Share

Pesan Terakhir Loren Jose
Pesan Terakhir Loren Jose
Penulis: Rani Syahnaz

Bab 2

Penulis: Rani Syahnaz
Aku pernah protes pada ibu, tetapi ibuku hanya berkata,

"Loren, kamu harus ingat, selain menjadi ibu, aku juga adalah diriku sendiri."

"Jadi, ibu nggak akan mengorbankan waktuku hanya untukmu."

Tapi, kalau ibu nggak menyukaiku, kenapa masih melahirkanku ... ?

Apa yang harus Loren lakukan supaya ibu bisa lebih menyukaiku?

Ibu, Loren memanggil Tante Desy ibu hanya karena ingin merasakan kasih sayang seorang ibu ...

"Ini ... ini anakmu?"

Ayah memandang anak kecil itu dengan wajah terkejut.

"Baru lima tahun nggak bertemu, kamu sudah punya suami baru dan bahkan sudah melahirkan seorang anak?"

Aku menganga.

Ternyata aku sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ibu dan ayah sudah punya kehidupan masing-masing sekarang.

Sepertinya mereka sudah melupakanku.

Wajah ayah tampak sangat sedih. Dia menutup wajahnya dengan tangan dan berjongkok sambil menangis.

"Maureen, setelah berpisah darimu, aku bahkan nggak berani pulang ke rumah lama kita."

"Aku takut mengingat kenangan kita. Rasanya begitu menyakitkan."

Sekarang hanya aku seorang yang tinggal di rumah kecil itu.

Dulu, aku juga pernah berpikir ingin tinggal sendirian di rumah itu. Dengan begitu, aku tak perlu takut ayah memarahiku atau khawatir ibu mengabaikanku.

Namun, ketika Tante Desy mengikatku di sofa, aku menyesal.

"Tante Desy, kenapa kamu melakukan ini? Aku nggak akan lari ke mana-mana."

Tante Desy adalah sekretaris ayah. Ayah memintanya datang untuk menjagaku.

"Loren, kenapa kamu nggak memanggilku ibu lagi?"

Mendengar itu, aku menggeleng kuat.

"Maaf Tante Desy, aku nggak begitu paham dulu, jadi asal memanggilmu ibu."

"Tapi sekarang Loren sudah paham, ibu itu hanya ada satu di dunia ini!"

Mendengar itu, ekspresi Tante Desy malah berubah kesal.

Orang dewasa sekarang memang aneh, kenapa begitu sensitif dengan kata ibu. Aku benar-benar tak mengerti.

"Kalau kamu nggak memanggilku ibu, lebih baik pergi mati saja!"

Aku tahu apa artinya mati.

Aku pikir Tante Desy akan menusukku dengan pisau, meracuniku atau menutup wajahku dengan bantal sampai aku mati.

Namun, dia tak melakukannya.

Dia hanya mengikatku dengan sangat erat sampai aku tak bisa bergerak, lalu pergi begitu saja.

"Kalau ibumu kembali, tolong sampaikan padanya."

"Bahwa aku sedang merayakan hari valentine bersama ayahmu."

Ibuku tidak kembali.

Tante Desy bohong, ibu tak akan datang melihatku.

Sakit sekali, tali itu menembus ke dalam kulitku, membuat kulitku lecet dan terluka.

Sebagai anak laki-laki yang gagah, aku tak boleh menangis.

Aku berusaha menyalakan jam tangan teleponku dan menelepon Tante Desy. Aku ingin bernegosiasi dengannya.

"Tante Desy, tolong lepaskan aku, aku kesakitan sekali."

"Loren janji, nggak akan merepotkanmu lagi ke depannya."

Di balik panggilan, terdengar suara gaduh dan ada suara ayah di sana. Nada suara Tante Desy berubah, menjadi tinggi dan tajam.

"Loren, aku dan ayahmu sedang sibuk. Kamu sabar sedikit, ya?"

Sepertinya Tante Desy lebih cocok jadi pengisi suara.

Dia bisa mengisi suara tokoh nenek sihir di kartun.

Karena Tante Desy tak peduli padaku, aku pikir ayah mungkin akan memedulikanku. Dengan susah payah, aku menelepon ayah.

"Ayah, bisakah kamu pulang dan masak untukku? Aku lapar sekali."

