Share

Rencana Pembubaran Pertunangan

Pesta pertunangan yang di rencanakan sang ayah dengan papa Maharani terbilang sangat mendadak, begitu juga Arion yang terkejut dengan kehadiran Maharani di kantornya. Awalnya, ia hanya mencoba untuk berbohong dengan mengatakan kalau dirinya sudah menikah. Tapi sayang semua perkataannya menjadi boomerang untuk Arion. Maharani tak mudah terkecoh dengan kebohongan yang mereka buat. Maharani tetap bersikeras kalalu Arion belum menikah dengan wanita lain. Apalagi wanita jadi-jadian itu yang di utus Arion untuk berpura-pura menjadi istrinya. Terlalu mudah untuknya membongkar skandal istri bohongan yang di buat oleh Arion.

        “Bagaimana Arion? Apa dirimu masih menolakku? Bertunangan lah denganku, kamu pasti akan bahagia denganku,” ucap Maharani mantap

        Cih..

        “Sampai kapan pun tak akan aku menikah dengan wanita sepertimu, Maharani. Wanita, yang dengan mudahnya mengobral cinta. Aku tak suka wanita seperti itu,” pungkas Arion.

         “Oh,ya? Apa kamu memiliki bukti kalau aku mengobral cintaku pada pria lain?” Tantang Maharani dengan yakin

         “Tentu saja aku memiliki buktinya,” batin Arion Arion berdalih kalau ia memiliki bukti bahwa Maharani adalah wanita yang dengan mudahnya mengobral cinta. Tapi ia masih memikirkan bagaimana dan dari mana ia mendapatkan bukti itu.

         “Kalau dirimu menemukan bukti itu, maka aku akan mengalah dan mundur untuk tak mendesakmu menikah denganku. Tapi begitu bukti itu tak ada, dirimu harus datang di pesta pertunangan kita yang di persiapkan orang tua kita,” terangnya pada Arion

         Maharani pergi meninggallan ruangan kerja Arion dan tersenyum sumringah karena merasa menang dari Arion.

         ”Sial..,”umpat Arion. Aku termakan dengan ucapanku sendiri. Semua ini karena Maharani. Aku sungguh membenci wanita itu, dasar wanita berkepala dua. Tak bisa ku biarkan wanita itu menginjak harga diriku sebagai seorang pria.

         Tuuutttt..tuuuuttt

         Arion menghubungi orang kepercayaannya, untuk mendapatkan bukti bahwa Maharani bukanlah wanita yang baik untuk menjadi seorang istri.

        ”Iya, boss!! Ucap orang kepercayaannya ynag menjawab panggilan dari bossnya. ‘Bisa kau mencarikan bukti untukku tentang Maharani putri Pak Bagaskoro?’ tanya Arion. Arion dan orang kepercayaannya menyusun strategi agar bukti segera di dapatkan sebelum sore ini. ”Ingat, kau harus mendapatkan bukti itu. Kalau tidak nyawamu menjadi taruhannya,” titah Arion mengingatkan

        ”Baik, Boss!!” Jawab orang kepercayaan Arion dengan mantap

        Arion terlihat yakin kalau orang kepercayaannya bakal mendapatkan bukti tentang Maharani. Kalau ia bukanlah wanita yang baik untuk di jadikan istri.

      Dengan wajah yang menyeringai seperti wire wolf, Arion yakin bisa mengatasi hal pertunangan yang di canangkan ayah dan juga papanya Maharani. Alangkah lebih baik kalau mereka yang menikah saja, ucap Arion seolah itu hanya menjadi candaannya semata.

                                                                ****

       ”Dasar boss aneh, masa iya dia minta aku jadi istrinya? Aku rasa hati dan pikirannya sakit. Lihat saja kelakuannya kadang baik, kadang amit-amit bin timat timit,” ucap Gita yang menirukan rasa gelinya pada bossnya itu. ”Kalau ada pilihan, untuk tak bertemu dengannya lebih baik aku memilih untuk tak bertemu dengannya dalam berbagai waktu,” omel Gita pada saat masuk ke ruangan kerjanya.

       ”Kenapa??? Tanya Bu Zoya seolah penuh dengan tanda tanya di kepalanya. Kamu, ngomel sama siapa, Gita? Kamu waras??”cecar Bu Zoya

      ”Ya, waras lah, Bu!!! Masa iya udah cantik begini, di katain enggak waras,” cicit Gita pada Bu Zoya

      ”Dari mana kamu?? Kenapa lama sekali ke toiletnya? Jangan-jangan kamu melakukan hal yang tidak baik di perusahaan ini, ya?” Tanya Bu Zoya seolah menginterogasi Gita dengan ucapannya barusan.

       ”Astaga, Bu!!! Aku ini wanita baik-baik lho, Bu. Pacar aja enggak punya, gimana mau melakukan perbuatan yang tidak baik,” sesal Gita.

