Home / Rumah Tangga / Pernikahan Jebakan / Lakukan Karena Cinta

Share

Lakukan Karena Cinta

Author: NariaPranata
last update Huling Na-update: 2022-01-01 22:29:13

Gabe berjalan mendekati Aylee, gadis itu mendengar suara langkah kaki dan segera menoleh. Gabe sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan Aylee.

“Aku tidak tahu kau akan pulang. Aku tak menyiapkan makan malam.” Aylee kembali menatap layar komputernya. Gabe berdiri di samping Aylee.

“Tak apa. Aku tidak lapar. Kau tak jadi pergi?” tanya Gabe.

“Ya, aku banyak kerjaan.” Gabe tahu Aylee berbohong.

“Terimakasih,” seloroh Gabe membuat Emily tercengang. Ia tak salah dengar bukan? Pria itu berterimakasih?

“Untuk?” Aylee mendongak, menatap penuh tanya wajah Gabe yang kali ini terlihat lembut.

“Mematuhiku. Walau aku tahu aku tak layak mendapat itu.” Gabe menyeringai, ada kegetiran di matanya.

“Sudah kubilang aku banyak pekerjaan. Tak perlu merasa seperti itu.” Aylee tak memandang wajah Gabe. Pria itu terkekeh.

“Ayolah, Ay. Berhenti pura-pura acuh padaku. Aku tahu kau tak ingin bersikap seperti itu.”

Mendengar itu Aylee berdiri, ia menatap tajam Gabriel.

“Apa aku punya pilihan? Haruskah aku terus terlihat menyedihkan dengan bersikap seolah tak terjadi apa-apa dalam pernikahan kita?” Gabe menunduk. Ia menjilat bibirnya. Ia lantas menyeringai namun matanya terlihat sedih.

“Harusnya tak kupilih kau untuk kujebak dalam pernikahan ini.”

Aylee menajamkan pandangannya.

“Kau terlalu istimewa untuk diperlakukan seperti itu.”

Hati Aylee mencelus, ia tak menyangka ucapan Gabe yang barusan keluar dari mulutnya.

****

Suara bell apartemen Michelle berbunyi. Ia segera berlari ke arah pintu sembari membenahi tatanan rambutnya.

Pintu dibuka dan mendapati Martin sedang berdiri di depan pintu dengan senyuman dingin.

“Sedang apa kau di sini?” Michelle memicingkan matanya.

“Boleh aku masuk? Aku membawa makanan untukmu,” ujarnya sembari menunjukkan sekantung box berisi makanan.

“Terimakasih, tapi kau tak perlu repot-repot.” Michelle hendak menutup kembali pintunya namun tangan Martin menghalanginya.

“Baiklah jika kau tak ingin aku masuk, tapi terima ini.” Martin menggenggamkan kantung itu pada tangan Michelle.

“Aku pergi,” pamitnya dengan senyum mengembang di bibir indah Martin.

Michelle tertegun, ia merasa jantungnya berdesir. Ia memandangi punggung pria itu hingga sosoknya tak terlihat lagi.

***

Gabe mendekati Aylee, pria itu memegangi kedua bahu istrinya. Aylee segera melepas tangan Gabe. Aylee merasa tatapan pria itu aneh, tak sinis juga tak ada amarah di situ. Aylee justru khawatir sekarang, tatapan pria itu seperti singa yang lapar. Gabe bahkan menelisik tubuh Aylee dengan seksama.

“Gabe, aku akan menyiapkanmu makanan. Kurasa hanya omelette tak akan masalah kan?” tanpa menunggu persetujuan Gabe, wanita anggun itu segera berlalu menuju dapur.

“Apa dia kabur lagi? Kenapa jadi menggemaskan begitu?” Gabe tertawa sendiri.

Gabe mengikuti wanita itu ke dapur. Mengamati sosok Aylee yang berkutat dengan alat-alat memasaknya. Aylee merasa risih ditatap seperti itu. Sikap Gabe semakin berbeda, itu membuat Aylee bingung.

“Makanlah.” Usai menghidangkan itu Aylee hendak menuju kamarnya. Namun tangan Gabe mencegatnya.

“Aku makan sendirian?” wajah Gabe terlihat memelas.

