Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Bukan Sakit Biasa

Share

Bukan Sakit Biasa

last update Last Updated: 2024-05-26 12:09:27

Jangan lakukan apapun sebelum aku menghubungimu lagi, Claudia.”

Itu hal terakhir yang dikatakan Ryuga pada Claudia. Wanita itu berpikir sejenak selagi melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, “Memangnya aku akan melakukan apa?”

Tak mau memikirkan itu lebih lanjut, Claudia teralihkan dengan kondisi rumah yang benar-benar sepi. Dia menebak jika Larissa dan Anton tidak ada di rumah.

Pelipis Claudia berkedut samar, “Dirga,” gumamnya pelan.

Alih-alih menuju kamar lotengnya, Claudia menyeret kakinya ke kamar Dirga yang letaknya tak jauh dari ruang tamu.

“Dirr,” panggil Claudia dari luar kamar. Tangannya terangkat, mengetuk pintu.

Tak ada suara. Claudia mencoba memutar knop pintu dan ternyata pintunya tidak dikunci!

“Dirga, Mbak izin masuk ya!” ucap Claudia keras-keras. Rasa khawatir semakin menyerangnya. Dirga pasti ada di rumah sebab Vespa merah kesayangan pemuda itu ada di teras depan.

“Dirga,” panggil Claudia lagi.

Kamarnya gelap. Claudia mendekat ke sisi dinding untuk mencari saklar l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Iyaa Bisa jadi Seperti itu
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Iyaa BETULLL SEKALIII Kasian aruna
goodnovel comment avatar
titin suprihatin
iya apalagi supaya bikin clau cmburu maksudnya, helo anak bau kencur yg kencing aja lum lempang mau suka ma dosen lo sendiri,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Membuntuti Argus

    “Aku akan meminta maaf pada Tante Diana sepulang dari sini.’Aruna mencoba meyakinkan diri bahwa keputusannya untuk mendatangi Riel bukan sesuatu yang salah. Rasanya memang tidak ada orang lain yang bisa menggantikan Riel dengan kinerjanya yang luar biasa.“Berubah pikiran, Runa?”Suara Pras di sebelahnya menyadarkan lamunan Aruna. Cepat, dia menolehkan wajah dan menggelengkan kepalanya. Dengan suara yang tegas, dia menyahut, “No, ayo temui Om Yel. Aku juga penasaran ingin melihat seberapa mirip Om Yel dengan versi junior-nya.”Benar Aruna merasa kecewa dengan apa yang Riel lakukan. Namun, bayi yang sudah lahir itu sama sekali tidak memiliki kesalahan apapun. Dalam lubuk hatinya, Aruna bersyukur bahwa meskipun bayi itu hadir sebelum Riel dan Lilia menikah, Riel mau bertanggung jawab.Aruna membuang wajah, bermaksud untuk menepis pemikiran yang datang tanpa diundang. ‘Nggak seperti Argus yang tidak mau bertanggung jawab–Suara di dalam batin Aruna terputus sebab tak sengaja di saat yan

  • Pesona Presdir Posesif   Clue

    Jika bukan karena adik dari Dimitrio dan ternyata teman dari kakaknya Garvi, Aruna tidak akan mengenali pemuda dengan lengan kanannya yang penuh dengan tato. Dimitrian Yudhistira. Aruna segera membuang wajahnya dari pemuda tersebut. “Aku tidak memiliki kepentingan apa-apa denganmu.” Selain karena saat ini Aruna tengah ingin sendiri dan tidak ingin diganggu, dia tidak akrab dengan pemuda kenalan kakak laki-lakinya itu. Sementara tanpa diduga, Dimitrian memutuskan duduk di samping Aruna. Dengan santai, ikut menikmati pemandangan yang ada di hadapannya. “Aku juga tidak ada kepentinganmu.” Dia menolehkan wajah ke arah Aruna dan berkata lagi, “Karena suasana hatiku buruk, aku tidak akan mengadukanmu pada Garvi.” Semenjak Garvi mulai pulih dan melanjutkan kehidupannya, teman-teman lama pemuda itu banyak memberikan bantuan dukungan. Aruna yang dalam beberapa kesempatan ada di samping Garvi, mau tidak mau Garvi kenalkan pada teman-temannya. Salah satunya Dimitrian. Keduanya sempat bert

