Share

Persaingan Dimulai

last update Huling Na-update: 2025-06-26 15:36:37

Di toilet eksekutif, Disya berbicara dengan suara rendah ke teleponnya. "Halo? Ini aku. Apa kamu tahu kalau Ayudhia masuk ke Atelier?”

“Apa? Ayudhia Ardhana? Masuk Atelier? Kamu pasti bercanda, Disya?” Suara di seberang sana terdengar terkejut.

“Aku serius. Dia bahkan langsung ditunjuk Pak Arlo sebagai kepala tim untuk proyek kontes desain tahunan,” Disya melaporkan, nada suaranya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan. “Sial! Ada apa sebenarnya?”

Disya menggerutu, masih tidak terima dengan keputusan yang atasannya buat.

Tidak ada sahutan dari seberang.

Hingga Disya kembali melanjutkan, “Aku rasa Ayudhia ada hubungan dengan Pak Arlo. Karena Pak Arlo melindunginya. Apa kamu tahu soal itu?” Disya frustasi. “Aku sudah mencoba menentangnya di rapat tadi, tapi dia langsung membungkamku.”

Untuk beberapa saat, Disya hanya diam, mendengarkan lawan bicaranya berbicara, memberinya perintah. Masih tetap mendengarkan, satu sudut bibir Disya terangkat, tatapan licik terpancar di matanya.

Setelah menutup telepon, Disya keluar dari toilet, tekadnya untuk menjatuhkan si anak baru mulai membara.

***

“Astaga, Ayudhia! Aku tidak percaya ini!" Della berbisik, matanya membelalak. Kabar tentang Ayudhia yang langsung ditunjuk sebagai kepala tim menyebar cepat di lantai itu. “Kepala tim? Langsung di hari pertama? Tapi, serius, kamu pasti hebat sekali sampai Pak Arlo langsung menunjukmu.” Della begitu bangga pada Ayudhia yang baru saja dikenalnya hari ini.

Ayudhia hanya tersenyum tipis. Pujian Della terasa seperti ironi di tengah badai tatapan yang menghantamnya. “Aku juga tidak tahu, Della,” jawab Ayudhia jujur. Dia tahu kalau ini adalah bagian dari rencana Arlo, tetapi dia juga tidak tahu kalau Arlo akan langsung mengangkatnya sebagai kepala tim di hari pertamanya bekerja.

Namun, Ayudhia tahu, ini bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah jalan dan tujuannya.

Ini adalah medan perang pertamanya.

Dan Arlo sudah mulai menjalankan rencananya.

Ayudhia duduk di mejanya, membuka stopmap yang diberikan Arlo. Isinya adalah tumpukan dokumen proyek, jadwal, dan daftar nama anggota tim.

Dia mulai membaca dengan seksama, berusaha menyerap setiap detil.

Proyek ini besar, kontes desain tahunan yang sangat bergengsi. Kegagalan berarti kerugian besar bagi A.R Atelier, dan tentu saja, bagi reputasi Ayudhia.

Saat Ayudhia masih tenggelam dalam dokumen-dokumennya, ponselnya bergetar.

Sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk.

[Bagaimana hari pertamamu, Nona Ardhana? Sudah nyaman dengan posisi barumu? Hebat juga kamu.]

Ayudhia mengerutkan kening. Siapa ini? Siapa karyawan di perusahaan ini yang telah memiliki nomor ponselnya?

Namun, Ayudhia mengabaikan pesan itu dan kembali fokus. Tetapi, beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar lagi.

[Hati-hati. Tidak semua orang di sini akan menyukaimu. Terutama mereka yang merasa terancam karena kehadiranmu.]

Ayudhia menatap layar ponselnya, firasatnya tidak enak.

Ayudhia menatap sekelilingnya, memerhatikan. Siapa pengirim pesan ini? Apakah ini seseorang yang ingin membantunya, atau justru seseorang yang ingin bermain-main dengannya?

Ayudhia menekan nomor itu, namun hanya terhubung ke pesan suara.

Pesan itu, ditambah tatapan sinis Disya dan bisikan-bisikan di sekelilingnya, membuat Ayudhia menyadari bahwa apa yang akan dia hadapi tidak mudah.

