Share

Sisi lain Ken

Author: Mariana Rahma
last update Last Updated: 2021-06-29 15:25:25

Saat mereka sedang curhat sesama perempuan, Ken datang ke kamar Kania mengejutkan mereka.

"Heii.. kalian sedang apa?" Ucap Ken yang membuat mereka berdua terkejut.

"Ken.... Bisa tidak kamu ketuk pintu dulu saat masuk kamarku?" Bentak Kania.

"Maaf Kania, aku lupa." Jawab Ken sambil tersenyum manis, membuat Rin merasakan getaran berbeda di hatinya.

'Uhh, kenapa aku jadi berdebar-debar gini melihat senyum manis Ken?' batin Rin.

Rin hanya menundukkan kepalanya, dia tidak menatap Ken lebih lama lagi karena saat ini hatinya sedang tidak karuan.

"Rin, kita ke taman yuk.." Ajak Ken.

"Aku ikut,, kalian jangan berduaan.. Nanti yang ketiganya SETAN." Ucap Kania sambil melihat ke arah Ken.

"Ya kamu setan nya Kania." Ledek Ken.

"Sialan kamu Ken!!" Kania memukul lengan Ken.

"Ya sudah kita ke taman bersama-sama." Ucap Rin melerai mereka berdua.

Mereka pun pergi ke taman dan mengobrol di sana. Kania memperhatikan sepupunya itu yang seperti ada cinta di hatinya untuk Rin.

Matanya itu sangat jelas memancarkan aura kebahagiaan saat menatap Rin.

Baru kali ini Kania merasa bahwa Ken benar-benar mencintai gadis yang di hadapannya ini.

Cukup lama mereka berada di taman, sampai akhirnya waktu sudah hampir senja.

"Ken, aku harus pulang sekarang." Ucap Rin.

"Oh iya, hayu aku antar kamu pulang." Jawab Ken.

"Kania, aku pulang dulu ya. Semoga kita bisa mengobrol lagi di lain waktu." Rin memeluk Kania.

"Iya Rin, sampai jumpa kembali ya." Jawab Kania membalas pelukan Rin.

Mereka pun pergi meninggalkan Kania yang masih terdiam di taman sendiri.

Di mobil.

"Ken, apa kamu mengenal pria yang menolak Kania?

"Tidak, aku hanya tau ceritanya saja. Katanya dia di jodohkan oleh Kakaknya dengan adik dari pacar kakaknya itu."

"Aku kira kamu mengetahuinya."

"Aku tidak bertanya detailnya, dia yang tiba-tiba curhat padaku. Aku tidak tau infonya karena Kimi juga tinggal di apartemen."

"Lalu kenapa Kania tidak tinggal bersama Kakaknya?"

"Paman dan bibi menitipkan mereka berdua di rumahku tapi Kimi enggan dan hanya mau tinggal di apartemen. Sedangkan Kania mau tinggal bersamaku karena dia sangat dekat denganku."

"Memang orang tua Kania kemana?"

"Paman dan bibi sedang mengurus bisnis kakek di luar negeri. Pulangnya sekitar 3 sampai 4 tahun lagi. Kenapa?"

"Oh tidak.. Tadi nggak enak mau tanya sama Kania."

Rin melihat wajah Ken dari samping dan terus memperhatikan nya. Wajah Ken yang sangat tampan tidak akan mungkin menyukainya, gadis jelek dan miskin. 

Rin menarik nafas panjang.

"Kamu kenapa Rin." Tanya Ken, matanya masih ke depan fokus mengemudi.

"Tidak apa-apa."

"Jangan bohong Rin, kamu kenapa?"

"Aku hanya berpikir mana mungkin ada pria yang mencintaiku, gadis jelek dan miskin." Ucap Rin sambil menatap ke jendela.

"Siapa bilang? Bukankah pria itu mencintaimu?" Tanya Ken.

"Entahlah Ken.. Aku bingung."

'Ken, entah mengapa aku selalu merasa nyaman berada di dekat mu. Perasaanku tidak menentu setiap kali kamu mencoba melindungi aku. Tapi aku sadar diri siapa aku, kamu tidak akan mungkin mencintaiku.'

'Aku hanyalah butiran debu bila bersanding denganmu, kamu punya segalanya sedangkan aku tidak punya apa-apa. Kamu tampan dan kaya, banyak wanita yang mau menjadi kekasihmu.'

