Share

5. Bagaimana bisa?

Seperti yang dikatakan Youra, hari ini mereka akan pergi ke tempat dance di salah satu lapangan dekat kafe sekolah. Awalnya, Chaera menolak, namun Youra memaksa agar Chaera ikut untuk melihat kembali penampilan street dance yang sudah lama Chaera tidak lihat. Chaera berhenti dari hobinya itu karena paksaan orangtuanya, pernikahannya dengan Arga secara tiba-tiba pun menjadi penyebab utama dirinya harus kehilangan semua kesenangannya. 

Namun di sisi lain juga, Chaera tidak ingin semuanya terjadi, ia ingin hidup bebas seperti remaja pada umumnya, ia juga sangat merindukan hobinya tapi kedua orangtuanya berkata lain. 

Mereka akhirnya sampai di lapangan, Youra benar di sini ramai sekali, banyak orang sedang melakukan street dance dengan gesit dan penuh semangat. Chaera tersenyum lebar sekaligus bahagia saat melihat orang-orang yang sedang menari di depan. Youra menatap Chaera di sebelah yang sedang bertepuk tangan lalu berteriak meneriaki para dancer di sana. 

"Chaera, mau beli minum tidak?" tanya Youra. Chaera menoleh lalu mengangguk dan mereka berdua pergi membeli minuman. 

Saat sampai di penjual minuman, Chaera bertemu dengan teman satu grup dancenya di sekolah, yaitu Virlie dan Dasya. Dua orang yang sudah membuat hidupnya hancur dan tertekan karena kata-kata tidak pantas yang dikeluarkan mereka kepada Chaera. 

Chaera menatap lama ke arah keduanya dengan rasa takut, lihat saja pasti Virlie akan menghampirinya. 

"Eh, ngapain di sini?" benar saja, Virlie langsung mendatangi Chaera sambil mendorong pundak Chaera dengan keras hingga ia meringis kesakitan. 

Chaera tidak menjawab pertanyaan Virlie, hanya untuk menatap gadis itu saja rasanya sudah gemetar. Youra tengah pergi ke kamar mandi meninggalkan Chaera sendiri di tempat penjual minuman. 

"Katanya sudah keluar dari dance? " Dasya ikut mendorong pundak Chaera, namun Chaera tetap diam sambil menunduk takut. 

"Mengapa diam saja? Apa mulutmu sedang tidak berfungsi?" tanya Virlie lagi yang malah menarik dagu Chaera hingga dipaksa mendongak ke atas, menatap wajah Virlie yang sudah sedari tadi terlihat kesal. 

"Lep--lepas..." pinta Chaera sambil berusaha melepaskan tangan Virlie dari dagunya. Namun semakin Chaera memberontak, justru Virlie semakin keras menekan. 

"Kau tidak pantas berada di sini! Dasar gadis lemah, penyakitan, pulang saja sana!" bentak Virlie lagi sambil terus menekan dagu Chaera. 

Chaera tak kuasa menahan rasa sakit didagunya, dan hanya beberapa detik setelah perkataan Virlie yang menyakiti hatinya, ia menangis menumpahkan semua rasa sakit dalam dirinya. 

"Cih, cengeng!" pekik Dasya, kemudian tertawa meremehkan. 

"Virlie lepas!" 

Tiba-tiba dari arah lain, Raka datang menghampiri keempatnya sambil melepaskan paksa tangan Virlie dari dagu Chaera. Setelah terlepas, Chaera menjatuhkan tubuhnya yang lemas ke tanah sambil mengatur napas yang mulai kehabisan. 

"Awww sakit, Raka!" ketus Virlie, namun Raka tak meperdulikan, ia lebih memilih menolong dan merangkul tubuh Chaera untuk dibawa ke kursi. 

Chaera terus menghela napas yang mulai kehabisan, Raka yang melihatnya panik dan memilih pergi membeli air putih, setelah itu diberikan kepada Chaera. Chaera meminum air itu lalu mengatur napasnya kembali. 

