Share

6.kehangatan

"Ayah, kenalkan calon istriku," kata Alexey pada seorang pria tua beruban yang sedang menikmati sore yang cerah di halaman belakang rumahnya.

Dia menatap ke arahku dan tersenyum begitu lebar. Barisan giginya yang rapi tampak sumringah, dia berdiri seraya merentangkan tangan padaku.

Aku maju, dengan canggung menerima pelukan dari pria yang baru saja aku temui. Meski sudah tua, dia tampak sangat sehat dan berotot. Aku jadi tau dari mana Alexey mendapatkan senyumannya yang menawan.

"Vladimir, siapa namamu nona?" tanya nya sopan.

"Hannah Thompson," jawabku gugup.

"Cantik sekali seperti orangnya. Nah nak, mari temani aku bermain catur," ajak Vladimir pada putranya.

"Boleh aku saja yang temani?" tanyaku menawarkan diri.

Aku sering mengalahkan ayah bermain catur. Dia sangat bangga padaku karena aku ahli dalam strategi. Dan sekarang, aku ingin mencoba kemampuanku pada orang lain. Apakah itu benar-benar kemampuanku atau ayah hanya mengalah untuk membesarkan hatiku.

Vladimir cukup terkejut dengan tawaranku untuk bermain, tapi dia bertepuk tangan dengan gembira.

"Aku rasa sudah menemukan anak perempuan yang tidak kudapatkan," sergah Vladimir senang.

Alexey memperhatikanku dengan seksama selama permainan berlangsung. Dia hanya diam saja sambil terus memandangiku.

Aku yakin Alexey sedang menganalisa kemampuanku sebagai penilaian. Meski gugup, aku bermain cukup bagus. Vladimir benar-benar lihai dan dia tidak sama sekali mengalah.

Aku merasa senang, ternyata kemampuanku bukan hanya pujian ayah semata.

Permainan kami berlangsung selama satu jam lebih. Aku merasa heran pada Alexey yang sama sekali tidak beranjak atau merasa bosan terus menatapku.

Vladimir berdecak kesal saat aku mengambil langkah yang membuatnya kesulitan membuat keputusan. Sampai saat dia sadar apa yang sedang dilakukan putranya.

"Hei nak! Jangan diam saja! Bantu aku dengan ini!" gerutu Vladimir menggoda Alexey.

"Ayah akan kalah, aku sudah mengetahuinya sejak permainan dimulai," jawab Alexey malas.

"Ck..!! Dasar anak tidak berbakti. Aku tau kau sangat jatuh hati pada calon istrimu. Tapi setidaknya beri ayahmu ini dukungan!"

Alexey malah mencebik, "ayah kan selalu membanggakan diri, selalu menang dari siapapun yang pernah ayah lawan. Aku rasa hari ini ayah bertemu lawan yang lebih tangguh,"

"Ooohh oke.." Vladimir melambaikan tangannya dengan sikap kesal. Tapi dia tersenyum padaku.

"Aku rasa dia sudah muak dengan kesombonganku selama ini. Maklum saja nak, dia selalu kalah dariku," kata Vladimir dengan setengah berbisik.

"Aku bisa mendengarnya, Ayah," tegur Alexey geli.

"Terserah!"

Permainan berakhir dengan aku sebagai pemenangnya. Latihan sejak usia tujuh tahun membuatku memiliki banyak pengalaman permainan yang sulit.

Sebenarnya, aku pernah melawan paman Moriarty -ku dalam permainan catur. Dan aku juga memenangkannya dengan sangat sulit.

Setiap kali aku menang, paman akan memberikanku sebuah kotak hadiah yang berisi teka-teki peta harta karun.

Mengingat bagaimana kedekatan ku dengan paman membuatku sedih dan marah. Bagaimana bisa paman mengkhianati aku dan menukarku dengan sebuah informasi?

