Home / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / |5|. Pangeran Malam

Share

|5|. Pangeran Malam

Author: Happy_autunm
last update Last Updated: 2022-03-26 11:23:52

"Papa bercanda?" Suara sendok dan garpu yang di banting ke piring, memecah keheningan ruang makan. Keira rasanya seperti baru saja mendengarkan guntur di siang hari. Apa itu— ia akan menikah? Di usia semuda ini? Dan atas pilihan Mak comblang?

Ini sudah abad ke berapa, tapi kenapa papanya masih berpikir se-kuno itu?

"Malam" Ratna baru saja pulang lembur, dengan pakaian kerjanya ia mendatangi ruang makan dan mendapati suasana terlihat tegang, "Ada apa ini?"

Hana menoleh sekilas pada kakak tertuanya yang tampak kebingungan. Tidak berkata apa-apa, ia hanya mendesah pelan.

"Harusnya kak Ratna dulu dong yang menikah. Umurnya yang sudah hampir kepala tiga itu masih saja lajang dan hanya tau bekerja. Tapi kenapa malah aku yang mau dinikahkan?" Bebel Keira, dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya.

"Lagian papa hidup di abad apa sih hari gini masih pake Mak comblang? Pokoknya Keira gak setuju" Tentang Keira tegas, "Keira itu masih muda pa, baru dua puluh empat tahun dan yang terpenting— Keira belum siap nikah pa"

Hana menatap kakak keduanya dengan perasaan prihatin. Untuk masa sekarang seperti ini, jelas apa yang dikatakan kakak keduanya itu benar. Perempuan berumur dua puluhan itu masih terlalu muda untuk membangun rumah tangga.

Arya mengambil gelas air putih dan meneguknya sedikit, "Papa sudah atur pertemuan kamu dengan calon suami kamu" Arya meletakkan gelas ke meja, mengacuhkan pelototan tajam Keira yang menatapnya setengah tak percaya, "Itu besok malam, di restoran diamond milik kita"

"Papaa.." Pekik Keira histeris, "Masa ia aku langkahi kak Ratna sih pa? Mending papa pikir lagi.." Keira masih berharap papanya yang keras kepala itu mengubah keputusannya.

"Keira benar pa. Dia masih terlalu muda untuk menikah. Sikapnya pun masih cenderung labil. Jikapun pernikahan ini untuk memperluas variabel bisnis, itu hanya tidak akan bekerja jika salah satu pihak yang menjalaninya belum matang" Terang Ratna bijak. Sebagai kakak tertua, ia berpikir untuk turun tangan dalam hal ini, "karena itu hanya akan merusak rasionalitas yang ada.."

Hana sejak tadi hanya diam dan memperhatikan. Dalam keluarga, ia cenderung pendiam dan tidak banyak bicara. Tapi melihat kerutan frustasi di wajah kakak keduanya, Hana merasa tak tahan untuk tidak berkata, "Aku sependapat dengan kak Ratna"

Keira tersenyum penuh haru, mendapatkan dukungan dari kedua saudaranya. Mereka memang sering berjarak dan tak terlalu dekat karena kesibukan masing-masing. Hana yang sibuk menyelesaikan studi, kerapkali menghabiskan seharian penuh di perpustakaan pribadi untuk belajar. Kakak tertuanya yang workaholic, tidak pernah jauh dari kata lembur.

Hanya dia yang paling luang dalam keluarga ini. Meskipun sudah merintis bisnis sendiri, tapi sebagai pionir, ia hanya perlu mengatur beberapa pengelolaan penting dan selebihnya ia hanya perlu duduk santai dan memeriksa lapangan sesekali.

"Kau tau calon suamimu siapa?" Arya memasang tampilan serius.

Keira hanya menggeleng lemas.

"Anak konglomerat dari keluarga El Murad dan sekaligus pemilik dari PT Angkasa— perusahaan yang menaungi industri teknologi tercanggih di kota X. El-Murad Pasha"

"Apaaa?" Jerit Keira histeris. Siapa yang tidak kenal dengan El-Murad Pasha, putra tunggal dari konglomerat ternama di kota X? Pria yang lebih dikenal dengan sebutan 'Pangeran malam' karena sifatnya yang dingin menusuk seperti angin malam yang mencekam.

