Share

Chapter 4

Aвтор: Author newbie
last update Последнее обновление: 2024-12-16 12:48:46

Karina tercengang sampai akhirnya ia tertawa terbahak-bahak, "Sepertinya kamu sudah benar-benar mabuk, bicaramu melantur."

"Aku serius dan aku tidak mabuk, menikahlah denganku." pintanya, ekspresi wajahnya begitu serius menatap Karina.

Tawa Karina perlahan memudar, ia akhirnya tau jika ucapan pria di hadapannya ini tidak main-main. Meski begitu, Karina tetap tidak bisa menerima permintaannya. Mereka baru saja bertemu beberapa kali bahkan Karina tidak tau siapa namanya, bagaimana jika pria di hadapannya ini adalah pria jahat.

"Maaf, aku harus pergi. Terimakasih atas bantuanmu sebelumnya," Karina bangkit dari kursi dan hendak pergi tetapi tiba-tiba tangannya ditarik oleh pria itu.

"Pikirkan lagi tawaranku dan simpan ini, jika kamu berubah pikiran hubungi aku." ucapnya sambil menyerahkan sebuah kartu nama di telapak tangan Karina.

'KAIVAN R. BIMANTARA' itulah yang tertulis di kartu nama berlapis emas di tangannya.

Pria itu akhirnya pergi dari hadapannya, setelah merasa sedikit lebih tenang Karina akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dan menemui Adimas terlebih dahulu. Jika memang pernikahan mereka tidak bisa lagi dipertahankan, maka mereka harus berpisah secara baik-baik.

******

Karina baru saja menjejakkan kakinya di halaman rumah, namun tiba-tiba Adimas datang dan langsung menyeretnya masuk ke dalam. Adimas terlihat sangat marah dan melemparnya ke lantai dengan kasar, setelah itu wajahnya dihardik dengan beberapa lembar foto yang Adimas ambil dari meja. Imah, kedua adik Adimas dan juga Alya malah terlihat santai melihatnya disiksa seperti itu oleh Adimas. Mereka seolah tutup mata dan berpura-pura tidak melihat Karina yang sedang dipukuli di depan mata mereka, bahkan Alya masih asik membicarakan tempat bulan madu yang bagus dengan kedua adik Adimas.

"Kamu benar-benar licik Karina, kamu mempermalukanku di hadapan banyak orang tetapi kamu sendiri juga berselingkuh dariku!" ujarnya dengan intonasi nada tinggi.

Karina memunguti lembaran foto di hadapannya, ternyata itu adalah foto dirinya dan pria asing itu saat di bar. Sebenarnya tidak ada yang aneh dari foto ini, tetapi Adimas terus mengkonfrontasinya seolah ia melakukan hal yang sangat memalukan.

"Aku tidak berselingkuh! dia hanya membantuku untuk mengumpulkan bukti perselingkuhan mu dengan Alya! tidak lebih dari itu, aku tidak melakukan hal hina seperti yang kamu lakukan dengannya!"

"Jangan mengalihkan kesalahanmu pada orang lain Rin! kamu tau persis alasan aku berselingkuh dan menikahi Alya itu karena kamu mandul!"

Plak!

Ucapan Adimas terhenti ketika tangan Karina menampar wajahnya cukup keras, Adimas terlihat sangat geram hingga urat di kepalanya terlihat menonjol. Adimas yang merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Karina langsung menyeret Karina ke gudang, ia mendorong tubuh Karina hingga menabrak lemari usang di belakanganya. Adimas lalu mengunci Karina di dalam gudang untuk memberikannya pelajaran, atas sikap kurang ajar yang Karina lakukan padanya juga hukuman karena sudah pergi bersama dengan laki-laki lain.

"Ceraikan aku mas! aku tidak sudi lagi hidup di rumah ini!" teriak Karina sambil memukuli pintu gudang.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu Rin, dan bersikap baiklah jika kamu ingin keluar darisana. Jangan lupa soal apa yang sudah aku berikan untuk mendiang ibumu jika kamu ingin bercerai,"

Tangisan Karina menggema di dalam gudang gelap ini, hanya sebuah lampu kecil yang sebentar lagi akan redup yang menjadi penerangannya. Karina meringkuk di balik pintu, ia menyesali keputusannya menerima lamaran Adimas dan menjadi menantu keluarga Guntara. Semua yang Adimas janjikan padanya tidak lebih hanya omong kosong belaka, yang ia dapatkan hanya hinaan, pengkhianatan dan perlakuan buruk seperti ini. Setelah lelah menangis, Karina membaringkan tubuhnya di atas kardus bekas yang tidak layak di lantai gudang yang kotor. Suara tikus dan serangga menjadi teman tidur Karina malam ini, Karina bahkan tidak bisa terlelap karena kedinginan.