'Sedangkan aku hanya gadis jelek dan miskin yang tidak punya apa-apa. Aku seperti gadis tidak tahu diri yang mengharapkan pangeran tampan dan kaya, kita bagai air dan minyak yang tak akan pernah bisa bersatu.' Rin terus saja bergumam dalam hatinya.

Begitupun dengan Ken.

'Rin, dari pertama kali aku bertemu denganmu aku langsung menyukaimu dan aku menyayangimu. Aku ingin selalu menjadi pelindungmu tapi aku tak cukup berani untuk menyatakan perasaanku padamu bahwa aku menyayangimu. Suatu saat nanti aku akan menyatakannya padamu.' Batin Ken.

Ken terus melirik ke arah Rin sambil mengemudi membuatnya kehilangan fokus, untung saja jalanan sepi. 

Hening..

Tetap hening..

"Ken."

"Iya Rin?"

"Apa kamu benar-benar mau menjadi sahabatku?"

"Iya, aku mau jadi sahabatmu."

"Boleh aku bertanya?"

"Ya"

"Kenapa kamu selalu bersikap dingin dan angkuh? Padahal sekarang aku lihat kamu seperti orang pada umumnya, hangat dan bisa di ajak bicara. Tapi kenapa kamu membuat image mu di luar seperti itu?"

Ken terdiam sejenak, lalu memarkirkan mobilnya di depan taman kota.

"Turun, biar aku ceritakan semua di sini."

Mereka pun turun bersama dan duduk di taman menatap matahari yang semakin terbenam dan mengeluarkan cahaya senja yang indah.

Ken story'..

"Sebenarnya aku hanya kesepian Rin. Ayah dan ibuku dari dulu mereka sibuk mengurus bisnis mereka. Aku selalu di tinggalkan dengan pengasuh. Saat aku sendiri begitu, Kania pun datang. Dia yang selalu menemani masa kecilku, bermain dan bersenda gurau bersamaku membuatku sedikit terhibur dengan keberadaannya."

"Paman dan bibi pun sama seperti orang tua ku. Kami semua kehilangan kasih sayang orang tua. Cukup hanya dengan materi semua jadi beres, tapi hatiku selalu sakit saat melihat teman-teman semua bahagia bisa bermain bersama ayah dan ibu mereka, sedangkan Ken kecil hanya bisa menangis di pojokan kamar."

"Setiap aku meminta ayah bermain, ayah selalu bilang, 'Ayah sibuk Ken, bermainlah dengan teman-temanmu.' Lalu aku mengajak ibu bermain, ibu selalu berkata, 'Kamu bisa bermain sendiri Ken, kamu sudah besar."

"Itulah yang selalu keluar dari mulut mereka saat aku hendak mengajak bermain. Sedangkan aku tidak mempunyai teman masa kecil yang lain karena rumahku yang jauh dari pemukiman warga. Bahkan sejak kecil aku belum pernah merasakan pelukan hangat seorang ibu."

"Asal kamu tau Rin saat kamu memelukku, aku merasa sangat bahagia, aku merasakan kehangatan dari pelukanmu."

Rin mendengarkan cerita Ken dengan seksama, lalu dia berkata,

"Maafkan aku Ken." Ucap Rin yang tidak enak sudah mengingatkan memori buruk Ken.

Rin merasa masih beruntung mempunyai ibu yang sangat menyayangi dan penuh perhatian. Memang harta tidak bisa menjamin seseorang bahagia.

Kasih sayanglah yang membuat seseorang merasa berarti, walau tidak dapat di pungkiri bahwa harta juga berkontribusi membuat orang bahagia, tapi kasih sayang adalah yang utama.

"Kamu tidak salah Rin, terima kasih atas pelukanmu waktu itu ya."

"Harusnya aku yang berterima kasih kepadamu. Kamu sudah membuatku tenang, lalu kenapa kau angkuh begitu."

"Aku tidak angkuh Rin, aku hanya tidak suka terhadap orang sok kaya yang bermulut besar. Untuk itu aku selalu memperlihatkan kekayaan dan kekuasaan ku kepada mereka agar mereka bungkam dan tidak pamer lagi."

"Lalu kenapa kamu menjadi hangat setelah kita bersahabat?"

