Share

Pernikahan Karena Dendam
Pernikahan Karena Dendam
Penulis: Dee__Ary

Bab 1

Di sebuah ruangan yang minim cahaya, seorang pemuda tampan menatap jasad sang adik dengan kondisi tubuh yang mengenaskan. Di depannya sudah terdapat dua orang yang masih tak percaya dengan apa yang dialami gadis malang itu. “Apa kau puas?” tanya Alfarizki yang merupakan kakak dari gadis yang sudah pergi untuk selamanya.

“Maksudnya?” tampak seorang laki-laki seumuran dengannya mengerutkan dahinya, dia adalah Abidzar, kakak dari Nesya.

“Kak Fariz..!!” Nesya berteriak histeris, ketika Alfarizki yang kerap dipanggil Fariz itu menyerang kakaknya tiba-tiba.

“Hentikan!” dengan sekuat tenaga Abidzar menghentikan aksi sahabatnya yang sudah seperti orang kesurupan.

Menatap sahabatnya yang masih memukulnya, Abi mencoba menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi, “ini nggak seperti yang kamu kira!”

“Lantas apa? Kalau nggak bisa dapetin Amel, bukan berarti kamu harus melakukan ini Abi!” teriak Fariz seraya mengacak rambutnya, laki-laki itu menangis, kehilangan keluarga satu-satunya, apalagi orang tersayangnya.

Abi dan Nesya tertegun, tidak percaya jika orang yang sudah bersama selama bertahun-tahun kini tidak mempercayainya, Nesya tahu jika kakaknya telah lama menaruh hati pada gadis yang masih berstatus mahasiswi itu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Amel sudah memiliki kekasih. Merasa cintanya yang tak terbalaskan serta derajat status sosial yang tak sebanding, Abi memilih mundur, mengubur perasaannya dalam-dalam. Baik Nesya maupun Fariz tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi, mereka datang dan mendapati Amel sudah meregang nyawa dengan Abi yang menemaninya. Kesalahpahaman pun terjadi, dimana tidak ada barang bukti yang ditemukan membuat Fariz semakin geram.

Fariz merasa bahwa dunianya hancur, masih syok dengan apa yang dialaminya, dia sudah gagal menjalankan amanah mendiang orang tuanya yang memintanya untuk menjaga Amel. Tangannya merengkuh tubuh yang sudah tak bernyawa itu, mendekapnya dan membawa dalam kehangatan, berharap jika ini adalah sebuah mimpi buruk. Terus berteriak dan menepuk pipi sang adik, merasa tak mendapat respon, air mata Fariz pun luruh, pertama kalinya laki-laki humoris itu menangis. Diangkatnya tubuh Amel, mengusap air matanya kasar, Fariz berbalik kemudian berucap pada pasangan kakak beradik itu. “Kalian tenang saja, aku tidak akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Tapi aku pastikan kalian mendapat ganjaran yang setimpal!”

“Fariz!” panggil Abi namun tidak ditanggapi oleh Fariz, laki-laki itu telah memasuki mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.

“Kak..” cicit Nesya, tubuhnya gemetar seiring dengan cairan bening merembes ke pipinya.

“Jangan takut, ada kakak,” Abi mendekap tubuh mungil itu, sebagai orang yang sudah seperti orang tua pengganti bagi Nesya, Abi tahu betul jika gadis itu tengah ketakutan.

“Tapi kak Amel..” tangis Nesya pecah, tak kuasa lagi membendung kesedihannya, melihat kepergian Amel yang begitu cepat dalam kondisi mengenaskan.

“Ssst sudah jangan menangis, Amel sudah tenang di sana,” mencoba menghibur adiknya meski dadanya terasa sesak saat mengatakan itu.

Selang beberapa menit kemudian, mereka pun pulang meninggalkan rumah kosong yang menjadi saksi bisu semua kejadian tersebut.

“Yaah putus,” menjinjing sandal jepit yang sudah lusuh, Nesya memperlihatkan pada kakaknya.

“Pakai sandal kakak aja ya?” merasa tak tega melihat adiknya yang berjalan tanpa alas kaki, Abi melepas sandalnya dan memberikannya pada Nesya.

“Kebesaran,” Nesya melihat kaki kecilnya mengenakan sandal kebesaran milik kakaknya.

Abi menepuk jidatnya, diambilnya kembali sandal itu kemudian dia berjongkok, “ayo naik!”

“Gitu dong, peka!” Nesya tertawa cekikikan kemudian melompat ke punggung sang kakak, sementara Abi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status