แชร์

Ryuga?!

ผู้เขียน: catatanintrovert
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-02-02 13:06:04

Setelah sesaat terdiam, Claudia tertawa bercanda. “Kamu? Minta ke Kak Liam?” ulangnya. “Aku lebih percaya kalau Kak Liam yang memaksa kamu bekerja,” sindirnya sembari tertawa, membuat Claire yang tadi memasang wajah menyelidik, ikut tertawa. 

“Aku cuma kecapean aja,” imbuh Claudia akhirnya.

“Ah, syukurlah. Gue juga kurang istirahat sebenernya. Semalem acara pertunangannya sampe larut banget,” cerita Claire membuka topik yang Claudia paling hindari. “Oh iya, kemarin lo balik duluan, ya? Kenapa?”

Ditanya seperti itu, Claudia merasa dadanya tercekat. Tidak mungkin ‘kan dia berkata dia pulang karena sakit hati melihat pertunangan sahabatnya dan memutuskan mencari gigolo!?

Claudia pun berusaha menjawab dengan tenang. “Aku kemarin kecapekan aja, jadi pulang duluan. Maaf, ya,” ucapnya lemah.

Sungguh, Claudia merasa dirinya adalah teman terburuk sedunia. Teman baiknya bertunangan, tapi dia malah pulang lebih dulu.

Di tengah-tengah percakapan Claudia dan Claire, mendadak sebuah suara berseru lantang, “Mana Claudia?! Eh loh? Ada Claire juga?!”

Pertanyaan itu mengalihkan atensi Claire dan juga Claudia. Beberapa dosen kelihatannya baru saja tiba dan langsung mengerubungi meja keduanya. 

Dosen-dosen itu adalah mantan pengajar mereka dulu, membuat Claudia yang sempat murung kembali ceria karena bertemu dengan kenalan lama.

“Bu,” sapa Claudia seraya berdiri untuk balas menyapa. Claire di sebelahnya melakukan hal yang sama.

“Astaga, kalian sama-sama terus ya.” Ada satu dosen yang berujar dengan nada bercanda, “Nempel terus kayak perangko.”

Kehadiran Claire yang tidak terduga membuat semua orang memerhatikan dirinya. Sebagai adik dari Liam Lee dan juga salah satu alumni kampus terbaik, Claire jelas menarik perhatian para dosen, beberapa bahkan sengaja menyanjungnya untuk terlihat baik di hadapannya.

Di saat itu, Claire mengeluarkan sesuatu dari tas yang dibawanya. “Oh iya, Bu, ini ada sedikit titipan dari Sam buat dosen-dosen di sini.”

Sontak ucapan Claire langsung menyita perhatian semua orang dengan kantong tas belanja di tangannya. Ada sejumlah hadiah mewah di dalamnya.

“Wah, makasih banget loh, Claire. Selamat juga ya kamu udah tunangan sama Sam. Kalian cocok banget! Yang satu pelukis muda cantik dan berbakat, sedangkan yang satu lagi artis muda ganteng terkenal!” sahut salah satu dosen.

“He he, Ibu bisa aja,” balas Claire singkat. Kemudian, wanita itu menoleh ke arah Claudia. “Clau, bantuin bagiin dong!” titah Claire sambil mendengus, seakan Claudia seharusnya sadar itu adalah hal yang patut dilakukan.

Claudia sendiri agak kaget. Semua hadiah itu sudah dikantongi, dan para dosen cukup mengambilnya sendiri. Apa perlu bagi dirinya untuk membagikan hadiah-hadiah tersebut?

Namun, tidak enak menolak, Claudia pun menurut. Anggap membantu teman saja.

Saat tersisa satu kantong terakhir, Claudia bertanya, “Claire, ini sisa satu. Buat siapa?” 

Claire pun berkata, “Eh, itu bukan buat lo. Itu buat Bu Dekan!” Suaranya cukup kencang, membuat beberapa dosen menoleh ke arah Claudia.

Alis Claudia berkerut. Dia tidak meminta hampers itu, dia cuma bertanya, ini buat siapa! Haruskah Claire malah berbicara seakan menuduhnya menginginkan hampers itu!?

Namun, belum sempat Claudia menjawab, Claire langsung berkata, “Lo bantuin kasih ke Bu Dekan ya, bilang dari gue.”

“Kenapa bukan kamu sendiri aja, Claire?” tanya Claudia bingung.

“Lo nggak mau, ya? Lo marah karena gue nggak kasih hampers ke lo? Maaf ya, Clau. Nanti gue beliin satu lagi buat lo deh. Jujur gue nggak tahu lo bakalan kerja di sini soalnya …,” cerocos Claire dengan wajah memelas dan sedikit bersalah.

Sejumlah dosen beralih berbisik perihal Claudia, mungkin merasa dirinya keterlaluan karena marah hanya karena sekantong hampers. 

Kesalahpahaman itu membuat emosi Claudia agak terpancing. “Claire, aku cuma tanya karena ini ‘kan hadiah dari kamu. Masa aku yang kasih?” jelasnya, membuat bibir Claire membulat.