Senja berubah kelam, diiringi angin sejuk yang membuatku merinding kedinginan. Alexey memberikan sweater tebalnya yang hangat dan lembut.

"Sweater rajutan ibuku, dia pasti senang ada yang mau memakainya," kata Alexey seperti mengenang seseorang.

"Lalu dimana dia?" tanyaku cukup penasaran.

Alexey memandang ke luar jendela dan menunjuk kelangit.

"Dia sudah berada di antara bintang-bintang. Aku yakin dia sedang tersenyum padaku saat ini karena memberikan sweater kesayangannya padamu,"

Seketika aku merasa bersalah, "maafkan aku," Kataku menyesal.

"Jangan begitu. Aku memang belum menceritakannya bukan?"

Aku mengangguk paham, "jadi, sweater ini untukku?"

"Tentu saja, sudah ku katakan sebelumnya,"

"Terima kasih," Aku begitu bahagia mendapatkan hadiah yang spesial seperti ini.

Aku memandangi Alexey yang sedang melihat bintang-bintang dengan soror mata yang takjub. Kami sedang berada di kamarnya hanya berdua.

Ada sebuah teleskop besar teronggok di sudut dekat pintu ke luar balkon. Hiasan gantung berbentuk galaksi bima sakti menjadi hiasan yang paling mencolok di kamar ini.

"Kau suka astronomi?" tanyaku kagum.

Jika biasanya Alexey bersikap dingin dan kaku. Dia sangat hangat ketika berada dirumahnya. Aku merasa dia memiliki kepribadian ganda. Dan aku takut tidak dapat mengimbanginya.

"Sebenarnya, setelah ibuku tiada. Aku jadi terobsesi dengan bintang," jawabnya mengakui.

Lagi-lagi aku merasa tidak enak hati. Karena telah menyinggung sesuatu yang sensitif. Aku sangat tau bagaimana rasanya, aku baru saja mengalaminya.

"Lalu, kenapa kau tidak menjadi astronot saja?"

Alexey tersenyum kecut, "ada hal lain yang harus aku ketahui, menjadi astronot hanya akan mendekatkan aku pada ibu tapi tidak membuatnya kembali padaku,"

Aku mengangguk setuju. Alexey tipe pria yang memikirkan segalanya dengan matang. Aku yakin tujuannya cukup penting jika dia sampai bergabung dengan organisasi rahasia itu.

"Apa kau sudah siap?" tanya Alexey tanpa menoleh padaku. Aku menangkap sinyal gugup dalam suaranya.

"Siap untuk apa?"

"Pernikahan kita bulan depan,"

Dengan acuh aku mengedikkan bahu, "apalagi yang bisa aku lakukan? Siap tidak siap. Meskipun usiaku cukup muda untuk menikah,"

"Kau tau kenapa aku sangat tertarik memilihmu?"

Seketika aku menatap Alexey tak percaya, apakah dia mulai terbuka padaku? Dengan perlahan aku mengangguk tidak yakin.

"Pria yang ada di ruangan itu hanya pria biasa dengan berbagai macam profesi. Kau harus bekerja dua kali lipat untuk dapat menyelesaikan tugas nantinya"

"Kenapa begitu, bukankah mereka juga terlatih?"

"Tidak, mereka dalam pengaruh obat. Mereka hanya dijadikan penyamaran bagi para " The Wife" Dalam menjalankan tugas. Kalian akan benar-benar menikah atau bahkan punya anak bersama. Tapi biasanya anak sangat dihindari,"

Aku begitu terkejut hingga mulutku terbuka. Tapi alasan Alexey memilihku sebagai istri samarannya lebih membuatku penasaran.

" Lalu, apa alasanmu memilihku?"

"Karena kau berbeda, Hannah. Kau datang dengan sukarela, memiliki kemampuan kedua orang tuamu yang luar biasa. Aku membutuhkan pendamping sepertimu,"

Jawaban Alexey membuat hatiku bergetar hebat. Belum pernah aku dekat dengan seorang pria manapun. Apalagi mendapat pujian.