*******

Karina terbangun gelagapan saat wajahnya disiram segayung air oleh seseorang, di hadapannya kini Alya tengah tersenyum licik melihat kesengsaraan Karina. Alya melempar gayung yang ia genggam tepat ke kepala Karina hingga Karina meringis kesakitan, ia tidak merasa iba sedikitpun pada seseorang yang selama ini selalu ada untuknya disaat ia dan keluarganya mengalami kesulitan.

"Ternyata selain pencuri, kamu juga tidak tau malu Alya." cibir Karina sambil tertawa sarkas.

Wajah Alya berubah masam seketika, senyum penuh kesombongan itu lenyap dari wajahnya setelah mendengar cibiran Karina.

"Aku tidak mencuri apapun darimu mbak, mas Adimas yang datang kepadaku karena dia tidak bahagia bersamamu."

Pandangan mata Karina beralih ke perut Alya, "Benarkah? apa kamu yakin bukan kamu duluan yang datang dan menawarkan tubuhmu padanya? lalu apa benar itu anak Adimas, Al? setahu mbak kamu punya pacar dan gaya pacaran kalian juga sudah melewati batas,"

"Tutup mulutmu mbak! jadi kamu menuduh anak yang aku kandung bukan anak mas Adimas?" teriaknya cukup kencang.

Teriakan Alya berhasil memancing Adimas dan ibunya datang ke gudang, ketika melihat Adimas Alya langsung menangis tersedu-sedu. Alya mengadukan apa yang Karina ucapkan padanya namun dilebih-lebihkan, dan karena kebohongannya akhirnya Adimas semakin kesal pada Karina. Meskipun Karina sudah membela diri, Adimas tetap lebih mempercayai Alya ditambah Alya yang berakting pingsan agar Adimas semakin membenci Karina. Mereka begitu khawatir pada Alya, tetapi mereka tidak khawatir pada Karina yang habis dipukuli oleh Adimas. Tidak hanya hati, kini fisik Karina juga ikut sakit dan terluka oleh orang yang sama.

"Selama kamu masih terus membuatku kesal, kamu akan terus dikurung di gudang ini tanpa makanan!" ancam Adimas.

Pintu gudang kembali terkunci, kini lampu gudang benar-benar mati dan hanya terlihat setitik cahaya kecil dari lubang ventilasi. Karina tidak menangisi lagi perbuatan buruk mereka padanya, kini yang ia pikirkan hanyalah bagaimana keluar dari tempat ini dan membalas perbuatan mereka. Satu jam Karina berpikir sampai kepalanya terasa sakit, tanpa sengaja ia teringat pada kartu nama milik pria itu yang ia simpan di saku kemejanya. Karina menatap kartu itu cukup lama, sampai akhirnya sebuah rencana terlintas di dalam kepalanya. Sebenarnya ia juga tidak terlalu yakin dengan rencananya ini, tetapi jika pria itu benar-benar serius dengan ucapannya maka hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa terbebas dari Adimas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 44

    “Good job Agatha, kamu memang dewi di agensi ini." puji Martin sambil melihat hasil jepretan foto Agatha di kameranya. "Thanks Martin, semua ini juga berkat kamu." Senyum penuh rasa bangga mengembang di wajah Agatha, setelah sekian lama berusaha ia akhirnya bisa menjadi model profesional dan sebentar lagi ia akan mengikuti kontes untuk menjadi model kelas internasional. Hanya butuh satu langkah lagi untuknya agar bisa mencapai tujuan, setelah semuanya berhasil ia gapai maka apapun yang ia inginkan akan dengan mudah terwujud dan ia tidak perlu lagi bersusah payah menjadi jalang. Suara stiletto terdengar menggema di ruang pemotretan, seorang wanita yang usianya lebih muda dari Agatha masuk sambil melangkah angkuh memerhatikan sekitar. Satu sudut bibir gadis itu terangkat sambil menatap remeh dirinya, ia bahkan menertawakan hasil jepretan Martin lalu menghapusnya. Tidak perduli seberapa sulit mereka untuk mendapatkan foto-foto itu, baginya ini hanya file sampah tidak berguna dan