“Ooh, santai aja. ‘Kan nanti lo juga bilang itu dari gue. Ini gue lagi nanggung ngobrol sama Bu Desi, hehe. Makasih ya, lo emang teman gue yang bisa diandalkan.” Tanpa menunggu balasan Claudia, Claire langsung kembali berbincang dengan salah seorang dosen perihal Sambara dan berbagai hal lain. 

Karena tidak ada pilihan lain, Claudia pun meraih kantong hampers itu dan pergi ke luar ruangan. Dia menghela napas mengingat kalimat terakhir Claire.

“Teman yang bisa diandalkan?” ulang Claudia dengan wajah pahit. 

Teman atau pembantu?

Dengan berat hati, Claudia menyeret kakinya ke luar dari ruangan dosen. Untung Claudia kenal dekat dengan Bu Dekan, namanya Bu Yuli, kenalan mendiang mama Claudia yang juga dosen di salah satu universitas ternama.

Tak butuh waktu lama, Claudia sampai di ruangan Dekan. Dia memasang senyum secerah mungkin dan mengetuk pintu.

Pintu terbuka dan Bu Yuli pun muncul. Melihat Claudia, dia terkejut. “Claudia!” Dia baru ingat putri sahabatnya itu masuk kerja hari ini.

“Halo, Tante,” sapa Claudia. Dia mengangkat tas hampers dan berkata, “Ini ada hadiah dari–”

Belum sempat Claudia menyelesaikan kalimatnya, senyum cerah Claudia mendadak sirna saat melihat sosok yang duduk di sofa dalam ruangan Bu Yuli.

Sepasang manik hitam itu mendarat pada dirinya, menatapnya dengan pandangan menusuk dan tajam seakan ingin menembus jiwa.

Itu … bukankah itu … Ryuga!?

**

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (22)
goodnovel comment avatar
Mary Angel
Jahat banget ya Claire,,, kayak yg ga puas2nya nyakitin temen,,, emang penyakit… tunggu sj ntar lu nsngisss darah karena Claudia dpt yg terbaik
goodnovel comment avatar
Dalila Real
Claire jahatt
goodnovel comment avatar
Dalila Real
hahaha... akhirnya bertemu lagi
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Pesona Presdir Posesif   Tidak Setuju

    Pertemuan pagi itu tidak berjalan dengan baik. Suasana hati Ryuga buruk. Tanpa banyak bicara, dia meninggalkan kediaman Azzata dengan Cherrish yang tertidur dalam gendongannya. Kedua tangannya tetap kokoh memeluk sang putri seolah sedang menenangkan dirinya sendiri. Claudia mengikuti dari belakang. Dia berusaha menyesuaikan langkah suaminya yang tiga kali berjalan lebih cepat. “Terima kasih untuk tehnya. Kami pamit dulu, Bu Sandra.” Itu adalah ucapan terakhir yang Claudia layangkan pada Sandra. Dia tak yakin, apakah setelah ini akan ada pertemuan selanjutnya? Tidak ingin berpikir lebih jauh, Claudia cepat menyusul Ryuga yang sudah lebih dulu menuruni anak tangga depan. Bibir cherry Claudia terbuka, bersiap memanggil nama suaminya. Namun, yang terucap dari bibirnya adalah, “Pras?!” Sontak langkah Claudia terhenti. Matanya terbelalak melihat pria itu kini berdiri hanya beberapa meter dari Ryuga. Dari raut wajah Pras, Claudia bisa tahu jika pria itu sama terkejutnya. Sementara Ryug

  • Pesona Presdir Posesif   Sandra x Ryuga x Claudia

    Cepat-cepat sosok itu menggelengkan kepala dan menutup tirai. Semua sudah terlambat, batinnya.“Sadarlah, Sandra!”Ya, wanita yang kini berdiri membelakangi jendela besar itu adalah Sandra Azzata–Mami Pras, yang sempat menaruh perasaan pada Ryuga sewaktu masa sekolah dulu.Sandra pernah membuat surat pengakuan pada Ryuga. Namun, sayangnya, surat tersebut tidak pernah sampai ke tangan Ryuga dan malah jatuh ke tangan yang salah. Entah bagaimana surat pengakuan yang Sandra titipkan pada temannya berakhir di tangan … Natasha Blair.Ketukan pintu terdengar.“Maaf, Nyonya Sandra, tamu Anda sudah menunggu di bawah.” Ucapan pemberitahuan itu membuat kesadaran Sandra sepenuhnya kembali.“Aku akan ke sana,” jawabnya sedikit mengeraskan suara.Sejenak, Sandra mencoba menenangkan diri. Dia menepuk pakaian depannya lantas memperlihatkan senyumnya yang anggun. Perlahan, kakinya yang terbalut sepatu mahal melangkah menuju pintu.Pertemuan ini akhirnya terjadi. Jika bukan karena sikap Pras semalam ya