"Bisa ceritakan bagaimana " The Wife" Lainnya bergabung?"

"Mereka biasanya anak-anak perempuan dari jalanan, atau panti asuhan. Sebenarnya kami menculik mereka untuk dilatih, lalu di seleksi,"

"Bagaimana yang tidak lolos?" tanyaku ketakutan dengan kemungkinan jawabannya.

" Tenang saja Hannah, tidak ada anak yang dikorbankan dalam hal ini,"

"Menculik mereka saja itu sudah mengorbankan bukan?"

"Tidak. Kau tidak mengerti posisi mereka. Mereka semua gadis-gadis yang tidak memiliki masa depan yang pasti. Tapi organisasi kami memungut mereka dan melatih mereka untuk menjadi sesuatu yang menakjubkan,"

"Maksudmu menakjubkan?"

"Setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang berbeda. Proses pelatihan untuk menguji fisik mereka dan memberikan pengetahuan. Saat diseleksi, kita akan tau gadis mana yang tidak cocok menjadi penyerang,"

" Aku masih belum mengerti, apakah pekerjaan "the Wife hanya menjadi mata-mata?"

"Tentu saja tidak Hannah. Kau akan terkejut jika aku sebutkan beberapa nama ilmuan terkenal wanita yang dimiliki NASA,"

"Aku tidak akan terkejut, karena aku tidak tau satu pun dari mereka,"

Alexey tersenyum kecut, "Selain mata-mata, The Wife juga memiliki profesi yang berbeda-beda sesuai kemampuan mereka. Kami khusus membiayai sekolah mereka hingga lulus dan menempatkan mereka di berbagai lembaga penting,"

Seketika kesedihan merasuk kedalam relung hatiku.

"Kenapa?"

"Aku rindu sekolah," jawabku lemah.

"Kau akan melakukan apapun yang kau mau saat kita sudah menikah nanti," kata Alexey berjanji.

"Benarkah?"

Aku begitu senang hingga menghambur memeluk Alexey yang juga terkejut mendapatkan reaksiku yang berlebihan.

"Maaf," gumamku dengan malu lalu duduk lagi di ranjangnya.

"Kau tampak berbeda saat di luar rumah ini," tambahku penasaran.

"Karena hanya dirumah aku merasakan kehangatan keluarga. Ayahku memberikan kami semua cinta yang dia punya. Beruntung nya kami mendapatkan itu. Karena jika tidak, mungkin aku sudah menjadi orang paling kejam di dunia ini," jawab Alexey menerawang bulan.

"Tunggu, kau sebut kami?" aku merasa heran.

"Ya, kau tau kenapa ayahku sangat menyukaimu? Dan dia sangat bahagia mendengar aku akan menikah. Hanya saja dia menyembunyikannya,"

"Kenapa?"

"Karena kami empat pria kesepian tanpa wanita,"

"Jadi kau punya dua saudara lainnya?"

"Ya, tapi mereka tidak disini. Kami secara bergantian menginap disini setiap akhir pekan agar ayah tidak kesepian,"

Manis sekali. Rasanya aku ingin memeluk Alexey lagi. Tapi malu karena meskipun dia bersikap baik padaku, dia tetap menjaga jarak.

Akhirnya aku menginap di rumah keluarga Ovechkin malam itu. Vladimir merupakan koki yang handal, aku makan dengan sangat berselera dan merasa sangat puas dengan karya tangannya.

Aku cukup lega karena Vladimir sama sekali tidak menanyakan tentang keluargaku. Entah apa dia sudah mengetahui nya atau Alexey melarangnya bertanya.

Setidaknya, Alexey membuatku merasa cukup nyaman untuk menjalani kehidupan baru bersamanya. Meskipun pernikahan itu hanyalah sebuah kontrak yang sudah ditetapkan masanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status