“Aku sudah makan,” jawabnya.

“Temani aku. Dan itu perintah, kau tak akan melanggar itu kan?” Aylee memutar bola matanya. Ia lantas duduk di depan Gabe.

“Kau memang suka seenaknya,” seloroh Aylee menatap kesal ke arah suaminya.

“Aku tahu,” jawabnya enteng, sejurus kemudian ia menyuapkan omelette ke mulutnya. Aylee menggelengkan kepalanya.

“Oh Tuhan, aku tak percaya aku menikahimu.” Emily memegangi dadanya, berharap kesabaran tak pernah habis dalam hatinya. Gabe justru terkekeh.

“Kau membuatku sedih, Ay.”

Aylee memalingkan wajahnya, Pura-pura tak mendengar suaminya.

“Apa kau menyesal menikahiku?” tanya Gabe dengan raut wajah serius. Aylee mengedarkan pandangannya, tak ingin menatap Gabe.

“Mungkin iya.” Jawaban Aylee membuat Gabe terenyuh hatinya.

“Ada apa denganmu? Kau aneh hari ini, Gabe. Michelle mencampakkanmu?” Aylee tak tahan lagi dengan sikap Gabe yang dirasanya aneh.

“Mana mungkin? Mustahil aku tak diinginkan.” Mendengar itu Aylee tertawa seketika.

“Kenapa tertawa?” Wajah Gabe bingung.

“Kau sangat percaya diri,” ucapnya membuat Gabe tersenyum.

“Aku juga tahu kau menginginkan aku juga.” Tatapan Gabe menggodanya. Aylee menelan ludahnya. Nyatanya memang yang dikatakan Gabe adalah fakta. Dengan segala perlakuan Gabe padanya, pria itu masih berarti di hatinya.

“Kau luar biasa aneh.” Aylee menutupi perasaannya dengan mencoba mengejeknya. Aylee melenggang meninggalkan Gabe menuju kamarnya, sebelum pria itu sukses membuat pipinya bersemu merah.

***

Aylee menggosok giginya di depan wastafel, tiba-tiba Gabe masuk mengagetkannya. Aylee segera berkumur.

“Hei, aku sedang menggunakan kamar mandi. Tunggulah sebentar!”

Namun Gabe tak menggubris Aylee. Ia melepas satu persatu bajunya. Aylee menutup setengah matanya, dan dia bergegas menuju pintu kamar mandi untuk keluar. Namun Gabe menahan tangan Aylee. Pria itu terkekeh melihat Aylee menutupi matanya. Saat ini Gabe sudah tak berbusana.

“Ayolah, aku ini suamimu. Lihat aku,” godanya.

“Dasar gila! Lepaskan aku, Gabe!” Aylee masih terpejam. Itu semakin membuat Gabe gemas. Ia lantas mencium bibir istrinya sekilas.

“Gabe!” Aylee bersungut. Pria itu malah makin menggodanya. Ia memeluk Aylee dengan tubuh telanjangnya. Itu membuat Aylee panas dingin. Gabe mencium lagi bibir Aylee, namun kali ini ia mencium Aylee intens, melumat bibir gadis itu dengan piawainya. Mencecap bibir atas dan bawah Aylee bergantian. Bahkan lidahnya kini menerobos masuk mencari lidah Aylee. Pertahanan Aylee kini koyak, nyatanya wanita itu menikmati ciumannya. Ia membalas ciuman Gabe hingga bibir keduanya saling bertautan. Aylee mencoba mengumpulkan kesadarannya. Ia lantas melepas tautan bibir Gabe.

“Kau bilang kau tak tertarik menyentuhku. Kenapa melakukan ini?”

Gabe membelai rambut gadis itu.

“Nyatanya aku sekarang begitu menginginkanmu. Aku akui, aku menjilat ludahku sendiri, Ay. Aku sangat menginginkanmu. Bibirmu sangat manis,” Ia menciumi lagi bibir Aylee, gadis itu terbuai lagi. Walau akal sehatnya menolak dicumbu Gabe, namun reaksi tubuhnya berkata lain. Tubuhnya dengan senang hati menerima sentuhan-sentuhan Gabe. Bahkan pria itu kini menyibak gaun Aylee, tangannya hendak meraba bagian intim Aylee. Namun wanita itu mencegatnya.

