Share

Istri Bohongan

Arion baru saja tiba di kantornya, ia baru meeting dengan investor penting perkebunan yang mereka kelola saat ini. Lahan perkebunan yang Arion kelola bersama dengan rekanan berjalan dengan semestinya. Panen raya dari kelapa sawit yang di hasilkan dan di jual ke perusahaan rekanan, kini pun melonjak tajam. Harga kelapa sawit melonjak tinggi dan perusahaan mereka untung besar. Hingga pembagian profit pun akan di berikan bagi perusahaan investor dan rekanan.

Yeay, akhirnya usahaku tak sia-sia dalam mengembangkan perusahaan keluarga ini, teriak Arion hingga melompat

Arion tak lagi menjaga wibawanya, karena ini adalah berita keberhasilannya selama menjadi CEO di PT. Salim Pratama. Arion terlihat sumringah dan memberikan senyuman termanisnya pada setiap karyawan dan karyawatinya.

“Selamat pagi menjelang siang, Pak. Maaf, Pak saya mau memberitahukan kepada Bapak kalau ada tamu di ruangan Bapak. Katanya calon istri Bapak,” ungkap Alicia Receptionist PT. Salim Pratama.

“Hah?Apa? Coba kamu terangkan kembali pada saya, ada tamu yang mengaku sebagai calon istri saya? Tanya Arion bingung.” Arion coba mengingat siapa yang akan jadi calon istrinya. Arion memutar otaknya, siapa yang dengan berani mengaku sebagai calon istri saya. Arion melupakan Maharani, wanita yang di jodohkan sang ayah dengannya.

Terima kasih, sudah mengatakannya pada saya. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Arion coba mengingat siapa wanita itu. Dan ia pun teringat kalau Maharani, ya Maharani adalah wanita yang mungkin di maksud Alice sang receptionist.

Dengan memikirkan siapa wanita yang ada di ruangannya. Arion tak sadar kalau ia menabrak seorang wanita. Wanita, yang tempo hari ia pukul dan mengenai wajahnya.

Bruuukkkk...

“Aw sakit,” ucap Gita. Gita terjatuh hingga tubuhnya menyentuh lantai kantornya.

“Bisa lihat jalan enggak sih?”pekik Gita. Jalan pakai mata jangan pakai dengkul.

Arion yang merasa tak melakukan kesalahan pada wanita yang ia tabrak itu. Ikut memarahi kembali wanita itu. Kamu pikir saya jalan enggak pakai mata tapi pakai hidung. Nih, hidung saya, tunjuk Arion seolah tak mau kalah.

“Eh..eh tunggu, setelah sadar dari rasa amarahnya. Arion teringat dengan wanita yang ada di hadapannya ini. Kamu!!!” Tunjuk Arion

Arion mengetahuinya, bahwa wanita yang ada di hadapannya dan sudah ia tabrak adalah wanita yang naas terkena bogem mentah darinya.

“Ngapain kamu di sini? Ini perusahaan saya dan saya tak menerima karyawati seperti kamu. Hah??” Cibir Arion

“Saya karyawati di sini!! Jadi anda tidak perlu repot-repot membuka lowongan kerja untuk saya,” cicit Gita yang sudah menahan amarah pada pria yang ada di hadapannya yaitu Arion

“Oh, begitu ya!! Kalau kamu karyawati di perusahaan ini. Saya ada tugas penting untuk kamu. Saya tak perduli kamu bersedia atau tidak. Tapi kamu harus mau dan ini adalah perintah,” titah Arion pada Gita.

“Enak aja, main suruh-suruh orang seenak jidatnya. Mentang-mentang dia CEO di sini. Kalau bisa memilih dan ada perusahaan lain yang mau memperkerjakan Gita, lebih baik Gita hijrah dari perusahaan ini,” batin Gita

“Kamu dengarkan saya!! Jadi lah istri saya?? Arion berbicara dengan penuh penekanan. Agar Gita setuju dengan perkataannya. Kalau kamu enggak mau menjadi istri saya, kamu akan saya pecat dari perusahaan ini,” tutup Arion pada Gita

“Bapak sadar???”ungkap Gita sambil memegang dahi CEOnya. Gita menilai perkataan CEOnya itu hanya bualan semata.

“Maaf, Pak tapi saya sudah memiliki calon suami dan sebentar lagi saya akan melangsungkan pernikahan,” bohong Gita pada Arion

“Apa? Kamu akan menikah? Mustahil!!” Timpal Arion sambil bersidekapkan tangan ke arah dada bidangnya

         Kalau kamu tidak bersedia menjadi istri saya, silakan kamu buat surat pengunduran diri kamu, segera, titah Arion pada Gita.

         “Maaf Pak, itu tak ada di kamus perusahaan ini. Emang ada di isi kontrak perusahaan ini kalau tidak bersedia menikah dengan atasannya. Wajib bagi karyawatinya harus mengundurkan diri? Emang dasar CEO aneh, kadang seperti vampire. Terkadang manis seperti kucing persia,” cecar Gita pada Arion

        “Tapi saya, tak punya banyak waktu untuk mendengar ocehan kamu,” cicit Arion. Arion menarik tangan Gita secara paksa. Ia tak mau kalau Maharani merusak harinya yang sudah ia bangun sedari tadi.

