Aletta buru-buru bangun untuk menjelaskan kejadian sebenarnya pada pria yang kemungkinan besar kekasih wanita itu, tapi kata-katanya tertahan di tenggorokannya saat melihat profile sempurna dari sosok pria yang saat ini berdiri tepat di depannya.
"Apa kau memiliki masalah dengan kekasihku?" tanya pria itu dengan suara dingin, bahkan bulu kuduk Aletta meremang dibuatnya."Tadi aku tersandung, dan berusaha berpegangan pada wanita itu, tapi ternyata dia terlalu kurus hingga tidak dapat menahan berat badan kami berdua," jelas Aletta tanpa berkedip melihat pria tampan itu."Lihatlah, Mon beau. Gaun ini jadi kotor, padahal ini gaun impianku!" rengek wanita itu lagi, dan Aletta mencibirnya di dalam hatinya, cengeng sekali merengek hanya untuk sebuah gaun."Minta maaf padanya!" seru pria itu yang jelas-jelas ingin menunjukkan kuasanya."Minta maaf hanya untuk sebuah gaun? Tidak akan!" tolak Aletta, lalu balik badan berniat meninggalkan pasangan aneh itu. Sepertinya pria itu tidak terima dengan penolakannya, karena terdengar geraman kesal keluar dari mulutnya.Dan saat tangan pria itu mencengkram bahunya, refleks tangan kanan Aletta balas mencengkeram bagian atas tubuh pria itu dengan kuat, sementara tangan kirinya mencengkeram lengannya. Dan dengan kekuatan penuh ia mengangkat tubuh pria itu, memutar tubuhnya sendiri lalu membanting pria itu melewati bahunya, hingga tergelatak di lantai,
"Beraninya kau membantingku! Apa kau tidak tahu siapa aku?" raung pria itu dengan kedua mata yang membulat karena amarahnya."Tahu, manusia kan?" jawab Aletta sambil menaikkan dagunya dengan gaya menantang.
Dalam sekejap pria itu sudah berdiri menjulang di depan Aletta, ia tidak menyangka kalau ternyata pria itu teramat sangat tinggi, kemungkinan di atas seratus sembilan puluh centimeter.Dan ia berhasil menjatuhkannya tadi?
'Wah! Pencapaian yang luar biasa,' pujinya pada diri sendiri.Pria itu maju selangkah dan Aletta menguatkan dirinya untuk tetap bertahan di tempatnya. Satu sentuhan lagi maka ia akan menjatuhkan kembali pria itu,"Lihat wajahku baik-baik, apa kau benar-benar tidak mengenaliku?""Apa kau senarsis itu hingga semua orang harus mengenalimu? Biar aku jawab sekali lagi, aku tidak mengenalimu sama sekali! Paling juga artis tik-tok yang baru naik daun!" cibir Aletta.Apa pria itu tersinggung? Kenapa wajahnya jadi memerah seperti itu? Dan mata birunya berubah menjadi kehijauan, seperti mata ..."Leon! Jauhkan tanganmu dari temanku!" Terdengar pekikan di belakang Leon. Tapi karena Leon tengah fokus pada wanita pemberani di depannya, pria itu tidak mendengarnya, dan malah semakin memojokkan Aletta.
Setelah Aletta menjatuhkannya dengan mudah tadi, harga diri Leon sepertinya begitu terluka.
