Share

Pernikahan Palsu
Pernikahan Palsu
Penulis: Sisi Ryri

Bab. 1 Pertemuan Pertama

Nampak tak ada yang istimewa dari gadis 21tahun ini, tubuhnya yang kurus dan rambutnya yang nampak tak terurus membuatnya semakin tampak tak menarik bagi siapapun yang memandangnya. Dia memang gadis cuek luar biasa yang selalu berharap bertemu pria kaya raya yang mau mempersuntingnya.

Hari ini dia memutuskan berjalan-jalan sendirian ke mall tak jauh dari kosnya di Malang, dengan langkah yang gontai akhinya perjalanan 30 menit itu membawanya kepintu masuk mall.

Matanya terus menatap ke lantai dua entah mencari apa, tiba-tiba dia menabrak sesuatu didepannya.

"Waduh" teriak Rain Kaget

Tubuhnya terjatuh dan terasa sangat sakit.

"Maaf, kau tak apa" Ujar pria yang ditabraknya sambil berusaha membantunya berdiri.

Mata Rain langsung terbelalak melihat sosok yang begitu tampan didepannya, pria itu menggenakan hem putih dengan celana abu-abu dengan ikat pinggang yang membuatnya nampak semakin menarik matanya.

"Ah maafkan aku" Rain berusaha berdiri

"Aku yang salah tak melihatmu melintas" Balas pria itu sambil setengah membungkuk dihadapan Rain.

"Tak apa, aku baik-baik saja" Rain tersenyum tersipu-sipu.

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Sebagai permintaan maafku bagaimana kalau kita minum kopi dicafe langgananku" Ajak pria itu sambil membalas senyum Rain.

" Ayo kita pergi, aku sedang santai kok" Jawab Rain Bersemangat.

Sambil berjalan menuju cafe yang dimaksudnya Abepun memulai pembicaraan.

"Maaf nona, boleh ku tau namamu. Kita belum berkenalan"

"Oh, Namaku Rain. Kakak siapa?"

"Namaku Abe, panggil saya Abe. Jangan pake kakak. Biar akrab"

"Baiklah, Abe"

Abe membalas Rain dengan senyum simpul, dia nampak sangat bingung mengapai Rain begitu bersemangat.

Setelah berjalan menaiki tangga merekapun tiba disebuah cafe yang nampak sepi.

"Kita minum kopi disini ya, nampaknya tak terlalu ramai" Ajak Abe sambil memasuki memilih sofa yang terletak dipojok.

"Terserah Abe" Jawab Rain.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Abe

"Kopi susu aja"

"Ok biar ku pesan"

Rain nampak begitu terpesona pada Abe, dia terus memandang pria paruh baya itu. Hayalannya langsung memuncak entah hingga langit tingkat berapa.

Abe yang tau betul gadis itu sedang memandangnya hanya tersenyum simpul.

"Kau kuliah sekitar sini?" Tanya Abe memulai pembicaraan mereka.

"Iya, aku kuliah jurusan management di universitas sebrang mall ini."

"Ow, kau sendirian?" Tanya Abe lagi

"Iya, aku bukan gadis yang cantik. Jadi aku masih jomblo kok"

Mendengar jawaban Rain, Abe hanya tertawa.

"Kau tinggal sekitar sini?" Tanya Rain kepo

"Iya aku tinggal dibelakang mall ini"

"Kau pasti orang kaya, itukan perumahan mewah" Jawab Rain yang membuat Abe semakin kaget.

"Ah tidak, itu rumah temanku kok. Aku hanya menginap karena kebetulan ada perlu disekitar sini"

"ow, tapi kau single kan? ngak ada pacar?"

Pertanyaan Rain ini benar-benar membuat Abe kaget. "Kenapa kau bertanya begitu?" Tanya Abe lagi.

"Mmmmm.... Pria setampan kau pasti sudah punya pacar, ya kan?" Ujar Rain memastikan.

"Ah tidak, aku sudah lama sendiri" Jawab Abe berusaha membuat Rain tersenyum.

"Sungguh" Seru Rain bersemangat.

Abe kemudian tertawa geli melihat ekspresi Rain yang begitu girang mendengar jawabannya.

"Kenapa kau tertawa?"

"Nona, tidak sopan menanyakan status seseorang yang baru kau temui. Kita belum 1jam kenal"

"Maaf, aku hanya ingin tau. Tapi kau tak keberatan kan menjawab pertanyaanku"

"Iya, tak apa. Tapi baiknya kau tak bertanya seperti itu pada siapapun yang kau temui."

"Kau benar" Rain kemudian menarik nafas dan wajahnya berubah sedih.

