Hae tak menyangka akan menerima berita buruk seperti ini dalam hidupnya, mendengar atasannya itu dibawa ke kantor polisi tanpa sepengetahuan dan tanpa ia tahu motif kejahatan seperti apa yang Arga lakukan, membuat tubuhnya benar-benar lemas. Hae panik sambil berjalan sana sini menunggu seseorang mengangkat teleponnya yang entah sudah keberapa kali. Ia sedang menelepon orangtuanya.
"Pah, Arga masuk kantor polisi!"
***
Sudah dua hari ini, Raka tak melihat Chaera masuk sekolah. Ia penasaran apa yang sedang terjadi pada gadis itu, dan ia juga berpikir pasti semua ini karena Arga, laki-laki bangsat yang sudah membuat Chaera menderita. Hari ini Raka menang, berhasil membuat Arga masuk penjara untuk mempertanggungja
"Chaera, apa kau bisa sesuaikan gerakanmu dengan yang lainnya?" ucap pelatih dancer itu.Decit gesekan sepatu dan hentakkan kaki bergema di ruang dance, kelima perempuan di sana tengah melakukan latihan dance untuk acara lomba di sekolah. Mereka sangat antusias berlatih dan menari agar bisa menampilkan dengan baik dan membawa harapan yang baik juga bagi sekolahnya.Latihan sudah hampir satu jam lebih, bahkan para murid sudah mulai kelelahan. Pelatih tidak memberi mereka izin untuk beristirahat lebih lama, dia hanya memberikan waktu lima menit untuk minum dan mengatur napas.Terlihat Chaera sudah mulai kelelahan dan hilang kendali saat menarikan lagu yang diputar, ia lebih banyak menabrak teman-temannya atau menginjak salah satu kaki temannya yang lain."Chaera! Apa kau sudah gila dari tadi hanya menginjak kakiku
Arga terus saja memperhatikan Chaera tanpa henti, terkadang, ia juga menampilkan senyum kotak yang menjadi ciri khasnya. Chaera hanya membalas dengan semaunya dan tidak berlebihan, ia sangat membenci perjodohan ini.Senyum Arga sangat berbeda dengan yang lain, pria ini mempunyai bentuk senyuman yang belum pernah Chaera lihat, sangat manis, tetapi Chaera sama sekali tidak peduli. Dirinya akan tetap nekad untuk melakukan sesuatu agar perjodohan ini tidak terjadi."Jadi, kita akan menjodohkan anak kita?" Tuan Dae membuka percakapan lebih dahulu.Sontak pertanyaan itu mampu membuat Chaera dan semuanya terkejut. Mereka hanya menatap satu sama lain."Tentu saja. Arga adalah pria yang cocok untuk C
Chaera duduk di halte bus sembari menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut, ia benar-benar stres hari ini. Hari yang dijalaninya semakin berantakan, dirinya juga tak menyangka hidupnya akan seperti ini sekarang. Chaera merasakan sakit pada dadanya saat Virlie mulai memakinya kembali.Mungkin sebagian orang menganggap bahwa perkataan Virlie itu biasa saja, namun gadis depresi seperti Chaera menganggapnya adalah sebuah kutukan, kutukan yang mampu membuat seseorang merasa buruk dan membenci dirinya sendiri. Itulah yang dirasakan Chaera saat ini.Chaera mengangkat kembali kepalanya dan tersenyum lemah pada dirinya, matanya menatap ke arah jalanan yang sepi dan sunyi, seperti tidak ada aktivitas orang-orang hari ini."Chaera apa yang kau lakukan di sini? Me
Chaera tak menyangka dirinya benar-benar akan menikah dengan pria bernama Arga. Bahkan, ia sama sekali tak punya pikiran untuk menikah dengan siapa-siapa dan tidak ada persiapan mental apa pun untuk menerima semua ini.Tepat hari ini, hari di mana Chaera berdiri di depan penghulu bersama pria paksaannya sambil gemetar memegang bunga di tangan kiri dan memegang tangan Arga di sebelah kanan. Chaera benar-benar takut dengan semua ini. Ia tidak tahu harus bagaimana agar perasaan mentalnya bisa diajak bekerja sama.Chaera terus menggerakkan tubuhnya tanda tak nyaman memakai gaun pilihan Arga yang melilit ketat dilekukan tubuhnya, ia resah sekaligus tidak nyaman."Nikmati saja dan jangan mempermalukanku." Bisik Arga di telinga Chaera, membuat Chaera menegang dan reflek membulatkan matanya lebar. Chaera mengangguk kaku dan Arga tersenyum melihatnya.