Sementara Aletta yang merasa terpojok langsung memegang bahu Leon dengan kuat, lalu dengan cepat menggerakkan kaki kanannya ke sisi kaki kiri Leon, ia baru akan menyapu kaki kiri pria itu untuk menjatuhkannya, saat Leon dengan gesit mampu menghindarinya, dan justru berhasil meringkus tangan kanan Aletta kemudian memutarnya ke belakang punggungnya.Kini posisi Aletta memunggungi Leon, dan pria itu berbisik di telinganya,"Berniat menjatuhkanku dengan tehnik Deashibaraimu itu? Jangan harap aku lengah lagi seperti tadi. Satu kali, aku bisa memaafkanmu, tapi tidak untuk yang kedua kalinya! Apalagi untuk yang ketiga kalinya. Aku bisa langsung mencabut nyawamu saat itu juga!"Melihat Leon yang seperti kesetanan itu membuat Leia bergegas mendekati mereka. Posisi mereka masih membelakangi Leia, dan wanita yang bersama Leon tadi menghadang langkah Leia dengan tatapan kesalnya, karena Leia berniat melerai Aletta dan Leon,"Jangan ikut campur! Kamu tidak tahu siapa yang akan kamu hadapi nanti!" geram wanita itu."Memangnya siapa kamu, berani melarangku untuk ... " kata-kata Leia tertahan saat tanpa ia duga, wanita itu melayangkan tangannya ke pipi Leia dengan keras, menyebabkan dengungan pelan di telinga Leia, disusul dengan rasa nyeri yang menjalar di pipinya."Aarrgghh!" pekik Leia sambil memegang pipi kanannya, ia memberikan tatapan tajamnya pada wanita itu yang justru balas menatapnya dengan tatapan mencemooh,"Kamu pantas mendapatkan tamparan itu! Apa kamu tidak tahu, pria itu pewaris Mr. Rick! Kamu hanya menggali kuburanmu sendiri kalau berani melawannya! Biarkan saja dia menyelesaikan urusannya dengan wanita sialan itu!" "Kamu yang menggali kuburanmu sendiri ... " Leia memejamkan kedua matanya saat melihat wanita itu kembali mengangkat tangannya, bersamaan dengan pekikan keras wanita itu saat terdorong ke lantai, dan tubuh Leia yang berada di dalam pelukan seseorang,Dari wangi tubuhnya, Leia tahu betul siapa yang tengah memeluknya saat itu, dan ia berusaha menjauhkan dirinya tapi pria itu semakin mengeratkan pelukannya,"Maaf, maafkan aku karena tidak datang tepat waktu sebelum wanita sialan tadi menamparmu," bisik Leuis dengan suara bergetar.Pria itu bermaksud menenangkan Leia dengan mengusap lembut punggungnya, meski matanya yang menatap penuh kemarahan pada wanita Leon itu, berlawanan dengan kelembutan tangannya yang tengah menenangkan Leia. "Ada apa ini?" tanya Leon yang langsung melepaskan Aletta saat terdengar keributan di belakangnya, dan wanita Leon itu segera menghambur ke dalam pelukan Leon,"Leon, pria sialan itu mendorongku hingga jatuh, kamu lihat tanganku sampai terluka seperti ini," rengeknya.Tatapan Leon beralih dari wanitanya ke arah Leuis yang tengah menatap mereka dengan tajam dari bahu Leia,"Wanitamu telah menampar Leia! Kenapa kau membiarkannya!" geram Leuis."Menampar? Kau menampar adikku?" desis Leon pada wanitanya sambil mendorongnya dengan kasar, menjauhkan wanita itu dari pelukannya.Kedua mata wanita itu terbelalak kaget saat mendengar pertanyaan Leon tadi,"A ... Adikmu? A ... Aku tidak tahu kalau dia adalah adikmu, Leon," ia tergagap.Dengan napas memburu, Leon baru akan memberi pelajaran pada wanita itu, tapi Aletta telah mendahuluinya, ia mendorong keras wanita itu hingga terjatuh untuk ketiga kalinya di hari itu.Tidak sampai disitu, Aletta menahan wanita itu yang hendak bangun, dengan menduduki perutnya, lalu mencengkram baju wanita itu dengan erat,"Berani kamu menampar Leia! Bosan hidup kamu ya!" geramnya.Dengan sebelah tangannya Leon mengangkat Aletta dari tubuh wanitanya, layaknya mengangkat seorang anak kecil. Sudah pasti Aletta berontak, kedua kaki dan tangannya yang melayang menendang-nendang udara dengan