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 43

    "Saya masih berbaik hati dan memberikan kalian kesempatan untuk berbicara jujur, namun kalian tetap keras kepala." Yudhana melirik ke arah halaman rumah Rahmi yang sempit dan kotor, disana terparkir mobil Arkana yang sudah penyok bagian body depannya dan lecet dimana-mana karena ulah Alya. Saat pengejaran, Alya mengemudikan mobil Arkana secara ugal-ugalan sampai menabrak pembatas jalan. Untungnya kecelakaan tidak terlalu parah dan Alya hanya mengalami luka ringan, namun tetap saja Yudhana tidak melupakan apa yang harus ia lakukan pada ibu dan anak ini. "Alasan kalung ini diberikan kepada saya karena anak anda sudah mati, bapak Yudhana! jika anda sangat ingin bertemu dengan putri anda silahkan susul dan temui dia di neraka!" Plak!! Tamparan keras mendarat di wajah Alya bahkan jahitan di bibirnya sampai terbuka lagi dan mengeluarkan darah, kesabaran Yudhana benar-benar sudah habis menghadapi mereka terutama Alya. Setelah topeng aslinya terbuka, Yudhana akhirnya sadar jika pu

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 42

    "Ini yang dia lakukan disana, dia mencoba melakukan tes DNA Yudhana dan Alya dan inilah hasilnya." Arkana membaca salinan test DNA tersebut, jelas disana tertulis jika Alya bukan putri kandung Yudhana. Kini Arkana mulai menaruh curiga jika dibalik kecelakaan mobil itu mungkin ada campur tangan Alya, mengingat Alya pernah hampir ketahuan sedang berusaha mencopot ventilator Chandra. Mungkin saja Alya tau jika Chandra melakukan tes DNA ini dan ia takut ketahuan, jadi Alya berusaha melenyapkan Chandra agar ia tetap aman. "Tolong berikan aku uang lagi, aku mempertaruhkan diri hanya demi selembar kertas ini untukmu." Tidak perlu waktu lama sejumlah uang langsung masuk ke rekening pria di hadapannya, pria bertubuh gempal itu akhirnya pergi dengan senyum sumringah setelah menerima sisa bayarannya. Urusan mereka selesai sampai disini, sekarang giliran Arkana menghadapi Alya yang sudah berani menipu Yudhana. Meskipun ia sangat tidak menyukai Yudhana, namun biar bagaimanapun Yudhana tet

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 41

    "Kamu baru kembali?" tanya Karina dengan wajahnya yang terlihat sangat pucat. Kaivan tidak menyahutinya, ia tetap mengemas semua pakaian Karina ke dalam tas karena hari ini Karina sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Karina bangkit perlahan dari tempat tidur, ia lalu duduk di hadapan Kaivan yang bahkan tidak mau menatap wajahnya sedikitpun. Terlihat jelas kesedihan yang begitu mendalam di mata Kaivan, untuk pertama kalinya Karina akhirnya bisa melihat ekspresi Kaivan dan Karina merasa sangat bersalah. "Kai, maafkan aku. Tapi aku sungguh tidak bisa menggugurkan bayi ini," Ucapannya tetap tidak dihiraukan oleh Kaivan, sekarang Kaivan malah sibuk sendiri dengan ponselnya yang sedari tadi terus menyala. "Kai, ayo bercerai setelah aku melahirkan." Kaivan akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Karina, "Tidak bisa, Oma tidak akan setuju. Kita sudah sepakat untuk tetap menikah kontrak sampai waktu yang belum ditentukan," "Tapi untuk apa menjalani pernikahan jika k

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 40

    Agatha melangkah lesu menyusuri lorong lantai apartemen seorang diri, wajah berseri penuh kebahagiaan itu kini sudah lenyap dan berganti dengan air mata yang membasahi pipinya. Kehamilan Karina benar-benar membuat Agatha takut jika suatu saat Kaivan akan berpaling darinya, karena biar bagaimana pun bayi yang ada di rahim Karina adalah darah daging Kaivan, calon penerus keluarga Bimantara selanjutnya. Posisi Karina sekarang sangat kuat di keluarga Bimantara, bahkan Retno dan Danu begitu memihak Karina setelah mengetahui kehamilannya. Kebencian mereka pada Karina hilang begitu saja, kehadiran bayi itu benar-benar membawa keberuntungan untuk Karina dan kesialan untuknya. Terlalu lelah menangis, Agatha akhirnya mencoba menahan tangisnya dan mendongakkan kepalanya ke atas, dengan harapan air matanya akan berhenti keluar. Namun saat ia kembali menatap lurus ke depan, tiba-tiba Arkana muncul di hadapannya dan membuatnya terkejut. Sorot mata Arkana begitu tajam menatap dirinya, meskipun me