       ”Oh, jadi kamu jomblo?? Kasihan sekali wanita seperti kamu, enggak punya kekasih. Makanya di cari donk, kekasihnya. ini kerjaannya nyanyi dari cafe ke cafe atau bahkan dari hotel ke hotel.”

       ”Selama itu halal, kenapa enggak, Bu?? Lagi pula enggak ada yang salah dengan menyanyi?? Selagi itu, hal yang positif dan enggak merugikan orang lain, why not???7” Cela Gita pada Bu Zoya.

       ”Sak karepmu!!!” Ucap Bu Zoya yang malas beradu argument dengan bawahannya itu.

Sepertinya Bu Zoya sudah kehabisan kata untuk mencela bawahannya itu. Memang mereka sering sekali bertengkar untuk hal yang memang tak pantas untuk di ributkan.

”Gita, kerjakan semua file yang sudah saya letakkan di atas meja kerja kamu??”titah Bu Zoya

”Waw..amazing, teriak Gita seolah ini adalah cercaan untuk Bu Zoya. Apa enggak ada yang lebih banyak lagi filenya, Bu Zoya yang terhormat??”

”Tenang saja, Gita!! Saya akan menambah pekerjaan kamu, karena terlalu banyak gerutuan yang kamu terbitkan dari mulut kamu. Cepat kerjakan, Gita,” titah Bu Zoya

”Ya..ampun ini adalah hari terburuk dalam hidupku. Kenapa harus ada hari yang membuatku semakin merasa sangat di rugikan,” gerutu Gita

”Segera kerjakan, Gita. Jangan menggerutu lagi!!!” Omel Bu Zoya pada Gita.

”Dengan gerakan tubuh yang sedikit malas, Gita mengerjakan semua pekerjaan yang terletak di atas mejanya. Sampai jam berapa aku harus mengerjakan semua file yang ada di atas meja ini??”cicitnya

”Gita, apa kamu sudah bosan bekerja di perusahaan ini???” Tanya Bu Zoya menimpali. Begini lah kehidupan para karyawan bawahan yang harus menuruti keinginan dan kemauan atasannya. Tapi memang seharusnya itu sudah menjadi tugas karyawati bawahan untuk melaksanakan apa yang di perintahkan.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore namun pekerjaan belum juga selesai dengan waktu yang singkat. Aduh, kapan sih selesainya pekerjaan ini? Sampai kapan aku harus berada di kantor ini?

Kleeekkkk.. bruuuukkkk

Ada yang membuka pintu ruangan Gita. Pintu yang sudah tertutup rapat terbuka dengan sangat lebar. Apa ada yang membuka pintu ini, siapa, batin Gita. Gita, coba untuk mendekat ke arah di mana pintu terbuka dengan lebar.

Tiba-tiba ada yang membekap mulut Gita dari belakang. Cepat, kamu ikut denganku, terang suara pria yang membekap mulut Gita. Dengan mulut yang tertutup, Gita hanya mampu meronta dan menghentakkan kakinya berupaya membebaskan dirinya.

Dengan perlahan, Gita pun akhirnya terlelap karena bekapan mulut yang menempel di mulutnya Gita. Gita, tak sadarkan diri karena obat bius yang ia hirup!!

”Aku harus segera membawa wanita ini. Agar ia bisa membantuku untuk menghancurkan pesta pertunangan yang di buat Ayah dan Pak Bagaskoro,” ucap Arion. Arion sengaja berbuat seperti ini. Kalau ia tak melakukan hal ini, wanita ini tak akan membantu rencananya dengan baik.

 Arion membawa Gita ke sebuah boutique terkenal. Di mana pakaian yang mereka tawarkan sungguh sangat fantastis untuk kalangan menengah seperti kita.

Sesampainya di boutique mahal kenamaan di Jakarta. Ia memerintahkan karyawati boutique itu untuk mendandani Gita dengan sangat cantik. Dress yang Arion pilihkan untuk Gita sudah di sediakan dengan rapih di walking closet milik boutique tersebut.

Gita yang belum sadarkan diri dari pingsannya karena pengaruh obat bius. Ia tak sadar bahwa dirinya, sudah di pakaikan dress selutut dan dengan riasan yang membuat Gita terlihat sangat cantik, hari ini.

Heeemmmm...Gita menarik badannya seolah ia baru bangun dari tidur panjangnya. Gita mengerjapkan matanya, dan melihat kalau pakaiannya sudah berganti menjadi sebuah dress selutut dan riasan make up dan juga rambutnya sudah tergerai dengan sangat indah. Pria siapa yang tak tertarik dengan kecantikan Gita. Karena penampilannya yang memukau.

Tapi Gita belum menyadari, kalau ini adalah perbuatan CEO-nya di kantor. Demi, membatalkan rencana Arion untuk bertunangan dengan Maharani, wanita pilihan sang Ayah.

      

  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status