Share

Pertunangan Yang Terencana

Setelah pertemuan kemarin gagal karena ulah Arion yang bertengkar dengan penyanyi dan juga teman-temannya. Ayah Arion dan juga Papa Maharani marencanakan pertemuan ulang untuk membahas pertunangan dan satu bulan  kemudian mereka akan menikah. Itu adalah rencana ayah Arion, semakin cepat terlaksana semakin baik.

Ayah Arion ingin mereka segera menikah dan memberikan cucu yang lucu untuk dirinya. Karena, situasi seperti ini hening tanpa ada yang menemani membuatnya merindukan sang istri yang sudah di panggil sang ilahi terlebih dahulu. Cara ini adalah satu-satunya agar dirinya tak merasa kesepian.

Ia sudah bermimpi mendengarkan suara hingar bingar anak kecil yang bising. Ia merindukan itu, mana kala ia hanya memiliki satu orang anak dari sang istri.

“Kek, kejar kami,” ucap anak kecil yang wajah dan perawakannya sangat mirip dengan Arion. Sambil berlari dan tertawa riang bermain dengan sang kakek. Itu adalah kebahagiaan Oscar yang ia rindukan sedari dulu.

“Ayah,” panggil Arion yang sudah tiba di rumah dengan menenteng Jas ekslusifnya. Arion melihat sang ayah tengah menatap lurus ke arah halaman depan.

“Ayah,” panggil Arion dan menepuk pundak sang ayah. Betapa terkejutnya sang ayah, ketika putra satu-satunya itu sudah tiba di rumah.

“Kapan kamu berada di sini, Arion? Kenapa tak memanggil ayah,” omel Oscar, ayahnya Arion

“Aku sudah berulang kali memanggil ayah, tapi ayah tak menghiraukan panggilanku,” decak Arion

“Apa iya?” Tanya ayah sambil mengernyitkan dahi

“Lagi pula apa sih yang ayah pikirkan? Hingga ayah tak mengetahui kedatanganku? Ah, ayah payah,” gerutu Arion yang coba untuk mengganggu sang ayah

‘Ayah sedang membayangkan, kalau ayah tengah bermain dengan cucu-cucu ayah yang lucu.’ Pandangan ayah masih lurus ke arah depan

Sepertinya ini adalah isyarat kalau aku harus segera menikah. Tapi dengan siapa? Pikir Arion bingung

“Maksud ayah? Aku harus menikah gitu? Ya ampun, ayah!! Aku ini masih muda, usiaku juga belum kepala tiga. Astaga, ayah takut kalau aku tak laku?”

“Justru usiamu belum menginjak kepala tiga, kamu harus menikah dan memberikan ayah cucu. Kalau dirimu sudah tua, kamu akan mengerti apa artinya kesepian.”

“Kalau ayah kesepian, tinggal cari istri baru saja,” tutur Arion tanpa merasa bersalah apa yang baru saja ia katakan

“Tak akan ada yang seperti ibumu,” terang ayah dengan wajah yang menegang

“Lantas siapa yang bisa seperti ibu?” Tanya Arion pada ayah. Ayah merasa bersalah dengan ucapan yang ia katakan barusan pada sang ayah.

Ayah hanya mengendikkan bahunya, dan berlalu pergi meninggalkan Arion. Ayah saja tak tau apalagi aku putra satu-satunya di keluarga keturunan Salim Pratama.

Setelah ayah berlalu pergi dan meninggalkan Arion sendirian di teras halaman depan. Arion menjadi bingung dengan keadaan ayahnya. Kenapa sedihnya setelah kehilangan ibu, tak kunjung pergi. Apa seperti ini, kalau kita mencintai seseorang, susah melupakan? Seperti orang yang tengah di mabuk asmara? Entahlah!!jawabku pengar

Arion berlalu pergi menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya setelah pulang dari kantornya. Ruangan kamar yang tersusun rapih dan apik mendominasi kamar pria seperti Arion. Pakaian Arion terlihat sangat rapih tersusun di walking closetnya. Sepatu beserta kelengkapan lainnya ia susun di walking closetnya yang satu lagi. Ruangan kamar Arion, tak seperti ruangan kamar pria pada umumnya, berantakan.

Arion yang sudah mengganti pakaiannya berniat mengambil air untuk ia minum karena dirinya merasa sangat haus. Arion bergegas menuju ke arah dapur, ia menuruni anak tangga yang terlihat sangat curam namun terkesan mewah dan juga elegant.

Tanpa sengaja Arion mendengar kalau sang ayah tengah menerima panggilan telepon. Ayah menyunggingkan senyumnya, seolah ada sebuah rencana yang ia susun. Arion tak dapat mendengarnya dengan jelas. Karena Arion berada di balik pintu ruangan kamar sang ayah.Tapi ia hanya mendengar sebuah kata pertunangan?! Siapa yang akan bertunangan? Batinnya

Masih belum terpikirkan Arion kalau dirinya yang akan bertunangan. Arion masih berpikir positif kalau klien perusahaan mereka akan melakukan hajatan yaitu melakukan pertunangan anaknya dan bermaksud untuk mengundang sang ayah.

