Share

9. Kepuasan suami

Chaera tidak bisa melakukan apa pun kecuali mendesah kencang di depan Arga. Kedua tangannya sudah terikat kembali di belakang punggung dan tubuhnya menungging tanpa daya di depan milik Arga. Kali ini, ia merasakan rasa sakit sekaligus perih saat privasi Arga menerobos masuk lubangnya lebih dalam lagi sampai menyentuh titik prostatnya, hingga tubuhnya bergetar setiap Arga menghentaknya dengan tempo cepat.

"Akhhh! Aaahh..."

Arga menyeringai saat mendengar pekikan Chaera yang lolos saat Tangannya menampar bokong Chaera, bersamaan dengan gerakan di bawah sana, keras, panas dan perih menjadi satu di kulit bokong istrinya.

Sedangkan Chaera sudah menangis, menangis bukan karena rasa nikmat oleh permainan Arga, melainkan siksaan panas yang ia terima. Tubuhnya sudah benar-benar lemas, kakinya sudah tidak mampu menompang lagi. Namun, saat dirinya hampir terjatuh, Arga dengan cepatnya mengangkat kembali agar lebih mudah digerakkan.

Kedua tangan Arga beralih meremas dan memijat bokong Chaera, memainkannya seakan itu adalah benda kenyal yang biasa dimainkan anak kecil.

"Aaahhh..." desah Arga saat merasakan spermanya akan keluar, jadi ia mempercepat tempo gerakannya.

"Akhh! Ar--Arga.. Aahh..., ber--behenti..."

Chaera semakin berteriak menerima gerakan Arga yang akan menghancurkan lubangnya. Ia menangis dan tak bisa berpikir apa pun kecuali hentakan Arga yang begitu dalam sampai mengenai titik sensitifnya.

Arga menarik tubuh Chaera setiap kali Chaera terdorong ke depan dan terjatuh karena permainannya yang kasar, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan nikmat ini. Ia juga takkan membiarkan Chaera mengambil napas walau itu hanya sebentar. Yang Arga mau hanyalah kepuasan dan kenimatan yang menjadi satu dalam gairah panas.

Arga menurunkan tubuhnya untuk dirapatkan lebih dengan tubuh Chaera. Kedua tangannya memainkan dua benda kenyal milik Chaera yang tergurai bebas di bawah, ini adalah favoritnya, karena seakan ia tengah bermain squisy. Ibu jari dan jari telunjuknya memainkan nipple Chaera, memilin dan menariknya dengan kasar hingga membuat Chaera memekik karena kesakitan.

"Bersiaplah sayang, kau akan menerima ini." Bisik Arga penuh gairah di telinga Chaera.

Chaera merasakan tubuhnya mendadak merinding kala Arga melontarkan kata-kata horor, dirinya sangat takut jika Arga sampai melukai tubuhnya lebih dari ini.

Arga melepaskan miliknya di bawah sana, membuat tubuh Chaera bergetar dan merasa kosong. Spermanya yang berada di lubang Chaera dan di privasinya berjatuhan mengenai seprai mereka.

Tubuh Chaera bergetar tak karuan, lalu terjatuh ke ranjang karena merasa lemas. Ia menarik napasnya dalam-dalam.

"Ar--Arga, akhhh!"

Arga membalikkan tubuh Chaera dengan kasar hingga menjadi telentang. Chaera merasakan sakit pada kedua tangannya yang masih terikat kencang di belakang, ia harus menerima benturan bersamaan dengan punggungnya yang dibalik.

Arga segera menghimpit tubuh Chaera, menekuk kedua kaki Chaera hingga mengenai dada Chaera. Arga mulai melumati bibir manis itu lagi, kali ini Chaera berusaha menolak ciuman Arga dengan menggelengkan kepala dan bergerak berlawanan arah agar Arga sulit meraih bibirnya.

Kaki Chaera yang tertekuk mendorong tubuh Arga dengan keras hingga laki-laki itu berhasil terjatuh dari atas ranjang. Chaera meraih napasnya yang hampir habis karena Arga sedari tadi tak membiarkannya bernapas. Tangannya yang terikat di belakang punggung memberontak bergerak minta dilepaskan.

"Lepaskan aku, berengsek!" pinta Chaera yang hampir menangis.

Chaera merasa dirinya sudah kotor di bawah hukuman Arga, ia ingin semuanya berakhir, walaupun sekarang Arga sudah menjadi suami sahnya, tetapi ia tidak akan pernah membiarkan Arga menghamilinya.

Arga bangun dari jatuhnya, lalu menatap Chaera yang ketakutan di atas ranjang. Ia tertawa remeh sambil mengibaskan rambut coklatnya yang basah akibat keringat ke belakang.

"Semudah itu, hm?" tanya Arga sambil tersenyum menyeringai.

Chaera merapatkan kedua kakinya untuk menutupi miliknya, walaupun Arga sudah melihat dan merasakannya, tetapi ia tetap tidak akan pernah menerima Arga melecehkannya lagi dengan perlakuan kasar setelah ini.

"Untuk apa kau merapatkan kakimu?" tanya Arga sambil mengangkat sebelas alisnya. Kini tangannya sudah terlipat angkuh di depan dada sambil menjeda sebentar perkataannya sambil terus menatap Chaera yang terkulai lemas di atas ranjang.

"Aku sudah merasakannya, jadi ayo bermain lagi." Ujar Arga lagi, lalu dengan cepat, ia menjatuhkan tubuhnya kembali di atas Chaera.