"Loren janji akan jadi anak yang baik dan nggak merepotkan ayah lagi."

Dari balik panggilan, aku mendengar suara ibu.

Suara ibu terdengar sangat dingin, dia sedang membahas perjanjian perceraian dengan ayah.

"Aku sudah mentransfer uang makannya, kamu bisa pesan makan sendiri."

Jawab ayah dengan buru-buru, lalu nadanya menjadi rendah dan memohon pada ibu.

"Maureen, Desy itu sekretarisku, tentu saja hubungan kerja kami sangat dekat."

"Keterlaluan kalau kamu terus ribut seperti ini."

"Ayolah, dengarkan aku, jangan ... "

Suara ayah berhenti dan panggilannya terputus.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
siapa juga yg mau anak anjink
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 9

    Setiap hari, nenek selalu berdoa di depan altar.Hingga akhirnya, dia mulai mengetukkan kepalanya. Semakin lama semakin kuat, sampai akhirnya darah keluar dari dahinya."Nenek! Jangan seperti ini!""Aku akan cari cara sekarang juga, nek!"Namun, nenek jatuh pingsan.Tiba-tiba, aku merasa tubuhku menjadi ringan.Aku sampai di tempat yang dipenuhi awan lembut seperti kapas.Di kejauhan, aku melihat seorang wanita tua yang gemuk dan memegang tongkat, berdiri sambil kebingungan melihat ke sekeliling.Nenek!Apakah ini mimpi?Aku berlari menghampirinya dan langsung memeluknya erat-erat."Nenek!"Nenek memelukku dengan gemetar, matanya yang sudah keruh dipenuhi air mata."Anak baik ... ""Cucuku yang baik!""Nenek sangat merindukanmu!"Nenek memegang wajahku, sambil bicara dengan penuh kasih, "Apakah ada sesuatu yang masih ingin kamu lakukan di dunia ini? Biar nenek lakukan untukmu""Kalau ada yang membuatmu sakit hati, nenek akan memarahinya untukmu!""Kalau kamu membenci seseorang, nenek

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 8

    Mendengar kabar bahwa Tante Desy ditangkap, nenek segera datang dari rumah sakit dengan tongkatnya.Hal pertama yang dia lakukan adalah mengangkat tongkat tinggi-tinggi dan mencoba memukulnya ke arah Desy.Untungnya, petugas polisi berhasil menahannya."Kembalikan cucuku!"Kembalikan cucuku!"Tante Desy menatap nenek dengan matanya yang berkaca-kaca, tatapan yang dulunya membuat ayah jatuh hati. Dengan santai, dia malah berkata, "Bunuh saja aku. Aku sudah lelah bersembunyi, ini juga sebuah pembebasan untukku."Petugas polisi buru-buru menutup mulutnya."Nenek, jangan marah!"Nenek baru saja sembuh, jangan sampai pingsan lagi.Aku juga mencoba menghibur nenek,"Nenek, jangan marah lagi.""Loren akan berakting menjadi babi kecil untuk nenek, nih lihat.""Nguk nguk nguk, nguk nguk nguk."Namun, nenek tetap tidak merespon.Malah membuatku terlihat konyol.Tiba-tiba, ibu datang dengan membawa Marvin.Sejujurnya, aku tidak terlalu suka melihat adik kecil ini.Melihat ibu begitu perhatian p

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 7

    Nenek pernah memelukku erat dan berkata, "Kalau ada pasangan yang bercerai, anak-anak mereka itu seperti rumput liar.""Setelah bercerai, anak muda biasanya akan membangun keluarga baru.""Anak-anak dari pernikahan sebelumnya, akan menderita ikut dengan siapapun.""Mungkin mereka akan diabaikan atau bahkan dipukul dan dimarahi.""Nenek nggak tega kalau Loren harus menderita seperti itu."Tapi nenek, kita nggak bisa menghentikan ayah dan ibu untuk bercerai.Mereka sudah bertengkar hebat, bahkan kehilangan kendali.Kalau begitu, biarkan saja aku menjadi rumput liar.Aku membuat diriku kecil, rendah hati dan tak terlihat.Tidak ingin merepotkan ayah dan ibu."Loren, lain kali ayah pergi menemui ibu, kamu jangan ikut ya.""Ibumu bilang membawamu itu seperti memaksanya secara moral."Oh, jadi begitu alasannya.Aku pun melepaskan tangan ayah dan memilih tinggal di rumah.Namun, jika tidak ikut dengan ayah, aku yang masih begitu kecil juga membutuhkan seseorang untuk menjagaku.Ayah tak ingi