kesal,"Turunkan aku sialan! Biarkan aku menghajar wanita itu!" teriaknya, tapi Leon menghiraukannya.Ia memberikan tatapan tajam pada wanitanya,"Pergi! Dan jangan perlihatkan wajahmu di depanku lagi!" hardiknya, sambil terus berusaha menahan Aletta yang masih terus berontak untuk melepaskan diri dari Leon."Leon ... Aku ... ""Pergi!" raung Leon dengan suara menggelegar, membuat beberapa karyawan butik itu memekik ketakutan."Kenapa kamu melepaskannya? Aku belum selesai!" protes Aletta, ia mengangkat kepalanya dan mendapati wanita tadi lari secepat kilat keluar dari butik.Kesal karena Leon melepaskan musuhnya begitu saja, Aletta menggigit paha Leon hingga pria itu meraung kesakitan dan melonggarkan lengannya, Aletta pun jatuh tengkurap di lantai,"Owchh!" pekik Aletta,"Kenapa kau bar-bar sekali jadi wanita?" raung Leon.Alih-alih menjawab, Aletta dengan sigap berdiri dan langsung mendekati Leia yang masih berada di dalam pelukan Leuis. Terlihat Leia berusaha menjauhkan diri, tapi Leuis tetap menahannya seperti itu."Bagaimana dengan Leia, Monsieur Leuis?" tanya Aletta khawatir."Dia hanya syok saja," jawab Leuis sekenanya."Kau mengenali Leuis tapi tidak mengenaliku?" protes Leon sambil terus mengusap pahanya tempat gigi Aletta tertancap tadi, dan wanita itu masih tetap mengabaikannya.Selama ini, tidak ada satu pun wanita yang mengabaikan Leon! Harga dirinya semakin terluka karenanya.
Leon dan Aletta duduk bersisian di tepi hamparan luas tanah lapang tempat beberapa anak panti tengah bermain sepak bola. Sudah lama mereka duduk di sana sambil membahas langkah mereka kedepannya. Baik mengenai rumah tangga mereka dan juga lainnya.“Baiklah, aku akan kembali bersamamu ke Jakarta. Tapi aku minta satu hal padamu dan aku harap kamu mengizinkannya.” Aletta mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Apa syaratnya itu, Sayang?” tanya Leon.“Aku mau Chateau peninggalan orangtuaku dijadikan rumah baru untuk anak-anak panti. Di sana lebih layak dan luas untuk mereka tempati. Ada banyak ruang yang dapat mereka gunakan untuk tempat mereka belajar, bermain atau berkarya. Perpustakaan di sana juga jauh lebih layak dengan koleksi buku terlengkap, dibandingkan dengan di sini. Banyak koleksi buku Papá yang bisa mereka baca. Dan aku juga yakin kalau baik Papá maupun Mamá tidak akan keberatan dengan ide aku ini.”“Kenapa kamu harus izin padaku mengenai hal itu, Sayang? Chateau itu adalah mil
“Jadi kamu dan Tante Amber yang membawaku keluar dari labirin itu?” tanya Aletta pada Justin.Kesehatannya sudah kembali pulih, dan sore nanti ia sudah boleh keluar dari rumah sakit. “Ya, kebetulan saat itu aku sedang mencarimu untuk mengajakmu bermain di danau seperti biasanya, dan salah satu pelayan mengarahkanku ke labirin itu. Menurut mereka kamu sedang bermain dengan orangtuamu di sana,” jawab Justin.“Tante Amber juga ikut ke labirin?”“Ya, tidak biasanya Mommy mau ikut panas-panasan. Ternyata saat itu Mommy sudah merasakan ada yang janggal di labirin itu saat melihat beberapa pria mendekati labirin. Mommy merasa tidak mengenali mereka.”Justin mendesah sebentar sebelum kembali melanjutkan,“Dan untungnya juga supir keluargaku belum meninggalkan tempat dia menurunkan kami. Jadi setelah mengeluarkanmu dari labirin itu, kami dapat membawamu langsung ke tempat yang aman. Sebuah panti asuhan terpencil dengan pemandangan yang luar biasa Indah.”“Terima kasih. Kalau tidak ada kamu da