Duapuluh menit berikutnya, akhirnya Youra datang setelah dari kamar mandi, gadis itu langsung terkejut melihat tubuh Chaera lemas di kursi.

"Chae? Chaera kenapa? Eh, kau apakan dia?!" tanya Youra sambil mendorong pundak Raka dengan keras, ia berpikir bahwa Raka-lah pelakunya. 

"Kau tenang, Chaera bukan karenaku." Jawab Raka, menjeda sebentar perkataannya beberapa detik."Chaera bisa seperti ini karena mereka." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah Virlie dan Dasya.

Kedua pelaku itu langsung memasng wajah takut sambil menatap satu sama lain karena aksinya kepergok Raka. Youra menoleh pada Virlie dan Dasya lalu berjalan menghampiri. 

"Apa kalian belum puas membuat hidup Chaera tidak tenang, hah?!" bentak Youra sambil mendorong pundak keduanya.

"Eh, kau tidak perlu kasar!" pekik Virlie ikut mendorong pundak Youra. 

"Kasar? Aku kasar? Eh, adanya kalian! Kalian yang sudah membuat Chaera seperi ini! Dasar tidak punya hati!"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Youra langsung menarik rambut Virlie beserta Dasya hingga kepala keduanya mendongak ke atas, dan mereka akhirnya berkelahi di antara keramaian. 

"Youra, berhenti!" tangan Chaera langsung memisahkan perkelahian mereka dan akhirnya berhasil. 

"Dia yang sudah membuatmu pingsan, Chae." Ucap Youra sambil terus mengatur napas karena rasa kesal pada dirinya.

Namun, Chaera hanya diam dan menjauhkan tubuhnya dari Virlie beserta Dasya, kemudian Raka berjalan menghampiri Virlie. 

"Kalian berdua pergi! Jangan sampai aku melihat wajah kalian lagi di sini!" usir Raka sambil menunjuk ke arah jalan. 

"kok mengusirku, Raka? Aku ke sini ingin melihatmu." Ketus Virlie kesal yang tidak terima diusir Raka begitu saja. 

"Kau ingin pergi, atau aku panggilkan satpam?"

Setelah Raka bertanya seperti itu, Virlie langsung tersontak kaget sambil membulatkan matanya tidak percaya. 

"I--iya, aku pergi." Virlie memanyunkan bibirnya lalu berjalan ke arah Chaera dan menatap Chaera dengan sinis. "Awas saja ya jika aku bertemu kalian lagi, aku akan menampar wajah kalian berdua!" lanjutnya, tiba-tiba tubuhnya langsung ditarik paksa oleh Raka, Virlie semakin kesal dan akhirnya gadis gila itu dan kedua temannya pergi. 

Youra sekaligus Raka bisa bernapas lega, Chaera langsung menduduki kembali tubuhnya di kursi untuk menenangkan kepalanya yang pening, Raka dan Youra ikut duduk juga. 

Raka bisa melihat jelas ekspresi Chaera yang sangat ketakutan, tubuh gadis itu juga terus bergetar sambil berkeringat. 

"Chaera, kau tidak apa-apa?" tanya Raka, membuat gadis yang ada di sampingnya menoleh.

"Aku tidak apa-apa." Jawab Chaera tersenyum untuk menutupi rasa takutnya.

Sebenarnya, Chaera bukan hanya takut dengan Virlie dan Dasya tadi, ia juga takut nanti dilihat Arga atau bisa saja pria itu tiba-tiba datang menghampirinya. Makanya setiap Raka mendekat, Chaera berusaha menjauh agar tidak disangka apa-apa oleh Arga jika pria itu tiba-tiba datang ke tempat ini. 

"Sudah lama kita tidak bertemu, kau bagaimana kabarnya?" tanya Raka tersenyum manis untuk berusaha membuat Chaera nyaman di dekatnya. 

Chaera menoleh pada Raka sambil ikut tersenyum membalas senyum manis Raka yang selalu membuatnya salah tingkah. 