'Aku menyayangimu Rin, aku tidak mau melukai hatimu jika kelak suatu saat nanti kita harus berpisah dan aku tidak mau berpisah denganmu. Biarlah kita hanya menjadi sahabat, dengan seiringnya waktu kau akan merasakan bahwa aku menyayangimu lebih dari apapun.'

'Kamu sangat berharga untukku, aku akan selalu melindungi dan mencintaimu. Mencintaimu dalam diam memang sakit tapi ku rasa ini yang terbaik untuk kita saat ini.' Batin Ken.

'Ken, apa harapanku ini terlalu tinggi? Aku ingin kamu mencintaiku karena ku rasa aku mulai menyukaimu. Tapi aku tak berani untuk mengatakan ini, aku takut ini hanya akan menjadi mimpi yang indah belaka. Aku malu jika harus aku yang memulai. Biarlah jika kamu hanya ingin menjadi sahabatku, aku pun sudah senang asal kamu selalu ada untuk melindungiku.' Batin Rin.

Mereka saling pandang, cukup lama Ken menjawab. Dia

 sedang memikirkan sesuatu dan Rin tidak berkata apapun lagi.

Mereka melihat matahari senja di ufuk barat yang indah. Merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah dan rambut mereka berdua membuatnya semakin mempesona dengan rambut yang tertiup angin.

"Karena, karena kamu berbeda Rin." Jawab Ken.

Rin yang hendak bertanya lagi tidak sempat. Rintik hujan turun dan mereka kembali ke mobil saat hujan semakin deras mengguyur bumi di senja ini.

******

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perpisahan Di Musim Salju   Rio terluka

    Rio terlukaPOV RaiSetelah aku mengantar Rin pulang, aku segera pulang ke rumah untuk memberitahu masalah ini kepada Kak Rio. Aku benar-benar sangat geram dengan kelakuan Kimi kali ini.Dia sudah mengibarkan bendera perang denganku. Lihat saja, aku akan menemukan bukti bahwa dia telah menyelingkuhi Kak Rio.Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan bagaimana caranya untuk membalaskan dendam kepada Kimi.Aku harus bagaimana agar dia sadar dan tidak berbuat jahat lagi?Sampai di depan rumah, aku segera memarkirkan mobil dan langsung menuju kamar Kak Rio. Tapi ketika aku buka pintu, Kak Rio tidak ada di sana.Kemana dia?Aku mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Aku semakin bingung Kak Rio tidak datang ke kantor tapi tidak ada juga di rumah.Aku pun bertanya kepada pelayan di rumahnya, "Bi, kemana Kak Rio pergi?""Tadi tuan muda Rio pergi bersama nona Kimi, tuan Rai." Jawab bibi pelayan."Sejak kapan

  • Perpisahan Di Musim Salju   Terbongkar!!

    Hari ini sepulang kerja, Rai menjemput ku untuk mau pergi ke kantornya dan melihat cctv di kantor masalah itu. Aku juga penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?Saat aku sudah ada di kantor, tidak lama kemudian datang Kania dan Brian. Kania berlari ke arahku dan menunjukkan bukti yang membuatku dan Rai terkejut."Rin.. Aku ada info tentang siapa yang sudah menjebak Rai kemarin." ucap Kania sambil terengah-engah mengatur nafasnya."Kau tahu Kania?" Tanyaku."Ya, tadi Brian memberitahuku tentang masalahmu dan sekarang aku punya buktinya bahwa Rai tidak bersalah." Ucap Kania sambil melirik ke arah Rai.Kania menyerahkan ponselnya kepadaku, dan ku lihat di video itu Kimi dan Vita sedang membicarakan masalah video.Flashback Kania.Saat aku pergi dari apartemen Kak Kimi, aku terus saja kepikiran masalah video apa yang mereka bicarakan. Jadilah aku kembali ke apartemennya dan menguping di balik pintu.Aku mendengar kalau Vita sudah be