“Ya, prioritas utamaku saat ini adalah membuatmu bahagia. Kamu dan juga anak kita ini!” Meski nada suaranya terdengar tegas, namun sentuhan ringan Leon di perut Aletta membuat istrinya itu bertanya-tanya, yang pastinya langsung menyuarakan pertanyaan itu dengan nada sumringah,“Apa aku sedang hamil sekarang?”Untuk sesaat Leon mengerjapkan kedua matanya dengan bingung karena perubahan suasana hati Aletta yang tiba-tiba itu,“Hamil?” ulangnya.“Kamu tadi menyebut kata anak sambil mengusap lembut perutku ini. Apa di dalam sini ada janin anak kita yang sedang berkembang? Apa itu yang menjadi penyebab aku kehilangan kesadaranku?”“Oh, tidak. Bukan itu. Astaga … Kita baru melakukan hubungan intim kurang dari dua minggu yang lalu, Sayang. Kamu tidak mungkin hamil secepat itu. Kalaupun kamu hamil, dokter yang melakukan pemeriksaan padamu tadi pasti sudah akan mem beritahukannya padakiu lebih dulu,” ralat Leon dengan cepat.Saat itu juga wajah sumringah Aletta berubah menjadi sendu kembali,
“Cepat pergi!” Terdengar perintah tegas papá Aletta sebelum Aletta melihat raut sedih bercampur ketakutan di wajah mamanya, saat dengan tubuh yang gemetar hebat perlahan mamanya balik badan hingga mata mereka saling terkunci.Ingin rasanya Aletta menghampiri mamánya dan membantu papánya menghalau serangan demi serangan dari pria asing itu, namun apa daya kedua kakinya seolah terpaku di lantai. Aletta terlalu syok hingga tidak dapat melakukan apapun, bahkan hanya untuk berkedip sekalipun.Hingga akhirnya dengan kedua bola mata yang melebar dan mulutnya yang gemetar memanggil nama Aletta tanpa suara, Aletta melihat benda tajam yang menembus bagian depan tubuh mamánya hingga darah segar mengenai wajah Aletta saat benda tajam itu menghujam semakin dalam.“Mamá!” Aletta berteriak histeris di dalam hatinya, karena kata-kata itu seolah tidak dapat mengalir keluar dari dalam tenggorokannya. Mau sekuat apapun Aletta berusaha mengeluarkan suaranya itu.“Letta, kita harus pergi!” seru seseoran
“Apa aku sudah boleh menghajarnya?” tanya Leon dengan tidak sabar. Sejak tadi ia berusaha sabar saat mendengar semua penjelasan Justin.“Silahkan hajar! Atau semua video mesummu dengan Deandra akan tersebar luas! Beberapa anak buahku telah menerima pesanku dengan sangat jelas untuk menyebarkan semuanya jika dalam satu jam aku tidak keluar dari sini dalam keadaan aman!” ancam Leon.Terang saja cengkraman tangan Leon di kerah kemejanya semakin menguat hingga Peter terbatuk-batuk akibat dari tertekannya jalur pernapasannya,“Kau mengancamku? Apa kau pikir dengan ancaman murahan seperti itu akan membuatku takut? Kau salah! Aku tidak peduli dengan reputasiku yang tercemar, saat ini tujuanku hanya satu, membumihanguskan semua yang telah menyakiti Letta, dan semua yang telah berani menyengtuh istriku itu! Persetan dengan reputasiku!” tegasnya.Justin menepuk pundak Leon untuk menyadarkannya, “Leon sabar. Kau bisa membunuhnya! Apa kau mau memberikan kematian yang Mudah untuknya?”“Justin be
Karena kebahagiaannya yang sebenarnya adalah berada bersama orang-orang yang ia cintai, orang-orang yang mencintainya tanpa syarat, seperti halnya orang-orang yang berada di dalam panti, yang tidak ada satupun dari mereka yang akan menyakitinya dengan sangat dalam, seperti yang telah keluarganya dan juga Leon lakukan padanya.Teringat pada perselingkuhan Leon dengan Deandra membuat Aletta menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata,“Lakukan apa yang ingin kalian lakukan.”Tepat pada saat itu terdengar keributan dari arah tangga menuju ruang bawah tanah itu, membuat tidak hanya mata Aletta, Leon dan Justin saja yang mengarah ke sana, tapi juga semua mata anak buah mereka.Dan yang lebih mengejutkan lagi untuk Aletta adalah kedatangan Deandra yang tengah dibekuk oleh Dritan, lalu menyusul di belakang mereka seorang pria tua yang tengah dipaksa masuk oleh Leuis dan beberapa anak buahnya.“Leon, Leon tolong selamatkan aku. Aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan pria tua itu!” p