Share

Bab 2 - Menikahi Riska

Author: Hany Honey
last update Last Updated: 2024-01-30 08:15:21

Entah apa yang dilakukan Marta, tapi Aldi memang akhirnya menuruti keinginan gila istrinya itu untuk menikahi Riska.

Hanya saja, Riska dibawa Aldi ke sebuah rumah kecil di perumahan baru agar tak seatap dengan Marta.

Kini sepasang suami istri baru itu berada di sana.

Aldi memperhatikan lingkungan yang belum banyak dihuni, bahkan masih banyak rumah yang belum selesai dibangun.

“Riska, nanti kalau ada apa-apa kamu bilang sama asistenku. Nanti uang bulanan kamu saya titipkan padanya dan dia yang akan aku utus ke sini,” ucap pria itu pada akhirnya.

“Baik, Pak,” ucap Riska, takzim.

Aldi menghela napas panjang. “Ya sudah, saya pergi dulu.”

“Hasan tolong bantu angkat koper Riska, dan setelah itu langsung ke kantor, kita bahas meeting dengan klien kita!” perintah Aldi pada asistennya.

“Baik, Tuan,” jawab Hasan dengan hormat.

Aldi langsung meninggalkan mereka. Dia tidak ingin lama-lama di rumah Riska karena masih tak nyaman dengan istri keduanya itu.

Di sisi lain, Hasan tampak membantu Riska memasukkan barang miliknya.

Sebenarnya, barang bawaan Riska hanya sedikit. Namun entah Marta membawakan apa lagi, sampai ada dua koper yang ada di sini..

Untungnya, tak butuh waktu lama, semua pun rapi.

“Terima kasih, Pak Hasan, sudah membantu saya,” ucap Riska.

“Ah iya, Nyonya, sama-sama. Saya pamit ke kantor ya? Menyusul Tuan Aldi.”

“Iya, Pak. Tapi, jangan panggil saya Nyonya lagi, ya?” pinta Riska.

“Loh kenapa? Bukannya benar saya panggil Nyonya? Kan Nyonya istri kedua Tuan Aldi?” bingung pria itu.

“Sudah panggil saja Riska, jangan Nyonya lagi,” ucap Riska.

“Ya sudah saya panggil Mbak Riska saja. Sepertinya, Mbak Riska masih muda sekali?” ujar Hasan.

“Saya masih dua puluh dua tahun, Pak.”

“Pantas saja!” ujar Hasan. “Ya sudah saya pamit, Mbak. Nanti Tuan menunggu lama,” pamit Hasan.

“Baik, Pak. Hati-hati, ya.”

Hasan tersenyum, lalu segera pergi. Hanya saja, itu tak berlangsung lama karena begitu tiba di kantor, Aldi tampak geram.

“Kamu tahu aku sudah berapa lama menunggu kamu, San? Dari mana saja sih, San? Disuruh bawakan masuk koper saja lama sekali?”

“Iya, maaf, Tuan. Tadi saya ngobrol dulu sama Istri mudanya Tuan,” jelasnya.

”Oh iya, dia baik sekali. Beruntung sekali Tuan punya istri muda yang ramah dan sopan santunnya terjaga,” puji Hasan lagi.

Bukannya senang, Aldi justru tambah geram.“Beruntung? Asal kamu tahu Hasan, kalau bukan karena aku sangat mencintai Marta dan tak mau bercerai darinya, aku tidak akan menikahi Riska yang kerempeng dan dekil.

“Dia bagai langit dan bumi dengan Marta!” kesal atasannya itu.

“Maaf, Tuan. Tapi, saya rasa Nyonya Riska hanya belum dipoles dengan berbagai macam skincare. Coba Tuan kasih perawatan yang sama dengan Nyonya Marta,” ucap Hasan berani, “Kalau sudah kenal perawatan tubuh, bakalan kalah Nyonya Marta, Tuan!”

“Orang sudah setelannya begitu, ya tetap begitu lah! Gak mungkin berubah!” ucap Aldi.

“Jangan salah tuan, nanti kalau Istri Muda Tuan sudah glowing bisa-bisa Tuan kepincut deh,” ledek Hasan.

Asistennya itu memang berani karena sudah lama dengan Aldi.

