Share

Jangan-jangan ....

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2023-07-24 10:44:52

Bab 5 Jangan-jangan ....

Aku pun berjalan meninggalkan Mas Fathan begitu saja. Ku biarkan ia untuk berfikir dan mempertimbangkan apa yang sudah aku sampaikan barusan. Meski hati ini sakit jika harus melihat Mas Fathan satu ranjang dengan wanita lain, tapi ... di sisi lain aku juga tak bisa membiarkan suamiku terus-menerus berbuat dzolim pada orang yang notabene juga istrinya sendiri.

Setelah meninggalkan Mas Fathan aku tak lagi berselera untuk makan. Alhasil aku lebih memilih untuk pergi menuju kamar tidur ku saja dan menenangkan hati serta pikiranku. 

***

Seperti biasa setelah beberapa saat usai melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslimah, aku pun melanjutkan aktivitas pagiku dengan memasak. Dan ketika aku akan memasuki dapur, saat itu juga langkahku terhenti. Sebab betapa terkejutnya aku ketika melihat Mbak Mira tengah sibuk di depan kompor yang sedang menyala.

Bukan merasa tersaingi justru aku merasa heran dengan apa yang dilakukan istri pertama Mas Fathan itu. Karena selama kami tinggal bersama aku tidak pernah melihatnya berkutat dengan area dapur kecuali sekedar cuci tangan. Jadi bagiku pemandangan di depan sana adalah hal yang tak biasa.

Karena itu pula lah aku menduga adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tadi malam. Dimana Mas Fathan benar-benar menuruti keinginan ibunya untuk tidur bersama dengan Mbak Mira. Dan apa yang aku lihat sekarang adalah hasil dari malam tersebut yang membuat wanita berusia dua tahun di atasku itu tampak bahagia dengan bersedia untuk menyiapkan sarapan anggota rumah du sini.

Dengan segala dugaanku itu lah yang seketika membuat perasaanku tak karuan. Ada rasa sedikit lega karena Mas Fathan akhirnya tak lagi mengabaikan istrinya, namun di sisi lain aku juga merasa sedih karena harus menerima suamiku untuk berbagi ranjang dengan wanita lain.

Ku hela nafasku dan mencoba menerima apa yang mungkin sudah menjadi garis takdirku. Dengan perlahan aku pun melangkahkan kakiku berjalan mendekati Mbak Mira.

"Pagi, Mbak...," sapaku dengan ramah.

Sayangnya sapaan yang aku berikan barusan malah mendapatkan respon yang diluar prediksiku. Dimana Mbak Mira terlihat begitu kesal hingga ketika dirinya melihatku ia menaruh pisau yang ada di tangannya dengan sangat kasar. Mbak Mira pun pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun.

Mendapatkan perlakuan yang demikian sontak membuatku bertanya-tanya dalam hati. Ada apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah dugaanku salah hingga membuat istri pertama suamiku itu merasa kesal pagi ini? Atau malah jangan-jangan Mbak Mira tidak menyukai kehadiranku karena diriku dianggapnya telah mengganggu aktivitasnya kali ini.

Beberapa saat kemudian setelah kepergian Mbak Mira yang tanpa sebab itu, aku pun memilih untuk melanjutkan merampungkan masakan yang sudah setengah berjalan. Dan di momen itu pula lah aku mulai menyadari kalau menu sarapan hari ini adalah menu yang merupakan kesukaan Mas Fathan. Dari sini lah yang lantas membuatku semakin yakin kalau tadi malam Mas Fathan betul-betul tidur di kamar Mbak Mira. Dan karena itu lah Mbak Mira sengaja memasak untuk sarapan pagi ini guna dihidangkan pada suaminya yang juga suamiku itu.

Seketika itu lah aku mulai merasa cemburu pada wanita berkulit putih dan berambut panjang itu. Nah, meski merasa cemburu bercampur rasa sedih, keputusan yang diambil suamiku untuk memperhatikan istri pertamanya itu juga cukup membuatku lega. Karena itu artinya Mas Fathan tidak lagi mendzolimi perasaan Mbak Mira.

"Mas Fathan kemana, Bu?" tanyaku ketika aku hendak bergabung bersama Bu Joko dan Mbak Mira di meja makan.

Dengan raut wajah jengkel, dimana raut wajah tersebut pun yang hampir setiap hari ku lihat itu, Bu Joko mengatakan perihal anak satu-satunya itu. Dan hal ini juga lah yang kemudian membuatku seakan mendapatkan jawaban mengapa Mbak Mira bersikap demikian padaku tadi pagi.

"Belum pulang!" jawab Bu Joko dengan nada ketus seraya tetap menyuapi mulutnya.

"Belum pulang? Bukannya ...." Disaat ini lah ku alihkan pandanganku pada Mbak Mira yang sedang beraktivitas sama dengan ibu mertuanya itu.