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 39

    "Sudah bangun?" tanya Kaivan setelah melihat kelopak mata Karina perlahan bergerak. Karina hanya mengangguk pelan, ia belum mampu membuka mata sepenuhnya karena masih terlalu pusing. Sekarang ia malah merasa mual, Karina merasa kebingungan dengan apa yang ia rasakan sekarang. Seingatnya, ia tidak makan makanan yang basi atau tidak bagus jadi tidak mungkin jika ia keracunan makanan. "Tidur saja lagi jika masih pusing," titah Kaivan setelah membantu memapahnya ke kamar mandi. Memang hanya itu sepertinya yang bisa ia lakukan, karena setiap kali ia membuka mata yang ia rasakan hanya pusing dan mual yang luar biasa. Tidak lama kemudian dokter datang, sebelum memberitahukan apa yang terjadi padanya dokter terlebih dulu memeriksa kondisi Karina. Tetapi Karina tidak melihat kekhawatiran di wajah dokter itu, bahkan ketika ia mengeluhkan apa yang ia rasakan sekarang dokter itu hanya menanggapinya dengan senyuman. "Jadi sebenarnya saya sakit apa dok?" tanya Karina penasaran, satu tan

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 38

    "Ini bukan urusanmu," Kaivan melempar balik lembaran foto itu ke tanah. "Kai, sebagai sahabatmu aku hanya ingin menegurmu jika kamu melakukan kesalahan." "Sahabat? kita hanya rekan bisnis, jadi berhentilah bersikap sok akrab denganku." Arkana menghela nafas pelan, sejak kecil mereka bermain bersama, menempuh pendidikan di tempat yang sama, membangun bisnis bersama tetapi Kaivan tetap tidak pernah menganggapnya sebagai teman. Sejak kecil Kaivan selalu di doktrin oleh ayahnya jika keluarga Renjana adalah orang-orang yang licik, jadi Kaivan selalu menjaga jarak dengannya meksipun mereka berada di satu tempat yang sama. Arkana memungut semua foto yang berserakan di tanah, ia menatap cukup lama satu foto yang benar-benar intim dan membayangkan betapa sakitnya menjadi Karina jika mengetahui hal ini. Suaminya berselingkuh dengan wanita lain, sedangkan ia disini sedang berjuang untuk mencari keadilan. ****** Chandra berjalan pelan menuju ke ruangan pribadi Yudhana, sudah hampir

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 37

    Untuk merayakan keberhasilannya memenjarakan Karina dan Adimas, Yudhana membawa Alya pergi ke restoran favorit Alya dan membelajakan banyak barang mewah yang Alya inginkan. Yudhana melakukan ini semua demi menebus kesalahannya di masa lalu, dan karena ia sudah memberikan hak Alya pada orang yang salah. Selama hidupnya, Alya belum pernah merasa sebahagia ini. Hidup sebagai nona muda, dimanjakan, apa yang ia mau langsung dituruti. Saking bahagianya, Alya lupa dan tidak memikirkan konsekuensi dari tindakannya yang sudah menipu Yudhana. "Apa kamu senang hari ini?" tanya Yudhana sambil mengelus pucuk kepala Alya. "Alya sangat senang! terimakasih ayah," Senyum terukir di bibir Yudhana saat mendengar jawaban Alya, akhirnya ia bisa menjadi ayah yang baik untuk putrinya meskipun sangat terlambat. "Chandra tolong bawa mantel saya ke tempat laundry, tolong jangan sampai rusak. Mantel ini harganya mahal," titah Alya penuh kesombongan ala orang kaya baru. Chandra mengambil mantel itu

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 36

    "Bisakah anda jujur saja? apa anda tidak lelah berjam-jam diinterogasi di ruangan ini?" "Harus berapa ratus kali saya katakan jika saya tidak tau apapun! saya tidak pernah merasa menandatangani surat kuasa itu!" elak Karina untuk yang kesekian kalinya. Polisi itu terlihat menarik nafas panjang, ia merasa lelah menginterogasi Karina tetapi Karina juga enggan mengakui hal yang tidak pernah ia lakukan. Jam sudah menunjukkan hampir pukul tiga sore, sejak pagi Karina berada disini dan tidak membuahkan hasil apapun. Polisi itu akhirnya menyerah menginterogasinya, namun setelahnya Karina justru malah dibawa ke sel tahanan. Mereka tetap menganggap Karina bersalah dan bersekongkol dengan Adimas untuk mencuri aset keluarga Renjana, bahkan Yudhana siap mengeluarkan uang lebih banyak untuk menahan Karina lebih lama lagi disana. Karina hanya bisa pasrah, ia tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawan Yudhana. Ia tidak memiliki bukti yg kuat untuk melawan tuduhan Yudhana, karena tanda tan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status