Share

Temu yang Dingin

“Ke dokter mana? Kamu bisa kasih tahu alamatnya?”

“Kenapa enggak telepon aja sih? Lagian kalau saya kasih tahu, memang Mas hafal daerah sini?”

Raka hanya bisa menahan kesal. Kenapa wanita ini terlalu bertele-tele? Padahal, hatinya sudah diselimuti perasaan khawatir yang teramat sangat.

“Makasih buat informasinya, saya akan menelepon Hana.”

“Oh, oke. Saya juga lagi buru-buru. Permisi, ya. Tolong teman saya jangan di sia-siakan!”

“Oh, tentu. Terima kasih sudah menemani Hana selama di sini.”

Wanita itu tampak acuh. Namun, tatapan tajamnya menyiratkan kebencian yang nyata.

Pria itu masih mencoba berbagai cara untuk menghubungi Hana, dengan segala akses yang tidak memungkinkan. Entah kenapa, setiap hari ia merasa wanita itu semakin memberi jarak. Tak ada lagi kata rindu yang terucap di bibirnya, seolah ia memang berhenti merindukannya.

Hampir 10 menit berlalu. Namun, tak ad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status