Bukan hal baik untuk keluar di malam hari yang dingin. Jika tanpa persiapan kau bisa saja masuk angin dan jika berlama-lama kau bisa saja sakit. Begitupun dengan 'pangeran malam' yang satu itu.

Orang-orang yang berada di dekatnya harus tahan banting dan penuh persiapan atau jika tidak, mereka akan drop dan jatuh sakit. Singkatnya, berada di sekitarnya itu benar-benar seperti suasana di malam hari, di mana karbondioksida dilepaskan.

Berada di dekatnya itu seperti toxic, hanya membentuk hubungan yang tidak sehat. Jadi sebutan 'pangeran malam' benar-benar pantas untuk pria itu.

Dan ayahnya berniat menikahkannya dengan tipikal pria seperti itu?

"Papa gila? Papa ingin menikahkan aku dengan si pangeran malam yang dikenal toxic itu? Apa hanya demi keuntungan bisnis papa rela mengorbankan putri papa menderita?" Keira bernafas terengah-engah, wajahnya memerah menahan kesal dan amarah.

Hana yang mendapati itu tak tahan untuk tidak merinding. Meskipun tak tau seperti apa sosok pangeran malam yang akan di nikahkan dengan kakak keduanya itu, tapi ia kurang lebih pernah mendengar sedikit rumor mengenai sosok itu yang orang bilang—

Salah seorang bos besar yang toxic!

"Mau kamu atau bisnis, itu sama-sama pentingnya bagi papa. Lagi pula kata Mak comblang yang mencocokkan kalian— kamu dan dia itu seperti sinar matahari di kutub selatan. Ada kebekuan dan secercah kehangatan, kombinasi ini dapat membuat pernikahan kalian menjadi sempurna" Arya masih mengingat jelas apa yang dikatakan Mak comblang itu, "Jadi papa dapat yakin menikahkan kamu dengan pria itu"

"Pa, kita hidup di era apa sih hari gini masih berpedoman ke Mak Comblang?" Keira yang sudah tak mampu menahan emosinya, tanpa sengaja menggebrak meja makan membuat piring dan sendok berdentingan.

"Pokoknya Keira gak setuju. Titik" Keira terus bangun dan bersiap pergi meninggalkan ruang makan hanya...

"Papa tidak mau tau, pokoknya besok malam kamu harus mendatangi pertemuan itu"

Keira dengan kesal berbalik, "Aku gak mau"

"Boleh saja, tapi jangan salahkan papa kalau seluruh aset mu papa sita"

"Papa lupa kalau aku sudah merintis bisnis sendiri?"

"Kamu tidak ingat toko roti yang kamu rintis itu ada berkat siapa?"

Keira membeku.

"Papa bisa saja loh membekukan dana dan membuat usaha mu itu berhenti di tengah jalan"

Detik itu tenggorokan Keira tercekat, tidak dapat berkata apa-apa lagi. Sepasang matanya memanas dan pangkal hidungnya terasa pekat. Ia tidak akan mengira papanya akan sekejam itu padanya. Segera Keira berlari pergi meninggalkan ruang makan dengan perasaan kecewa.

"Papa, apa yang papa lakukan tadi itu keterlaluan. Semua orang di kancah bisnis tau jelas kalau si Pasha itu tipikal bos besar yang toxic. Banyak para karyawan di perusahaannya yang kerapkali stres bahkan drop karena frustasi menghadapi kinerjanya yang sama sekali tidak sehat untuk mental. Dan papa ingin menikahkan Keira dengan tipikal pria seperti itu?" Ratna membanting sendok dan garpu ke piring. Seleranya untuk makan benar-benar sudah hilang.

"Pokoknya Ratna gak setuju kalau papa menikahkan Keira dengan pria toxic seperti Pasha" Ratna tidak dapat membayangkan adik keduanya yang periang dan cenderung ceria itu terjerat dengan pangeran malam yang toxic itu!

"Papa tidak butuh persetujuan darimu"

"Hah.." Ratna membuang nafas kasar, menatap papanya dengan perasaan kecewa. Mendorong kursi, ia terus bangun dan pergi meninggalkan ruang makan tanpa sepatah katapun.

