Share

Bab 14

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-08-16 16:32:52
[Lima menit sebelumnya]

Sherin baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Setelah memastikan penampilannya di depan cermin wastafel, ia berjalan keluar dari kamar mandi.

Helaan napas kasar lolos dari bibirnya. Meski air dingin sudah mengguyur kepalanya, pikirannya tetap tak bisa sepenuhnya menghapus kilasan adegan panas bersama Arnold semalam.

Amarah masih tetap menggumpal di dalam dadanya. Ia tidak paham bagaimana bisa menyerahkan dirinya pada pria itu. Karena itu, ia ingin mencari jawabannya langsung.

Dengan tekad membara, Sherin melangkah menuju ruang samping, berniat melabrak pria itu tanpa basa-basi. Ia yakin Arnold telah melakukan trik licik untuk membuatnya kehilangan kendali!

Tangan Sherin meraih gagang pintu, tetapi berhenti ketika telinganya menangkap suara selain milik suaminya dari dalam ruangan tersebut.

“Seperti suara Tuan Hudson,” gumam Sherin, tertegun.

‘Jangan bilang … dia datang menagih biaya kerusakan mobil itu?’ terka Sherin di dalam hati, teringat kembali denga
AliceLin

Ikut malu dengarnya, Sherin >.<

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
LuckyStar
tambah lagi kak
goodnovel comment avatar
Mbak Nana
lanjutkan kak makin menarik ceritanya
goodnovel comment avatar
AliceLin
gak kekecilan kak? wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 39

    “Kucing nakal, mau sampai kapan kamu melihatku seperti itu?”Sherin tersentak mendengar sindiran tajam Arnold. Instingnya membuatnya cepat memalingkan pandangan.“Lihat … air liurmu sampai menetes. Jorok sekali,” cibiran pria itu membuat Sherin refleks mengusap bibirnya. Namun, ternyata Arnold hanya bercanda.Sherin pun mendeliknya dengan tajam, berharap Arnold menyadari kesalahannya. Sayangnya, sorot mata tajamnya justru membuat pria itu menahan senyum, seolah menikmati reaksi Sherin.Rona merah di pipi Sherin dan alis yang mengernyit, membuat Arnold membayangkan kemiripan gadis itu dengan seekor kucing kecil yang sedang marah—imut dan menggemaskan.“Kenapa Paman ada di sini?”Pertanyaan Sherin membuyarkan lamunan Arnold. Satu alis tebal pria itu menukik tajam.Sebelum menjawab, Arnold menegakkan tubuh Sherin terlebih dahulu, lalu perlahan melepaskan rangkulannya dari pinggang rampingnya.“Apa aneh kalau aku ada di rumahku sendiri?” Suara rendah Arnold yang datar mengagetkan gadis it

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 38

    “Haish! berisik sekali!”Sherin mengerang kesal, berguling di ranjang sambil menutupi telinganya dengan bantal. Ia masih sangat mengantuk, tetapi dering ponsel di sisi tempat tidur memaksanya terjaga.Dengan enggan, gadis itu menegakkan tubuhnya. Namun, dering ponsel telah berhenti dan di saat yang bersamaan kepalanya berdenyut hebat karena ia bangkit terlalu tergesa-gesa.“Akh!” Gadis itu merintih pelan, duduk sambil memegangi kedua sisi kepalanya.Selain kepalanya yang berat, ia juga merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama punggungnya seperti habis dihantam batu yang sangat besar.Dengan susah payah, Sherin membuka matanya yang terasa malas. Pemandangan pertama yang tertangkap membuatnya tertegun. Ruangan yang ditempatinya saat ini bukan kamarnya sendiri, bukan juga ruangan kelab yang penuh lampu kelap-kelip.Ruang tidur dengan dominasi biru muda ini sangat sederhana, tidak terlalu luas tetapi terasa hangat dan nyaman. Tirai tipis masih menutupi jendela, dan aroma kayu bercampu

