Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Sesudah Pencemaran Otak, Terbitlah Pencemaran Telinga

Share

Sesudah Pencemaran Otak, Terbitlah Pencemaran Telinga

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-02 23:11:40

Satu dua … lima detik Ryuga menunggu Claudia bersuara, namun yang Ryuga dengar hanya deru napas keduanya yang saling bersahutan.

Meskipun saling bertatapan, Ryuga bisa melihat Claudia tampak memikirkan banyak hal. Satu yang tidak Ryuga temukan, yakni ketakutan yang ada dalam netra Claudia.

“Apa pertanyaan itu terlalu sulit untuk kamu jawab, Claudia?”

Kepala Ryuga rasanya menjadi pening. Sepertinya malam ini dia akan mandi dengan air dingin untuk menyegarkan baik pikiran maupun tubuhnya.

“Uhm ….” Claudia menimbang, dia sudah mempersiapkan jawabannya.

Namun, belum sempat berucap, Ryuga menyela, “Jawab saja antara ya atau tidak.” Itu jawaban pasti.

“Tanpa tapi!” tegas Ryuga menambahkan.

Seketika itu Claudia meneguk ludahnya. Dalam jawabannya memang terdapat kata hubung ‘tapi’. Jadi, bagaimana?

“Kenapa tidak boleh tanpa tapi?” protes Claudia. Alisnya naik sebelah.

Ryuga mendengus dan menyugar rambutnya ke belakang. Dia menusukkan lidahnya ke pipi sebelum menjawab Claudia, “Pertanyaanku bu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
halalkan halalkan
goodnovel comment avatar
Irizka RA Yusuf
Ryugaa gemesiiin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Tidak Setuju

    Pertemuan pagi itu tidak berjalan dengan baik. Suasana hati Ryuga buruk. Tanpa banyak bicara, dia meninggalkan kediaman Azzata dengan Cherrish yang tertidur dalam gendongannya. Kedua tangannya tetap kokoh memeluk sang putri seolah sedang menenangkan dirinya sendiri. Claudia mengikuti dari belakang. Dia berusaha menyesuaikan langkah suaminya yang tiga kali berjalan lebih cepat. “Terima kasih untuk tehnya. Kami pamit dulu, Bu Sandra.” Itu adalah ucapan terakhir yang Claudia layangkan pada Sandra. Dia tak yakin, apakah setelah ini akan ada pertemuan selanjutnya? Tidak ingin berpikir lebih jauh, Claudia cepat menyusul Ryuga yang sudah lebih dulu menuruni anak tangga depan. Bibir cherry Claudia terbuka, bersiap memanggil nama suaminya. Namun, yang terucap dari bibirnya adalah, “Pras?!” Sontak langkah Claudia terhenti. Matanya terbelalak melihat pria itu kini berdiri hanya beberapa meter dari Ryuga. Dari raut wajah Pras, Claudia bisa tahu jika pria itu sama terkejutnya. Sementara Ryug

  • Pesona Presdir Posesif   Sandra x Ryuga x Claudia

    Cepat-cepat sosok itu menggelengkan kepala dan menutup tirai. Semua sudah terlambat, batinnya.“Sadarlah, Sandra!”Ya, wanita yang kini berdiri membelakangi jendela besar itu adalah Sandra Azzata–Mami Pras, yang sempat menaruh perasaan pada Ryuga sewaktu masa sekolah dulu.Sandra pernah membuat surat pengakuan pada Ryuga. Namun, sayangnya, surat tersebut tidak pernah sampai ke tangan Ryuga dan malah jatuh ke tangan yang salah. Entah bagaimana surat pengakuan yang Sandra titipkan pada temannya berakhir di tangan … Natasha Blair.Ketukan pintu terdengar.“Maaf, Nyonya Sandra, tamu Anda sudah menunggu di bawah.” Ucapan pemberitahuan itu membuat kesadaran Sandra sepenuhnya kembali.“Aku akan ke sana,” jawabnya sedikit mengeraskan suara.Sejenak, Sandra mencoba menenangkan diri. Dia menepuk pakaian depannya lantas memperlihatkan senyumnya yang anggun. Perlahan, kakinya yang terbalut sepatu mahal melangkah menuju pintu.Pertemuan ini akhirnya terjadi. Jika bukan karena sikap Pras semalam ya

