Beranda / Romansa / Petaka Malam Tahun Baru / Bab 3 : Janin Enam Pria

Share

Bab 3 : Janin Enam Pria

Penulis: Evhae Naffae
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-06 22:03:05

Petaka Malam Tahun Baru

Bab 3 : Janin Enam Pria

Kupukuli perut yang kini tumbuh janin enam bajingan itu. Kupikir, setelah ini aku akan bisa melanjutkan kehidupan meski menjadi bahan gunjingan selama sebulan ini, nyatanya ... kepahitan hidup ini akan terus berlanjut. Janin ini harus kumsnahkan, aku tak mau dia hidup, aku tak mau! Aku ingin membalas dendam kepada enam pria tak punya otak itu, tapi dengan keadaanku yang seperti ini, bagaimana mungkin?

Segera kukemasi barang-barang, hari ini juga, aku akan pindah tempat kost. Tak ada yang boleh tahu tentang kehamilan ini, cukup kasus perkosaan itu saja yang tersebar luas. Aku tetap harus lanjut kuliah, janin ini harus bisa kulenyapkan. Harus! Aku harus bisa menjadi pengacara dan mempenjarakan para pelaku perbuatan biadab itu. Aku harus bisa membela kaum wanita yang teraniaya, seperti diriku yang sekarang. Aku tak mau ada Rivana yang lainnya, cukup aku saja yang menjadi budak cinta hingga akhirnya terpuruk seperti sekarang.

Tak ada yang tahu tentang kepergianku, bahkan Ibu kost sekali pun. Kamar kost ini sudah kubayar setahun dimuka, jadi tak jadi masalah kapan pun aku mau pergi. Dan uang Bastian juga yang telah membayarnya, dia begitu banyak andil dalam kehidupanku. Dari tempat kost, pakaian, hingga kebutuhan sehari-hari, dia yang membiayai semuanya. Keperawananku sudah ia renggut, mungkin itu bayaran yang sudah pantas, jadi aku tak ada hutang lagi dengannya. 

Saldo di ATMku juga masih 20juta, itu juga pemberiannya setiap bulan yang kutabung hingga bisa terkumpul sebanyak itu. Untung saja, uang yang ditransfer Bastian juga Ibu setiap bulan masih kutabung di atm, jadi dapat kugunakan di saat mendesak begini. Bastian, untuk saat ini, akan kubiarkan dulu kamu bernapas dengan tenang, tunggu saja saatnya nanti, dendam ini tetap akan kubalaskan kepadamu.

****

Hari terus berlalu, janin sialan ini tak kunjung gugur juga walau sudah kuminumi pil penggugur kandungan sekali pun. Aku juga sudah pernah ke dukun beranak dan meminum ramuan darinya, tapi semuanya gagal. Entah apa rencana Tuhan? Aku hampir lelah menjalani semua ini.

Beberapa kali, sempat terpikir untuk mengakhiri saja kehidupan ini tapi saat belati sudah siap kupotongkan ke pergelangan tangan,wajah letih Ibu mulai terbayang di kepala dan acara bunuh diriku selalu gagal. 

Kini usia kandunganku sudah menginjak lima bulan dan masih belum ada yang tahu tentang kehamilan ini. Setiap pergi ke kampus, perut yang sudah terlihat membuncit ini selalu kulilit dengan korset agar mengempes dan berharap jain itu mati!

Di kampus, aku masih selalu sendiri dan tak mau membaur dengan teman-temanku yang dulu. Apalagi di kost, aku tak pernah keluar rumah selain hanya untuk berangkat kuliah. Aku benar-benar menutup diri dan tak ingin ada yang tahu tentang semua yang kusembunyikan sekarang.

Walau masih banyak yang mengucilkan korban perkosaan sepertiku, tapi semangat untuk bisa menyelesaikan study secepatnya membuat nilai-nilai yang kudapat selalu bagus. Aku yang dulu malas belajar dan hanya memikirkan cinta, kini sudah tidak lagi. Aku harus bisa menjadi lebih baik lagi. Ternyata, fokus kepada kuliah dan tak memikirkan urusan pacaran sangat berpengaruh kepada nilai mata kuliah. Aku sudah merasakannya sekarang dan menyesali kebodohanku dahulu, yang hanya memuja cinta namun akhirnya berujung napsu dan pelecehan yang kudapat.

****

Usia kandungan yang sudah lumayan besar, membuatku semakin sulit untuk menyembunyikannya saat berangkat ke kampus. Setelah memakai korset, jaket selalu kukenakan agar perut buncit ini tak terlihat. Walau terkadang, aku sampai kesulitan bernapas karena kencangnya korset yang melilit perut ini dan sialnya, benih enam setan itu masih betah saja di dalam sana walau sudah recoki berbagai obat.