  • Pesona Presdir Posesif   Menjadi Tamu Keluarga Azzata

    Usai memastikan kebutuhan Gara aman pada Diana, baru Claudia dan Ryuga pergi meninggalkan rumah. “Ryugara, yang tidak bisa kamu lakukan, minta bantuan pada Tante Diana.” Bocah itu mengangguk saat diberi wejangan-wejangan singkat dari Claudia. Pagi itu Ryuga memutuskan untuk menyetir sendiri karena sopir pribadinya diliburkan oleh Claudia. Sejujurnya dia merasa kesal, tapi tetap tidak bisa marah. Lagipula … mereka akan menuju tempat penting saat ini, jadi sebaiknya tidak perlu banyak orang yang tahu. Di balik kemudi, Ryuga melirik Claudia yang duduk diam di sampingnya. Sementara Cherrish duduk di car seat sambil memainkan boneka beruang coklat kecil–pemberian dari Aland yang menjadi boneka favorit Cherrish. Wajah Claudia tampak tenang. Namun, sorot matanya memancarkan keresahan. Melihat itu, tangan Ryuga turun untuk mengusap punggung tangan istrinya. “Aku bersamamu,” bisik Ryuga dengan suara rendahnya. Claudia balas mengusap tangan Ryuga. Dia membasahi bibir bawahnya lalu meliri

  • Pesona Presdir Posesif   Mendadak Pergi

    Keesokan paginya, Diana bangun lebih awal dari biasanya. Setelah semalam Dimitri mampir dan mengajaknya lari pagi, seharusnya hari ini dia sudah bersiap di taman seperti biasa. Namun, rencana itu batal seketika setelah ponselnya berbunyi pelan. Satu pesan masuk dari Ryuga.[Pak Ryuga: Kalau kamu tidak sibuk, bisa mampir ke rumah, Diana?]Diana menatap pesan itu beberapa saat, tampak menimbang. Dia menebak jika itu bukan permintaan kerja. Tapi entah mengapa, jarinya mengetik jawaban tanpa berpikir panjang.[Diana: Tentu, Pak. Saya tidak sedang sibuk.]Usai membalas, Diana terdiam di atas sofa. Dia baru mengikat satu tali sepatunya. “Memangnya aku sibuk apa?” gumamnya pelan, setengah geli.Keningnya mengernyit samar. Bukankah dia ada acara lari bersama Dimitri?“Minggu depan saja,” gumam Diana.Pagi itu Diana memutuskan untuk membatalkannya saja dan memilih memenuhi panggilan Ryuga. Diana tahu betul, ini bukan urusan pekerjaan. Mungkin urusan Aruna. Atau … bisa jadi sesuatu yang lebih

  • Pesona Presdir Posesif   Kedekatan Diana dan Dimitrio

    Berbeda di rumah sakit, di sisi lain, tepatnya di apartemen Diana, sosok Dimitri sudah masuk ke dalam dan menikmati kopi yang dia bawa dari luar. Pria itu diminta menunggu selagi Diana mengganti pakaiannya di dalam kamar.“Di, lama banget di dalam. Kamu tidak lupa kalau aku datang ‘kan?” teriak Dimitri, terdengar tidak sabaran karena Diana tak kunjung ke luar.“Sebentar lagi!” Diana balas berteriak.Dimitri menghela napas. Ini bukan kunjungan pertamanya. Jadi, dia bersikap santai seolah sudah sering datang ke sini. Jika dihitung-hitung, melebihi dari jari-jari di tangan.“Tumben, biasanya juga gerak cepat,” geleng Dimitri.Bahkan di pertemuan keduanya dalam kencan buta yang direncanakan oleh Aruna, Diana yang datang sepuluh menit lebih awal. Dan … Dimitri datang dua puluh menit dari waktu yang dijanjikan. Mungkin itu yang membuat Diana pada akhirnya mengatakan kencan buta itu harus berakhir di pertemuan pertama.Terdengar bunyi klik.Diana ke luar dengan pakaian tidur bermotif bunga-b

  • Pesona Presdir Posesif   Pras > Mami Sandra < Aland

    Pras dan Aland baru saja dipindahkan ke ruang opname. Sebenarnya mereka sudah bisa pulang ke rumah, hanya saja kedua pria itu sama-sama tidak memiliki alasan kuat untuk dijadikan alibi. “Gue nggak mau pulang, malas diinterogasi Kakek karena wajah tampan gue tiba-tiba bertato.” Itu alasan yang dilontarkan Aland. Sementara Pras juga memiliki alasan lain untuk tidak pulang malam ini. “Lo tahu sendiri Mami akan bereaksi berlebihan.” Kamar inap yang dipilih adalah VIP, jadi ruangannya cukup luas. Namun, berada di kamar rumah sakit apalagi melihat ranjang tidur pasien membuat Garvi merasa phobia. Selama proses pemulihan di tahun pertama, setiap kali harus pergi ke rumah sakit, dia akan meminta untuk ditemani. Aruna atau siapa pun itu. Meskipun sudah lewat beberapa tahun, Garvi masih merasa kesulitan bernapas. Pria itu berdiri di tengah Aland dan Pras. “Pras … Al, kalian sudah sama-sama berakhir di sini. Jadi cukup. Jangan dilanjutkan bagian dua. Sekarang waktunya buat kalian sama-s

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status