Kata-kata dan ide Ethan ternyata sanggup membuat Nada tidak bisa tidur malam ini. Sudah dicoba untuk memejamkan mata, tapi nyatanya kedua mata milik Nada tidak juga mau terpejam dan terlelap. Entah berapa kali istri Ethan itu berganti dan mencari posisi yang dia pikir bisa membantunya tidur, tapi gagal dan lagi-lagi merasa gelisah.
Dengan gerakan cepat seperti orang kaget, Nada segera bangun dari baringnya langsung terduduk dengan wajah kesal, rambut kusut dan berantakan."Aaaa!!! Ethan, kenapa kamu selalu saja membuat kepalaku pusing?" pekik Nada sembari mengacak rambutnya hingga bertambah kusut.Nada semakin kesal memikirkan ide desain yang diberikan oleh Ethan padanya. Meski dia tidak menghiraukan dan tidak menganggapnya serius atas idenya tapi nyatanya ide Ethan membuatnya tidak bisa tidur."Hiks ... hiks ... hiks. Kenapa kepalaku menjadi kacau? Seharusnya aku bisa berpikir tenang agar bisa menciptakan karya yang bernilai tinggi," gumam Nada kesal. Kedua tangan mPagi hari ini Nada merasa gelisah dan tidak tenang. Dag dig dug ser perasaannya. Bila beberapa hari kemarin dia tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan desain yang harus dia buat dan selesaikan. Semalam dia tidak bisa tidur nyenyak karena gelisah akan hasil yang diperolehnya karena hari ini karyanya itu harus dipresentasikan."Hei, kenapa?" Ethan memicingkan mata melihat Nada tidak tenang.Seperti biasa, Ethan selalu mengantar Nada pergi ke perusahaan dan mereka akan berpisah di depan pintu gerbang. Ethan merasa khawatir melihat wajah gelisah Nada."Aku takut gagal."Ethan tersenyum tipis. Tanpa meminta izin, Ethan membentangkan tangan, lalu memeluk Nada erat seolah ingin menyalurkan energi positif lewat pelukan hangatnya.Beberapa saat Nada tenggelam dalam pelukan Ethan. Meski dia masih merasa risih dan ragu setiap kali Ethan memeluknya, namun rasa nyaman yang diberikan Ethan lewat pelukan membuatnya bertahan hingga Ethan merenggangkan pelukan mereka dan meny
"Bicaramu seperti sedang membicarakan diri sendiri," sindir Nada sembari berlalu.Dia merasa muak dengan sikap Ike yang selalu saja menunjukkan wajah tidak suka padanya. Padahal keseharian mereka sangat jarang bersinggungan karena mereka berbeda ruang kerja. Nada juga tidak terlalu mengenal Ike. Mereka bertemu di perusahaan saja.Ike menghentak kaki kesal mendapat respon cuek, bahkan menerima sindiran dari Nada. Wajah cantik dengan polesan lipstik merah itu mengerucut membuat wajahnya tampak cemberut dan menghilangkan kecantikannya. Setelah bayangan Nada berlalu dan menghilang di balik sisi dinding yang lain, Ike dengan hentakan kecil memutar tubuh, lalu pergi ke ruangannya sendiri.Nada pun tidak kalah kesal dengan apa yang dirasakan Ike, tetapi istri Ethan itu tetap melenggang dengan ringan dan kembali ke ruangannya. Di sana sudah ada Indah yang menunggunya. Indah adalah teman di kantor yang baik padanya dan bisa dikatakan perhatian pada Nada."Hei, ada apa dengan wajahmu?" Indah b
"Wah!" Indah terlihat senang mendengar tawaran makan gratis dari Eric. Bola matanya bergerak penuh binar ke arah Nada."Terima kasih, tapi ada yang ingin kami bicarakan berdua saja dan itu adalah rahasia wanita," sahut Nada menolak tawaran yang diberikan Eric padanya.Mendengar penolakan Nada, senyum senang Indah langsung menghilang berubah ekspresi tercengang dan tidak percaya Nada menolak tawaran makan gratis. Dia tidak percaya Nada akan menolak dengan cepat tawaran Eric. Yang dia tau selama kenal dengan Nada, temannya itu paling tidak bisa melihat orang lain kecewa, apalagi itu hal baik.Tanpa memberi kesempatan pada Indah maupun Eric bertanya atau berargumen, Nada langsung menarik tangan Indah dan membawanya berlalu dari hadapan Eric.Apa yang dilakukan Nada jelas saja membuat Indah ngomel sepanjang perjalanan. Dia tidak mengerti kenapa Nada menolak tawaran makan bersama dan gratis dari seorang pria seperti Eric. Indah pikir tawaran yang diberikan Eric itu tulus."Eric itu sudah m
Sejak mengetahui alasan kenapa sikap dan cara memandang beberapa orang padanya yang aneh dan terkesan mencibir serta merendahkan dirinya adalah ulah Ike yang telah menyebar gosip bila dia merayu Eric, Nada merasa kesal dan marah pada Ike. Dia telah beberapa kali memperingatkan Ike untuk tidak menyebar gosip yang tidak benar, tapi sepertinya wanita itu belum mau menutup mulutnya.Siang ini Nada pergi ke pantry dengan maksud ingin minum teh, tapi sebelum kakinya benar-benar memasukki pantry, kembali ia mendengar Ike sedang membicarakan dirinya dan yang pasti obrolan itu menjatuhkan dirinya dan bergosip.Nada kesal dan marah. Dia sudah jengah dengan tingkah dan ulah Ike. Dengan segera mengambil ponselnya dan merekam semua yang dibicarakan mereka. Dia akan menjadikan rekaman itu untuk menyerang balik atas apa yang telah dilakukan Ike padanya. Nada tidak mau nama baiknya dicemarkan oleh orang yang iri dan sirik padanya."Kamu tau, semalam aku melihat Nada dan Eric pergi ke hotel," ucap Ike
