Share

Bab 52: Kembali Mencoba

Author: path
last update Huling Na-update: 2024-05-27 12:06:28

Buku catatan yang terbuka di atas meja kamar Mentari dipenuhi daftar panjang usaha yang bisa dikerjakan dari rumah. Semalam saat Feliz telah terlelap, Mentari mencari referensi dari internet, usaha modal kecil berpenghasilan besar.

Setelah sarapan, Mentari membawa buku itu keluar dan membacakannya pada ibu dan Cahya, meminta pendapat mereka. Ibu dan Cahya menanggapi setiap jenis usaha yang diucapkan Mentari.

"Tari, carilah usaha yang sanggup kamu kerjakan, jangan memaksakan diri untuk menekuni usaha yang ditekuni orang lain," saran ibu.

"Jangan termakan apa yang kamu baca dari internet. Pikirkan matang-matang dahulu," imbuh Cahya.

"Dari semua yang aku sebutkan, tidak ada yang sanggup aku kerjakan?" tanya Mentari tidak mengerti. Baginya dia mampu memulai semua bisnis itu, makanya dia mencatatnya dan meminta saran keluarganya mana yang lebih tepat dia tekuni.

"Semua yang kamu sebutkan adalah usaha menengah dengan modal cukup besar. Modal darimana?"

Mentari tertunduk lesu. Menurutnya, bi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 142: Terulang Kembali

    Hari ini Mentari berangkat kerja menggunakan motor online, karena tidak ada tindakan dari Argan untuk mengembalikan motornya. Dia telah mengirimkan pesan pengingat, namun seperti biasa, tidak mendapat respon dari Argan. Dia memutuskan untuk menjemputnya nanti sepulang kerja.Dengan ragu, Mentari membuka pintu pagar rumah Argan. Sepanjang malam, dia tidak tertidur nyenyak, terbayang semua kejadian sepanjang hari kemarin dan sepanjang dia tinggal di rumah mertuanya. Ada penyesalan terselip. Penyesalan karena telah berkata-kata dengan nada tinggi pada mertuanya dan penyesalan karena telah mengancam Argan. Namun ketika bayangan tamparan mama melintas, amarahnya menutupi penyesalan itu. Ini kali keduanya menerima tamparan dari keluarga itu. Apa salahnya?Tak terlihat motor Mentari terparkir di garasi atau di jalan masuk. Firasat buruk menghampiri Mentari. Dia meneguhkan hatinya, lalu mengetuk pintu depan. Pada ketukan ke dua kali, pintu terbuka. Dengan wajah kaget, Argan te

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 142: Ungkapan Hati

    Pintu depan terbuka ketika Mentari tiba di rumah Argan. Dia menangkap suara Argan dan mama yang sedang bercakap-cakap. Saat Mentari menampakkan batang hidungnya di ruang tamu, mama segera menyerbunya persoalan kemarin. Dari sekian banyak ucapan mama, satu hal disimpulkan Mentari, bahwa mulai saat ini, Mentari hanya bisa keluar rumah untuk bekerja saja.Amarah Mentari semakin menumpuk, semua hal di sekitarnya seolah menyerangnya tak henti. Perihal kemarin, bukan kesalahannya, malah Argan dan mama yang seharusnya merasa bersalah karena menelantarkan dia dan Feliz hingga malam.Dengan tangan terkepal, Mentari berucap lembut berusaha tersenyum, “Maaf, Ma, saya tidak bisa.”Mama berdiri dan menunjuk Mentari dengan telunjuk kanannya, “Dasar wanita tidak tahu berterima kasih. Bukannya bersyukur telah menjadi anggota keluarga kami dan tinggal bebas di rumah ini, sekarang kamu malah membangkang. Kamu…”Aliran darah Mentari terasa tel

