"Ethan, jangan dimasukkan hati apa yang telah kami lakukan padamu, terlebih pada Nada!" Tiba-tiba Danica berdiri dan berjalan mendekati mereka. Kali ini Danica menunjukkan rasa sesalnya dan mencoba merayu Ethan.
"Nada, apa yang aku katakan padamu, sebenarnya hanya ingin menguji seberapa pedulinya Ethan pada istrinya dan ternyata dia sangat peduli padamu," ucap Danica lagi, kali ini ditujukan untuk Nada, untuk mencari perhatian Ethan. Danica pikir, dengan meluluhkan hati Nada, dia bisa menarik simpati Ethan.Sebenarnya Nada sangat kesal dan muak mendengar perkataan manis Danica. Hidup bersama keluarga Vincent selama ini, jelas saja membuat dia mengetahui dan paham bagaimana kakak tirinya itu. Hanya saja Nada tidak ingin menggubrisnya.Nada kembali melempar pandang pada Ethan."Kamu tidak perlu melakukan semua itu hanya untuk mengujiku, Nona. Aku lebih tau bagaimana memperlakukan istriku, meski kamu baru menikah," balas Ethan membunuh harapan Danica. Ethan merangkul pu"Apa kamu mengira aku menginginkan perhiasan itu?" Nada malah balik bertanya."Mungkin," jawab Ethan.Nada tertawa kecil mengutarakan kekecewaannya terhadap dugaan Ethan. Dia memalingkan wajah dan melihat ke samping, ke luar jendela kaca. Ethan sendiri merasa tidak bersalah atas apa yang diucapkannya. Menurutnya, bila memang Nada tidak seperti itu, dia pasti tidaka akan marah. Berbeda bila gadis di sampingnya itu hanya berpura baik untuk menjaga image dirinya.Beberapa saat kemudian Nada kembali melihat Ethan. Keduanya saling beradu dan terdiam untuk beberapa saat, hingga akhirnya terdengar hempasan kecil suara napas nada."Aku tidak menginginkannya, apalagi itu bukan milikku. Lagi pula aku tidak membutuhkan perhiasan. Jadi, jangan pernah berpikir bila aku meninginginkannya! Sebaiknya kamu lekas mengembalikan barang itu dan memastikan semua yang kamu pinjam utuh, tidak berkurang sedikit pun!"Jawaban Nada menohok bagi Ethan. Terlebih saat melihat ketulusan terpan
"Alexa Group?""Ya, kenapa? Apa kamu pernah mendengar nama perusahaan itu?" Nada memperhatikan ekspresi kaget Ethan."Tidak." Ethan segera mengelak dan menormalkan diri. "Aku hanya pernah mendengarnya saja. Peruasahaan itu sangat terkenal dan besar. Bahkan tidak ada yang bisa menandinginya. Bukankah akan sulit menembus untuk bisa bekerja di sana?" sambung Ethan kembali melanjutkan langkahnya."Ya, yang aku dengar juga seperti itu. Bahkan CEO perusahaan itu bisa dikatakan sangat misterius. Dia sering memberikan perintah, tatapi tidak memiliki wujud." Nada membenarkan apa yang dikatakan oleh Ethan.Sedikit banyak dia juga tau rumor yang beredar tentang Perusahaan Alexa Group. Perusahaan sebesar itu selalu menunjukkan prestasi dan mengembangkan sayap. Setiap pemberitaan yang beredar di media sosial, semua memberitakan tentang kemajuan dan kebaikan Alexa Group. Tidak sedikit pun yang membicarakan rumor tentang keburukannya atau media itu akan tutup untuk selamanya.
"Kenapa?" Semua orang yang ada di ruangan itu bingung dengan penentangan yang dilakukan oleh Erin terhadap perekrutan Nada, padahal hasil tes terulis dan wawancara menunjukkan hasil yang sangat bagus dan memuaskan. Terlebih saat wawancara pun, Erin berlaku ramah dan baik pada Nada."Aku pikir gadis itu tidak memiliki pribadi yang baik." Erin menjawab kebingungan mereka dan membalas satu per satu tatapan mereka secara bergulir."Tidak mungkin. Selama kami melakukan wawancara, dia selalu menunjukkan sikap baik dan tidak ada perkataan atau sikap yang mengarah ke sana." Salah satu dari mereka meragukan perkataan Erin."Kalian belum mengenalnya. Lagi pula dia sangat pandai bersandiwara," jawab Erin bertahan dengan penolakannya."Erin, apakah kamu mengenalnya? Atau jangan-jangan antara kalian telah terjadi perdebatan sebelumnya sehingga kamu menolak dengan keras," duga salah satu lainnya.Mereka pikir antara Erin dan Nada telah terjadi dendam secara pribadi seh
