LOGINShare
265. Bertemu Kembali
Last Updated:
2025-06-14 17:31:32
Zhu PhiBab pertama hari ini ... Bab Utama : 1/2. Bab Bonus Gems : 0/3. Cerita kembali ke Kevin Drakenis ... untuk lanjutan kisah Helena Caraxis akan dirilis nanti.
Latest chapter
Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa 269. Caelistis – Perfektur Pusat Kota Dewa
Caelestis.Sebuah nama yang mengalun seperti lagu surgawi, namun juga mengandung kekuatan yang tak terukur. Inilah jantung Kota Dewa—wilayah utama yang menjadi pusat pemerintahan, perdagangan spiritual, serta tempat berkumpulnya para cultivator tertinggi dari berbagai penjuru dunia.Begitu Kevin dan Valkyrie melangkah melewati gerbang besar, pemandangan yang terbentang di hadapan mereka bagaikan dunia baru yang tak terlukiskan oleh pena atau kata.Jalan-jalan di Caelestis tidak dibangun sembarangan. Setiap ruasnya tersusun dari batu putih yang bukan hanya kuat, namun juga menyimpan energi spiritual murni. Setiap langkah yang menjejak di atasnya menghasilkan pancaran cahaya qi yang halus—seolah Tanah Terlarang merespons kehadiran mereka dengan keanggunan.Langit di atas Caelestis tak seperti langit biasa. Diwarnai semburat keemasan dan ungu lembut, awan-awan ringan melayang pelan seperti sutra surga yang tak terjamah. Cahaya matahari di sini tidak menyilaukan ... justru menyelimuti sem
Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa 268. Kota Dewa
Setelah berhari-hari melintasi jalur maut, medan berduri, dan kabut mematikan yang tak pernah menghilang dari ingatan, langkah Kevin dan Valkyrie akhirnya menapaki sesuatu yang berbeda.Langit memudar dari kelam menjadi lembut, dan dunia di hadapan mereka tampak seolah terbelah dari dunia nyata.Mereka berdiri di atas jalur suci—jalan lurus dari batu putih yang halus, membentang sempurna di antara dua tebing emas raksasa yang memantulkan kilau mentari pagi. Setiap langkah menghasilkan gema lembut, seolah bebatuan itu menyambut jiwa mereka.Dan di ujung jalan itu, terbentang sebuah pemandangan yang membuat napas tercekat, seolah-olah dunia fana telah ditinggalkan dan digantikan oleh dimensi yang hanya diceritakan dalam kitab-kitab langit.Kota Dewa.Bagaikan sebuah lukisan surgawi yang hidup dan bernapas, kota itu berdiri megah di atas dataran tinggi yang terapung di lautan awan putih. Bangunan-bangunannya menjulang tinggi bak pilar surga, berwarna putih keperakan seperti pahatan giok
Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa 267. Jurus Gabungan Kevin-Valkyrie
Liam Arka perlahan mengangkat tongkatnya, dan di saat yang sama, cahaya emas gelap mulai bergelung di sekujur benda itu, seakan tengah diberkahi energi purba.“Seribu Nafas Naga!!” katanya, suaranya bergema, bergelombang, memenuhi seluruh medan pertempuran.Langit seketika menggelap, awan bergumpal dan bergelung, kemudian … seribu ular api emas meledak keluar dari tongkatnya, melesat ke segala penjuru, bagai lidah neraka yang tengah mencari mangsa.Api itu bukan api biasa—setiap ekor ular tampak hidup, bergeliat, mencari aura makhluk hidup, kemudian menyelam ke dalamnya dan memanggang dari dalam, seakan memang dimaksudkan untuk melenyapkan bukan hanya raga, tapi juga jiwa.Kevin melompat, melesat ke angkasa, melawan gelombang api yang tengah bergelung di bawahnya. Dalam cahaya perak yang memenuhi tangannya, rune dan lambang kuno mulai tampak, menyatu, dan bergelung di lengan dan telapaknya.“Flying Gods Blast!” katanya sambil melepaskan sebuah pedang spiritual, murni, perak, dan berg
Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa 266. Serangan Sekte Naga Emas
