Share

Jiwa Yang Sesat

"Ini divisi kesekretariatan, dimana Nona Leia bekerja!" seru Deandra saat mengajak Leon berkeliling sesuai dengan perintah Leuis.

Kehadiran pria itu membuat semua mata tertuju padanya, terutama mata kaum hawa, bahkan ada yang dengan terang-terangan bertanya pada Deandra langsung,

"Madame, apa pria tampan itu karyawan baru di sini?" 

"Wah, aku bakal tambah rajin nih ke kantor!"

Dan banyak lagi pertanyaan serta pujian yang dialamatkan pada leon. Sadar akan daya tariknya yang ditimbulkan pada lawan jenisnya itu, Leon menyebarkan senyuman menggodanya pada mereka, hingga memicu keributan akibat bermacam reaksi dari karyawan wanita, membuat suasana kantor yang tadinya hening menjadi riuh seketika.

"Bukankah itu Leon? Putra kedua Mr. Rick?" tanya salah satu karyawan.

"Benarkah?" tanya yang lainnya.

"Ya, aku sering melihat fotonya di berita skandalnya dengan beberapa artis atau model papan atas!"

"Waahh ... Anak sultan kenapa nyasar ke kantor kita?"

Melihat suasana yang menjadi tidak terkendali, Deandra segera menenangkan mereka,

"Berhenti bergosip! Kalian semua cepat kembali kerja!" serunya sambil mengeluarkan tatapan galaknya.

Tidak ada satupun karyawan yang berani mengabaikan perintah Deandra. Melawannya sama dengan melawan CEO mereka, Leuis. Yang berarti surat pengunduran diri mereka harus segera ada di meja HRD.

Meski terdengar beberapa gerutuan dari mereka, Deandra memutuskan untuk mengabaikannya,

"Sebaiknya kita lanjutkan kembali tour kita, Monsieur Euginius," ujarnya pada Leon yang tetap memberikan senyuman menggodanya pada salah satu karyawan wanita yang terlihat cantik itu.

"Monsieur Euginius!" ulang Deandra dengan sedikit menaikkan nada suaranya.

"Tunggu sebentar!" seru Leon sebelum melangkah menghampiri karyawan wanita itu, yang wajahnya seketika merona merah saat melihat Leon mengarah padanya.

Sambil terus memberikan senyuman mautnya, Leon setengah duduk di meja wanita itu, 

"Tu es la plus belle fille que j'ai jamais vue. (Kamu adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat)" pujinya.

"Merci Monsieur!" balas wanita itu malu-malu.

"Panggil saja aku Leon!" pintau Leon sambil mengulurkan tangannya.

"Faye!" 

Wanita itu menyambut uluran tangan Leon, wajahnya yang sudah merona merah bertambah merah lagi saat Leon mengecup punggung tangannya dengan lembut,

"Faye yang artinya Peri ... Rupanya orangtuamu telah mengetahui kalau kamu akan menjadi seorang peri," Leon bergerak mendekat,

"Untuk melindungiku," bisiknya di telinga Faye, wanita itu semakin tersipu malu.

"Ah, sudah lama aku tidak melihat seorang wanita cantik yang merona karenaku. Apa kamu sudah memiliki kekasih?" tanya Leon.

"Belum ... " jawab Faye pelan.

Wajah Leon yang sumringah membuatnya semakin terlihat menggemaskan, hingga wanita lain menatap iri Faye, karena telah berhasil menarik perhatian salah satu pewaris idaman mereka.

"Ini kartu namaku, jangan ragu-ragu untuk menghubungiku, aku akan sangat menantikannya," Leon menyerahkan kartu namanya sambil mengedipkan sebelah matanya, sebelum turun kembali berdiri tegak dan menghampiri Deandra.

"Apa menggoda wanita adalah keahlian anda, Monsieur?" tanya Deandra.

"Aku terlahir untuk itu," jawab Leon santai, gerakannya saat memasukkan salah satu tangannya ke saku celananya terlihat begitu anggun, bertambah lagi nilai lebih pria itu di depan wanita.

"Kenapa anda berbeda sekali dengan kakak anda?"

Alih-alih menjawab, Leon malah menarik Deandra masuk ke pintu darurat dan mengungkungnya ke dinding,

"Kenapa kau banyak sekali bertanya, Ma chérie?" tanyanya.

Deandra menyusuri jemarinya ke dada keras Leon, 

"Karena pria sepertimu selalu mampu membangkitkan rasa keingintahuanku dan ... " 

"Dan?" ulang Leon sambil mendekatkan wajah mereka,

"Dan membangkitkan sisi liarku," lanjut Deandra dengan suara yang sangat menggoda, suara yang sangat disukai Leon dari seorang wanita, sebelum melingkarkan lengannya di leher Leon dan menarik pria itu untuk melumat bibirnya.