Namun, tekad Ayudhia tidak akan goyah. Dia telah kehilangan segalanya dan dia telah mempertaruhkan hidupnya. Dan ini adalah satu-satunya kesempatan yang dia punya.

Tiba-tiba, sebuah pesan kembali muncul di ponselnya. Membaca pesan itu tanpa sadar Ayudhia mencengkeram ponselnya kuat-kuat.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (7)
goodnovel comment avatar
wardah
ini disya telp siapa ya apa tlp si manipulatif ya
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
semangat neng ayu......
goodnovel comment avatar
Adeena
ayo Ayudhia semangat jangan terpancing dengan smua mata yg tidak suka denganmu...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Rapat Dadakan

    Siang hari di Atelier.Arlo dan Aksa tiba bersamaan di Atelier. Kedatangan keduanya di Atelier mengundang atensi beberapa karyawan yang sedang melintas di lobby.Arlo dan Aksa pergi ke ruang rapat yang terdapat di lantai dua. Sesampainya di sana, para pemegang saham sudah datang, tatapan semua orang tertuju pada Aksa yang mengambil kursi utama, sedangkan Arlo duduk di kursi samping Aksa.Rapat darurat itu dimulai, ekspresi wajah semua orang begitu serius menunggu pembahasan tentang turunnya saham Atelier pagi ini.“Penurunan saham pagi ini, bukanlah sebuah kebetulan semata. Semenjak berita tentang salah satu staff Atelier yang mencuat kemarin dan menyeret nama Atelier, saham di Atelier tiba-tiba saja terdampak. Apakah Pak Arlo sebagai pimpinan tertinggi di sini mau memberikan penjelasan soal berita yang sedang beredar?” “Benar sekali, bagaimana bisa, Anda sebagai pemimpin perusahaan, membiarkan staff yang sekarang diberitakan sebagai anak angkat Ardhana tetap ada di Atelier. Padahal

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Dukungan Keluarga

    Di RDJ Group.Mike masuk ke ruangan Arlo dengan langkah cepat menghampiri Arlo yang sedang sibuk mengecek berkas. Begitu sampai di depan meja kerja Arlo, dengan wajah panik Mike meletakkan tablet di hadapan atasan ini. “Anda harus membaca berita terbaru hari ini, Pak,” katanya.“Berita soal Ayudhia semakin digoreng sampai narasinya melenceng dari berita utama, Pak.”Arlo mengalihkan pandangan dari berkas ke tablet. Dia menegakkan badan sambil meraih tablet yang ada di meja. Jemarinya mulai menggeser layar tablet pintar itu dengan tatapan menyapu cepat setiap kata yang tertulis di sana.Berita dari anak angkat berpindah ke pengkhianatan Ayudhia pada keluarga Ardhana, berbelok ke arah Ayudhia yang memanfaatkan Atelier untuk menusuk perusahaan Ardhana, sampai berita jika Ayudhia mengincar pemilik Atelier dinarasikan begitu negatif dalam satu berita baru yang muncul di pagi ini.“Banyak akun-akun di sosial media bermunculan menyudutkan Ayudhia, beberapa di antaranya memberikan narasi nega

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Tekanan

    Della masih menatap nanar pada Ayudhia sambil terus mengusap lembut lengan sahabatnya itu. “Kamu yakin?” tanya Della memastikan. Ayudhia tetap menyunggingkan senyum saat kepalanya mengangguk pelan. “Iya, aku baik-baik saja.” Pintu lift terbuka di lantai divisi perencanaan. Ayudhia dan Della melangkah keluar dari lift menyusuri koridor menuju ruang divisi. “Itu dia ….” Samar, Ayudhia mendengar kalimat itu diikuti tatapan berbeda dari beberapa staff yang tertuju ke arahnya, termasuk staff dalam timnya. Ayudhia tak memedulikan tatapan semua orang padanya. Dia mengayunkan langkah menuju meja kerjanya, begitu Ayudhia mendudukkan tubuhnya di kursi, Ayudhia kembali mendengar pembicaraan rekan timnya yang berdiri berkerumun tak jauh darinya. “Kupikir berita tentang dia yang anak angkat sudah menghebohkan, ternyata ada yang lebih heboh lagi dari itu sampai-sampai nama Atelier harus terseret di dalamnya.” “Jika terus begini, bisa-bisa saat lomba nanti, Atelier akan kehilangan atensi ka