Sekali lagi Nada tidak segera menjawab pertanyaan Ethan. Pandangnya kembali menjelajah wajah tampan Ethan yang masih terlihat tampak lelah, tetapi sangat antusias dan menunggu jawabannya. Nada menghela napas kecil dan sedikit mendesah kesal mengingat kegagalannya bukan karena dia bodoh, melainkan ada campur tangan orang lain yang menghalanginya.Sembari membereskan beberapa kertas yang berantakan di atas meja, Nada akhirnya menjawab pertanyaan Ethan. "Aku merasa telah menjawab semua pertanyaan yang mereka berikan dengan benar. Waktu wawancara pun, mereka memberikan pujian atas jawabanku. Apa menurutmu pujian itu hanya trik mereka saja agar peserta tidak merasa kecil hati?" Nada kembali melirik Ethan sebentar setelah selesai berucap.Sorot matanya benar-benar menunjukkan rasa kecewa dan menyesalkan apa yang menimpa dirinya. Sesulit inikah mencari pekerjaan dalam perusahaan besar?Melihat wajah sedih Nada, Ethan merasa iba dan kasihan, lalu memberika senyum tipis unt
"Oh, itu... aku tadi melihat nyamuk di wajahmu, tapi sudah terbang," bohong Nada.Nada membuat wajahnya kembali normal menekan rasa gugup dan malu dalam-dalam agar Ethan tidak mengetahui dan menertawakannya. Meski sebenarnya dia mengagumi ketampanan Ethan, Nada menunjukkan wajah datar, seolah dia sama sekali tidak pernah merasakan hal itu."Nyamuk?" Ethan mengulang perkataan Nada menjadi sebuah pertanyaan."Emm, bisakah kau lepaskan tanganmu dari tanganku? Tanganku terlalu kurus untuk ukuran tanganmu." Nada mengarahkan ekor mata pada tangan Ethan yang masih mencengkeram lengan rampingnya.Segera Ethan melepaskan cengkeramannya, lalu duduk. Saat matanya beredar memperhatikan kamar, Ethan kaget melihat rupa kamar yang ditempatinya berubah penampilannya. Menjadi sangat rapi dan teratur."Wow, rapi sekali! Apa semalam kamu tidak tidur?" Ethan mengarahkan mata pada Nada dengan sorot takjub atas perubahan yang dilihatnya."Tidur." Nada bangkit dan duduk di samping
Ethan menoleh dan melihat ke arah Nada, lalu memberinya senyum manis. Meski kedatangan Nada yang langsung memberinya pertanyaan tentang pendapatnya tentang hasil kerja mereka, tapi tidak membuat kedamaian yang dirasakannya buyar. Malah sebaliknya, kedamaian yang dirasakannya bertambah.Ethan berjalan mendekati Nada.“Ini?” Ethan heran Nada datang tidak membawa kopi dan teh seperti apa yang dikatakan di awal.Nada menyambut pertanyaan Ethan dengan senyum canggung.“Maaf, gasnya habis. Bagaimana kalau kita makan ice cream saja?" Nada memberikan ice cream coklat pada Ethan sebagai ganti kopi yang dijanjikannya. Sebelum menerima pemberian Nada, Ethan membalas tatapan Nada, lalu tersenyum dan menerimanya.“Tidak masalah, ini cukup. Nanti aku akan membeli gas.”“He’um. Sementara kita nikmati ice cream terlebih dahulu,” sahut Nada setuju.Nada duduk dengan wajah ceria, meski terlihat lelah. Begitu juga dengan Ethan. Sembari menikmati ice cream, Ethan sering
Malam ini Ethan membawa Nada pergi melihat pasar malam. Dengan saling sejajar, mereka berjalan menelusuri setiap permaianan yang ada. Sesekali Ethan menggoda Nada sehingga keduanya tampak tertawa bahagia."Nada, mau naik itu?" Ethan menunjuk pada komedi putar."Tidak, kamu saja, aku tunggu di bawah," tolak Nada."Apa kamu takut?" Ethan tertarik mengorek tentang Nada."Aku hanya tidak suka saja," elak Nada sembari kembali melanjutkan langkahnya.Nada bukan takut, tapi setiap kali naik komedi putar perutnya akan terasa mual dan kepalanya pusing. Dia akan mengalami muntah dan akhirnya akan sakit.Ethan mengikuti langkah Nada dan kembali berjalan di sampingnya. Dia tidak memaksa nada karena pikir Nada memang takut ketinggian, makanya dia menolak ajakannya untuk naik permainan komedi putar.Sembari terus berkeliling, sesekali Ethan memperhatikan wajah Nada. Wanita di sampingnya itu penuh dengan senyum setiap kali melihat permaianan atau anak kecil yang sedang
Ethan tertawa mendengar tantangan dari pria itu. Bahkan tawanya tampak meremehkan sehingga membuat Nada mendekatinya dan menyentuh lengan Ethan."Sebaiknya kita pulang saja!" bujuk Nada. Dia tidak mau ada perkelahian."Biar aku memberi pelajaran pada pria kurang ajar ini," tolak Ethan sembari menepis tangan Nada menyingkir dari lengannya. Ethan juga meminta Nada sedikit menjauh darinya."Sudahlah. Aku tidak mau kamu terluka." Nada tidak mau pergi dan membiarkan Ethan berkelahi.Mendengar ucapan khawatir Nada, Ethan memutar leher, menoleh melihat Nada. Dia pikir perkataan istrinya itu hanya untuk sekedar mencegahnya, ternyata tidak. Rasa khawatir Nada tersirat dari raut wajahnya. Ethan tersentuh dan terharu.Mendapatkan tatapan lekat dari Ethan membuat Nada sedikit gugup. Sayangnya, semua itu berlangsung sangat singkat. Baru juga netra mereka saling bertukar, tiba-tiba ...."Ethan awas!" teriak Nada kaget melihat pria yang tadi menggodanya melayangkan pukulan