“Ah, sudah lah!! Itu adalah urusan sang ayah dengan rekanannya untuk apa mengurusinya. Akan ada banyak hal yang harus aku pikirkan.” Mengenai perusahaan yang sedang memiliki banyak rekanan dan investor untuk perkembangan perusahaan perkebunan milik keluarganya.

                                        ***

Keesokan harinya Ayah dan juga Papa Maharani sudah menyiapkan sebuah tempat outdoor untuk kelangsungan pertunangan Arion dan juga Maharani secara diam-diam tanpa mereka berdua ketahui. Tapi nyatanya, Maharani sudah mengetahuinya. Karena Papa Maharani tak mampu untuk menyimpan sebuah rencana pertunangan putrinya.

Papa merencanakan apa?tanya Maharani sambil menengguk segelas juice jeruk buatan Asisten Rumah Tangganya.

Kamu dan Arion nanti malam akan melangsungkan pertunangan di sebuah tempat outdoor di bilangan Kemang, ucap Papa Maharani yang sangat berbahagia dengan berita pertunangan putrinya dengan pria terkaya nomor 1 di Indonesia.

“Sebentar lagi kamu akan semakin berbahagia karena memiliki suami kaya seperti Arion. Sudah tampan, kaya dan masih muda lagi,” terang Papa pada Maharani

“Akhirnya, Arion akan menjadi milik Maharani!! Sudah lama Maharani menantikan Arion jatuh ke pelukannya, Maharani sungguh menyukai Arion, cicit Maharani pada sang Papa

Mendengar berita pertunangannya dengan Arion akan di selenggarakan nanti sore. Maharani sudah tak sabar dengan kabar pertunangannya segera di seleenggarakan. Maharani menghampiri kantor Arion, tempat di mana ia bekerja. Tak ada rasa malu atau pun canggung lagi ketika menginjakkan kaki ke perusahaan nomor satu orang kaya di Indonesia.

Dengan mengendarai mobil mewah miliknya, Maharani  mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Namanya juga wanita, mana mungkin mengendarai dengan kecepatan tinggi kecuali dia adalah pembalap F1. Ia mengendarai mobilnya sambil mendengarkan sebuah lagu di mana ia pernah mendengarkannya ketika Arion bersenandung. Tapi sayangnya, lagu itu bukan untuknya, melainkan untuk wanita lain di kampus mereka.

Sedih dan menyakitkan mana kala mendengar lagu itu, lagu di mana Arion tengah menyatakan perasaannya pada wanita lain. Wanita populer yang ada di kampus, Tapi sekarang pria yang bernama Arion itu akan menjadi milik Maharani , selamanya. Sebuah kebanggaan untuknya, bisa mendapatkan pria tampan seperti Arion. Pria yang banyak di gilai wanita lain termasuk dirinya.

"Arion, kamu tak akan bisa lari lagi dari genggamanku," cicit Maharani yang sudah begitu percaya diri akan mendapatkan Arion.

Setibanya di kantor milik Arion, Maharani tak sungkan langsung masuk saja ke ruangan Arion, ruangan pria yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Bagi, Maharani milik Arion adalah miliknya juga.

”Maaf anda siapa? Main langsung masuk saja ke ruangan atasan saya,” ungkap sekretaris dan juga bagian receptionist. Mereka tak mengetahui tentang Maharani, bagi mereka Maharani adalah seorang klien yang datang secara tiba-tiba tanpa memberi janji dengan CEO mereka.

”Apa kalian enggak tau aku siapa?Hah!!! sambil melepaskan kaca mata hitam yang ia kenakan. Sebentar lagi kalian akan di pecat oleh CEO perusahaan ini karena kalian sudah mengabaikan aku. Aku ini adalah calon istrinya Arion, pemilik perusahaan PT.Salim Pratama di mana tempat kalian bekerja,” ucap Maharani sombong kepada karyawati Arion.

”Apa, iya?”batin karyawati Arion saling berpandangan satu dengan yang lain

”Kenapa kalian enggak percaya dengan apa yang aku katakan? Hah?? Wajah kalian seakan tak mengerti dengan kami orang-orang kelas atas. Tapi, ya memang begitu kalau di lahirkan dari keluarga miskin seperti kalian karyawati bawahan,” terang Maharani

”Sombong sekali wanita ini,” decak sekretaris Arion yang masih saja masih berada di ruangan atasannya. Baginya, ini adalah tugasnya untuk mengingatkan seorang tamu yang tak di undang seperti wanita yang datang dengan secara tiba-tiba ini.

”Sebaiknya anda keluar dari ruangan atasan saya, apa perlu saya panggilkan security?”ucapnya dengan nada tinggi.

”Kamu siapa, Hah? Berani mengusir saya? Tidak punya etika sopan santun terhadap atasan ya?” Ujar Maharani mengingatkan sekretarisn Arion

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status