Mbak Mira mendadak menghentikan makannya dan menatapku dengan sangat serius. Raut wajahnya pun tak jauh berbeda dari Bu Joko.

"Kamu ngomong apa sama suamiku tadi malam? Sampai-sampai dia beneran pergi guti aja!" ujar Mbak Mira dengan menatapku tak suka.

Mendengar pertanyaan Mbak Mira barusan tentu saja membuatku bertanya-tanya lah. Jika Mas Fathan pergi dari rumah sejak tadi malam dan tidak kembali pulang, lantas kemanakah perginya suami rahasiaku itu? 

"Jawab!" bentak Mbak Mira padaku sampai-sampai aku sedikit tersentak dibuatnya.

"Aku cuma ngomong—"

"Ngomong apa?!" potong Mbak Mira seraya memukul meja makan dengan sedikit kasar.

Jelas melihat sikap Mbak Mira tersebut membuat kesabaranku kali ini otomatis berkurang. Dan disaat itu lah aku yang tadinya cukup bersabar mendadak ikut tersulut emosiku. Dengan tanpa rasa takut aku membalas perkataan Mbak Mira.

"Aku cuma ngomong apa yang menjadi keinginan ibu mertuamu!" balasku dengan suara agak meninggi.

Seketika itu Mbak Mira langsung mengalihkan tatapannya ke arah Bu Joko yang memang duduk di sebelahnya. Dengan ekspresi wajah yang sudah terlihat kesal, Mbak Mira lantas bertanya pada Bu Joko mengenai perkataanku barusan. Melihat sikap menantu kesayangannya itu seketika Bu Joko menghentikan makannya. Dengan wajah tegang membuat Bu Joko tak berani menatap kedua mata Mbak Mira.

"Permintaan apa maksudmu, Bu?" todong Mbak Mira pada Bu Joko.

Bu Joko hanya terdiam mendengar pertanyaan yang ditodongkan menantunya itu. Ia bahkan tak mengalihkan pandangannya menghadap ke Mbak Mira. Entahlah mengapa Bu Joko malah terlihat ketakutan yang mana padahal ia bisa saja menjelaskan dengan keinginannya tersebut supaya Mas Fathan bisa berduaan dengan Mbak Mira.

Atau jangan-jangan malah .....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   TAMAT

    Bab 32 TAMAT"Sudah, Mas. Mau berangkat sekarang?" cetus seorang pria yang diminta Mas Fathan membantunya mengangkut barang-barang kami.Mas Fathan menoleh ke arah pria tersebut dan berkata," iya. Saya nyusul di belakang, ya.""Baik, Mas," balas pria tersebut lalu masuk ke dalam mobil.Aku dan Mas Fathan pun kembali berpamitan pada Bu Joko dan Budhe Sri. Mencium takzim tangan kanan mereka lalu mulai mengendarai sepeda motor kami dan mengikuti mobil yang memang sudah melaju beberapa menit yang lalu.***Beberapa hari berlalu...Wajah kebahagian menyelimutiku juga suamiku hari ini. Karena aku dan Mas Fathan telah diberikan amanah yang akan menjadikan kami orang tua sebentar lagi. Benar, aku hamil.Kehamilan yang dinanti-nanti ini sangatlah membuatku dan Mas Fathan tak henti-hentinya bersyukur. Bahkan, wajah berseri terus saja ditampakkan oleh suamiku itu sejak kami keluar dari ruang pemeriksaan tadi. Sungguh, rezeki yang sangat luar biasa telah kami terima hari ini."Alhamdulillah, ya,

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pergi

    Bab 31 Pergi"Aku tidak akan membencimu karena perbuatanmu terhadap ibuku. Simpan rahasia ini dan biarkan orang-orang menganggapku yang bersalah," kata Mas Fathan.Aku pun hanya bisa menangis di dalam pelukan suamiku itu. Aku sungguh beruntung telah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun aku tahu, tak seharusnya aku bersembunyi di balik punggungnya di saat aku lah yang seharusnya menerima sanksi tersebut.***Tepat ketika matahari mulai meninggi, di saat itu lah semua barang bawaan yang sudah aku dan suamiku bereskan tadi malam siap untuk diangkut. Benar, meski mendapatkan tawaran dari Bu Joko untuk kembali ke rumahnya, namun Mas Fathan lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah kontrakan yang sudah kami sewa sebelumnya."Kita tetep ngontrak dulu, ya. Lagian sayang aja udah terlanjur dibayar," kata Mas Fathan manakala aku menanyakan jawaban perihal tawaran yang diberikan Bu Joko pada kami tadi pagi.Aku hanya bisa mengangguk dan mengiyakan keputusan suamiku itu. Toh, jika diberikan pi