“Aku suamimu, biarkan aku melakukan ini, Ay.”

“Aku tidak bisa, Gabe.”

“Kenapa?” mata Gabe terlihat kecewa.

“Kau belum mencintaiku kan?”

Gabe terdiam, ia juga bingung dengan perasaannya.

“Kenapa kau bersikeras? Aku tahu kau menginginkan ini juga.” Gabe mengunci tubuh Aylee lagi. Mencium kembali gadis itu.

“Aku sangat ingin, Gabe. Namun dengan cinta. Aku ingin kau melakukannya karena cinta.” Gabe menyerah. Ia melepas tubuh Aylee.

“Kalau begitu aku belum bisa mengabulkannya.” Gabe berbalik, ia berjalan menuju bilik transparan yang berada di kamar mandi. Menyalakan shower dan meremas rambutnya gusar. Ia terpaksa meredam hasratnya lagi. Aylee begitu menyiksanya.

Aylee juga tersiksa dengan keadaan ini. Apa permintaannya berlebihan? Apa cinta Gabe tak mungkin bisa ia dapatkan?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Jebakan   Kehamilan Aylee

    Aylee menggigit bibir bawahnya, Jemarinya saling bertautan, pertanda ia begitu gugup saat ini. Martin berlari kecil menuju kamar mandi Aylee, di atas wastafel itu ia mendapati testpack milik Aylee. “Ya Tuhan!” Martin menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menuju Aylee yang duduk di kursi kerjanya. “Kau tak akan memberitahukan ini pada Gabe kan?”Aylee meremas rambutnya. “Lalu aku harus apa? Ini anaknya.”Martin bersimpuh di depan Aylee, memeluk lutut wanita yang terlihat kacau itu. “Memangnya jika kau beri tahu ini, dia akan meninggalkan Michelle?”“Tentu, dia akan meninggalkan Michelle. Dia begitu menginginkan bayi ini, lebih dari apa pun.”Martin ternganga, ia begitu takut hal itu akan terjadi. “Dengar, itu mustahil. Ayahmu tak akan mengizinkanmu, Aylee.”“Dia akan berubah pikiran, dia akan memikirkan masa depan cucunya juga. Aku yakin dia akan menerima Gabe jika Gabe mau meninggalkan Michelle untukku. Bukankah itu bagus?”

  • Pernikahan Jebakan   Testpack

    Aylee membasuh wajahnya dengan gusar di depan wastafel, ia mengamati wajahnya yang dinilainya terlihat agak lelah. Sejurus kemudian dia memegangi perut bawahnya. Air matanya tak bisa lagi hanya menggenang di pelupuk mata, kini air matanya terjun bebas mengaliri pipi. “Tidak mungkin, aku tidak mungkin hamil kan?”Aylee terpejam melihat testpacknya, ia tak berani melihat hasilnya. Namun perlahan ia membuka matanya, dan mendapati alat pengecekan kadar hcg itu bergaris dua. “Oh, ya Tuhan...” Aylee memejamkan matanya. “Gabe... Aku harus bagaimana?” Aylee lunglai, ia terduduk di kamar mandinya. Perasannya saat ini begitu kacau, satu sisi ia bahagia karena perjuangannya dan Gabe pada akhirnya membuahkan hasil, namun di lain sisi, tentu hal ini tak ia inginkan, mengingat hubungannya dan Gabe kini bukan suami-istri lagi. “Bagaimana mungkin ternyata justru bayiku yang tumbuh tanpa sosok ayahnya.” Aylee terisak seorang diri. **Usai melakukan syutingnya,