Langit di atas Pegunungan Abadi mulai bergelayut merah darah. Kabut yang tadi masih pekat perlahan menipis, dan di balik selubungnya … ratusan siluet mulai tampak. Sosok-sosok berjubah hitam dan emas, masing-masing menyandang lambang naga melingkar di dada, tengah melangkah, perlahan tapi tak terhentikan.“Pengintai mereka tiba lebih dahulu dari kita.” Valkyrie bergumam, matanya menyala, menyimpan gelombang kemarahan dan kewaspadaan.Kevin mengangguk perlahan. “Mereka tahu aku datang.” katanya, lalu menyungging senyum tipis, dingin dan gelap. “Dan … mereka tak akan membiarkanku keluar hidup-hidup.”Valkyrie menyelipkan liontin peraknya kembali ke balik baju zirah, menyembunyikan cahaya yang masih bergelung di kalung itu. Wajahnya mengeras, rahangnya terkatup erat. “Kalau begitu … kita harus membuka jalan … dengan darah.Kevin perlahan membuka topengnya, menyibakkan sebagian wajahnya. Sepasang mata, yang sebelah kanan bersinar gelap, dan sebelah kiri bercahaya keemasan, tampak tengah b
Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa 265. Bertemu Kembali
Kabut di Pegunungan Abadi mulai menipis, bergelayut di sela-sela bebatuan yang basah dan akar-akar raksasa. Aroma tanah yang tercemar racun spiritual masih mengambang di udara—pahit, menusuk, dan bikin pernapasan terasa berat—meskipun cahaya pagi perlahan menyelusup dari celah-celah awan yang tengah bergeser.Angin, yang sebelumnya terdiam bak patung, mulai bergeliat pelan. Hembusannya membawa bisikan dari dunia lain—suara-suara yang tak kasat mata, seakan tengah menceritakan kisah kematian dan kelahiran yang terjadi di tempat itu.Di tengah lapangan yang masih diselubungi sisa-sisa kabut, Kevin berdiri tegak tanpa bergeser, seakan akar-akar pegunungan tengah menahan kakinya. Topeng iblis yang dikenakannya masih menyala samar, cahaya merah gelapnya tampak bergelung di sekitar wajahnya, bagaikan bara yang tengah meredup.Sosok gadis yang menyebut dirinya Iblis Ashura, yang tadi masih tampak di depannya, kini lenyap—bukan mati, tapi melarut ke dalam sebuah celah dimensi yang terbuka seb
Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa 264. Kembali ke Bar Red Smoke
Setelah Axel lenyap, menyisakan pusaran gelap yang perlahan pudar, Kael dan Helena melangkah keluar dari lorong yang tengah runtuh, menyibakkan debu dan kerikil yang bergemeretak di bawah langkah mereka. Malam tengah turun, menyelubungi jalanan Risingdale dengan cahaya neon yang bergelung di tengah asap dan kesunyian.Helena masih menyimpan gelisah di dadanya. Di sebelahnya, Kael melangkah tenang, tapi matanya yang perak masih bergelombang, menyimpan sisa pertempuran dan rahasia yang tengah bergelut di dalam jiwanya.Tak butuh waktu lama sebelum langkah keduanya membawa mereka ke depan Bar Red Smoke. Tempat itu hidup sesuai namanya—dipenuhi gulungan asap rokok tebal yang berayun lambat di bawah lampu temaram. Asap-asap itu melayang seperti roh gelisah yang tersesat, menari di langit-langit rendah yang seolah tak pernah mengenal sinar matahari. Aroma tembakau tua bercampur alkohol murahan, menusuk hidung, membuat paru-paru terasa penuh bahkan sebelum sempat menghirup udara segar.Helen
You may also like
Dewa Alkemis
Zayn Z131.5K viewsBLASTERIS TERKUAT
Brexx63.4K viewsDewi Penyembuh Surgawi
Yu.Az.42.7K viewsBERCINTA DENGAN HANTU
Mustika Jenar78.7K viewsLaskar Dewa Sitija(Sang Yadawa Terakhir)
Hendry Octa6.5K viewsTabib Sakti Tak Terkalahkan
Zayn Z99.1K viewsBukan Menantu Sampah
Sarangheo6.0K viewsKINGMAKER (Indonesia)
cyllachan34.3K views