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 141: Surat

    Tak diduga Mentari dapat terlelap semalam. Dia merasa cukup puas telah menebarkan sedikit aroma balas dendam pada keluarga Argan dengan mengirimkan pesan lalu mematikan ponselnya semalam.“Apakah pantas aku melakukan hal itu?” tanya Mentari sambil berbisik pada Cahya saat menyiapkan sarapan pagi ini.Sebelum menjawab, Cahya menoleh ke samping ke arah pintu. Aman, ibu tidak terlihat. “Tidak pantas,” jawabnya tegas.Mentari terlonjak, tidak menduga jawaban kakaknya.“Sepantasnya kamu segera mematikan ponselmu saat tiba di sini semalam. Biarkan mereka menduga-duga sendiri.”Mentari terkikik. “Sempat terpikir olehku, Ka, tapi aku kuatir nanti mereka akan mencariku ke minimarket dan ke tempat lainnya.”“Itu urusan mereka. Jika mereka akan kembali selarut itu, bukankah sudah seharusnya mereka memberitahukanmu? Atau setidaknya mengangkat telepon atau membalas pesanmu. Tidak perlu mencemaskan mer

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 140: Pulang

    Rumah tampak gelap, tidak ada penerangan satupun, bahkan lampu teras depan padam. Dan motor Mentari tidak terlihat. Ragu, Mentari membuka pintu pagar. dia tidak memiliki pilihan lain selain masuk ke dalam. Mobil yang mengantarkannya dan Feliz pulang, sudah berlalu.Dengan bantuan penerangan dari senter ponselnya yang hanya memiliki sedikit baterai, Mentari membimbing Feliz menaiki tangga depan. Dia mengetok pintu yang tertutup rapat, namun tidak ada jawaban. Dua kali lagi dicobanya, tetap tidak ada yang membukakan pintu baginya. Sudah diduganya bahwa semua orang belum kembali.Jari-jari Mentari mencari nama Argan di daftar pesannya, lalu mengirimkan pesan. Beberapa detik berlalu, tidak ada jawaban meskipun telah bercentang dua. Ditungguinya lebih lama lagi, masih belum ada jawaban. Dia menjadi tidak sabaran. Menunggu sedetik terasa seperti sejam. Dia pun menekan tombol panggilan, tapi tidak mendapatkan respon setelah dua kali diulanginya.Dia memutuskan untuk me

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 139: Keluar

    Emosi Mentari berkecamuk. Dia senang akan bertemu sepupu-sepupunya hari ini, namun dia juga mencemaskan motornya. Memang terakhir kali Argan memakai motornya, tidak ada hal yang tidak diinginkan Mentari terjadi. Namun, bayangannya ketika Argan menyebabkan baret pada motornya beberapa waktu lalu, masih jelas terpampang di matanya. Argan bukan pria yang bertanggung jawab, begitulah pikir Mentari.“Bu, ayo!” ajak Feliz menarik dress panjang yang dikenakan Mentari. Satu kaki Feliz maju dengan kekuatan penuh, seolah dengan begitu dapat membuat Mentari bergerak.“Iya, Sayang, sebentar.” Mentari memastikan kembali semua perlengkapan yang diperlukannya sudah terisi dalam tas, lalu memeriksa layanan mobil online di ponselnya. Sebentar lagi tiba.“Ayo, Feliz!”Dengan riang Feliz keluar ke ruang tamu, namun segera terdiam saat melihat punggung neneknya yang telah berpakaian rapi lengkap dengan sanggul tinggi. Hal itu membuat Menta

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 138: Ancaman

    “Maaf, Bunga, aku benar-benar tidak bisa hadir di pertemuan besok. Ada keperluan yang harus aku selesaikan,” ucap Mentari berat saat dihubungi Bunga keesokan harinya. Bunga ingin memastikan kehadiran Mentari.“Kamu sudah berjanji, Tari. Kenapa bisa tiba-tiba ada keperluan? Jangan-jangan kamu tidak diizinkan datang oleh suamimu?” Jeda sebentar, “Atau mertuamu? Dia membebanimu dengan urusan rumah tangga tidak penting?”Merasa tertohok, Mentari hanya diam. Dia ingin membantahnya, namun dia tidak pintar berbohong. Lebih tepat, diajarkan untuk tidak berbohong oleh ibunya dan dia memegangnya teguh, meskipun terkadang dia melontarkan kebohongan juga.“Lain kali aku pasti hadir. Maafkan harus bolos kali ini.”Kikikan terdengar di seberang. “Aku benar-benar kaget mendengar kamu pindah ke rumah mertuamu. Seharusnya kamu belajar dari pengalamanku. Aku sengaja membeberkan semuanya padamu, agar kamu tidak mengalami

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status