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 6

    Tanya Marvin sambil mengetuk pintu."Marvin sayang, ibu hanya sedikit flu, ibu takut menularimu."Jawab ibu sambil menutupi mulut dan hidungnya erat-erat, takut suara tangisnya terdengar,Apakah aku ini anak yang tidak bisa ibu cintai dengan terang-terangan?Cinta yang hanya diberikan setelah semuanya berakhir.Tangisnya juga hanya bisa dilakukan secara diam-diam.Apakah keberadaanku benar-benar sesuatu yang salah?Ibu, guru tidak pernah mengajariku tentang ini, jadi Loren tak mengerti.Keesokan harinya, ayah datang mencari ibu."Loren sudah pergi. Maureen, jangan terlalu bersedih."Ibu menatap ayah dengan mata indahnya, tetapi di dalamnya jelas terlihat keinginan untuk mengusirnya."Maureen, kita masih bisa punya anak lagi.""Biarkan dia menggantikan Loren.""Aku juga bisa menerima Marvin sebagai anakku."Tidak! Loren tak mau!Loren tak mau ada orang lain yang menggantikanku!Ayah, ibu! Apa bedanya ini dengan menganggapku tiada?!Aku berputar-putar dengan panik.Menangis tersedu-sedu.

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 5

    Akhirnya ibu menyerah, dia membawa tas kecilnya dan kembali ke rumah yang dulu pernah dia tinggali.Katanya, tempat ini hanya menyimpan kenangan buruk.Apakah bersamaku juga termasuk kenangan buruk?Apa yang harus Loren lakukan agar ibu memiliki kenangan bahagian bersamaku?Saat melihat garis polisi di depan rumah, ibu baru sadar ada yang tidak beres.Dia buru-buru membuka pesan grup kantor di ponselnya dan membaca pesan-pesan yang dikirimkan rekan kerjanya pagi itu."Seharusnya bukan Loren."Gumam ibu dengan pelan, seperti sedang meyakinkan dirinya sendiri sekaligus berdoa. "Anak itu pintar sekali, nggak mungkin dia."Tangan ibu gemetar saat membaca pesan-pesan itu.Akhirnya, dia membuka beberapa foto yang dikirim.Foto-foto itu memperlihatkan jasadku dari berbagai sudut, dari atas, samping, jarak jauh, hingga jarak dekat.Itu jasadku.Ibu merasa pusing dan mundur beberapa langkah."Kamu keluarga korban?"Tanya seorang petugas yang melihat ibu terlihat goyah, lalu segera memapahnya.

  • Pesan Terakhir Loren Jose   Bab 4

    Ibu, kata-katamu membuatku sangat sedih.Namun, aku sudah terbiasa.Ibu, aku akan memaafkanmu. Tapi, bisakah kamu memaafkanku juga?Ayah menghela napas."Baiklah, aku pulang sekarang."Ayah mau pulang ke rumah untukku.Namun, aku tahu, itu semua karena nenek adalah ibunya ibu.Ayah ingin merebut kembali hati ibu, jadi dia harus menuruti kata-kata nenek.Aku paham banyak hal, aku sudah seperti orang dewasa kecil sekarang.Ternyata ini yang dimaksud dengan peka terhadap situasi.Saat sampai di rumah, ayah melihat garis polisi terpasang di pintu. Setelah membuktikan bahwa dia adalah bagian dari keluarga, ayah akhirnya diizinkan naik ke lantai atas.Saat melihat ayah, nenek langsung tak dapat menahan diri. Dia memegang lengan ayah dan jatuh ke lantai."Cucuku, Loren sayang!"Nenek menangis sejadi-jadinya.Saat itulah, ayah melihat jasadku.Untuk menjaga kondisi tempat kejadian, jasadku tetap terbaring sendirian di sofa.Namun, setelah lima tahun berlalu, tubuhku yang membusuk bersama kotor

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status