Seperti yang dikatakan Youra, hari ini mereka akan pergi ke tempat dance di salah satu lapangan dekat kafe sekolah. Awalnya, Chaera menolak, namun Youra memaksa agar Chaera ikut untuk melihat kembali penampilan street dance yang sudah lama Chaera tidak lihat. Chaera berhenti dari hobinya itu karena paksaan orangtuanya, pernikahannya dengan Arga secara tiba-tiba pun menjadi penyebab utama dirinya harus kehilangan semua kesenangannya.Namun di sisi lain juga, Chaera tidak ingin semuanya terjadi, ia ingin hidup bebas seperti remaja pada umumnya, ia juga sangat merindukan hobinya tapi kedua orangtuanya berkata lain.Mereka akhirnya sampai di lapangan, Youra benar di sini ramai sekali, banyak orang sedang melakukan street dance dengan gesit dan penuh semangat. Chaera tersenyum lebar sekaligus bahagia saat melihat orang-orang yang sedang menari di depan. Youra menatap Chaera di sebelah yang sedang bertepuk tangan lalu berteriak meneria
Entah setan apa yang sudah merasuki Arga yang secara tiba-tiba langsung melumati bibir Chaera dengan kasar tanpa memberi gadis itu napas sedetik pun. Chaera memberontak menolak ciuman Arga sambil terus menggelengkan kepalanya, namun Arga terus memegangi mulut Chaera agar mau menerima ciumannya.Arga mungkin sakit hati melihat Chaera pergi bersama pria lain tanpa se-izinnya padahal mereka sudah bersuami istri. Seharusnya, Chaera bisa menjaga perasaan Arga walau istrinya tidak pernah menaruh cinta sekecil apa pun padanya.Arga terpaksa menggigit bibir bawah Chaera dengan kasar agar ia bisa dengan cepat melumati bibir itu, dan akhirnya mulut Chaera reflek terbuka karena rasa sakit, dengan cepat, Arga langsung melahap sekaligus mengabsen tiap deretan gigi hingga membuat suara becekan adu mulut antara dirinya dan juga Chaera di sana.Saliva mereka berjatuhan dan Arga tak memberi Chaera napas, pria itu meluma
Chaera langsung terkejut ketika mendengar perkataan ibunya. Bagaimana tidak, baru saja bangun dari tidur, ia sudah disuruh membuat anak, apa itu tidak gila?Chaera menghela napasnya sambil menoleh ke arah samping, dirinya tak mau menatap sang ibu yang sudah memasang wajah marah.Setelah beberapa detik, Chaera menoleh pada ibunya kembali. "Kenapa ibu tergesa-gesa menyuruhku untuk mempunyai anak?!" Chaera sedikit membentak ibunya, ia tidak peduli, toh ibunya saja tidak pernah mempedulikannya."Padahal, aku masih sekolah! Aku juga punya mimpi yang harus aku capai, kenapa ibu tidak pernah peduli padaku, hah?!" lanjutnya lagi. Tak sanggup menahan rasa sakit dalam dada, dalam hitungan detik, Chaera menangis sejadi-jadinya di hadapan sang ibu.Tapi, ibunya terlihat tidak peduli, wanita paruh baya itu lebih memilih mena
Chaera sangat terkejut saat melihat Arga berdiri di sana dengan raut wajah marah. Tatapan mata laki-laki itu sangat tajam, bibir beserta alisnya terangkat ke atas ketika melihat Chaera kepergok berdua bersama Raka.Chaera langsung mengalihkan pandangannya menatap Raka, ia takut pada Arga yang mulai berjalan mendekat ke arahnya, lalu mendadak menoleh kembali saat Arga sudah berdiri di sampingnya.Arga menatap wajah Chaera tajam sekilas, kemudian beralih pada Raka sambil menampilkan smirk khasnya. "Masih berani kau dekat-dekat dengan Chaera, hah?!" tiba-tiba, Arga menarik kerah baju Raka hingga tubuh Raka menegak ke atas.Lima detik berikutnya, Raka menonjok keras wajah Raka sampai Raka terjatuh ke tanah. Raka memegang bibirnya dan melihat darah di tangannya, pukulan Arga sangat keras hingga Raka merasakan sakit di kedua sisi bibirnya.&