Share

54

Latifa masih mengekor Fadil sampai pria itu tiba di depan ruangannya. Handle pintu pada pintu menjulang tinggi itu akhirnya ia lepaskan kembali, berbalik badan mengarah pada wanita yang dicintainya.

"Mau bicara di sini atau di dalam?" tanya Fadil. Pria itu seolah tahu yang Latifa butuhkan saat ini adalah waktu untuk dirinya bernegosiasi atas permintaannya untuk menemani perjalanan bisnis menggantikan Dimas besok.

Orang tua Dimas di kampung masuk rumah sakit tadi malam, membuat laki-laki itu langsung mengajukan cuti guna menjenguknya.

Latifa ingin berbicara di luar ruangan. Namun, khawatir akan ada yang mendengar obrolan lebih tepatnya mengetahui cinta bertepuk sebelah tangan Fadil.

"Tidak ingin ke duanya? Mau bicara di luar kantor sambil sarapan?" tanya Fadil lagi, kala melihat Latifa tak bergeming.

"Anda cenayang, ya Pak? Tapi saya sudah sarapan tadi di rumah."

Latifa menjawab sambil memilin kedua jari telunjuknya. Terlihat begitu menggemaskan di mata Fadil saat ini.

" Kamu bisa minu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status