"Bagaimana? Apa ini belum cukup mengantarmu masuk ke dalam penjara?" Nada menunjukkan wajah puas melihat Ike terkejut tidak dapat berkata-kata lagi.Ike amat sangat terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka Nada akan mempunyai nyali dan keberanian tinggi melawan dirinya. Yang dia lihat selama ini, Nada adalah orang yang jarang melawan dan sering kali memilih menghindari bermasalah dengannya, apalagi dia adalah senior. Ike adalah karyawan lama di perusahaan."Kamu pikir hanya dengan modal rekaman remeh itu polisi akan percaya begitu saja?" Ike panik, namun sifatnya yang tidak mudah menyerah dan tidak mau kalah tetap dipertahankan untuk membela diri.Nada menyeringai, menertawakan pembelaan Ike dalam ketakutannya. Meski Ike masih berlagak sombong layaknya tidak memiliki rasa gentar, namun Nada tau wanita yang sekarang berdiri di hapadannya itu sedang berusaha mengalahkan dan menutupi rasa paniknya."Kamu pikir aku tidak bisa memberikan bukti lain dari fitnah yang kamu sebarkan?" tantang
Keesokan harinya, Nada baru saja sampai di ruang kerjanya telah ada Indah yang langsung menyusul masuk dengan wajah dan aura ceria, tampak begitu senang."Indah, ada apa?" Nada heran dan penasaran melihat tingkah temannya tampak riang saat menghampirinya."Nada." Dengan kedua tangan menyentuh pundak Nada. Sorot matanya menunjukkan kegembiraan tiada tara seolah kegembiraan itu tidak terukur. "Kamu pasti akan kaget, tapi senang mendengar berita yang terjadi pagi ini," ucap Indah tampak begitu yakin."Apa?" Kesenangan Indah tersalur mudah pada Nada.Nada menanggapi berita yang akan disampaikan Indah dengan antusias, bahkan tas tangan yang dibawanya langsung diletakkan, lalu Nada menghadap sepenuhnya ke arah Indah dan siap mendengarkan kabar yang konon katanya menggembirakan dan akan membuatnya kaget. Sorot mata Nada pun tidak kalah bersinar dari Indah."Ike, dia turun jabatan," jelas Indah masih dengan mata berbinar."Kamu bercanda, Indah." Nada tidak percaya. Kini aura pada respon diri
Nada sangat terkejut dan jantungnya langsung berdegub cepat ketika mereka sampai di tempat yang katanya sebuah restauran, tapi tempat itu tidak layak disebut sebagai restauran."Kamu yakin kita akan melakukan pertemuan di tempat ini?" Nada kembali bertanya untuk meyakinkan Eric bila mereka tidak salah tempat."Ya, klien kita sudah menunggu di dalam. Ayok!" Eric menjawab dengan tegas dan percaya diri.Kaki Nada terasa berat melangkah masuk, tapi Eric dengan lancang meraih dan menggenggam pergelangan tangannya, lalu menariknya paksa untuk masuk ke dalam restauran yang tampak tidak jelas.Bagimana bisa dikatakan jelas? Eric mengatakan bila tempat itu adalah sebuah restauran, tapi menurut Nada tempat itu bukan dan tidak layak disebut restuaran. Mungkin lebih tepatnya cafe atau diskotik tersembunyi dengan kedok restauran karena pencahayaan yang seharusnya terang benderang layaknya restauran tidak dimiliki tempat itu.Ashera melepaskan tangan Eric dari tangannya, namun tetap mengikuti lang
Ethan melepaskan pelukan Nada, lalu berdiri dengan cepat, tegas dan tegap. Dia marah melihat Eric tidak juga menyerah dan meninggalkan kamar itu. Tatapannya tajam melebihi sebilah pedang yang siap menghunus musuh."Pergi dari sini atau aku akan membuatmu menyesal seumur hidup!" tegas Ethan.Dengan suara dan aura yang kuat, Ethan membuat nyali Eric menciut sehingga pria itu tidak bisa lagi memiliki keberanian untuk melakukan perlawanan.Sembari mendengus kesal, Eric melangkahkan kaki dan pergi. Namun sebelum pergi dan benar-benar keluar dari pintu kamar, Eric kembali mengarahkan pandang pada Nada dengan tatapan kecewa dan marah. Ada sorot ancaman juga dia sana sehingga membuat Ethan kembali menghunus dengan membalas tatapannya.Setelah Eric pergi, Ethan kembali mendekati Nada dan kembali memeluknya erat."Pria brengsek itu sudah pergi," ucapnya menenangkan Nada.Meski dia sendiri melihat Eric sudah pergi dan melihat bagaimana Ethan menyelematkannya seperti ksatria kuda putih yang gagah