Share

Bab 35

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-04 21:56:55
“Kamu tidak takut tindakanmu akan dipidana? Citramu akan hancur, Bernard Murray,” ancam Sherin, sengaja mengulur waktu dan berharap pria itu akan berpikir ulang sebelum melancarkan aksinya.

Namun, Bernard malah tertawa sinis. “Kamu tidak perlu khawatir … Aku punya caraku sendiri. Setelah aku menghabisimu, aku akan mencicipi tubuhmu dulu. Baru kemudian melenyapkannya.”

Sherin tercengang. Meskipun ketakutan mencekam pikirannya, tetapi ia mencoba untuk tetap terlihat tegar. Mata zamrudnya menyapu sekelilingnya, berharap dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi diri.

Sayangnya, Bernard tidak memberikannya waktu dan kesempatan untuk berpikir. Dengan kasar, ia menarik rambut panjang Sherin, memaksa gadis itu berdiri.

“Kya!” Sherin menjerit kesakitan. “Lepaskan aku!”

Dengan satu dorongan kasar, Bernard menamparnya hingga gadis itu terbaring di sofa. Satu tangannya yang memegang pecahan botol telah terangkat tinggi, siap menghunus ke dada Sherin.

Gadis itu membelalak. ‘Tid
AliceLin

Arnold, kucingmu mau kabur tuh! :D

| 13
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (7)
goodnovel comment avatar
HinataHyuga
lanjuut kaa
goodnovel comment avatar
Imelda
tq ci.. bab ini seru, tegang.. ak tunggu part slanjutnya ya..
goodnovel comment avatar
Puji Amriani
pawangnya beraksiii🫶🫶🫶🫶🫶
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 250

    Senyuman di wajah Arnold perlahan memudar. Raut wajah pria itu berubah serius dalam sekejap. “Kamu … ingat sesuatu?” tanyanya dengan penuh keraguan.“Tidak. Tapi, aku sudah mencari tahu," jawab Sherin dengan jujur. Sorot matanya menatap Arnold dengan lekat, seakan ingin memastikan kebenaran langsung darinya."Dan katanya, aku sama sekali bukan keracunan karena alkohol.” Ada nada kecewa yang tersirat dalam suara Sherin, menunjukkan bahwa dirinya telah dibohongi berulang kali oleh pria itu.Rasa bersalah pun terpatri di wajah Arnold. Pria itu mengembuskan napasnya pelan, menyadari kesalahannya. “Maaf, aku tidak bermaksud membohongimu,” gumamnya dengan penuh sesal.“Aku sudah puas mendengar kata maafmu semalam, Arnold,” keluh Sherin dengan suara lebih tenang, tetapi mengandung tekanan yang tak terbantahkan. “Yang aku butuhkan sekarang adalah penjelasan.”Keheningan mengisi kamar itu selama beberapa detik. Tatapan Arnold yang sebelumnya dipenuhi kehangatan dan sisa-sisa gairah beralih men

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 249

    Arnold mencubit gemas pipi istri kecilnya itu. “Kamu lupa kalau aku sudah memilihkan hadiah yang bagus untuk kakekmu? Jadi kamu berhutang satu ciuman padaku, Sayang.”Sherin sontak melotot lebar. “Sudah berapa kali kamu menciumku semalam? Apa itu tidak cukup juga membayar janjiku?”Seulas senyuman simpul tersungging di bibir Arnold. “Tentu saja itu berbeda. Janji tetaplah janji. Kamu harus profesional, Istriku.”“Kamu curang! Kamu sendiri saja tidak tepati janji!” protes Sherin seraya berdecak kesal.Arnold menghela napas pelan, lalu menarik tubuhnya menjauh. Sekilas, gurat kekecewaan melintas di wajahnya—singkat, tetapi cukup untuk membuat hati Sherin tersentil.Merasa bersalah telah menolak permintaannya, Sherin akhirnya mengesampingkan keegoisannya. Dengan enggan ia menaikkan sedikit tubuhnya agar dapat menyamai wajah pria itu, lalu memangkas jarak di antara mereka dan—Cup!Sherin pun mendaratkan kecupan di bibir Arnold. Merasakan kelembutan bibir wanita itu, sudut bibir Arnold pe