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Masalah Baru

    Keesokan harinya.Ayudhia berangkat ke Atelier diantar sopir karena Arlo harus pergi ke RDJ Group.Begitu melangkah masuk ke lobby, Ayudhia melambatkan langkah sebelum berhenti ketika mendengar suara Della memanggilnya. Dia menoleh ke belakang, senyum Ayudhia mengembang saat melihat Della menghampirinya dengan cepat.“Bagaimana tidurmu semalam?” tanya Della. Tak dipungkiri, Della mencemaskan kondisi Ayudhia setelah digempur berita miring seharian kemarin.Senyum Ayudhia semakin lebar, kepalanya mengangguk pelan. “Ya, lumayan nyenyak.”Della menatap iba. Pasti berat bagi Ayudhia menghadapi fitnah itu. “Syukurlah, aku cemas kamu tidak bisa tidur semalaman lalu mengganggu pekerjaanmu hari ini.”Setelahnya tatapan iba Della berubah penuh kelegaan. “Tapi aku lega melihat wajahmu yang pagi ini berseri-seri.” Tawa kecil lolos dari bibir Ayudhia. Setelahnya dia mengangguk singkat.Keduanya menuju lift bersama, saat tiba di sana, Ayudhia dan Della segera masuk lift yang baru saja terbuka. Di

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Butuh Genggaman

    Saat sore hari. Ayudhia duduk memangku kedua tangan di atas paha dan menyandarkan kepala di tepian pintu, pandangannya kosong ke luar jendela mobil. Kepalanya begitu penuh dengan kata-kata hujatan yang dibacanya.“Anda mau langsung pulang, Nyonya?” tanya sopir saat melirik ke spion tengah untuk melihat pantulan bayangan Ayudhia.Ayudhia mengangguk pelan. “Iya, langsung pulang saja.”Saat tiba di rumah. Ayudhia melangkah masuk lalu menaiki anak tangga menuju kamar atas. Langkahnya sedikit pelan, tubuhnya lemas tak bertenaga. Begitu sampai di depan pintu kamar, Ayudhia menegakkan badan lalu menarik sedikit kedua sudut bibirnya sehingga menciptakan lengkungan kecil sebelum akhirnya dia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar. Melihat Arlo yang baru saja keluar dari kamar mandi, Ayudhia langsung melebarkan senyum. Dia tidak boleh terlihat sedih di depan Arlo“Ternyata kamu sudah pulang, apa mau kubuatkan kopi?” tanyanya sambil meletakkan tas di atas sofa.Mendengar suara Ayudhia, Arlo m

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Berita Baru

    Arlo dan Ayudhia masih sama-sama diam. Ayudhia masih menatap layar ponselnya, membaca berita baru tentang dirinya dengan headline ‘Air Susu Dibalas Air Tuba.’, semua kalimat di artikel itu memojokkan dirinya, membuat dadanya sangat sesak, sampai-sampai Ayudhia kesulitan bernapas.Ayudhia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya pelan. Dia berusaha untuk tenang, ada Arlo bersamanya dan Ayudhia tidak ingin membuat siapa pun mencemaskannya lagi.Arlo meletakkan ponselnya kembali di meja. Sambil menoleh pada Ayudhia, dengan sikap tenang Arlo berkata, “Habiskan makananmu.”Saat mendengar suara Arlo yang pelan, lembut, dan tak ada nada kesal, Ayudhia menoleh pada Arlo yang sedang menatapnya. Namun, ekspresi Arlo tidak berubah, wajahnya tetap datar. Apa mungkin Arlo bukan membaca berita yang sama? Melihat diamnya Ayudhia, Arlo kembali bertanya, “Ada apa?”Senyum terangkat di bibir Ayudhia, lalu dia menggeleng pelan. “Tidak ada,” katanya.Ayudhia kembali menyantap makan siangnya dan be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status