All Chapters of Pesona Istri Yang Disia-siakan: Chapter 1 - Chapter 10
67 Chapters
01
"Mas, aku mau kita cerai saja, kita jalani hidup kita masing-masing, supaya di antara kita, tidak terus menerus saling menyakiti," notifikasi pesan terakir dari Siti Latifa, yang kemudian menjadi alasan kuat Harsa Ishara pulang mengunjungi keluarga kecilnya di rumah mertuanya. Setelah niat baiknya ikut pulang suami ke kampung halamanya dua tahun lalu disia-siakan, Latifa memilih pulang ke rumah orang tuanya, dengan luka yang sulit ia lupakan dari keluarga besar sang suami. Harsa tiba di rumah orang tua Latifa. "Astagfirullah!" ucap Siti Latifa. Siti Latifa menyingkirkan dengan cepat tangan kekar yang melingkar di perut yang memeluknya dari arah belakang tubuhnya. Ia sangat terkejut, kesadaran cepat ia kuasai, sehingga tidak sampai membuat kegaduhan di pagi buta seperti ini, di rumah kedua orang tuanya. "Mas Harsa? Mengapa dia bisa ada disini? Kapan dia datang?" guman Siti Latifa sembari berusaha mengumpulkan kesadaran. Ia lekas beranjak dari posisinya yang kini sudah berubah pad
Read more
02
Latifa merasa familiar mendengar suara yang memanggil namanya, kemudian mengalihkan pandangan sejenak ke arah sumber suara tersebut untuk memastikan. Setelah itu, fokusnya kembali pada pria tampan penuh pesona yang ada di hadapannya untuk segera pamit pergi.Anggukan serta senyum memesona dari pria tampan tersebut seakan menjadi kode jika izin pamitnya telah disetujui. Latifa pun beranjak pergi dari sana untuk menghampiri suara yang memanggilnya tadi.Tanpa Latifa sadari, senyum bahagia tersungging tipis dari sudut bibirnya saat melangkahkan kaki menghampiri Harsa, suaminya. Entah mengapa, meski kesal dijemput oleh suaminya secara mendadak seperti itu, tetap ada rasa bahagia yang tentu gengsi untuk Latifa ungkapkan. Terlebih, kali ini Harsa melakukannya tanpa ia minta sama sekali.Namun, pada kenyataanya kebahagiaan Latifa berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Harsa saat Latifa mendekat. Perasaan Harsa dipenuhi rasa curiga, melihat langkah kaki sang istri dengan diiri
Read more
03
"Oh, tadi kamu sudah ada acara? Aku kira tahu aku pulang, kamu akan dengan senang hati meluangkan waktumu untukku," ungkap Harsa.Laki laki itu mengutarakan kekecewaannya pada sang istri.'Iya, juga ya, kesannya kok jadi gue yang tidak menghargai kehadiran dia banget, gak sih?' gumam Latifa.Akhirnya karena merasa bersalah, Latifa memilih meminta maaf."Iya ... iya, maaf aku salah, Mas, habisnya aku kesel sama Mas jadi mengiyakan saja ajakan teman kantorku itu," ungkap Latifa."Sayang, bukan tidak boleh, ya! Tapi kamu pergi dengan temanmu itu, kan bisa kapan saja." Jelas Harsa sambil memberhentikan laju mobilnya kala memasuki antrian pengisian bahan bakar."Mas, aku ke toilet sebentar," pamit Latifa. Kemudian bergegas keluar dari dalam mobil.Harsa menggerutu setelah menghela napas kasar "Hufft ... tidak pengertian banget, sih kamu."Beberapa waktu menunggu istrinya kembali. Ponsel milik Latifa yang tidak senga
Read more
04