  • Pernikahan Jebakan   Fantasi Gabe

    Aylee terdiam tanpa kata, suasana keduanya mendadak canggung nyaris hening. Bahkan hembusan angin malam yang semula semilir mengayunkan helaian rambut Aylee seolah mendadak berhenti manakala Martin berucap demikian. Aylee menelan ludahnya susah payah, ia cukup tercekat mendengar ungkapan cinta Martin yang entah sudah berapa kali terlontar dari mulut pria populer itu. Meski demikian sering, ia tak menyangka pria itu berani mengatakan itu ketika usia perceraiannya baru menginjak satu bulan beberapa hari saja. Pada akhirnya Aylee hanya bisa kembali memalingkan wajah, Martin terlihat bersedih, ia bahkan menengadahkan wajahnya, takut jika air matanya akan jatuh di hadapan wanita pujaannya itu. “Jika kau tak bisa menerimaku karena tak cinta, maka aku tak keberatan kau menerima cintaku karena belas kasih, aku sangat mau kau kasihani, Aylee.” Aylee sontak menoleh padanya. “Kasihanilah aku,” kini air mata Martin kadung jatuh, ia tak sempat menyembunyikan lagi. “Martin

  • Pernikahan Jebakan   Beri Aku Kesempatan

    Aylee mengamati kopi itu, memutar-mutar paper cupnya seolah mencari tahu siapa pengirim americano itu. Maxime memicingkan mata melihat sikap Aylee yang demikian. Ia lantas menyambangi kubikel Aylee.“Mengapa kau hanya menatap minumanmu tanpa meminumnya?”Aylee terkejut mendapati Maxime sudah berada di sampingnya. Aylee ragu-ragu menyodorkan americanonya pada Maxime.“Kau mau ini, Max?”“Kau sendiri tak ingin meminumnya?” Maxime balik bertanya. Aylee menggeleng cepat, ia ragu meminum kopi yang ia bahkan tak tahu siapa yang memberinya.“Dari penggemarmu lagi?”Aylee tersipu.“Kau mau apa tidak?”“Kebetulan aku belum minum kopi. Ini cukup hangat.” Maxime pada akhirnya meminum americano itu. Maxime memang kerap diberi Aylee makanan atau minuman pemberian pengagumnya.“Ini lumayan juga,” komentarnya sambil lalu menuju meja kerjanya.&ld

  • Pernikahan Jebakan   Kiriman Kopi Pagi Hari

    Lucy mengikuti Aylee yang melenggang ke dapur membawa piring-piring bekas makan malam mereka. Ia bermaksud membantu Aylee mencuci piring-piring itu.“Tidak usah repot-repot Lu, biar aku melakukan ini sendiri.” Aylee merebut spons cuci piring yang dipegang Lucy.“Tidak apa-apa, ini tidak masalah.” Lucy kembali merebut spons itu.“Maaf, super model sepertimu harus mencuci piring-piringku,” ucapnya dengan senyum ramah.“Tidak apa, kalau hanya mencuci piring, aku juga bisa.” Lucy menyeringai, namun ia terlihat kikuk melakukannya, kentara sekali ia tak biasa melakukan itu.“Di rumahmu tak ada pelayan?” tanya Lucy. Aylee menggeleng.“Tidak, ibuku biasa melakukan semuanya sendiri. Lagi pula dahulu mereka hanya tinggal berdua, jadi tak begitu butuh pelayan.”Lucy menganggukkan kepalanya tanda mengerti.“Maaf jika aku bertanya seperti ini, apa kau sudah resmi

  • Pernikahan Jebakan   Gemuruh Hati Lucy

    Aylee menyirami bunga di greenhouse milik ibunya, Melisa. Sepulang mengajar, ia tak tahu harus melakukan apa. Tak banyak tugas, juga tak lagi sibuk menyiapkan segala keperluan dan makanan untuk suaminya, Gabriel. Ya, sudah hampir sebulan ini mereka pisah ranjang.“Gabe sudah mengirimkan surat perceraian yang harus kau tanda tangani, Ay.”Ucapan Melisa membuat Aylee seketika menjatuhkan alat penyiramnya.Ia tak kuasa menahan tangisnya, beberapa waktu lalu Gabe menemuinya ke rumah. Namun Robin tentu saja menolak ajakan rujuk Gabe. Walau ia datang bersama Natasya, Robin tetap tak menghendaki Gabe kembali pada Aylee, lebih-lebih jika Gabe memiliki dua istri. Maka kesepakatan cerai pun tak terelakkan lagi.“Jangan menangisi dia lagi, air matamu sudah cukup banyak terkuras menangisi pria brengsek itu. Dia tak pantas kau tangisi demikian. Jika ayahmu tahu kau masih seperti ini, dia bisa terpukul, Ay.”Aylee segera menghapus air mat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status