Meski kaya, atasannya itu sebenarnya tak suka membanding-bandingkan orang. Hasan bahkan sudah dianggap Aldi seperti saudaranya sendiri.

Tak segan, Aldi memberikan biaya kuliah untuk dua adik Hasan, sampai perawatan ibunya di rumah sakit.

Hanya saja, mood-nya berubah akhir-akhir ini akibat menghadapi kelakuan Marta.

Sebenarnya, Hasan sedikit berharap pada Riska. Mungkin dengan adanya istri kedua, mampu membuat Aldi kembali menjadi seperti dulu?

“Ck! Jangan bahas soal Riska. Aku yakin perempuan itu cuma mau duit saja, makanya mau jadi istri kedua!” gerutu Aldi, “Lebih baik, kita segera ketemu klien!”

Hasan menggelengkan kepala. “Ya sudah pasti lah, pasti butuh duit. Nyonya Marta juga pastinya nyari perempuan yang sedang butuh banyak uang.”

“Gak mungkin orang sudah kaya raya dan cantik jelita mau dijadikan istri kedua yang hanya diminta anaknya saja, kan? Nanti, gak bisa ditindas dong!” ucap asisten Aldi itu lagi.

Mata Aldi sontak menatap Hasan tajam, seolah mengingatkan agar Aldi tak terlalu banyak bicara.

Namun, Hasan hanya mengendikan bahu, tak takut.

Percayalah, dia ingin terbaik untuk Aldi.

Dan Marta, sepertinya bukanlah orang yang tepat untuk mendampingi pria sebaik dirinya….

Sayangnya, enam bulan sudah berlalu dari hari itu.

Tapi, Aldi sama sekali tidak pernah menemui Riska lagi.

Ia hanya mengutus Hasan untuk membawakan jatah bulanannya.

Kabar Riska, selalu didapatkannya dari Hasan. Entah mengapa, asistennya itu selalu  antusias menceritakan kabar istri keduanya itu padanya meski tidak diminta.

“Tuan, yakin Tuan gak mau menemui Riska? Sudah setengah tahun, Tuan. Pasti Tuan akan terkejut kalau melihat Nyonya Muda,” ucap Hasan tiba-tiba.

“Gak ada topik pembicaraan lain, San? Aku lagi riweh ngurus Marta, jangan kau tambah dengan pembicaraan gak penting soal Riska!” kesal Aldi.

Memang, apa hal dari Riska yang bisa membuatnya terkejut?

“Serius, Tuan! Riska sekarang udah glowing. Jadi, ngapain yang riweh diurusi? Sedangkan di tempat lain ada yang lebih baik? Gak riweh, dan gak neko-neko. Kayaknya penurut juga,” kata Hasan lagi.

“Memang benar-benar ya kamu, San? Balik ke ruang kerjamu kalau hanya ingin bahas Riska!” perintah Aldi.

“Oke, Bos!” Hasan langsung keluar dari ruangan Aldi, sebelum atasannya itu bertambah geram padanya.

Sebenarnya, ada hal yang tidak pernah diinfokan Hasan pada Aldi.

Dia sendiri menginginkan Istri yang seperti Riska, tapi sayangnya dia sudah milik sang atasan.

**

Di sisi lain, Aldi meremas rambutnya. Sebenarnya, ia sadar bahwa Hasan tak salah.

Kepalanya sudah pusing dengan kelakukan Marta yang semakin hari semakin menjadi.

Pulang kumpul dengan teman-temannya sampai malam.

Rumah tidak diurus.

Kalau Aldi pulang kerja, selalu tidak disambut dengan baik.

Dan, yang lebih membuat Aldi naik darah, Marta sama sekali tidak mau disentuh Aldi karena Aldi tidak mau menemui Riska. Dia lebih memilih main solo dibandingkan minta jatah pada Aldi.

Pria itu sampai tidak tahu harus bicara dari mana untuk menasehati istrinya. Padahal, di kota berbeda, ibu Aldi dan ibu Marta sudah sangat menginginkan cucu dan meneror dirinya.

“Sudah di rumah bertengkar mulu sama Marta, di sini malah diajak ribut sama asisten sendiri,” gerutu pria itu kesal.

Sepulangnya dari kantor, Aldi merasa harus membicarakan ini segera dengan Marta. Tapi, lagi-lagi istrinya itu justru menolak.

