Share

14

"Bu Latifa, ada perlu dengan saya, Bu Leni," tutur Fadil. Pria itu masih terus melangkahkan kaki untuk mengikis jarak.

"Maaf, Pak. Kebetulan Bu latifa belum cerita."

Ekor mata Leni melirik tajam pada Latifa. Genggaman tangan Leni pada Latifa sedikit ia tarik-tarik menuntut penjelasan.

"Jadi, bagaimana Bu Latifa? Apakah kita bisa kita pergi sekarang?" tanya Fadil pada Latifa. Pria itu memberi kode dengan mata elangnya untuk melepaskan tautan tangan antara Latifa dna Leni.

"Maaf, Mba. Siang ini saya lupa harus menemani pak Fadil dulu. Mbak, tidak mengapa jika makan siang sendiri?"

"Iya, silahkan, Pak di bawa Bu Latifa-nya."

'Hih, Mbak Leni. Emang aku barang apa? Main di suruh bawa saja.'

Latifa kemudian mengekor Fadil yang lebih dulu meninggalkan jejak menuju lift.

Selama di lift keduanya hanya terdiam, sampai saat pintu lift akan terbuka barulah Fadil mengucap," tunggu di depan, saya ambil mobil dulu."

Siang ini Fadil memang ingin pergi hanya berdua saja dengan Latifa sehingga dirinya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status