         “Sopan sedikit, Pak!! Bapak ini sepertinya kurang etika bersikap terhadap wanita. Wanita itu maunya di sayang-sayang dan di manja-manja,” omel Gita yang tak berhenti sejak Arion menarik tangannya untuk menuju ruangan kerjanya.

        Kleeekkkk...

        “Rangkul lengan saya, cepat,” titah Arion pada Gita sebelum masuk ke ruangannya. Meski ia sudah membuka ruangan kerjanya.

        “Apaan sih, Pak!! Saya enggak suka deh cara-cara seperti ini. Childish banget kesannya, kalau Bapak ada kepentingan urus saja kepentingan Bapak tapi jangan libatkan saya dalam masalah Bapak seperti saat ini,” oceh Gita pada Arion

        “Kalau mau marah-marah di pending dulu, ya. Ini sangat urgent sekali,” terang Arion. Yang belum bisa menjelaskan ujung pangkal masalahnya apa pada Gita, hingga ia meminta Gita untuk menjadi istrinya.

        Arion dan Gita kini masuk ke ruangan kerjanya Arion. Arion memerankan kalau ia tengah di mabuk cinta pada Gita. Arion tak henti-hentinya memegang tangan Gita dan mencoba mencium tangan Gita. Namun di tarik dan di singkirkan oleh Gita, belum muhrim katanya.

       “Arion..,”panggil Maharani. ‘Kenapa lama sekali?’ Maharani mencoba mendekat pada Arion. Tapi Arion dengan sigap menghindar dan mengatakan kalau ia sudah memiliki istri. “Dan ini istrinya,” tunjuk Arion.

       “Apa?” pekik Maharani. Mana mungkin,ucapnya dengan nada seakan menghardik Arion.

      Kenapa tak mungkin, ucap Arion seolah tak mau kalah dengan apa yang Maharani ucapkan padanya. Apa sih yang tak mungkin bagi Arion, selanya walau terlihat sangat sombong

      Arion, nanti sore pesta pertunangan kita akan di siapkan. Masa kamu ingin mengecewakan para undangan yang hadir, terang Maharani pada Arion

      Siapa yang merencanakan pertunangan? Ucap Arion pada Maharani. Kalau kamu yang mengiyakan hal pertunangan itu dan juga kamu mengaku sebagai calon istriku, kamu salah besar Maharani. Karena aku sudah memiliki istri yang sangat aku cintai.

      “Ya kan, sayang,” ucap Arion sambil mengerlingkan sebelah matanya pada Gita. Arion mencoba membuat Maharani percaya dengan kebohongannya. Tapi sangat di sayangkan kalau Maharani adalah wanita yang tak mudah dengan perkataan yang di katakan Arion padanya, barusan.

         Sebaiknya kamu, Maharani. Pergi dari kantorku!! Karena kamu akan merusak kebahagiaanku dengan istriku, titah Arion pada Maharani. Arion pintar sekali memerankan peranannya sebagai seorang pria yang sudah memiliki istri. Nyatanya, punya kekasih saja tidak apalagi istri.

          Kalau kalian adalah suami istri, mana cincin pernikahan kalian yang di sematkan di jari kalian masing-masing. Coba perlihatkan padaku, oceh Maharani pada Arion dan juga Gita.

          Arion dan Gita yang kebingungan dengan apa yang di tanyakan Maharani. Mereka berdua menjadi salah tingkah, lain Arion yang menjawab perihal pertanyaan Maharani, lain halnya dengan Gita yang menjawab kalau ia tak membawanya karena tertinggal di rumah.

          Maharani tahu kalau ia tengah di bohongi oleh kedua pasangan ini. Hingga akhirnya, ia mencari inisiatif pertanyaan lain untuk mengelabui Arion dan Gita. Pertanyaan itu sungguh di luar perkiraan Arion dan Gita.

          Bagaimana dengan malam pertama kalian? Apa wanita ini masih virgin? Tanya Maharani. Sontak pertanyaan itu membuat Arion murka padanya.

          Untuk apa kamu tanyakan hal itu, Maharani? Itu adalah pertanyaan yang sangat privacy bagi hubungan kami sebagai sepasang suami istri.

          “Kenapa?? Tanya Maharani sombong, Apa kalian belum berhubungan suami istri, ya? Sayang sekali, kenapa di anggurin wanita sekelas ini, Arionku sayang,” oceh Maharani pada Arion dan Gita.

          Gita yang merasa terhina dengan perkataan Gita berinisiatif untuk menampar wajah Maharani. Agar wanita itu tau enggak semua wanita mau mengatakan hal privacy demikian untuk di publikasilan pada orang lain.

          “Maksud kamu apa mengatakan hal itu? Apa aku masih virgin atau enggak? Jangan-jangan kamu yang seperti itu,” ungkap Gita yang merasa kecewa dengan perkataan wanita seperti Maharani

           “Ups..tersinggung ya? Cup-Cup sengaja mengatakannya pada kamu anak ingusan. Maharani menganggap kalau Gita adalah wanita ingusan yang dengan mudah di bohongi oleh pria sekelas Arion.”

            “Kalau kamu benar istrinya Arion, apa yang ia sukai dan tak ia sukai?” Tanya Maharani seolah ia tahu apa yang di sukai dan tak di sukai Arion.

             Gita yang memutar bola matanya, malas mendengar semua ocehan Maharani. Baginya drama kolosal hubungan mereka tak penting untuknya. Tapi bagaimana pun Gita sudah terlibat dengan kebohongan hubungan yang di buat Arion.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status