Chaera memekik keras, saat kedua tangannya yang masih terikat di belakang punggung harus merasakan sakit saat tubuh Arga jatuh di atasnya.

Kedua tangan Arga bermain, memilin nipple Chaera dengan gemas sampai gadis di bawahnya itu membuka mulutnya untuk mendesah.

"Akhhh-- uhhh..."

Arga sangat menyukai Chaera yang seperti ini, mulut terbuka dan mata terpejamnya itu mampu memberi kesan gairah pada privasinya yang sudah menegang, minta ditelan lagi oleh lubang Chaera.

Tubuh Chaera sudah memberontak, bergerak berlawanan arah saat jari-jari Arga bermain di dadanya, memberi kesan geli dan perih yang menjadi satu dalam sentuhan.

Arga melambatkan usapannya di dada Chaera, membuat Chaera tak berhenti bergerak karena rasa geli di sekujur tubuhnya. Arga tertawa penuh kemenangan saat melihat Chaera lemas di bawahnya.

"Aaahhh... Ar--Arga, aaahh... Berhenti..."

Chaera meraih napasnya yang semakin menipis, berusaha mempertahankan kesadarannya saat tangan Arga terus bermain di pucuk dadanya. Kakinya pun tidak bisa menendang tubuh Arga lagi karena sudah diapit oleh kedua kaki kekar Arga.

Arga mendesah lega, menyudahi aktivitasnya dan membiarkan Chaera mengambil napas sebelum ia memasukan miliknya lagi di lubang Chaera. Arga menatap Chaera, ia suka Chaera yang seperti ini, sangat cantik dan terlihat seksi.

Siapa sangka, seorang Chaera yang mempunyai wajah imut dan polos itu mampu terlihat seksi saat di sentuh titik sensitifnya. Tubuhnya yang berkeringat itu menambah gairah Arga.

Arga menjilat bibirnya sendiri, sebelum ia melanjutkan aktivitasnya lagi.

"Akhhh!" Chaera memekik kencang saat kedua jari Arga yang terasa kering masuk ke dalam miliknya dengan paksa.

Tubuh Chaera melengkung, merasakan sakit dan perih di bawah sana. Kakinya dibuka paksa lebar Arga agar Arga dengan mudahnya mencari titik sensitif.

Tangan kiri Arga memegangi sebelah kaki Chaera agar tetap terbuka, namun Chaera terus menggerakkan tubuhnya minta dilepaskan. Arga geram, ia mengangkat satu kakinya ke atas ranjang dan mengapit sebelah kaki Chaera yang sedari tadi terus bergerak.

Setelah tubuh Chaera sudah benar-benar di kunci oleh Arga, barulah ia melanjutkan kembali aktivitasnya di bawah sana.

"Akhhh! Hikkssss..." Chaera menangis sejadi-jadinya, bersamaan dengan rasa perih dan sakit di kedua sisi lubangnya.

Tapi, Arga menyukainya. Ia tersenyum menyeringai melihat Chaera yang terus mendesah di bawah permainannya yang menyenangkan ini.

Chaera menggelengkan kepalanya dengan terus-menerus, meminta Arga untuk melepaskan tangannya di bawah sana.

Arga mengocoknya dengan tempo cepat, memberikan gerakan menggunting dan menggaruk secara bergantian. Mencari titik nikmat dan memainkannya dengan gemas. Sesekali gerakannya memutar, seperti tengah memainkan benda kenyal di dalam.

Chaera menangis merasakan lubangnya perih karena dimainkan oleh Arga. Tangan panjang Arga sangat mudah mengenai titik sensitifnya, hingga dirinya terus tersedak ludahnya sendiri karena desahan.

Arga melepaskan dua jarinya di bawah sana. Membuat lubang Chaera memerah dan berkedut. Chaera menghela napasnya yang hampir habis, ia memejamkan matanya karena merasa lemas.

Tapi, Arga masih belum puas. Ia ingin hari ini menjadi hari yang berkesan antara dirinya dan juga Chaera. Jadi, ia membuka kembali kaki Chaera dan memasuki privasinya dengan satu kali hentakan.

Membuat Chaera memekik hebat.

---

Keesokan harinya di sekolah...

Chaera hampir kelupaan jika hari ini ada ulangan bahasa di sekolahnya. Jika bukan karena itu, ia tidak mungkin masuk ke sekolah dan berlari dengan cepat ke kelas dengan rasa sakit di bawahnya akibat perlakuan kasar Arga kemarin.

Ia berlari sambil menahan sakit, berusaha terlihat biasa saja saat banyak orang yang memperhatikannya dengan aneh.

Brughk!

Chaera menabrak seseorang sampai keduanya sama-sama terjatuh. Ia membersihkan pakaiannya yang kotor, lalu menoleh ke atas dan merasa kaget karena ia menabrak Raka.

"Eh, Raka maafkan aku," Chaera membungkuk merasa bersalah.

Raka tersenyum manis. "Tak apa,"

Namun senyum itu langsung luntur kala melihat Chaera yang sepertinya ketakutan dan terlihat beda dari biasanya.

"Kau kenapa?" tanya Raka sedikit panik.

"Raka, aku duluan, ya?" lalu Chaera pergi berlari dengan cepat.

Namun, Raka melihat keanehan lagi dari Chaera, gadis itu berlari copak-capik sambil memegangi kakinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status