"Hey, mengapa jadi sedih"

"Mungkin karena itulah tak ada yang betah dekat denganku"

"Jika kau tau kekuranganmu, baiknya kau berusaha memperbaikinya. Bukan malah sedih" Hibur Abe.

Tak berapa lama kemudian, minuman yang mereka pesanpun datang. Abe mempersilahkan Rain minum duluan.

"Minumlah, sudah jangan sedih"

"Kau baik sekali."

"Terima kasih"

"Boleh aku tau, tapi jangan marah ya"

"Tanya saja, aku pasti jawab"

"Apa yang sedang kau kerjakan dikota ini?"

"Aku ada seminar disekitar sini"

"Ow, kau orang penting nampaknya"

"Apa ikut seminar berarti orang penting?"

"Biasanya yang ikut seminar itu orang penting"

"Tidak, aku hanya mewakili tempatku kerja saja"

"Memangnya kau kerja dimana?"

"Aku diperbantukan diperusahaan pembangkit listrik negara"

Begitu mendengar jawaban Abe, Rain kembali terkaget.

"Waw kau keren sekali"

"Ah biasa saja." Abe merendah.

"Tapi kalau kau keren sekali, kenapa kau masih jomblo" Tanya Rain penasaran.

"mmm... Istriku meninggal 5 tahun yang lalu. Semenjak dia meninggal aku tenggelam dalam kesibukanku. Karena itulah aku belum sempat mencari pengganti mendiang istriku"

"Dia pasti wanita yang sangat kau cintai"

"Ya, sangat"

"Berarti kemungkinanku menggantikan posisi mendiang istrimu sangat kecil"

Mendengar perkataan Rain yang polos dan tanpa nada ini membuat Abe tersenyum. Baru kali ini dia bertemu gadis yang berani menanyakan kondisi hatinya saat ini.

"Memang kau mau menikahiku" Goda Abe.

"Mau banget" Rain tersenyum

"Aku sudah punya 4 orang anak lo"

"Jadi ibu tiripun aku mau asal sama kamu"

Abe tertawa semakin keras, dia merasa Rain benar-benar menghiburnya hari ini.

"Baiklah kita tukeran nomer ponsel ya, kapan-kapan kita janjian lagi"

"Memang rumahmu dimana?"

"Aku tinggal di Surabaya. Tapi adikku tinggal di Batu. Karena itu aku sering sekali ke Malang"

"Jadi kita bisa ketemuan lagi kan?"

"Bisa, nanti ku sempatkan ya"

Mereka pun bertukar nomer ponsel dan kembalu menikmati kopi yang mereka pesan.

Tak terasa sudah setengah hari mereka berbincang, Rain yang begitu polos tak sedikitpun takut jika Abe berfikir jahat pada pertemuan ini. Baginya bisa bertemu Abe adalah kebetulan yang sangat manis.

Setelah lama berbincang merekapun memutuskan untuk pulang.

"Biar ku antar pulang ya, tadi aku bawa mobil kok." Ajak Abe membuat Rain semakin berbunga-bunga

Tanpa menolak Rain pun menyetujui ajakan Abe, mereka berjalan beriringan menuju tempat parkir. Setiba dimobilnya Abe membukakan pintu mobil dan Rain pun masuk.

"Kosmu dimana?"

"Begitu keluar mall, ambil jalur kanan terus putar balik"

"Ok, ku bayar parkir dulu ya"

"Baiklah"

Abe pun menyalakan mesin mobilnya dan mulai menuju jalan keluar area parkir itu. Setelah membayar parkir seperti instruksi Rain dia pun memilih jalur kanan dan mulai putar balik.

Ternyata Rain kos di sebuah gang tak jauh dari mall tempat mereka bertemu. Setelah mengucapkan salam perpisahan Rain pun turun dan melambaikan tangan pada Abe lalu berlari masuk gang meninggalkan Abe yang masih menatapnya dari balik kaca mobilnya.

Sesampai dikamar kosnya Rain terus memandangi ponselnya berharap Abe menghubunginya lagi.

"Ah aku ini. Abe masih nyetir, mana bisa dia kirim WA" Gumamnya pada dirinya sendiri.

Hayalannya terus memuncak, berharap bisa bersanding dengan Abe dipelaminan dan hidup bahagia hingga akhir hayatnya. Sesekali dia menarik nafas panjang dan tersenyum sendiri membayangkan semua hayalan manisnya.

Dia tak tau cerita apa yang akan dihadapinya setelah ini.

==

Seperti apa cerita cinta Rain yang polos inu, ikuti terus ya kelanjutannya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status