Pulang dari kampus, taxi yang kutumpangi malah mogok di pinggir jalan, aku kesoren pulang karena keasyikan membaca di perpustakaan. Mahasiswi jurusan hukum itu harus banyak membaca dan berwawasan luas, aku juga harus bisa menghapal semua pasal juga undang-undang sambil mencari buku referensi untuk bahan skripsi.

“Maaf, Non, naik ojek aja deh, ya! Kayaknya nih taxi kagak mau hidup, kasian Non nya sedang hamil pula,” ujar sang sopir taxi.

Aku terkejut mendengar ucapannya yang ternyata mengetahui keadaanku sekarang yang sedang berbadan dua.

“Eh, Bapak tahu dari mana kalau saya sedang hamil?” tanyaku kaget campur penasaran.

“Dari bentuk tubuh Nona saya tahu kok. Nah, itu ada tukang ojek,” jawabnya sambil melambaikan tangan kepada tukang ojek yang lewat.

Aku tak tahu harus berkata apalagi, mau menyangkal juga tak ada gunanya. Kuulurkan uang kepadanya karena ia telah mengantarku setengah jalan.

“Nggak usah bayar, Non, buat bayar ongkos ojek saja,” jawab sang sopir yang usianya mungkin sebaya dengan ayahku di kampung.

“Ya sudah, terima kasih, Pak,” ujarku sambil bersiap naik ke motor tukang ojek.

Motor ojek melaju perlahan karena sang sopir berpesan kepadanya agar tak mengebut sebab penumpangnya ini adalah seorang ibu hamil. Aku malas protes, sebab dia juga takkan kenal denganku karena wajahku selalu mengenakan masker jika ke mana-mana, kacamata juga tak lepas lagi walau mataku tak menderita rabun, headset juga tak lepas dari telinga ini juga agar aku tak mendengar gibahan orang-orang tentangku yang aneh ini.

Eh, aku seperti melihat Bastian dengan mobil sport terbukanya. Ia sedang bersama seorang wanita yang kini sedang menuju ke sebuah rumah.

“Bang, berhenti dulu!” perintahku sambil menepuk pundak si abang tulang ojek.

“Siap, Nona!” jawabnya sambil menghentikan motornya. “Ini rumahnya, Non?”

“Bukan, saya cuma mau lihat si pengendara mobil merah itu saja,” jawabku sambil mendekat ke pagar rumah.

Kutautkan alis sambil mengamati rumah mewah itu, mungkin ini rumah Bastian juga, yang kutahu rumahnya bukan yang ini waktu kami masih pacaran dulu sebab kedua orangtuanya memang tak tinggal di indonesia tapi selalu memberinya banyak uang sebab keluarga punya beberapa cabang perusahaan di sini juga. Begitu yang kutahu dari Bastian.

Besok akan kucari tahu lagi tentang kehidupan Bastian yang ternyata masih bisa bernapas tenang setelah meninggalkanku tanpa busana di pantai waktu itu setelah memperlakukanku layaknya binatang.

Aku kembali naik ke motor tukang ojek dan menyebutkan alamatku yang memang sangat jauh dari kampus, butuh waktu satu jam sebab aku memang mencari tempat kost yang tak ada orang mengenaliku di sana agar tak ada yang tahu jika aku membuang bayi ini nanti, jika dia sudah kulahirkan.

*****

Beberapa hari berlalu sejak aku melihat Bastian. Aku sudah melakukan penyelidikan dan ternyata itu memang rumahnya yang baru ia beli beberapa bulan yang lalu. Ia juga pindah kampus demi menghindari diriku yang diduganya melaporkan dirinya ke Polisi dan hebatnya, ia juga ganti nama menjadi Davit. Oh, aku sungguh tak menyangka akalnya sebulus ini. oke, lanjutkan saja. Pembalasan untukmu juga sedang otw.

Bersambung .... 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 40 : Tamat

    Petaka Malam Tahun BaruPart 40 (Tamat)Hari ini aku sudah bersiap untuk pulang kampung, walau belum tahu apakah akan kembali ke sini lagi atau tidak. Yang jelas, saat ini aku hanya ingin jujur kepada kedua orangtuaku tentang apa yang sudah kualami dulu. Aku tak mau ada yang ditutup-tutupi lagi, meski kenyataan ini sangat pahit tapi aku sudah berhasil melewatinya. Dengan adanya musibah itu, aku dapat menjadi pribadi yang kuat dan tak pantang menyerah serta bisa membuktikan di mana ada kegigihan dan kesungguhan tekat, maka kesuksesan tetap akan kamu tuai. Percayalah, di setiap ada masalah, pasti akan ada hikmahnya. Allah takkan memberika ujian di luar batas kemampuan umat-Nya.Setelah mengunci rumah, aku segera menuju taxi yang sudah menunggu di depan pagar.