"Baik." Jawab Chaera kaku. "Ka--kau bagaimana juga kabarnya?" tanya Chaera balik. Namun di saat Raka terus menatapnya, Chaera langsung mengalihkan pandangannya ke arah samping sampai membuat Raka tertawa. 

"Tidak usah gugup Chae, santai aja." Kata Raka tertawa kecil. Lalu Chaera kembali menatap Raka dengan wajah yang sudah merah seperti tomat.

"Ekhemmm..." Youra berdeham, membuat Raka dan Chaera menoleh pada gadis di ujung sana yang sudah terlihat kesal. 

"Pacaran saja terus, apa aku akan menjadi nyamuk di sini?" tanya Youra, lalu menaruh kedua tangannya di depan dada sambil memasang wajah marah. 

Raka dan Chaera tertawa keras, kemudian Chaera berjalan menghampiri Youra dan menggoda temanya itu dengan cubitan gemas di pipi. 

"Youra, apa sih? Aku dengan Raka tidak ada hubungan apa-apa, hanya teman biasa." Ucap Chera, lalu kembali mencubit hidung temannya. 

"Oh, ya? Kenapa tidak pacaran saja?" tanya balik Youra sambil tertawa kecil. 

Chaera terdiam setelah mendengar perkataan Youra. Tadinya, tadinya ia sempat mengagumi seorang Raka, namun takdirnya berkata lain. Chaera langsung murung. 

Youra menoleh pada Chaera yang tiba-tiba diam sambil menunduk. "Lah, mengapa wajahmu menjadi cemberut gitu?"

Namun Chaera tetap diam tak membalas pertanyaan Youra. 

---

Arga benar-benar tidak fokus bekerja, sebab ia terus memikirkan ke mana Chaera pergi. Dirinya lebih banyak diam, padahal tugasnya sudah menumpuk di depan. Arga menghela napas kasar lalu berdiri untuk menggerakkan otot-otonya yang kaku dan berjalan ke arah jendela besar di ruangannya. 

Ia menatap ke luar, menikmati pemandangan dari ruang kerjanya yang cukup menenangkan pikiran. Arga terus berpikir ke mana Chaera pergi, dan mengapa gadis itu bisa-bisanya tidak memberitahunya lebih dulu.

"Apa dia pergi sekolah, ya?" tanya Arga pada dirinya sendiri lalu melirik jam tangannya. "Tapi seharusnya dia sudah pulang." Lanjutnya.

Arga semakin dibuat penasaran oleh tingkah Chaera yang semakin hari semakin menantang, ini membuat Arga kesal sekaligus geram dengan sikap Chaera yang tak mematuhi semua perintahnya. Arga memukul tembok ruanganya dengan tangan kanan hingga terasa sakit di pergelangan. Namun itu tak peduli baginya, ia kembali melangkah ke meja kerja untuk mencari kunci mobil dan pergi meninggalkan pekerjaannya untuk mencari Chaera.

---

Raka mengajak Chaera dan Youra ikut dance bersama teman-temannya. Sebelumnya, Chaera tidak mau, namun Raka terus memaksa agar Chaera bisa menjalani hobinya kembali bersama Raka sebagai dukungannya. 

Chaera masih malu-malu saat dirinya menjadi pusat perhatian teman-teman Raka, ia terus bersembunyi di balik tubuh Youra. 

"Chae sini, jangan malu-malu." Pinta Raka, kemudian menarik tangan Chera ke arah teman-temannya. 

Setelah Chaera bisa memberanikan diri, barulah ia mengikuti gerakan Raka dan mereka pun dance bersama. Raka bisa melihat jelas senyum manis Chaera terpapar jelas di bibir gadis itu, ini membuat hati Raka merasa tenang. 

"Oh, jadi di sini."

Semua teman-teman Raka beserta Chaera dan Youra langsung memberhentikan gerakannya ketika mereka melihat dan mendengar siapa orang yang baru saja mengatakan itu. 

Chaera langsung membeku di tempat saat Arga tiba-tiba muncul di depannya. 

"Ar--Arga?"

