku yah beberapa saat lagi, aku pasti datang jemput kamu."Kata-kata perpisahan Maven membuat Rona menanggung rasa yang sama saat ditinggalkan oleh Gavin, akan tetapi perbedaan terbesarnya adalah, Maven menjelaskan dengan detail bahwa dia akan kembali sedang Gavin pergi tanpa menjelaskan apapun."Aku akan tunggu," tak terasa air mata Rona menetes yang disambut cepat oleh tangan Maven untuk menghapusnya."Aku janji gak akan lama, tapi bersabarlah.""Iya!" Rona mengangguk.Perpisah

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Jawaban

    Peluh yang keluar dari pori-pori Lucas membat Maven bergidik jijik, "Luar biasa keringatmu teman, sepertinya bisa dijadikan air mandi untuk seminggu!" Maven mengejek dengan gaya Khas Lucas yang tengil.Lucas terengah-engah, napasnya yang dikumpulkan di rongga paru-parunya keluar dengan paksa lewat mulutnya."Kamu harus mencobanya besok! Udara disini sangat bagus untuk berolahraga," tukas Lucas.Andrew menilik keluar, melihat Lucas yang baru saja pulang berolahraga membuat dia tersenyum bangga, anak itu memang pantas disebut anaknya.Lucas masuk lewat pintu belakang, peluhnya bisa saja menetes ke dalam ruangan yang sudah dibersihkan ibunya. Sedang Rona menunggu dengan tak sabar, tak biasanya A

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Kecewa

    Andrew tak menjemput Lucas seperti biasanya, Lucas yang meminta, dia akan naik angkutan kota jika itu diperlukan, namun ojek motor adalah pilihan yang paling pas."Dari tadi kamu bengong dan terus melamun,'' Lucas menyadarkan Maven yang masih mempertahankan lamunannya."Maaf." Maven terkesiap dengan cepat ucapan itu keluar dari mulutnya."Sudah aku bilang, gak usah kamu pikirin, lama-lama kamu bisa stres, sekarang pikirkan bagaimana caranya Rona membalas cinta kamu!" Ucapan Lucas yang terakhir membuat Maven tersadar, peran penting dalam sebuah hubungan adalah mendapat balasan yang baik dari pasangan baik itu perasaan maupun perhatian.Maven tergesa-gesa mengangkat ransel yang ditandainya seba

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Maven Kembali

    Angin Desember, ritual pemanggil flu paling alami, setelah terombang-ambing selama tiga bulan lebih di atas kapal yang melaju di antara ombak dan perpisahan di setiap pelabuhan, Maven menyunggingkan senyumnya, kini waktunya kembali, meski kepalanya masih terasa berdenyut tak mengurungkan niatnya untuk datang menemui Rona."Kamu mau langsung pulang?" Maven bertanya pada Lucas yang mengangkat barangnya di sela-sela ramainya siswa yang baru saja turun dari kapal."Iya, aku sangat rindu ibuku!" Lucas menjawab tak seperti biasanya, pengalaman yang dialaminya selama berlayar terus mengingatkannya pada ibunya, pelayaran yang terasa ingin membunuhnya pelan-pelan."Aku ikut!" Maven mengacungkan telunjuk nya seperti anak kecil yang ingin memberi jawaban di dalam kela

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Mencintai Rona

    Ruangan gelap membentuk kisi-kisi cahaya yang datang dari luar membuat Maven tak bisa tidur, Maven tidak pernah merasakan suhu tubuhnya meningkat, sesaat setelah mengingat hal-hal yang telah diucapkannya pada Rona.Gadis itu memiliki pesona yang tak dapat mengalihkan pikiran Maven terhadapnya,Kulitnya selembut embun dan senyumnya yang membuat siapapun dapat terpikat. Semenjak pertemuan nyatanya dengan Rona, Maven semakin giat melakukan apapun, membaca buku-buku yang dapat membuatnya sukses lebih cepat serta hal-hal yang membuat dia terlihat dewasa dan mampu menjadi tempat bersandar bagi Rona."Tunggu aku, Jika kau ingin. Tapi percayalah aku akan membuatmu ingin menungguku."Persiapan pelayaran terakhir yang dilakukan Maven akan membawa nya ke tahap

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Ruth

    Dua Puluh Enam November, tepat hari ini adalah hari kelahiran Ruth sejak Dua Puluh Empat tahun yang lalu, kehidupannya yang terbilang masih terbayang-bayang pada masa lalu kelam,membuat Ruth harus bersabar setiap mendengar ujaran kebencian dari para tetangganya, setelah memutuskan bercerai dengan suaminya, Ruth memilih tinggal sendiri, dibanding harus kembali kerumah orang tuanya.Kehampaan yang terasa mengusik hari-hari yang dilewati oleh Ruth.Lelaki yang dicintainya mencintai orang lain, bahkan gadis itu adalah sepupu nya sendiri.Aku tak tahu harus bagaimana Vin, semenjak pertemuan itu aku benar-benar tak dapat melupakanmu, aku mencintaimu. Aku harus apa?Ruth menghempaskan tubuhnya pa

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Cemburu

    Percakapan singkat yang terjadi antara Cal dan Andrew membuat suasana menjadi hening dan menegangkan. Rasa sesak yang tiba-tiba dirasakan oleh Rena juga dirasakan oleh Cal, tak ada yang berani mengeluarkan suara apapun bahkan suara batuk kecil yang tertahan di tenggorokan Maven dibiarkannya menjadi air liur kemudian ditelannya pelan-pelan.Ada ketidaksetujuan yang terdengar begitu keras dari ucapan Andrew meski tak diucapkan secara langsung.Rena mempertahankan posisinya agar terlihat baik-baik saja, akan banyak hal yang mungkin saja dapat membuatnya tampak lebih kikuk lagi, Rona mengerti perasaan Rena, digenggamnya pelan tangan gadis itu, dengan bahasa isyarat mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.Andrew tak melanjutkan ucapannya, fokusnya kembali tertuju

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status