Yang tertinggal hanya Chana seorang di meja, menatap papanya dengan ragu berkata, "Lebih baik papa pikirkan lagi mengenai pernikahan itu"

Menatap putri bungsunya yang pendiam itu, Arya menghela nafas berat. Hana tidak tau saja kalau yang sesungguhnya yang diinginkan pangeran malam itu..

Adalah dia.

                                     —••—

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Sempurna   |140|. Extra Chapter: Bulan Madu

    Pagi harinya, Ratna sudah berpakaian dengan rapi. Ia mengenakan setelan baju formal berwarna navy dan mencoba mengenakan hijab bewarna abu-abu pemberian dari Hana. "Sayang, kamu sudah selesai?" Eman membuka pintu kamar dan melongok kedalam. Sesaat matanya berkedip terkejut mendapati istrinya yang tiba-tiba mengenakan hijab di kepalanya. Itu membungkus indah wajah tirusnya, membuat penampilan formalnya terlihat anggun dan jumawa. "Gimana menurut kamu? Lucu ya aku berhijab begini?" "Anggun." "Ya?" Eman tersadar. Ia berdeham dan dengan daun telinganya yang memerah ia berujar, "Kamu terlihat menawan dengan berhijab seperti itu." Ratna merasa begitu manis dengan pujian tersebut. Hatinya langsung merasa tergelitik melihat daun telinga suaminya yang memerah. Padahal sudah beberapa bulan, tapi terkadang Eman masih malu-malu kepadanya. "Aku sudah selesai. Yuk kita pergi." "Sekarang?" Eman bergeming beberapa saat. "Ya terus kapan lagi." Ratna tergelak kecil. Ia mengapit lengan suaminy

  • Pernikahan Yang Sempurna   |139|. Extra Chapter: Wisuda Hana

    Setengah tahun berlalu sudah. Dalam kurun waktu tersebut Hana berusaha keras untuk membagi perannya sebagai seorang istri, ibu dan juga sebagai mahasiswa. Dalam kurun waktu tersebut juga, berkat ketekunannya dan kegigihannya, ia berhasil mengejar semua ketertinggalan nya dan menyelesaikan studinya.Meskipun ia terlambat dan tertinggal dari teman-temannya yang sudah menyandang sarjana setahun ke belakang. Tapi ia tidak menyesali keterlambatan nya. Ia berpikiran positif dan yakin semua yang terjadi pasti ada hikmahnya."Selamat Hanaaaa...." Chaca dan Miftah menyerbunya dari kanan-kiri dan memeluknya erat. Seerat persahabatan yang telah mereka jalin selama ini."Akhirnya kamu menjadi sarjana juga Han." Tukas Miftah yang terharu menatap sahabatnya yang akhirnya telah mengenakan baju toga setelah semua hal-hal berat yang dilewatinya setahun ke belakang."Walaupun kita gak wisuda bareng, tapi ritual lempar topi toga nya harus tetap dilakukan barengan." Chaca mengambil topi toga dari atas ke

  • Pernikahan Yang Sempurna   |138|. Mimpi Buruk Telah Berakhir

    Saat ia merasakan tangan panas Pasha yang besar, mulai menggerayangi perutnya dari belakang. "Syuhh" Pasha menekan jari telunjuknya di bibir Hana."K-kamu ngapain? Buat apa tangan mu di situ?"Alih-alih menjawab, Pasha merapatkan dada bidangnya ke punggung telanjang Hana. Lengan kokoh nya mengukung tubuh kecil istrinya itu dalam kuasa tubuh kekarnya.Halusnya kulit Hana yang menyentuh kulit kerasnya, membuatnya merasa nyaman.Hana menjadi gugup saat suhu panas tubuh Pasha telah menguasai tubuhnya. Ia dapat mendengar nafas berat suaminya itu yang berhembus di dekat daun telinganya."Masa nifas mu, sudah selesai sejak tiga bulan yang lalu kan?""I-iya""Apakah kiranya kamu sudah siap?" Tanya Pasha, mulutnya tepat berada didepan telinga Hana.Hana menelan saliva nya gugup, saat merasakan nafas panas Pasha berhembus melewati daun telinganya."S-sejujurnya, aku masih b-belum siap..""Kalau begitu mari bercumbu seperti ini saja" Pasha menyapu bibir padatnya ke telinga istrinya. Membuka mul

