Dahulu kota Bagdad adalah bagian dari salah satu ambisi Khalifah Al Mu'tasim yakni memindahkan surga akhirat ke dunia. Hampir seluruh kas negara kala itu yang tengah merekah, ludes untuk membayar para pegawai terampil nan piawai dari segala penjuru negeri. Meskipun tahu jika itu boros, mau bagaimanapun pikiran sehat sang khalifah senantiasa terkotori oleh berbagai hasutan bangsa Turk yang sudah dari dahulu diperingatkan oleh para ulama sebelumnya bakal mencaplok kekuasaan bangsa Quraisy. Sedikit demi sedikit, hingga bangsa Quraisy hingga saat ini bagaikan bonekah mainan yang kapan saja bisa di lempar ke lubang api yang membakar dan diganti dengan boneka yang lain."Wahai Nerva, aku sangat menyesal atas sikap leluhurku dahulu terhadap bangsa Quraiys keturunan al Abbas paman Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, aku ingin engkau menolongku untuk kali ini, membalas budi bangsaku terhadap bangsa Quraiys dan seluruh umat islam....."Tumben sekali Hasan menulis surat se-melankolis ini, da
"Appppaaa?" Kaget sekali jika orang yang ada di depanku adalah anak dari ayah seseorang yang aku cari untuk membayar diyat atas perbuatanku yang telah merenggut nyawa yang sangat berharga.Aku berpikir seakan dunia ini yang betapa sempitnya luas daratan yang membentang mudah sekali menemukan seseorang untuk segera menunaikan hajat."Silahkan sholat terlebih dahulu, aku akan menanti kalian di sini, dadaaaa" "Nerva, jangan buka""Iiiyyaa, ada perempuan ya?""Tidak pakai kerudung, cantik lagi! huft" Sewot Ruqoyyah yang sebal dengan suara yang keras, setelah melihat adab perempuan itu jelek yang sampai kami tidak sadar bahwa dirinya perempuan, sesuatu yang tidak disukai Rabb kami. Menyerupai lawan jenis."Iyya maafkan aku, aku berusaha agar terlihat mencolok bagi kalian, karena aku telah lama menanti kalian di depan gerbang al-Ula setiap harinya.....6 tahun yang lalu di Asghaban"Keluarga Zahn terkenal dengan hubungan dekatnya terhadap keluarga kekhalifahan dan dekatnya pula dengan par
Ada seorang pemuda hidup dimasa abad pertengahan di suatu tempat yang sangat terpencil di Asia Kecil, dia bernama Nerva.Pemuda itu tumbuh dibawah asuhan pelayan setia keluarganya dengan baik. Namun Nerva muda justru mengambil langkah yang salah dalam hidupnya.Dia selalu berbuat ulah sehingga penduduk disana menjadi resah atas sikapnya. Nerva melakukannya karena dirinya kesepian dan butuh teman untuk ngobrol.Nerva muda memiliki seorang kakak perempuan yang cantik namun sangat pemarah terhadap dirinya. Dan Nerva muda memiliki dua orang adik, laki-laki dan perempuan.Nerva sangat sayang dengan mereka semua, namun kedua adiknya harus berpisah dengannya karena seorang Gubernur yang berkuasa di wilayahnya menginginkannya untuk dijadikannya anak asuh. Mereka berdua tentunya sangat sulit untuk sekedar menyapa Nerva di kampungnya karena kehidupan istana yang penuh ketertut
Kejayaan kekhalifahan Abbasiyah telah berjalan selama 5 abad. Banyak penaklukan yang dipimpin oleh Khalifah yang berkuasa dengan wilayah yang luas. Namun dalam perjalanannya selalu dihinggapi intrik politik, tapi beruntung hal tersebut dapat diatasi dengan strategi panglima dan pemimpin handal dari masa ke masa.Didalam istana Qashru al-DzahabKhalifah al-Mu’tasim Billah saat ini sedang sibuk bermain dengan anak-anaknya yang masih kecil dan lucu.“Sini Sarah, engkau harus menerima hukuman dariku karena telah membuatku marah” sambil berkata dengan nada bercanda kepadanya.Anak anak yang lain pun berlari-lari di ruang khalifah sembari menggoda sang raja untuk bermain kuda-kudaan. Para pelayan yang mengawasinya cekikikan dan saling tertawa. Namun demikian, kharisma sang khalifah tetaplah mengalahkan sikapnya yang lemah lembut terhadap
Aku, Abdullah dan Hasan menyusuri jalan terjal ke arah barat daya. Mereka sampai di desa yang masih selamat dari amukan Tartar dan Mongol, tempat tersebut berada di dekat gunung yang terpencil jauh dari peradaban.Seluruh penghuni desa melihat kami dengan wajah penuh keheranan. Kami pun datang dan menyapa mereka. Mereka pun juga menyapa kami dan berlaku ramah terhadap kami. Akhirnya aku bisa beristirahat tenang bersama manusia yang lain.Mereka terlihat begitu kusut dan banyak yang kurus. Wajah mereka terpancar ketenangan dan keceriaan dalam hidup. Aku pun berkenalan dengan mereka.“Assalamu’alaykum. Semoga Allah merahmati kalian.” Salam ku terhadap mereka.“Wa’alaykumussalam, semoga Allah juga merahmati kalian, musafir .”“Apakah kami bisa beristirahat di sini?” tanyaku.