Pagi hari Harsa yang baru selesai berkemas itu kembali uring-uringan sendiri."Memang lagi apes banget gue sekalinya ketemu istri malah nggak bisa buka puasa," gerutu Harsa. Ia kesal karena semalam saat sedang ingin mengambil haknya, sang istri menyatakan tengah PMS."Semua sudah masuk tas, Mas?" tanya Latifa. Ia baru selesai mandi dan hanya menggunakan handuk sebagai penutup tubuhnya yang putih dan mulus itu.Gluk ....Harsa menelan saliva. Ia menjadi gagal fokus ditanya istrinya itu."Kamu sengaja mancing aku, ya!" tuduh Harsa pada Latifa.Tuduhan itu reflek begitu saja keluar dari mulut Harsa melihat sang istri yang hanya menggunakan handuk kala keluar dari kamar mandi."Mancing apa sih, Mas? Memang kamu ikan, dipancing? Lihat aku mau ambil baju ganti juga bukan bawa pancing." Latifa kemudian menutup almari baju kembali membawa baju seragam kerjanya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.Harsa nampak mengipasi wajah yang memanas akibat ulah istrinya itu."Sudah tahu gue lagi
Read more
05
"Ehh, iya. Sory gue lagi nggak fokus. Lo lanjutin makan siang sendiri nggak papa kan Hana? Ada yang harus gue pastiin dulu soalnya," ucap Latifa pada Hana. Wanita itu beranjak dari duduknya mengembalikan trai makan siang. Lalu bergegas mencari tempat untuk menenangkan pikirannya. Latifa adalah tipikal orang yang cepat over thinking dan sulit melupakan setiap kejadian penting dalam hidupnya. 'Ok, Ifa. Sekarang lo nggak boleh over thinking dulu. Mas Harsa pasti segera kasih kabar baik ke lo,' cicit Latifa. Ia memilih pergi ke mushola kantor untuk sholat supaya hati dan pikirannya lebih tenang. Bali di waktu yang sama saat berita kecelakaan pesawat dengan maskapai penerbangan yang sama dengan yang Harsa naiki sedang disiarkan. Pria itu baru saja tiba di rumah orang tuanya. Adik dan papa Harsa yang menonton berita itu ikut gelisah. Mereka sempat Harsa beri kabar kala dirinya pagi tadi akan melakukan penerbangan. Mereka sangat bersyukur Harsa sampai di rumah dengan selamat. Meski kemud
Read more
06
"Jadi kamu menolak?" tanya Fadil pada Latifa."Bu-bukan seperti itu, Pak," jawab Latifa. Ia merasa tidak nyaman dengan permintaan Fadil yang lebih terasa seperti keharusan untuk dipenuhinya."Jika kamu tidak mau, tidak mengapa. Banyak yang mengantri posisi yang saya tawarkan ke kamu, kok. Nanti biar saya lempar ke yang lain saja." Fadil beranjak dari kursi kebesarannya menuju pintu keluar.Latifa yang mengira Fadil marah karena jawabannya itu, reflek mengiyakan permintaanya," baik, Pak saya akan coba."Fadil menghentikan langkah kaki kala mendengar jawaban Latifa yang sesuai dengan keinginannya. 'Yes,' gumam Fadil.Laki laki itu kembali menguasai diri saat memutar tubuhnya yang kini telah berhadapan langsung dengan Latifa. Wanita yang sama yang pernah mengisi sebagian hatinya kala mereka masih menjadi teman sekelas di bangku sekolah menengah atas dulu."Keputusan tepat, nanti sore tugas pertama kamu untuk belajar jadi sekretaris saya," ucap Fadil, yang kembali terdengar seperti perin
Read more
07
Hari ini kala jam makan siang kantor berlangsung Fadil iseng mengecek cctv kantor. Pria itu mendapati Latifa yang meninggalkan kantin tanpa menyentuh makanan di trai makan miliknya.Fadil yang khawatir Latifa akan jatuh sakit itu akhirnya memesan secara online beberapa buah roti untuk Latifa. Lalu mengantarkan langsung ke meja kerjanya.*Sore hari Fadil bersama Latifa sudah berada di resto mewah hotel bintang lima. Di tempat ini client Fadil mengatur jadual pertemuan mereka.'Ini restaurant memang sepi tidak ada pengunjung atau gimana, sih? Ehh, tapi harusnya kan jam segini ramai pengunjung.' Kaki Latifa mengekor langkah Fadil sambil pandangannya mengedar ke seluruh penjuru resto."Anda sudah tiba?" sapa wanita cantik yang ada di hadapan Fadil. Sedang Latifa fokus dengan isi pikirannya sendiri. 'Serius ini client yang akan pak Fadil temui sore ini?' gumam Latifa.Latifa mengernyit lalu memindai penampilan wanita cantik nan sexi yang hendak menyosor pipi Fadil namun, Fadil langsung m
