Share

8. tidak terduga

Deru angin menghiasi perjalanan udara kami. Pemandangan indah terhampar begitu hijau dengan undakan bukit-bukit batu yang curam dan terlihat berbahaya.

Alexey mencoba menggenggam tanganku. Dia tampak terkejut karena tanganku yang dingin dan sedikit gemetar. Tatapan matanya seakan bertanya kenapa?

Aku menggeleng lembut seraya tersenyum. Percuma berbicara di atas sini. Tidak akan terdengar apapun kecuali suara baling-baling dan angin.

Helikopter itu membawa kami ke sebuah landasan yang tampak sepi. Alexey membantu melepaskan sabuk pengaman dan menarikku bersamanya menuruni helikopter itu.

Aku merunduk sampai terasa suara baling-baling mulai menjauh. Alexey melambai tangan pada mereka dan terus membawaku bersamanya.

"Kita akan kemana?" tanyaku bingung.

"Ganti pesawat," jawab Alexey singkat padat dan jelas.

Benar saja, sebuah pesawat jenis Airbus ACJ319neo terparkir cantik di landasan dan sudah siap berangkat . Aku sempat tertegun, seberapa jauh Alexey akan membawaku dengan pesawat itu?

"Ayolah, supaya kita bisa istirahat," ajak Alexey padaku yang malah berdiri mematung

"Tapi aku lapar," keluhku sedikit kesal.

Aku sudah membayangkan hidangan pernikahan kami yang terlihat lezat dan harumnya membuatku keroncongan.

Sayangnya kami malah langsung pergi tanpa di bungkuskan bekal perjalanan.

Alexey sedikit tertawa, tapi senyumannya membuatku yakin disana pasti sudah disediakan makanan. Jadi aku menurut saja saat dia menarikku kembali.

Kabin pesawat itu membuatku takjub. Cukup mewah dan muat hingga 15 penumpang. Ada satu kamar dengan ranjang empuk yang sudah aku rindukan.

Alexey menawariku membantu membuka gaun pengantin yang masih melekat di tubuhku. Dengan senang hati aku menerima tawarannya.

Hal pertama yang harus aku biasakan dalam hubungan kontrak kami adalah, mengganti pakaian di depannya. Perasaan canggung sempat merayapi sarafku, tapi mengingat aku sudah jadi siapa sekarang, membuatku yakin.

Alexey juga tampak biasa saja melihat gaunku turun dan aku keluar dari sana. Melegakan saat melepasnya, karena gaun itu cukup berat dengan detail payetnya yang tebal.

Alexey memberikan gaun lain sebagai pengganti gaun pengantin yang berat itu. Sama-sama berwarna putih tulang berbahan brokat, hanya saja lebih pendek.

Setelah melepas sanggul, kucoba merapikan rambutku yang acak-acakan.

"Sini aku bantu,"

Alexey hanya mengganti tuksedonya dengan kemeja yang lebih santai. Lalu dia memintaku duduk dan menghadap cermin. Dia tampak menikmati saat menyisir rambutku.

"Terima kasih," gumamku menatap Alexey melalui kaca.

"Untuk apa?" tanyanya tanpa melihatku. Dia sedang berkutat dengan rambutku yang kusut. Sedikit mengoleskan lotion rambut disana.

"Karena sudah bersikap baik padaku,"

"Aku hanya ingin kita merasa nyaman, Hannah. Tugas ini cukup berat dan mengundang bahaya. Nyawa jadi taruhan kita, lagi pula kita suami istri yang sah bukan?"

Aku mengangguk, membayangkan bagaimana bentuk bahaya yang akan aku hadapi nantinya. Awalnya aku berpikir menikah dengan Alexey akan membuat hidupku menjadi seperti neraka.

Bagaimana tidak? Sejak pertama bertemu hingga memutuskan untuk memilihku sebagai pasangan dalam misi, Alexey bersikap sangat kaku dan dingin.

Raut wajahnya menandakan dia tidak pernah main-main dan jarang tersenyum.

Entah tugas besar apa yang menantiku. Mengingat jabatan Alexey cukup tinggi di organisasi itu. Dan sekarang, aku harus ikut bersamanya untuk menuntaskan misi penting ini.

Karena kelelahan, aku tertidur di ranjang empuk kabin pesawat itu. Entah sejak kapan aku mulai terpejam. Rasanya nyaman sekali saat Alexey menyisir rambutku sambil memijat pelipis ku. Dia mungkin merasa kasihan padaku.

Aku larut dalam mimpi yang hening. Hingga sebuah cahaya putih berjalan ke arahku. Entah itu apa atau siapa. Tapi cahaya itu seakan menjadi magnet yang memaksaku untuk maju mendekatinya.

"Putriku," suara lembut yang kurindukan menggema di udara .

Setelah bias cahaya itu memudar, sosok cantik yang berpakaian indah perlahan membuka tanganya sangat lebar.

Aku berlari dan langsung memeluknya erat. Aku tau itu mimpi, tapi rasanya begitu nyata hingga aku menangis.