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 37

    “Bos, saya menemukan handphone ini di lantai,” lapor salah seorang pengawal Arnold, menyerahkan gawai yang ditemukannya kepada majikannya.Arnold mengerutkan keningnya. Ia mengenal gawai tersebut. Benda berlayar pipih yang retak itu adalah milik istrinya, Sherin.‘Dasar gadis ceroboh,’ gumam Arnold di dalam hati.Namun, detik berikutnya, senyuman pria itu perlahan memudar tatkala jemarinya tidak sengaja menekan tombol “play” sehingga rekaman suara yang diambil Sherin sebelumnya kembali menyala.Mata Arnold berkilat tajam, lalu ia menoleh ke arah Sophia yang juga tampak terkejut dengan rekaman pengakuan Bernard yang diputar tersebut.“Jadi selama ini dia menjadikan kelab kita sebagai tempat transaksi kotornya?” gumam Sophia tak percaya.Padahal selama ini ia sudah meminta para karyawan kelabnya untuk memata-matai Bernard, tetapi tidak seorang pun melaporkan hal itu padanya.Seakan memahami keterkejutannya, Arnold berkata, “Cari tahu apa yang terjadi. Selidiki siapa saja yang biasa mela

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 36

    Bernard masih berusaha membela diri. “Sa-saya hanya menakut-nakutinya saja, King. Saya tidak bermaksud—”Ucapannya terhenti oleh cengkeraman Arnold di lehernya. Jemari kokoh pria itu menekan kuat hingga suara Bernard berubah menjadi desahan tercekik.“Apa kamu meremehkanku, Tuan Murray?” Suara Arnold terdengar rendah dan dingin, tetapi tetap terukur, menyiratkan kemarahannya yang tertahan. “Kamu pikir aku cukup bodoh untuk percaya dengan alasan konyolmu itu?”Tatapan Arnold sangat menusuk, seperti pisau yang siap menghujam pria tambun itu. Kata demi kata yang meluncur dari bibirnya menciptakan ketegangan yang membekukan udara.“Sekarang jawab,” bisik Arnold, menekan cengkeramannya sedikit lebih keras, “Kesalahan apa yang dilakukan gadis itu sampai Anda merasa berhak menghakiminya, Tuan Murray?”Bernard meneguk salivanya dengan kasar. Tubuhnya bergetar semakin hebat.“Tidak punya alasan?” Alis Arnold menukik tajam.“Tidak, K-King … Saya─”Alih-alih memberi kesempatan bicara, Arnold jus

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 35

    “Kamu tidak takut tindakanmu akan dipidana? Citramu akan hancur, Bernard Murray,” ancam Sherin, sengaja mengulur waktu dan berharap pria itu akan berpikir ulang sebelum melancarkan aksinya.Namun, Bernard malah tertawa sinis. “Kamu tidak perlu khawatir … Aku punya caraku sendiri. Setelah aku menghabisimu, aku akan mencicipi tubuhmu dulu. Baru kemudian melenyapkannya.”Sherin tercengang. Meskipun ketakutan mencekam pikirannya, tetapi ia mencoba untuk tetap terlihat tegar. Mata zamrudnya menyapu sekelilingnya, berharap dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi diri.Sayangnya, Bernard tidak memberikannya waktu dan kesempatan untuk berpikir. Dengan kasar, ia menarik rambut panjang Sherin, memaksa gadis itu berdiri.“Kya!” Sherin menjerit kesakitan. “Lepaskan aku!”Dengan satu dorongan kasar, Bernard menamparnya hingga gadis itu terbaring di sofa. Satu tangannya yang memegang pecahan botol telah terangkat tinggi, siap menghunus ke dada Sherin.Gadis itu membelalak. ‘Ti

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 34

    "Saya sudah menghabiskan delapan gelas. Sekarang … Anda harus menepati janji untuk membeli delapan botol minuman saya, Tuan,” ujar Sherin dengan suara yang terdengar serak. Tenggorokan Sherin terasa sangat panas, seperti terbakar. Wajahnya juga memerah padam. Kepalanya berat, tubuhnya goyah. Namun, gadis itu berusaha tetap berdiri tegap, menahan diri, dan tidak ingin memberi celah kepada Bernard untuk mengambil keuntungan darinya.Melihat kondisinya, Bernard menyeringai. Senyuman itu bukan sekadar ejekan, tetapi juga pertanda niat busuk yang ia sembunyikan. Dengan langkah santai, ia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Sherin. Tatapannya liar, seolah sedang menikmati ketakutan yang terpancar dari sorot mata di balik topeng kucing yang dikenakan gadis itu.“Tentu saja, Sayang. Saya adalah orang yang selalu menepati janji. Tapi, sebelum itu ….”Ucapan Bernard terhenti. Dengan lancang ia merangkul pinggang Sherin, lalu meremas bokongnya.Sherin tersentak. Refleks, ia menyiramka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status