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pertengkaran

    Setelah aku melihat isi dari flashdisk itu, aku di antar pulang oleh Brian. Ku lihat ponselku ada banyak sekali pesan dari Rai."Sayang, kenapa tidak ada kabar darimu?""Sayang, balas pesanku.""Sayang, aku telpon kenapa tidak di angkat?"Itulah beberapa pesan dari Rai dan 100 panggilan yang ku abaikan.Hatiku masih belum terima dengan kenyataan ini, hatiku masih sakit melihat Rai menikmati berciuman dengan Vita. Aku mengacuhkan panggilan dan pesan dari Rai, dia pasti merasa heran dengan sikap ku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu untuk sementara. Dan sekarang pun sudah tengah malam, waktunya untuk istirahatkan tubuhku yang lelah dan pikiranku yang kacau.Kalau suasana hatiku sudah membaik, aku akan mengabari Rai untuk bertemu langsung. Saat ini aku sudah tidak bisa berpikir jernih. Aku ingin sekali bercerita kepada Ken, tapi itu tidak mungkin dan aku tidak mau melibatkannya dalam masalahku lagi.Aku harus bisa mengatasi

  • Perpisahan Di Musim Salju   Sakit hati

    Rin POVPagi itu, aku sudah bersiap untuk pergi melamar ke salah satu perusahaan besar. Aku ingin berjuang sendiri tanpa bantuan siapapun agar aku bisa mandiri.Tapi saat aku hendak pergi ponselku berdering, dan ku lihat itu panggilan dari Rai. Aku mengangkat telepon dan mengatakan bahwa aku akan melamar pekerjaan hari ini.Awalnya Rai melarang ku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan dan menikmati harta Rai begitu saja. Aku tidak mau menjadi wanita yang bergantung kepada kekasihnya. Berbeda kalau aku sudah menikah, aku pasti menuruti perintah suamiku. Akhirnya Rai setuju dan tidak melarang ku untuk melamar pekerjaan.Aku pun pergi dengan perasaan nervous dan tidak percaya diri. Berkali-kali aku menarik nafas panjang. Aku menghentikan bus menuju perusahaan tersebut, tapi bus nya penuh dan terpaksalah aku harus berdiri. Daripada terlambat dan semuanya menjadi kacau.Semua penumpang pria menatapku dari atas ke bawah, membuatku menjadi tidak nyaman. A

  • Perpisahan Di Musim Salju   Menggoda Rai

    Pagi itu sinar mentari bersinar cerah. Secerah hati Rai yang berbunga-bunga telah mendapatkan cinta yang tulus dari Rin. Cintanya yang sudah terbalas oleh ketulusan yang sama membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-harinya. Bunga sakura bersemi dengan indah dan mengeluarkan aroma yang khas dan unik. Menambah kebahagiaan yang di rasakan oleh insan yang sedang di mabuk cinta. Cinta yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk mencintai gadis impiannya, gadis yang akan selalu di hatinya. Pria tampan dengan bola mata biru, hidung mancung, kulit yang putih bersih dan rambut hitam lurus yang sedikit berantakan, menambah level ketampanan yang di milikinya. Pria tampan itu sudah bersiap untuk pergi ke kantor, aroma wangi parfum menyeruak di seluruh ruangan yang ia lewati. Aroma yang semakin menggoda untuk membuat para wanita di mabuk kepayang. Ia melewati anak tangga satu demi satu dan berjalan menyusuri ruang demi ruang. Ia pergi dengan mobil sport mahal

  • Perpisahan Di Musim Salju   Mulai mencintai Rai.

    Di sepanjang perjalanan, Rai tidak bersuara sama sekali. Dia hanya diam saja dan itu membuat Rin semakin merasa bersalah kepadanya. Walau bagaimanapun Sekarang Rai adalah kekasihnya. Dia pasti cemburu melihat kekasihnya di peluk oleh pria lain. Akhirnya Rin meminta maaf kepada Rai dan berjanji akan menjaga jarak dengan Ken. Agar Rai tidak selalu cemburu kepadanya. "Rai." Panggil Rin lirih. Rai tidak menjawabnya bahkan menoleh pun tidak. Dia tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Rai." Panggil Rin untuk yang kedua kalinya. Tapi Rai tetap bergeming tidak peduli. "Rai...." Kali ini Rin meninggikan suaranya. Dan Rai menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia turun dari mobilnya dan membuka pintu satunya lagi agar Rin turun juga. Rai menarik tangan Rin agar dia turun bersamanya. Dan bicara empat mata di tempat itu, di pinggir jalan yang sepi. Rai menoleh kepada Rin dengan tatapan dingin tak bersahabat. Rin tau bahwa Ra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status