  • Pernikahan Yang Sempurna   |137|. Bukan Menemani Namanya

    Tepat setelah malam syukuran kelahiran Daud dikediaman Arya, pada hari ketujuhnya, Pasha melakukan aqiqah Daud di kediaman Shahbaz. Ia sudah sepakat dengan Hana untuk melakukannya di sana.Pasha sudah membeli dua ekor kambing yang cukup gemuk untuk anak laki-laki pertamanya itu dengan Hana.Tanpa sepengetahuan Pasha, seorang wanita yang sudah lama sekali tidak terlihat dimatanya muncul di acara aqiqah tersebut. Wanita itu bersembunyi dan diam-diam mencuri pandang kearah Pasha bersama istrinya yang sedang menggendong Daud."Kamu yakin tidak ingin datang menjumpainya?" Tanya Shahbaz, pada mantan istrinya itu.Wanita itu tersenyum kecil menggeleng, "Melihat dari sini saja sudah cukup, akan terlalu egois bagiku jika menemuinya sekarang"Shahbaz tidak berkata apa-apa lagi."Pasha cukup pandai memilih istri" Ucap wanita itu tersenyum, "Ia cantik sekali""Iya. Dia baik dan juga penurut" Sambung Shahbaz."Cucu kita juga sangat tampan, ingin rasanya aku menggendongnya""Apa kamu menyesal karen

  • Pernikahan Yang Sempurna   |136|. Acara Syukuran Kelahiran Cucu

    Malam harinya, kediaman Arya dipenuhi oleh para tamu. Ia membuat syukuran untuk kelahiran cucunya dan mengundang semua koleganya untuk datang. Shahbaz sebagai besannya, juga turut diundang bersama keluarga besar. "Di mana Pasha dan Hana? Apa sudah sampai?" Tanya Arya pada Ratna"Mereka masih dijalan Paa" Jawab Ratna yang baru saja selesai menelpon Hana.Hingga tak berapa lama menit kemudian. Pasha dan Hana sudah tiba di kediaman Arya. Kehadiran mereka pun langsung mencuri perhatian para tamu.Malam itu Hana mengenakan setelan yang serasi dengan Pasha. Di mana Pasha tampil jumawa dalam baju Koko putih dan Hana tampil anggun dalam balutan abaya putih dan pashmina bewarna senada. Awalnya ia pikir Pasha akan menyuruhnya untuk berganti dengan kerudung biasa, teringat terakhir kali di acara keluarga Pasha melakukannya. Tapi anehnya kali ini tidak. Semenjak ia hamil Daud dan terlebih setelah melahirkannya, suaminya itu memang sudah banyak berubah. Di kediaman Arya sangat ramai. Cukup bany

  • Pernikahan Yang Sempurna   |135|. Cemburu Tanda Cinta

    "Hum" Pasha menyandarkan dagunya manja di atas pundak Hana dan memperhatikan mata mungil Daud yang mulai berkedip-kedip seperti akan tertidur."Daud sepertinya mulai mengantuk""Iya, Alhamdulillah""Lantunan shalawat mu yang merdu itu benar-benar membuatnya berhenti menangis"Hana tersenyum mengangguk, "Hem" Matanya yang penuh sorot keibuan itu, dengan lembut memperhatikan sepasang mata Daud yang kini sudah terpejam."Lain kali lakukan juga padaku" Tukas Pasha.Hana tergelak kecil, "Buat apa? Kamu kan sudah besar, bukan bayi yang—"Pasha mengecup bibir Hana dan menghisapnya lama. Hana memejamkan matanya dan sesaat terbuai dengan ciuman lembut itu.Pasha perlahan melepas bibir Hana dari bibirnya, "Aku juga ingin diperlakukan seperti itu saat susah tidur" Ucap Pasha, sambil menatap manik mata hitam Hana dalam."En, aku juga akan melakukannya padamu. Bayi besar ku.." Ucap Hana sambil mencium kening Pasha gemas."Aku tidak mau di panggil bayi"Hana tertawa kecil."Tidak lucu!" Mata dingin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status