  • Pesona Presdir Posesif   Pagi yang Tidak Biasa

    Keesokan harinya, Claudia terbangun dengan mata yang super sembab akibat menangis semalaman sampai tertidur pulas. Kepalanya terasa berat dan matanya terasa panas. Isi pikirannya didominasi oleh hal-hal buruk. Yang terburuk adalah kemungkinan– –nyaris saja Claudia memikirkannya! Dia ingin membuang pikiran itu jauh-jauh! Lantas oandangannya mengedar ke sekeliling kamar. Dia hanya sendirian di kamar ini. Ryuga …. Suaminya itu jelas tidak ada di kamar karena Claudia mengunci pintunya. Semalam, sayup-sayup sebelum dia beralih ke alam mimpi, dia mendengar ketukan di pintu. Ibu hamil itu buru-buru bangkit dari duduknya, sebelum ke luar dari kamar dia menolehkan wajah untuk menatap jam yang ada di dinding. Jam menunjukkan pukul sembilan siang. Mata Claudia terbelalak. “Ya ampun! Aku kesiangan!” pekiknya tertahankan. Sudah bisa dipastikan Ryuga sudah berangkat bekerja. Dan omong-omong, kemarin, Ratih sempat mengirimkannya pesan bahwa kelas Yoga akan dimulai pukul sepuluh lagi. CEKLE

  • Pesona Presdir Posesif   Belum Berakhir

    Setengah penjelasan dari Ryuga membuat Claudia yang mendengarnya mengipasi wajah. Mendadak wajahnya terasa panas.Claudia membatin, “Bisa-bisanya Ryuga mengancam Natasha?!”Tidak bisa dipungkiri bahwa Claudia menaruh rasa simpati pada keadaan Natasha. Hanya membayangkannya saja, seorang diri, tanpa ditemani kerabat keluarga, bukankah sangat menyedihkan?Akan tetapi, tetap saja muncul perasaan yang tidak bisa diterima Claudia. Dia sudah menutup rapat-rapat apa yang terjadi di masa lalu. Claudia tidak ingin ingatan itu mempengaruhinya. Tapi, tetap saja ingatan itu melintas.“Lalu apa rencanamu sekarang, Mas Ryuga?” tanya Claudia penasaran. “Kamu akan merawat Natasha?” Netra matanya menatap Ryuga dalam-dalam. “Selain mendorong kursi roda untuk Natasha, kamu tidak berencana menamaninya untuk bermalam juga?”Mendengar ucapan yang terdengar menyerupai tuduhan, Ryuga menautkan alis. Ini sudah tidak benar.“Hentikan apapun yang ada dalam pikiranmu sekarang,” titah Ryuga dengan tegas.Keduanya

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Terjadi Malam Itu

    “Aku sedang serius, Mas Ryuga.” Menurut Claudia, perasaannya lebih dari sekadar ‘cemburu’. Atau bisa jadi … bukan, karena sangat tidak bisa dideskripsikan. “Dan tolong jangan libatkan Mas!” Pandangannya lalu turun ke arah perutnya. Sebagai seorang ibu yang baik, dia tidak ingin melibatkan anaknya pada pertengkaran orang tua. Baik pada calon anaknya yang belum lahir maupun Aruna yang saat ini tidak ada di apartemen. Dengan wajah Claudia yang serius, seketika menyadarkan Ryuga bahwa istrinya itu benar-benar sedang tidak bisa digoda seperti biasanya. Ryuga menghela napas lalu menganggukkan kepala. “Oke, baik, Claudia. Kemarin aku bertemu Natasha di rumah sakit,” akuinya. “Kamu boleh marah, tapi tolong dengarkan aku sampai selesai.” Manik hitam Ryuga menatap dalam-dalam Sang istri. Ada sedikit penyesalan dalam benak Ryuga karena tidak langsung memberitahu Claudia. *Yang Terjadi Malam Itu [Tirta: Temui aku di rumah sakit, Ryu.] Sesaat sebelum Ryuga menjalankan mobilnya, dia sempa

  • Pesona Presdir Posesif   Perubahan Emosi

    Claudia tidak menghitung pasti berapa lama dirinya menghabiskan waktu di kamar mandi. Namun, saat dia ke luar dari sana, sosok suaminya itu tidak ada di kamar. Namun, sebagai gantinya pandangan Claudia menangkap sesuatu yang lain. “Bunga Peony?” Persis di atas ranjang tidur, buket bunga Peony tergeletak di sana bersama sepotong catatan yang ditinggalkan. [Aku minta maaf untuk apa yang aku lakukan hari ini di rumah sakit. Maaf, membuatmu takut, Claudia. Rawr.] Demi membaca baris terakhir yang dituliskan Ryuga, sudut bibir cherry Claudia menyunggingkan senyum. Kalau begini, bisa-bisa Claudia cepat luluh. Bibir cherry-nya mengerucut lucu. “Kenapa aku tidak bisa marah pada Mas Ryuga lama-lama?” Usai memeluk buket bunga itu sebentar, Claudia memilih untuk berpakaian terlebih dahulu. Pakaiannya jatuh pada sebuah terusan ibu hamil berwarna biru muda. Selagi menata rambut, dia bertanya-tanya, “Wangi apa ini?” Pasalnya tercium aroma masakan dari luar kamar yang membuat perut Claudia ter