Aku, Hasan, dan Abdullah kemudian turun ke sebuah lembah yang disana terdapat kota yang terbakar. Kami bertiga berencana ingin menyelamatkan siapapun yang mampu kami tolong."Berlindunglah di balik tembok itu, dan jangan melakukan hal-hal yang bodoh" pungkas Hasan kepadaku.Banyak sekali yang tewas mengenaskan yang sebagian besar adalah rakyat biasa.Apa yang harus kita lakukan dengan mereka? Aku kasihan dengan mayat-mayat ini.."Awas adalah tentara Mongol yang lewat"Kami lalu berlindung di rumah yang hancurSesampainya di sebuah tempat yang masih tersisa berapa kehidupan dari kebengisan tentara Tartar dan Mongol, kami bertemu dengan nenek tua yang sangat renta dan pesakitan."Kemarilah cepat, jangan sampai mereka menemukan kalian disini," ajak nenek tersebut kepada kami bertiga agar mereka berlindung di rumahnya da
Aku merubah arah perjalananku yang tadinya menuju Baghdad sekarang menjadi ke arah ibukota Kwarezmia, Urgench. Aku pernah mendengar bahwa disana terdapat ibuku yang dulu hingga sekarang bekerja sebagai pelayan. Aku lalu mengusulkan kepada Hasan supaya kami singgah terlebih dahulu ke arah Urgench.“Boleh, tapi waktu kita tinggal sedikit karena kita harus melaporkan kepada Khalifah jika Mongol sudah mencapai Kwarezmia dan menghacurkan segala yang ia temui disini.” Pungkas Hasan.“Apakah kamu mau jika aku mengajakmu bertemu ibuku, Ruqqayah?”“Aku sangat senang jika aku bertemu dengan ibundamu, suamiku.” Jawab Ruqqayah.Perjalanan dari tempat Ruqqayah tinggal dengan Urgench membutuhkan waktu hampir seminggu perjalanan. Dan aku berharap disana aku mendapatkan busur panah dan beserta perlengkapannya.“Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kuda disana. Jadi perjalanan kita menuju ke arah Baghdad menjadi cepat
Sepenggal informasi tentang tujuan Mongol menyerang dinasti Kwarezmia.Gengis Khan menunggu-nunggu bagaimana hasil yang telah diperoleh duta besarnya sejumlah 500 orang diantaranya kaum muslim yang diutus menjadi perantara Mongol dengan Khwarizmia. Perang yang bertahun-tahun melawan dinasti Jin telah banyak menghabiskan cadangan gandum untuk menghadapi musim dingin. Dengan harapan agar mereka bisa membawa manfaat bagi Mongol dan menjalin hubungan yang baik dengan Kaum Muslimin di Timur Tengah.Khwarizmia adalah tempat yang sangat strategis dan kaya raya, karena disinilah jalur yang menghubungan antara dunia timur dan dunia barat. Yaitu Jalur Sutra.........“Khan, mengapa tuan tidak duduk saja sembari melihat dedaunan pohon plum yang berguguran di sekitar sungai? Aku yakin Ayah akan terhibur.” Tolui anaknya mencoba mengajak ayahnya untuk menenangkan diri setelah mengalami pertempuran yang panjang.“Aku belum merasa t