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 39 : Nisan Tanpa Nama

    #Petaka_Malam_Tahun_BaruPart 39 (Nisan Tanpa Nama)Hari terus berlalu, aku masih disibukkan oleh rutinitas sebagai penasehat hukum para klien yang membutuhkan jasaku. Aku jadi bimbang untuk pulang ke kampung karena jika sudah tinggal di kampung, pendidikan advokatku ini tidak akan berguna sebab keluargaku tinggal di desa terpencil dan jauh dari perkotaan, palingan aku hanya bisa bekerja di kantor desa.Aku merenung di depan meja makan, menatap aneka masakan yang kubeli dengan cara catering sebab aku tak sempat untuk masak karena kepadatan rutinitas. Semua telah kumiliki, uang dan rumah yang mewah tapi semua ini terasa hampa. Ibu dan ayah juga tak mau kuajak tinggal di sini, sebab ayah tak bisa meninggalkan ladangnya.

  • Petaka Malam Tahun Baru   Babal 38 : Spageti Untuk Bastian

    Petaka Malam Tahun BaruBab 38 : Spageti Untuk Bastian[Penggerebekan di sebuah losmen yang terletak di belakang Klab malam, Polisi menemukan beberapa pasangan mesum, salah satunya saudara BS bersama dua wanita malam sedang melakukan pesta narkoba. BS sang terdakwa kasus perkosaan juga sebelum, kini malah menambah berat kasusnya. Pria yang sudah tiga kali berganti nama ini akan dihukum dengan banyak pasal.]Aku tersenyum puas, kubuka lembaran berikutnya berita koran hari ini dan membaca tentang terkuaknya pelaku pemerkosaan di malam tahun baru 2020 silam. Ini kasusku dan seminggu yang lalu juga aku sudah dimintai keterangan. Lima pelaku itu kini sudah mendekam di tempat yang semestinya, akhirnya keadilan sudah berpihak kepadaku.Bastian, akhirnya kamu bisa mendapatkan ganjaran yang setimpal. Bagaimana kabarmu di sana? Sepertinya, aku harus melihat keadaanmu dan membawakan oleh-oleh tentunya. Walau bagaimana pun, kamu itu mantan pacarku dan ayah dari mayat

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 37 (POV Bastian 12)

    #Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 37 (POV Bastian 12)Agghh ... foto wanita bernama ‘calon istri’ ini menggunakan masker, jadi aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Aku makin penasaran kalau begini. Kubuka galery ponsel Seno, tanggung banget kalo udah megang ponselnya tapi tak bisa dapat info siapa wanitanya ini. Temanku yang satu ini memang agak kudet masalah wanita sebab ia belum pernah sekali pun berpacaran, sebab aku mengenalnya sudah sejak dari kecil.Mataku langsung melotot kaget, melihat beberapa foto wanita yang sudah tak asing ini. Wooww ... di sini juga ada foto mereka berdua, saat di angkutan umum, saat sang wanita tertidur di pundaknya. Ternyata Seno bermain di belakangku, bisa-bisanya dia mendekati musuh bebuyutanku. Pantas saja dia begitu girang dan mendukung Amrul untuk menyerahkan diri kepada Polisi atau mungkin juga memang ia yang membujuk Amrul agar kami juga terseret.“Kopi, Bas.” Seno meletakkan cangkir kopi di

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 36 (POV Bastian 11)

    #Petaka_Malam_Tahun_BaruPart 36 (POV Bastian 11)Kulempar ponsel ke sofa, semuanya memang menyebalkan dan ditambah lagi, Seno telah mengundurkan diri sebagai pengacaraku. Ini sih, hukuman 20 tahun sudah di depan mata. Derra, penuturan darinya di depan pengadilan membuatku semakin tersudut. Aku yakin, ini pasti suruhan mamanya. Ia pasti memang disuruh untuk mengaku kalau kuperkosa.Taklama kemudian, terdengar bunyi bel di depan pintu apartementku. Kuraih remot untuk membukanya tanpa harus berjalan lagi. Itu pasti Bobby, sebab tadi dia sudah meneleponku dan mengatakan hendak ke sini. Pintu terbuka masuklah empat temanku, Bobby, Andra, Seno serta Amrul yang kini sudah kurus kering.“Woy, kok Si Penderita HIV ini dibawa ke sini sih?” tanyaku kaget melihat penampakan teman yang sudah lama tak pernah kulihat itu. katanya dia direhap, dan aku tak berkeinginan untuk membesuknya.Amrul duduk agak jauh dari kami, ia juga mengenakan masker, juga