Cukup lama bibir mereka saling bertatutan hingga terdengar suara pekikan wanita,

"Maaf lanjutkan lagi, aku tidak melihatnya!" seru Aletta sambil menutup sisi wajahnya dengan berkas yang tengah ia bawa untuk menghalau penglihatannya dari Leon dan Deandra, ia buru-buru menarik pintu darurat itu hingga terbuka.

"Di mana ruangan wanita itu?" tanya Leon setelah pintu darurat itu tertutup.

"Jangan mengganggunya, dia temannya Nona Leia," desah Deandra kesal karena ciuman mereka yang terputus akibat kedatangan Aletta tadi. Dan sepertinya Leon sudah kehilangan minat untuk melanjutkan lagi.

"Aku tidak akan mengganggu kurcaci itu. Aku hanya ingin mengetahui ruang kerjanya saja, supaya kalau ada apa-apa dengan Leia aku lebih mudah mencarinya!" elak Leon.

"Dia bekerja di satu divisi dengan Nona Leia. Dan ingat, atas permintaan Mr. Rick langsung, anda harus berpura-pura tidak mengenal Nona Leia selama bekerja di sini!"

Leon merapikan kembali kemeja dan jasnya yang berantakan akibat tangan Deandra tadi, meski ia tidak bisa menyelamatkan rambutnya yang tidak kalah berantakannya. 

Sebenarnya Leon sangat menyukai wanita liar seperti Deandra, tapi entah kenapa sejak Aletta lewat tadi ia langsung kehilangan minatnya.

Sementara itu, Aletta mengatur lagi napasnya setelah keluar dari tangga darurat tadi. Selama ini ia memang lebih suka menggunakan tangga itu untuk naik dan turun lantai, karena ia merasa kurang nyaman saat menggunakan lift. 

Siapa yang akan mengira kalau hari ini ia akan begitu sial karena melihat pria narsistik itu sedang bermesaraan dengan Deandra, 

'Benar-benar tidak tahu tempat!' sungutnya dalam hati sambil terus melangkah ke arah ruangannya.

Tidak biasanya ruangannya yang biasa hening menjadi sedikit ramai, sepertinya ada bahan pembicaraan baru untuk mereka yang tengah berkumpul di meja kerjanya Faye.

Tidak berniat sama sekali untuk mengetahui gosip terbaru itu, Aletta memutuskan untuk ke meja kerjanya dan menyelesaikan pekerjaannya, agar bisa pulang tepat waktu untuk membantu Leia merapikan Apartment barunya.

"Tapi aku benar-benar tidak menyangka loh kalau Leon tertarik padaku, kalian jangan iri padaku!" seru Faye.

Mendengar nama yang tidak asing itu membuat Aletta mengalihkan perhatiannya pada gerombolan teman-temannya itu,

'Leon? Apakah Leon yang barusan saja aku lihat di tangga darurat?' Aletta bertanya-tanya di dalam hatinya.

"Gila, salut aku salah satu pewaris Mr. Rick tertarik padamu, Faye! Makan-makan lah kita!"

'Ya Tuhan! Ternyata benar Leon yang itu!' batin Leia.

"Bukankah kamu mendapatkan kartu namanya? Segera hubungi dia, dan tentukan tanggal ngedate kalian sebelum pria itu berubah pikiran!"

"Iya, betul. Pria seperti Monsieur Euginius tidak akan bisa menjomblo dalam waktu yang lama!"

Aletta menangkup mulutnya, lalu begidik ngeri saat mengetahui apa yang terjadi,

'Jadi Leon mencium Deandra setelah menggoda Faye? Ya Tuhan! Jiwa pria itu benar-benar sesat!' 

Ia kembali menatap Faye dan merasa kasihan pada wanita itu' yang justru terlihat begitu bangga karena Leon menggodanya.

Yang tidak wanita itu ketahui kalau saat ini Leon sedang asik berdua saja dengan Deandra di tangga darurat.

Lalu suasana kembali ramai saat Leon melewati ruangan mereka. Pakaiannya sudah terlihat kembali rapi tapi tidak dengan rambutnya, sementara tatapan menggoda pria itu terarah pada Aletta, membuat perut Aletta seketika menjadi mual.

'Astaga, aku jijik melihatnya!'

Comments (1)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
ternyata pawang nya Leon seorang kurcaci .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status