"Ibu," gumamku serak. Mencoba memandangi wajahnya tapi aku tak sanggup melihat cahayanya.

Yang kulihat hanya senyuman. Dia mengangguk sambil memelukku. Kemudian mencium keningku lama sekali. Kehangatan perlahan menjalar dari wajah hingga ke sekujur tubuhku.

"Kau harus kuat sayang. Percayalah pada Alex," ucap ibu tepat ditelingaku hingga menggema di kepalaku.

Aku mengangguk patuh. Merasa heran mengapa aku masih mempercayai ibuku setelah apa yang terjadi pada ayah dan keluarga kami.

Namun hati kecilku, bagian terdalam jiwaku merasa bahwa ibu tidak bermaksud mencelakai ayah. Aku tau bagaimana ayah dan ibu saling mencintai.

Senyuman mengembang begitu indah di wajah ibu yang semakin pudar bagai ditelan cahaya. Aku mencoba terus menggapainya tapi aku tak mampu.

Bayangan ibu menghilang melalui bias cahaya redup di udara. Meninggalkan jejak kristal indah yang membuat mataku mengerjap karena kilaunya.

Mataku terbuka. Yang aku sadari lebih dulu adalah tubuhku terasa hangat dan terhimpit. Saat aku hendak berbalik, kulihat sebuah tangan putih nan kekar memeluk pinggangku.

"Kau sudah bangun?"

Ah ya. Aku sudah lupa jika kami sudah menikah. Hampir saja kakiku akan menerjang dari balik selimut.

"Sepertinya tidurmu nyenyak dan mimpimu indah? Apa kau memimpikan aku?" tanya Alexey seakan menggodaku.

"Berhenti merayuku," keluhku malu.

"Tidak berdosa jika aku merayu istriku sendiri, Hannah. Nah kau bilang mau makan tapi malah tidur,"

"Oh iya, aku sudah lupa,"

"Hmmm," Alexey tersenyum kecut, "bisa-bisanya kau melupakan rasa laparmu,"

Aku hanya nyengir, tapi tak urung mengikuti Alexey keluar kamar dan duduk di kursi yang sudah disiapkan makanan.

"Boleh beri aku sedikit petunjuk tujuan kita?" tanyaku disela mengunyah daging steak wagyu yang enak sekali.

Alexey diam sejenak. Seakan menimbang mengabulkan permintaanku. Dia menatapku lekat dari balik bulu matanya yang hitam, lebat dan lentik.

Aku sangat iri dengan visual yang dimiliki Alexey. Wajahnya bertulang rahang tegas dengan belahan di dagu. Bahkan seakan itu tak cukup, bibirnya pun seksi berbelah.

Hidungnya tinggi mancung dengan satu lubang manis di sisi kiri pipinya. Alisnya tebal dan ada satu belahan miring di bagian kanan.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Alexey dengan suara rendah yang basah.

Aku mengerjap salah tingkah, "tidak apa-apa. Aku hanya berpikir sangat tidak adil saja,"

Dia tertegun bingung, "apanya yang tidak adil? Apa kau merasa tersiksa setelah tiga jam menikah denganku?"

Aku mendeteksi perasaan kecewa dari balik pertanyaannya. Tapi kutepis jauh-jauh rasa percaya diriku.

"Fisikmu terlalu sempurna Alexey Ovechkin!"

"Oh!"

Alexey memalingkan wajahnya sambil berdehem kecil. Aku memberinya minum takut dia tersedak atau merasa mau muntah.

"Dan alex,"

"Ya?"

"Kau belum memberiku petunjuk," kataku mengingatkan

Alex berubah ke mode serius dan mulai menatapku lagi. Kali ini aku tidak terlalu merasa terpesona. Ku pikir itu memang caranya menatap seseorang.

"Sebenarnya Hannah, kita sedang memulai misi,"

Jawaban itu membuatku menelan air liur dengan berat. Aku ikut pelatihan "the wife" Hanya satu bulan. Dan menurutku itu tidak ada apa-apanya jika melihat anggota lain yang sudah dilatih sejak kecil.

"Kau gila?"

"Tenang Hannah, kau bersamaku,"

"Alex, aku hanya akan menjadi beban bagimu!"

"Benarkah?" tanya Alexey mengerling padaku, "aku yakin kau bahkan lebih berguna dibandingkan aku,"

Senyuman Alexey membuatku merinding tapi tak urung ku masukkan potongan terakhir steak ku kedalam mulut. Mengunyahnya cepat dengan sedikit geram.

"Jangan menggodaku Alexey! Tidak lucu!"

Alexey tergelak geli, " Aku tidak sedang menggodamu Hannah. Tapi kau memang sangat menggoda,"

Oh tuhan! Ingin sekali rasanya aku menggetok kepala Alex dengan hot plate di depanku. Tapi dia tampak sangat menikmati momen kami ini.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengalah dan mencoba bertanya lebih lanjut,

"Dimana tepatnya, ?"

"Coba tebak?"

Aku menilik keluar jendela dan yang terlihat hanya awan dan samudera biru yang luas dengan beberapa titik kecil hijau.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status