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 35 (POV Seno) : Sidang Pertama

    #Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 35 (POV Seno : Sidang Pertama)Dasar, Bastian, biar sudah begitu juga, dia masih belum bisa insyaf. Aku tak habis pikir dengan cara pikirnya. Wajar saja orangtua Derra begitu meradang, anaknya masih kecil gitu namun sudah diperawani olehnya, dan orangtua mana pun pasti melakukan hal yang sama, walau sang pelaku berniat menikahi putrinya. Aku juga tak yakin, temanku yang bajingan itu benaran tulus kepada bocah 16 tahun ini, bisa-bisa setelah menikah, Derra malah akan tekanan batin hidup bersamanya.Bastian, Bastian, biar sudah tiga kali ganti nama dan identitas pun, kesialan akan terus menerpamu sebelum kamu benar-benar insyaf dan menyesali segala kesalahanmu. Cuma tinggal Bastian dan Andra saja yang masih belum sadar ini, kalau Pedro, kini ia sudah resmi menjadi tersangka penabrakan itu dan kini sedang menjalani masa hukuman.Tiba-tiba, ponsel yang kini ada di dalam genggamanku bergetar, segera dan kulihat notifikasi apakah it

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 34 : Mantan Kurang Ajar

    #Petaka_Malam_Tahun_BaruPart 34 (POV Bastian 10) : Mantan Kurang AjarSial! Mantan kurang ajar, beraninya dia menyiramku dengan air comberan yang baunya bikin muntah begini. Benar-benar kelewatan dia! Aku mengumpat sepanjang jalan dan menyuruh Seno untuk mengebut biar cepat sampai. Dia sih enak, cuma kecipratan sedikit saja, lahh aku ... pas kena muka dan ada yang masuk ke tenggorokan juga malah.Sesampainya di apartement, aku langsung berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan semua jatah makan siangku karena bau yang teramat sangat ini. Entah apa saja ramuan yang dibuat Pengacara sok kondang itu, awas saja kamu! Bukan Bastian namanya kalau tak bisa membalas perlakuanmu. Akan kudatangi dukun santet, biar kamu yang bakalan ngejar-ngejar aku dan minta ditiduri. Agghh ... kok malah mesum lagi pikiranku, padahal karena efek terlalu mesumlah hingga aku dijeret pasal berlapis dengan ancaman hukuman 20 tahun. Apa jadinya aku jika akan mendekam di sana? Ya Tuhan, terl

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 33 : Memohon Bantuan

    Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 33 (POV Bastian) : Memohon BantuanSore ini, Seno mengajakku untuk ke rumah Rivana. Walau agak ragu, tapi mencoba untuk memberanikan diri, walau pertemuan terakhir kami, dia meneriakiku jambret dan akibatnya harus menginap seminggu di jeruji besi.Seno membunyikan bel dan taklama kemudian, muncullah mantan pacar yang dulu pernah kucintai itu. Begitu banyak kenangan manis yang kami lewati selama dua tahun berpacaran, walau aku hanya kebanyakan napsu saja dengannya. Untuk sesaat, kami saling pandang, dia terlihat terkejut melihat kedatanganku dengan Seno.“Assalammualaikum, Rivana,” ujar Seno dengan raut wajah datar.Rivana tak menjawab salam dari Seno, ia malah hendak menutup kembali pintu tapi temanku itu segera menahan pintu itu.“Riva, aku ke sini hanya mengantar Bastian. Dia ada keperluan denganmu dan ingin menggunakan jasamu, sebagai pengacara” ujar Seno.“Pergi kalian dari

  • Petaka Malam Tahun Baru   Bab 32 : Dia Rivana?

    #Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 32 (POV Bastian 8) : Dia Rivana?“Tuhan akan murka jika umat-Nya tak mau mengakui kesalahan dan mempertanggung jawabkannya!”Apa maksud Seno mengatakan hal itu? Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di kepala ini, membuat hidupku tak tenang saja. Apa dia mencoba menghakimiku? Sudah kubilang, aku takkan pernah mau untuk menyerahkan diri kepada polisi, apalagi kejadian itu sudah tujuh tahun berlalu. Rivana saja tak melaporkan hal itu, artinya ia tak masalah akan kelakuanku. Bisa jadi juga, ia telah menganggapnya inpas karena segala yang telah kuberikan selama dua tahun berpacaran dengannya. Bagaimana tidak? Aku sudah menganggap ia seorang istri yang harus kunafkahi setiap bulannya, juga memenuhi segala kebutuhannya mulai dari pakaian dan segala perlengkapan lainnya. Tempat tidur yang ada di kamar kostnya saja, aku yang membelikan. Setiap bulan, aku selalu mentransfernya uang mulai dari dua juta hingga lima juta dan itu hany

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status