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 248

    Melihat Sherin yang tiba-tiba termenung, hati Arnold mendadak dilanda kecemasan. Perlahan ia melepaskan kedua pergelangan tangan Sherin dari cengkeramannya.Arnold memangkas sedikit jarak di antara mereka, tetapi tetap mengungkung tubuh istri kecilnya itu di bawah dominasinya yang protektif. Jemarinya kini beralih menyusuri garis wajah sang istri dengan sentuhan lembut yang membuat wanita itu bergetar karena tersulut gairah.“Kamu mikirin apa, Sayang?” tanya pria itu dengan penuh perhatian.Sherin tertunduk malu, lalu menggeleng pelan. “Tidak ada.”“Benarkah?” Dahi Arnold berkerut tipis. Padahal ia yakin, sesaat tadi ia sempat menangkap bayangan kesedihan yang melintas di manik zamrud istrinya itu.“Kalau ada yang mengganggu pikiranmu, katakan saja,” lanjut Arnold lembut, mencoba menyelami isi pikiran wanita itu, “Mungkin aku bisa membantumu mencari solusinya.”Sherin terdiam. Dari sorot mata birunya yang lembut, ia dapat merasakan kesungguhan pria itu. Setelah semua hal yang mereka l

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 247

    Sinar sang fajar menyelinap malu-malu melalui celah tirai sutra yang tersingkap, menyebarkan semburat cahaya keemasan di atas ranjang yang kini berantakan. Udara kamar masih terasa dingin, menyisakan aroma embun yang terbawa angin pagi dari balik jendela kayu yang sedikit terbuka. Bisikan dedaunan pinus yang saling bersentuhan dan kicau burung yang mulai menyapa hari, membuat Sherin menggeliat kecil di balik selimut tebal yang hangat. Ketika merasakan kehangatan yang melingkupi tubuhnya, manik mata zamrudnya perlahan terbuka. Meskipun kesadarannya belum pulih sepenuhnya, tetapi aroma maskulin yang khas langsung menyapa indranya. Ia merasakan embusan napas teratur yang menerpa punggungnya. Sherin sontak menunduk, menemukan sepasang lengan yang tengah melingkari pinggangnya dari belakang. 'Arnold?' Wanita itu terkesiap dalam sekejap. Ia meneguk salivanya dengan kasar. Begitu menyadari siapa pemilik lengan itu, ingatan tentang malam tadi menyerbu pikirannya tanpa ampun.Sentuhan pan

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 246

    Tatapan mereka kembali terkunci. Untuk beberapa detik tidak ada yang berbicara. Sherin hanya memberikan ekspresi datar yang membuat Arnold berpikir bahwa ucapannya sama sekali tidak menggugah hatinya.Akhirnya Arnold menundukkan wajahnya dengan pasrah. “Kalau kamu masih meragukanku, aku tidak akan memaksamu. Tapi─”“Aku percaya padamu.”Suara Sherin memotong kalimatnya begitu saja. Arnold membeku. Netra birunya menatap gadis itu dengan sorot mata penuh keterkejutan. “Kamu … bilang apa?”Tanpa memberi kesempatan Arnold bereaksi, Sherin meraup bibir pria itu dengan cepat.Gairah Arnold yang sebelumnya sempat tertahan, kini bangkit kembali dan meledak tak terkendali. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, pria itu langsung membalas cumbuan gadis itu, melesakkan lidahnya ketika gadis itu memberikan akses untuknya.Kedua tangan Sherin telah melingkar kembali di leher Arnold. Ciuman panas itu semakin dalam, menjadi pusaran hasrat yang melenyapkan sisa akal sehat keduanya. Tidak ada lagi

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 245

    Netra Arnold mengerjap beberapa kali. Ia masih tidak dapat percaya dengan kalimat yang baru saja didengarnya.Perlahan ia melepaskan pelukannya, tetapi ia masih memegang kedua lengan gadis itu. “Tadi … tadi kamu bilang apa? Bisa kamu ulangi sekali lagi, Sayang?”Sherin memutar bola matanya dengan malas. Namun, tidak dapat dipungkiri jika hatinya masih berdebar tidak karuan karena pernyataan pria itu.Melihat tatapan penuh harap sang suami, Sherin akhirnya menarik napas pelan sebelum akhirnya berbisik, “Aku bilang … aku tidak akan pergi.”Sudut bibir Arnold perlahan terangkat lebar. “Benarkah? Apa itu berarti kamu─”“Jangan senang dulu,” potong Sherin dengan cepat sembari mendorong pelan dada pria itu.Senyum Arnold sedikit meredup, tetapi ia masih menatapnya penuh harap.“Aku cuma,” lanjut Sherin sambil mengalihkan pandangan, “tidak mau Tante Beatrice sedih karena anaknya mendadak berubah jadi orang gila.”Arnold menahan senyumnya. “Kalau begitu … apa aku bisa mengartikan kalau kamu me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status