  • Pesona Presdir Posesif   Menjadi Tamu Keluarga Azzata

    Usai memastikan kebutuhan Gara aman pada Diana, baru Claudia dan Ryuga pergi meninggalkan rumah. “Ryugara, yang tidak bisa kamu lakukan, minta bantuan pada Tante Diana.” Bocah itu mengangguk saat diberi wejangan-wejangan singkat dari Claudia. Pagi itu Ryuga memutuskan untuk menyetir sendiri karena sopir pribadinya diliburkan oleh Claudia. Sejujurnya dia merasa kesal, tapi tetap tidak bisa marah. Lagipula … mereka akan menuju tempat penting saat ini, jadi sebaiknya tidak perlu banyak orang yang tahu. Di balik kemudi, Ryuga melirik Claudia yang duduk diam di sampingnya. Sementara Cherrish duduk di car seat sambil memainkan boneka beruang coklat kecil–pemberian dari Aland yang menjadi boneka favorit Cherrish. Wajah Claudia tampak tenang. Namun, sorot matanya memancarkan keresahan. Melihat itu, tangan Ryuga turun untuk mengusap punggung tangan istrinya. “Aku bersamamu,” bisik Ryuga dengan suara rendahnya. Claudia balas mengusap tangan Ryuga. Dia membasahi bibir bawahnya lalu meliri

  • Pesona Presdir Posesif   Mendadak Pergi

    Keesokan paginya, Diana bangun lebih awal dari biasanya. Setelah semalam Dimitri mampir dan mengajaknya lari pagi, seharusnya hari ini dia sudah bersiap di taman seperti biasa. Namun, rencana itu batal seketika setelah ponselnya berbunyi pelan. Satu pesan masuk dari Ryuga.[Pak Ryuga: Kalau kamu tidak sibuk, bisa mampir ke rumah, Diana?]Diana menatap pesan itu beberapa saat, tampak menimbang. Dia menebak jika itu bukan permintaan kerja. Tapi entah mengapa, jarinya mengetik jawaban tanpa berpikir panjang.[Diana: Tentu, Pak. Saya tidak sedang sibuk.]Usai membalas, Diana terdiam di atas sofa. Dia baru mengikat satu tali sepatunya. “Memangnya aku sibuk apa?” gumamnya pelan, setengah geli.Keningnya mengernyit samar. Bukankah dia ada acara lari bersama Dimitri?“Minggu depan saja,” gumam Diana.Pagi itu Diana memutuskan untuk membatalkannya saja dan memilih memenuhi panggilan Ryuga. Diana tahu betul, ini bukan urusan pekerjaan. Mungkin urusan Aruna. Atau … bisa jadi sesuatu yang lebih

  • Pesona Presdir Posesif   Kedekatan Diana dan Dimitrio

    Berbeda di rumah sakit, di sisi lain, tepatnya di apartemen Diana, sosok Dimitri sudah masuk ke dalam dan menikmati kopi yang dia bawa dari luar. Pria itu diminta menunggu selagi Diana mengganti pakaiannya di dalam kamar.“Di, lama banget di dalam. Kamu tidak lupa kalau aku datang ‘kan?” teriak Dimitri, terdengar tidak sabaran karena Diana tak kunjung ke luar.“Sebentar lagi!” Diana balas berteriak.Dimitri menghela napas. Ini bukan kunjungan pertamanya. Jadi, dia bersikap santai seolah sudah sering datang ke sini. Jika dihitung-hitung, melebihi dari jari-jari di tangan.“Tumben, biasanya juga gerak cepat,” geleng Dimitri.Bahkan di pertemuan keduanya dalam kencan buta yang direncanakan oleh Aruna, Diana yang datang sepuluh menit lebih awal. Dan … Dimitri datang dua puluh menit dari waktu yang dijanjikan. Mungkin itu yang membuat Diana pada akhirnya mengatakan kencan buta itu harus berakhir di pertemuan pertama.Terdengar bunyi klik.Diana ke luar dengan pakaian tidur bermotif bunga-b

  • Pesona Presdir Posesif   Pras > Mami Sandra < Aland

    Pras dan Aland baru saja dipindahkan ke ruang opname. Sebenarnya mereka sudah bisa pulang ke rumah, hanya saja kedua pria itu sama-sama tidak memiliki alasan kuat untuk dijadikan alibi. “Gue nggak mau pulang, malas diinterogasi Kakek karena wajah tampan gue tiba-tiba bertato.” Itu alasan yang dilontarkan Aland. Sementara Pras juga memiliki alasan lain untuk tidak pulang malam ini. “Lo tahu sendiri Mami akan bereaksi berlebihan.” Kamar inap yang dipilih adalah VIP, jadi ruangannya cukup luas. Namun, berada di kamar rumah sakit apalagi melihat ranjang tidur pasien membuat Garvi merasa phobia. Selama proses pemulihan di tahun pertama, setiap kali harus pergi ke rumah sakit, dia akan meminta untuk ditemani. Aruna atau siapa pun itu. Meskipun sudah lewat beberapa tahun, Garvi masih merasa kesulitan bernapas. Pria itu berdiri di tengah Aland dan Pras. “Pras … Al, kalian sudah sama-sama berakhir di sini. Jadi cukup. Jangan dilanjutkan bagian dua. Sekarang waktunya buat kalian sama-s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status