  • Pesona Presdir Posesif   Abaikan Saja

    Sadar jika dirinya butuh ruang untuk menenangkan diri, Claudia tidak memilih pulang ke rumah atau ke mansion keluarga Daksa. Satu-satunya yang bisa dijadikan tempat pelarian adalah … apartemen Ryuga.“Aku pikir di sini akan jauh lebih baik,” pikir Claudia setelah merebahkan kepalanya di atas bantal sofa. “Ternyata tetap mengingat Mas Ryuga.”Terlalu banyak kenangan yang hilir mudik dalam kepalanya. Hampir semuanya kenangan manis. Makan malam pertama keduanya, makan malam romantis, dilamar, Claudia melukis Ryuga, merayakan ulang tahun Ryuga, semua dilakukan di apartemen ini.Claudia mengembuskan napas berat. “Aku menjadikanmu pusat duniaku, Ryu.”Sudut bibir cherry-nya tersenyum. Dia jadi bertanya-tanya, “Apa karena saling mencintai, tanpa sadar kita sudah menyakiti satu sama lain, ya?”Jelas tak ada jawaban. Claudia menundukkan pandangan untuk bisa melihat tonjolan di perutnya. Lalu dia mengusapnya penuh kasih sayang.“Mommy tidak biasanya sekesal ini pada Daddy-mu kok, Mas.” Claudia

  • Pesona Presdir Posesif   Pernikahan Tanpa Cinta

    Claudia menyadari penuh atas apa yang dia katakan barusan. Kedengarannya agak sedikit berlebihan, tapi itulah yang dirasakannya saat ini. ‘Daripada aku semakin kesal, lebih baik aku tidak melihat wajah Ryuga untuk sementara waktu,’ pikirnya. Susah payah Claudia mencoba bangkit dari duduknya dengan menggeser ke samping. Pasalnya Ryuga sama sekali tidak mau menarik diri agar memberikan Claudia ruang untuk ke luar. Tirta dan Valky masih ada di sana, ikut mendengarkan celetukkan Claudia. Pun, Riel dari jaraknya yang tidak begitu jauh, masih ikut memantau. Sadar jika keributan kecilnya dengan Ryuga menjadi tontonan oleh orang terdekat membuat Claudia malu sendiri. “M-maaf atas yang terjadi barusan,” ucap Claudia penuh sesal. Dia meneguk ludahnya. Tidak seharusnya percikan api kecil dalam hubungannya tampak seperti api besar di mata orang lain. “Mas Valky …,” jeda Claudia sambil kembali menatapnya. “Claudia pulang dulu, ya.” Satu alis Ryuga naik dengan sudut bibirnya terangkat, terse

  • Pesona Presdir Posesif   Kehilangan Kendali

    “Pak Ryuga.”Damn.Langkah Ryuga terpaksa terhenti karena seseorang tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Kentara jelas ingin menghalangi niatnya untuk menemui Claudia.Ryuga mendengus. Kenapa bisa sosok ini ada di hadapannya sekarang?!“Enyahlah, aku tidak memiliki kepentingan denganmu.” Ryuga berucap ketus dengan kedua alis yang menukik kesal.“Bagus. Tahan Ryuga, Riel!”Tirta menyusul langkah Ryuga bahkan melengos melewatinya untuk segera membawa Valky pergi dari sana.Gigi Ryuga bergemeletuk kesal. Manik hitamnya melihat apa yang tengah Tirta lakukan, dia menghampiri Claudia dan Valky, dan tidak tahu persis apa yang Tirta katakan pada keduanya. Namun, yang jelas Claudia menolehkan wajah ke belakang, istrinya itu terkejut saat bertukar pandangan dengannya.Ryuga mendengus kala Tirta berhasil menarik Valky untuk menjauh. Kemudian Ryuga menatap Riel.“Ini rumah sakit, Pak Ryuga. Sebaiknya–“Sebaiknya kamu tidak ikut campur, Riel.”Sejujurnya, Riel memang tidak seharusnya menghalangi R

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status