Read more
08
_"Gimana, Fa?"_ tanya Hana._"Gue terlalu lama deh kayaknya ini ngerem di toilet bareng kalian. Gue duluan, ya. Pak Fadil minta gue menghadap soalnya."_Kembali tanpa menunggu persetujuan kedua sahabatnya itu. Latifa menekan tombol mengakhiri panggilan vidio call mereka bertiga._"Kayaknya jabatan mbak Ifa bakalan bikin doi sibuk banget itu, ya BaHan? Eh, maksudnya mbak Han, mbak Hana, hehehe,"_ ucap Neta pada Hana.Neta yang baru mendapatkan pengalaman pertama kali bekerja itu berfikir bagian pekerjaan baru Latifa cukup menguras waktu pribadinya. Bahkan saat ini sudah masuk waktu Isyak namun, wanita itu belum juga pulang ke rumah untuk istirahat sedang besok pagi sudah harus kembali lagi ke kantor untuk bekerja._"Sepertinya tetep dihitung lembur, deh,"_ ungkap Hana. Ia sama-samq tidak tahu.*Di waktu yang hampir sama dengan tempat Latifa berada. Harsa sedang berbicara serius dengan adik kandungnya."Mas kenapa mbak Latifa kemarin tidak ikut pulang bersama, Mas Harsa?" tanya Dewi p
Read more
09
Harsa yang kebetulan sedang online itu memilih melakukan panggilan vidio namun, Latifa langsung menekan tombol merah kala mendapati panggilan itu.Latifa yang tidak ingin Harsa salah paham illekas mengirim notifikasi pesan kembali yang ternyata bersamaan dengan Harsa yang juga langsung mengirimkan notifikasi pesan untuk Latifa kala panggilan vidio darinya di tolak._"Kamu sudah mau tidur, Sayang?"_ Harsa mengira Latifa menolak panggilan vidio call darinya karena sudah akan pergi tidur._"Maaf, Mas. Anak-anak sudah tidur semua, kita berbalas pesan saja, ya."_ Latifa beralibi. Ia memang sedang tidak ingin mengobrol secara langsung dengan siapapun. Pengalaman pertama menjadi seorang sekretaris bos nyatanya cukup membuatnya kelelahan. Terlebih saat ini waktu juga sudah cukup larut Latifa tidak ingin mengganggu penghuni rumah lainya yang pasti akan terganggu nantinya karena kebetulan kamarnya memang tidak kedap suara._"Iya, Sayang. Kamu kalo capek lekas ikut tidur juga, ya. Mas bisa tele
Read more
10
Tok ... tokk ... took ...."Mas Harsa! Nanang mas, tolong!"Dewi terus menggedor pintu kamar kakaknya khawatir sang kakak sudah tidur karena tidak kunjung membukakan pintu untuknya.Ceklek ...."Kenapa kamu mengetuk pintu kamar mas seperti orang di kejar setan, Dewi?" tanya Harsa pada Dewi. Napas adiknya itu nampak kembang kempis kala akan menjelaskan sesuatu padanya."Nanang, Mas. Nanang!" ucap Dewi. Wanita itu terus menyebut nanangnya sambil menunjuk ke bawah dimana kamar nanangnya berada.Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut dari adiknya itu Harsa lekas berlari menuruni anak tangga. Pikiran pria itu saat ini sedang berkelana tidak jelas," semoga tidak terjadi hal buruk pada, nanang hamba ya Rob."Sampai di kamar sang Nanang, Harsa mendapati papanya itu tengah menangis terisak dalam mata yang terpejam. Dewi yang lebih tahu kondisi awal nanangnya itu tentu langsung bercerita tanpa diminta di sela kepanikan Harsa membangu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status