Share

Penguntit (2)

"Mas mau keluar sebentar mencari udara segar, sekaligus mau memberitahu Mama juga Mbakmu, Laras. Kalau belum bisa pulang hari ini."

Mas Yoga berkata sebelum keluar ruangan.

"Dika, aku titip Ranti sebentar ya. Kalau ada apa-apa, cepat hubungi aku." Mas Yoga melanjutkan kalimatnya.

Hingga kemudian berjalan kearah pintu dan menghilang dari pandangan. 

Ruangan dimana aku dirawat menjadi hening. 

Hanya ada aku dan Andika, yang sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

Sementara aku sendiri, masih dihantui rasa takut. Apalagi setiap mengingat peristiwa beberapa hari yang lalu, saat motor yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrakku. 

Dan tiap kali mengingatnya, kepalaku terasa begitu sakit. 

"Ranti ... kamu tidak apa-apa?" tanya Andika yang sudah berdiri di dekat brankar.

"A-aku tidak apa-apa Dika, hanya  kepalaku terasa sakit tiap

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status