“Mas! Kalau kamu mau kita seintim dulu, kamu harus sentuh Riska dan hamili dia segera!” teriak Marta sembari menyingkirkan tangan Aldi, “apa susahnya sih Mas? Toh, dia istrimu juga, bukan orang lain!”

Tangan Aldi, mengepal menahan amarah.

Pria tampan itu bisa saja memaksa Marta untuk “melayaninya”, tapi ia tak mau melakukan tindakan kasar yang akan disesalinya.

“Baik. Jika itu maumu,” geramnya.

Aldi lalu memilih keluar rumah dan mengambil kunci mobilnya. Tak lupa, dia juga membawa kunci serep rumah Riska.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 56 - Harta Yang Paling Berharga

    Hari ini adalah hari ulang tahun Aldi. Seperti yang sudah Marta dan Riska rencanakan jauh-jauh hari, sekarang mereka sedang sibuk menyiapkan surprise untuk suami mereka. Riska membuatkan nasi tumpeng beserta lauk pauknya, dan Marta membuat kue tart juga membuat kue lainnya. Sedangkan Aldi, dia malah ditinggal di rumah sendiri, dengan ketiga anaknya. Dari pagi Marta dan Riska sudah pergi meninggalkan rumah, dan pamit pada Aldi, kalau mereka ingin quality time berdua saja.Padahal hari ini Aldi libur. Aldi kesal, di hari spesialnya kedua istrinya malah kabur semua, memilih jalan-jalan berdua tanpa dirinya dan anak-anak. Semalam juga kedua istrinya malah diam-diam saja, biasanya tepat jam dua belas malam mereka memberikan kejutan untuk Aldi, tapi semalam sama sekali tidak ada kejutan. Semalam Aldi tidur di rumah Riska, Riska malah tidur dengan lelap sekali, setelah melakukan pergumulan panas.Sudah hampir sore, kedua istri Aldi belum ada tanda-tanda pulang. Aldi seharian jadi baby sitter

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 55 - Hamil Lagi?

    Tidak terasa rumah tangga Aldi, Marta, dan Riska kini sudah menginjak tiga tahun lamanya. Rumah tangga mereka adem ayem, tidak pernah ada masalah, Aldi pun sebisa mungkin bisa membagi waktu pada kedua istrinya, dan tentu saja dia harus adil seadil-adilnya, pada ketiga anaknya pun begitu. Mereka hidup rukun, dan bahagia.Aldi terpaksa harus memisahkan rumah kedua istrinya itu, karena tidak ingin istrinya saling cemburu, apalagi dia yang suka sembarangan bercinta di mana pun tempatnya, yang kadang membuat salah satu istrinya melihat adegan panas, dan akhirnya menimbulkan iri, juga menimbulkan rasa tidak percaya diri pada kedua istrinya. Karena mereka menganggap, Aldi lebih panas saat bermain dengan salah satu istrinya, Marta atau Riska.Aldi membuatkan rumah kedua istrinya yang saling berdekatan, bahkan bersebelahan. Dua rumah megah dan mewah dengan model rumah yang sama, tatanan ruangan yang sama, namun desain interiornya biar saja sesuai keinginan istrinya masing-masing. Setiap hari Al

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 54 - Hati-Hati Menjaga Hati

    Marta mengira Aldi memberi Riska sesuatu tanpa sepengetahuannya. Ternyata Aldi telah menyelamatkan bisnis keluarga Riska yang sempat bangkrut beberapa tahun. Sempat ada rasa cemburu dan iri saat tadi, namun setelah tahu apa yang Aldi bicarakan dengan Riska, akhirnya Marta sadar, kalau ia salah sudah berpikiran buruk tentang mereka.**Malam menyapa, masih dalam keadaan tenang dan penuh bahagia keluarga kecil Aldi. Tiga bayi mungil itu sudah terlelap tidur. Beruntung malam ini tiga bayi yang baru menginjak lima bulan usianya itu tidak pernah rewel. Sudah lima bulan mereka tinggal bersama dengan damai, tenang, dan penuh kebahagiaan.Selesai menidurkan si kembar, Riska keluar dari kamarnya. Terlihat Marta sedang berbincang dengan Aldi di ruang tengah sambil sedikit bercanda, bercerita tentang dulu saat pertama mereka bertemu. Mereka merajut kembali kenangan yang pernah mereka lupakan.Riska yang tadinya ingin bergabung bersama mereka akhirnya mengurungkan niatnya. Ia kembali ke kamar