Mulut Chaera seakan tak bisa mengungkapkan kata-kata apa pun saat Arga terus menatapnya dengan raut wajah marah, apalagi kedua tangan pria itu berada di depan dada. Sudah jelas betul Arga sangat marah kepadanya. 

"Chae, dia siapa?" bisik Youra pada Chaera. Tapi Chaera masih belum bisa berkata apa-apa. 

Tatapan Arga langsung beralih pada Raka yang tengah berdiri di samping Chaera, ia terdiam sebentar sambil mengingat sepertinya Arga pernah bertemu pria ini sebelumnya. 

Arga berjalan ke arah Raka. "Kau lagi, haha." Ucapnya tertawa remeh lalu mendorong pundak Raka menggunakan jari telunjuknya. "Masih berani ternyata dekat-dekat dengan Chaera."

Raka hanya diam tak membalas perlakuan Arga yang membuatnya kesal, senyum sinis pria di depannya itu berhasil membuatnya geram. 

Arga kembali menatap Chaera. "Ternyata, kau keluar untuk bermain bersama sama dia?" sambil menunjuk Raka. Arga langsung menarik tangan Chaera untuk dipaksa pulang, namun Chaera memberontak menolak tarikan Arga.

"Tidak mau!" pekik Chaera.

"Chaera, jangan menolak." Kata Arga. 

"Arga, lepaskan! Aku tidak mau pulang!" pinta Chaera yang masih berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Arga. 

Semua orang yang berada di situ langsung menoleh pada keributan. 

Tangan Raka langsung melepaskan paksa tangan Arga dari Chaera. Arga reflek menoleh pada Raka. "Kau tidak usah ikut campur!" bentak Arga. 

"Jangan kasar dengan perempuan!" ucap Raka keras, nampaknya kesabaran laki-laki itu sudah habis. 

"Dia istriku!" balas Arga yang tak kalah keras. 

Saat Arga mengatakan itu, raut wajah Raka dan Youra berubah kaget. 

"Sekarang, pulang." Arga menarik paksa lagi Chaera dari tempat.

Raka dan Youra hanya menatap kepergian keduanya, rasa ingin menarik Chaera kembali tak akan bisa sebab mereka takut dengan wajah seram Arga. 

"I--istri?" ucap Youra terbata-bata lalu menoleh pada Raka. "Raka, tidak mungkin!" namun Raka masih hanyut oleh kata-kata Arga tadi. 

---

Setelah Arga sampai di rumah tepatnya di kamar, ia langsung mendorong tubuh Chaera ke tempat tidur. Chaera menangis saat merasakan benturan cukup keras pada punggungnya. 

"Bisa-bisanya kau bermain bersama pria lain, hah?!" bentak Arga, membuat Chaera semakin menangis kencang. Kemudian Arga berjalan ke arah Chaera dengan senyum menyeringai yang terpapar jelas di bibir. Chaera ketakutan dan berusaha lari, namun Arga langsung menangkap Chaera dan menjatuhkah kembali tubuh Chaera ke tempat tidur. 

Arga menekan dagu Chaera keras hingga gadis itu sulit bergerak. "Gadis kecil sudah mulai nakal, hm?" ucapnya sambil tersenyum penuh kemenangan di depan wajah Chaera. 

Chaera menggelengkan kepalanya minta di lepaskan, dan akhirnya tangan Arga terlepas dari dagunya dan pria itu berjalan menjauh dan Chaera bisa bernapas lega. 

Namun tiba-tiba, Chaera melihat Arga membuka dasi dan jas kerjanya, lalu dilempar ke lantai. Pikiran Chaera mendadak liar saat Arga mulai melepas pakaiannya yang hanya menyisakan celana, pemandangan itu berhasil membuat dirinya meneguk ludah kasar. 

Arga berjalan ke arah Chaera lalu dengan cepat, ia mengambil kedua tangan Chaera dan diletakan diatas kepala. 

"Terima hukumanmu, gadis kecil." Bisik Arga sambil tersenyum menyeringai. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status