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Akhir dari Permintaan Maaf

    Bab 30 Akhir dari Permintaan MaafWalaupun Bu Joko sudah memberikan keputusan tidak akan memperpajang masalah ini, namun, sanksi sosial kemungkinan besar tak akan bisa aku hindari. Terlebih, baru sekarang ini Bu Joko menyatakan permintaan maafnya padaku atas sikapnya selama ini. Dan jika ia tahu kalau aku lah pelakunya, pasti hal ini akan membuatnya kembali membenciku. Bahkan lebih dari sebelumnya. Namun, apa yang dilakukan Mas Fathan kali ini malah membuat hatiku semakin tak kuasa. Karena sekarang aku percaya dan yakin, kalau suamiku itu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan setelah ini selesai, selanjutnya hubungan rumah tanggaku lah yang akan dipertaruhkan. "Ibu maafkan kamu, Fat. Ibu maaafkan kamu sekalipun kamu membun*h Ibu," ucap Bu Joko. Reflek Mas Fathan menoleh ke arah ibu angkatnya itu saking terkejutnya.Mas Fathan masih terdiam menatap Bu Joko. Entah apa yang ada di pikiran suamiku itu, namun terlepas dari itu, sepenglihatanku aku mengira kalau Mas Fathan

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pelakunya Adalah Aku!

    Bab 29 Pelakunya Adalah Aku! "Aaarrghh!!!" kesal Mas Fathan. Terlihat di waktu yang bersamaan Bu Joko yang masih terdiam itu kembali meneteskan air matanya. Di momen itu situasi betul-betul kembali menegang. Dan aku juga yakin, saat ini suamiku itu lagi-lagi merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri maupun pada Bu Joko. Yang padahal baru beberapa menit yang lalu, Mas Fathan sudah terlihat akan menerima permintaan maaf dari ibu angkatnya itu. Tapi ternyata .... Entahlah. Di tengah-tengah kondisi yang menegangkan itu tiba-tiba Mas Fathan menoleh ke arah Bu Joko. Dengan amarah yang masih tertahan, suamiku itu lantas bertanya pada ibu angkatnya. "Ibu yakin nggak akan memperpanjang masalah ini? Sekalipun Ibu tahu siapa pelakunya."Bu Joko mengangkat kepalanya dan menatap anak lelakinya yang sangat ia sayangi itu seraya menghapus air matanya. Dengan penuh keyakinan Bu Joko lantas menjawab bahwa ia tidak akan memperpanjang masalah ini. Sekalipun ia mengetahui siapa pelaku yang menyera

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Mas Fathan Sebenarnya Anak ...

    Bab 28 Mas Fathan Sebenarnya Anak ...Dari respon yang ditunjukkan Budhe Sri yang terlihat sangat marah kepada Bu Joko lantaran memberitahukan perihal status Mas Fathan? Lalu, pesan apa yang dimaksud oleh Budhe Sri dari suami Bu Joko yang memang merupakan kakak kandungnya. Mungkinkah ini semua ada hubungannya dengan status pengangkatan Mas Fathan dalam keluarga Bu Joko? Jika benar demikian ... Aiish, sungguh jelimet!! "Tunggu tunggu Ini maksudnya apa sih?" sela ku yang semakin bingung dengan keadaan.Budhe Sri mengalihkan pandangannya ke arahku. Kemudian beliau menarik napas beratnya dan mulai berbicara. Dimana beliau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan masa lalu keponakannya itu. Yang mana selama ini Mas Fathan memang anak diadopsi dari Bu Joko dan mendiang suaminya.Namun sebetulnya Mas Fathan bukan hanya sekedar anak adopsi begitu saja. sebab waktu itu kondisinya Bu Joko baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki yang mana tak selang beberapa hari kemudian bayi terseb

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Penyesalan?

    Bab 27 Penyesalan? "Kita lapor polisi aja, ya, Dek?" Tentu saja usulan dari Budhe Sri itu semakin membuatku panik juga ketakutan. Tapi di lain sisi aku juga tak mungkin mencegah Bu Joko kalau ia ingin mengiyakan usulan tersebut. Dan kalau sampai Bu Joko benar-benar mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu... ah, mati lah aku! Mendapati usulan dari kakak iparnya tersebut, saat itu Bu Joko tidak langsung menanggapinya. Ia malah terdiam untuk beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu. Yang mana sikapnya itu malah membuat terheran-heran. "Dek!"Bu Joko terkesiap mendengar panggilan dari Budhe Sri. "Aduuh, gimana, ya, Mbak?" Bu Joko memperlihatkan sikap kebingungan yang membuatku semakin merasa aneh. Aku bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya? Apa yang sedang dipikirkan ibu mertuaku itu? Yang padahal kalau ia benar-benar merasa ketakutan dengan apa yang sudah menimpanya, seharusnya tanpa banyal berpikir pasti ia sudah mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu. "Fathan m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status