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 53 - Penasaran

    Setelah beberapa hari di rumah sakit, Marta dan Riska diperbolehkan untuk pulang. Riska dan Marta berunding sendiri, selagi Aldi keluar mengurus administrasi mereka.“Ris, aku ini ada Mami sama Papi, jadi Mas Aldi yang ikut pulang sama kamu,” ucap Marta.“Mbak, aku ini melahirkan normal, lagian di rumah ada Bibi kok, aku bisa dibantu Bibi dan aku juga ada Rifka, dia bisa bantuin aku, kan dia biasa ngurus anaknya tetangga kalau pulang sekolah?” ucap Riska.“Kau sangat tega pada adikmu! Biar dia sekolah, jangan suruh-suruh jadi baby sitter, Riska! Aku sudah keluarkan uang untuk sekolah dia, masa kau tega adikmu masih kerja untuk ngasuh anak orang?” celetuk Marta.“Dianya yang mau, katanya sudah sayang banget sama anaknya sebelah rumah,” jawab Riska.“Pokoknya, Mas Aldi ikut kamu saja, aku ada Bibi, ada Mami sama Papi, lagian aku kan Cuma satu bayi, kamu ngurus bayi kembar lho, Ris?”Perdebatan mereka yang membicarakan Aldi harus ikut pulang dengan siapa akhirnya didengar olah Aldi sendi

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 52 - Kiandra, Kama, Kalila

    Dokter Zika langsung memeriksa keadaan Riska yang mendadak pingsan. Hanya pingsan dan tidak ada yang dikhawatirkan dengan Riska. Riska hanya kelelahan setelah melahirkan buah hati kembar sepasangnya.“Bagaimana, Dok?” tanya Aldi dengan penuh kekhawatiran.“Bu Riska hanya pingsan biasa, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nanti kalau sudah siuman, akan segera dipindahkan ke ruang perawtan,” jelas Dokter Zika.“Syukur Alhamdulillah,” ucap Aldi dengan lega.Aldi menggendong dua bayi kembarnya. Di tangan kananya ia menggendong bayi laki-laki yang keluar pertama, dan di tangan kirinya ia menggendong bayi perempuan. Sepasang bayi yang tampan dan cantik itu membuat Aldi bersyukur dan meneteskan air mata saat Mengadzaninya.Aldi meminta pihak rumah sakit ruangan Riska dan Marta disatukan. Ia ingin menjaga kedua istrinya itu, apalagi ia sudah berjanji akan berlaku adil pada mereka.Riska sudah dipindahkan di ruang perawatan, ia bersama dengan Marta. Aldi begitu bahagia mendapatkan tiga an

  • Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku   Bab 51 - Tidak Ada Perjanjian Lagi

    Marta dan Riska saling bertatapan mendengar keputusan Aldi yang tiba-tiba berubah. Riska tidak mepermasalahkan jika dirinya yang diceraikan Aldi, karena dalam perjanjijannya memang dia yang harus pergi setelah empat puluh hari melahirkan anaknya Aldi. Meskipun nantinya Riska akan merindukan anak-anakanya yang ia tinggalkan bersama Marta dan Aldi, bahkan ia akan merindukan manjanya Aldi saat bersama dengannya, karena Riska sudah jatuh cinta dengan Aldi sejak lama.Namun, ia tidak berani menyatakan cintanya pada Aldi. Ia menyembunyikan perasaannya di hati yang paling dalam. Ia tidak mau merusak perjanjiannya dengan Marta. Apalagi Marta sudah mewujudkan impian Rifka untuk sekolah di SMA favoritnya, begitu juga dengan Rafka yang ingin masuk di SMP favoritnya. Kedua adiknya bisa sekolah karena Marta yang membiayainya, dengan ia menjadi adik madunya Marta.“Tidak ada perempuan yang ingin hidup dalam satu atap ada tiga cinta, Mas. Kalaupun mau, itu ada sebuah kesepakatan. Aku memang sudah me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status